I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan satwa endemik di Kalimantan Tengah. Distribusi owa (H. albibarbis) ini terletak di bagian barat daya Kalimantan Tengah khususnya diantara sungai Barito dan Kapuas. Status populasi owa saat ini terus mengalami penurunan. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada rentang tahun 1990 hingga 2006. Populasi owa dari 14,9 individu/km 2 (Mitani 1990) menjadi 7,5 individu/km 2 (Buckley et al. 2006). Sehingga tahun 2008 status populasi owa dinyatakan endangered oleh IUCN (Nijman et al. 2008). Penurunan populasi owa tersebut berhubungan dengan kerusakan habitat utama. Letak dan kondisi habitat -- Habitat utama owa adalah hutan rawa gambut berkanopi tinggi (Buckley et al. 2006; Cheyne et al. 2008; Marshall 2009; Hamard et al. 2010). Tipe hutan tersebut memiliki kanopi yang interlock dan diversitas tumbuhan buah-buahan sebagai pakan yang melimpah dan mampu mendukung populasi owa (Page et al. 1999; Hamard 2010). Salah satu hutan rawa gambut yang masih tersisa di Kalimantan Tengah adalah rawa gambut Sebangau. Rawa gambut Sebangau berada di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan dengan luas area 5680 km 2. Cheyne et al. (2007) mengestimasi bahwa ada 30.000 individu owa pada kawasan Sebangau ini. Disamping itu Morrogh-Bernard et al. (2003) juga menyatakan bahwa kawasan ini merupakan habitat alami bagi satwa langka seperti orangutan. Bagian rawa gambut Sebangau seluas 5300 km 2 pada tahun 2004 ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional yang sebelumnya berstatus 1
2 sebagai hutan produksi. Saat berstatus hutan produksi, kawasan ini banyak diubah menjadi perkebunan sawit, sawah, dan kawasan penebangan kayu. Pembukaan tutupan kanopi menyebabkan hutan ini sering mengalami kebakaran hutan (Page et al. 2009). Meskipun saat ini berstatus Taman Nasional, kawasan ini banyak mengalami kerusakan. Kawasan di luar Taman Nasional hingga sekarang masih terus mengalami perubahan tutupan lahan. Akibatnya tutupan kanopi di habitat tersebut menjadi berkurang. Padahal owa merupakan hewan arboreal yang banyak menghabiskan aktivitasnya pada kanopi-kanopi pohon. Rusaknya lapisan kanopi hutan tersebut menghambat aktivitas foraging dan travelling harian owa (Hamard et al. 2010; Cheyne et al. 2013). Rusaknya habitat utama menyebabkan owa harus melakukan usaha untuk mempertahankan keberadaan populasinya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh owa adalah migrasi ke habitat yang lebih baik. Sadikin dkk. (2009) dan Ariyanto (2012) melaporkan bahwa populasi owa di hutan perbukitan cukup tinggi terutama di bagian punggungan bukit. Hal tersebut menunjukkan bahwa habitat perbukitan diasumsikan menjadi tempat alternatif owa untuk mencari perlindungan. Salah satu hutan perbukitan yang masih alami adalah Belantikan yang terletak di kaki pegunungan Schwaner. Akan tetapi saat ini habitat perbukitan Belantikan juga mulai mendapat gangguan dari manusia. Kegiatan penebangan mulai mengarah ke area dataran yang lebih tinggi karena di rawa gambut dan hutan yang lebih rendah pohon-pohon besarnya telah habis. Selain itu hutan perbukitan ini juga menjadi target untuk penambangan. Kepentingan penelitian dan scope kajian Rusaknya habitat utama owa di hutan rawa gambut menyebabakan penurunan populasi owa. Untuk itu, kajian habitat
