BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III ELABORASI TEMA

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit. rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Sejak tahun 1998 di Inggris dikembangkan suatu pendekatan baru manajemen mutu klinis yang dikenal dengan sebutan clinical governance (Scally, 1998).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara. pendidikan dan pelatihan (Hartono, 2010).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada masing-masing pelayanan kesahatan yang diberikan. Salah satunya pada pelayanan rawat inap, bangsal perawatan biasanya terbagi dalam berbagai jenis kelas, yaitu kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Pembagian jenis bangsal rawat inap berdasarkan kelas ini disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia pada masing-masing kelas yang ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), VIP merupakan akronim dari Very Important Person yang merupakan julukan untuk tokoh penting. Sedangkan jika diartikan dengan objek, VIP berarti sesuatu hal yang mempunyai kualitas terbaik. Untuk ruang rawat inap kelas VIP pada umumnya ruangan dirancang sedemikian rupa serta dilengkapi dengan fasilitas terbaik untuk memenuhi keamanan dan kenyamanan pasien yang dirawat di ruangan tersebut. Berdasarkan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Tahun 2012 pada Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien BAB III tentang Asesmen Pasien, dinyatakan bahwa semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanan menggunakan suatu proses asesmen yang berlaku. Asesmen awal setiap pasien rawat jalan dan rawat inap sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan. Asesmen awal medis dilaksanakan oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasien masuk rawat inap dan berisikan keluhan utana pasien, riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja dan

rencana medis. Dari hasil asesmen tersebut dapat diketahui apakah ada kegawatan pada pasien atau tidak. Riwayat kesehatan terdokumentasi, juga pemeriksaan fisik dan asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pasien yang teridentifikasi. Kebutuhan medis yang teridentifikasi dicacat dalam rekam medis. Menurut Huffman (1994), evaluasi atau pemeriksaan awal admission dilakukan sewaktu pasien masuk ke fasilitas perawatan. Dokter memeriksa pasien dan mencatat riwayat hasil admission, hasil pemeriksaan fisik dan rencana pengobatan di dalam catatan klinis. Dokter harus memberikan tanggal dan menandatangani seluruh isi laporan ini. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2010). Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, pengertian