3 dan status populasi owa terkini menjadi penting dilakukan. Populasi owa yang dipelajari berada di habitat rawa gambut Sebangau dan Punggualas pada zona riparian, mixed forest dan inland. Sedangkan di hutan perbukitan Belantikan, populasi owa dipelajari pada zona riparian dan mixed forest. B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian Permasalahan -- Status populasi owa (H. albibarbis) saat ini terus mengalami penurunan. Penurunan populasi tersebut terkait dengan kerusakan habitat utamanya yaitu hutan rawa gambut. Rusaknya habitat utama menyebabkan owa harus melakukan usaha untuk mempertahankan keberadaan populasinya. Pertanyaan penelitian -- Berdasarkan permasalahan semakin menurunnya populasi owa dan masifnya perusakan habitat owa di hutan rawa gambut maka dipertanyakan: (1) Bagaimana kondisi terkini populasi owa di hutan rawa gambut pada zona riparian, mixed forest, dan inland forest dan di hutan perbukitan pada zona riparian dan mixed forest? secara spesifik dipertanyakan: (a) Berapa cacah kelompok owa? ; (b) Berapa cacah individu owa?; (c) Dimana posisi owa pada pohon saat dijumpai?; (d) aktivitas apa yang dilakukan owa saat dijumpai?; (2) Bagaimana struktur dan komposisi vegetasi penyusun habitat owa di hutan rawa gambut pada zona riparian, mixed forest, dan inland forest dan di hutan perbukitan pada zona riparian dan mixed forest? secara spesifik dipertanyakan: (a) Bagaimana stratifikasi vegetasi di masing-masing zona pada tiap lokasi kajian?; (b) Growth-form apa saja yang menyusun vegetasi habitat owa?; (c) Ada berapa growth-form dan spesies pohon sumber buah pakan owa yang ada di tiap lokasi kajian?; (d) Bagaimana kekayaan spesiesnya dan spesies apa yang dominan di masing-masing zona pada tiap
4 lokasi kajian?; (e) Berapa cacah individu pohon sumber buah pakan owa di masingmasing zona pada tiap lokasi? Untuk mendukung analisis kedua pertanyaan di atas maka perlu juga dipertanyakan (3) Bagaimana kondisi faktor fisika kimia di habitat tersebut? secara spesifik dipertanyakan: (a) Berapa kelembaban dan suhu udara?; (b) Berapa kelembaban, suhu, dan ph tanah?; (c) Berapa kadar nutrient nitrat (NO 3 ), amonium (NH 4 ), fosfat (PO 4 ), dan C-organik yang terkandung dalam tanah?; dan (d) Bagaimana tekstur tanah dan kematangan gambut di tiap lokasi kajian rawa gambut? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari status populasi dan kondisi habitat terkini owa (H. albibarbis) di Kalimantan Tengah. Secara spesifik penelitian ini mengkaji: (1) status populasi owa di hutan rawa gambut pada zona riparian, mixed forest, dan inland forest dan di hutan perbukitan pada zona riparian dan mixed forest berdasarkan cacah kelompok, cacah individu, posisi pada kanopi, dan aktivitas owa; (2) kondisi struktur dan komposisi vegetasi penyusun habitat owa berdasarkan stratifikasi, distribusi growth-form pakan dan non pakan, densitas pohon sumber pakan dan non pakan; (3) kondisi fisikokimia lingkungan habitat owa berdasar nilai kelembaban dan temperatur udara, kelembaban, suhu dan ph tanah, kadar nutrient dalam tanah, kandungan C-organik, tekstur tanah serta kematangan gambut. D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang populasi owa (H. albibarbis) di hutan rawa gambut Sebangau bukanlah hal yang baru karena telah banyak dikaji. Akan tetapi, informasi populasi owa terkini di hutan rawa gambut Punggualas dan hutan perbukitan
5 Belantikan belum banyak diungkap. Penelitian ini mengkaji status populasi dan kondisi habitat owa terkini mengingat kerusakan hutan yang semakin luas. Kajian status populasi terkini diharapkan memberikan gambaran seberapa besar dampak kerusakan hutan bagi populasi owa. Dengan mengetahui kondisi habitat dan status populasi owa terkini dapat disarankan tindakan - tindakan konservasi yang dapat dilakukan. Sehingga dapat digunakan sebagai referensi oleh stakeholder terkait pengambilan keputusan dalam konservasi habitat owa di Kalimantan Tengah.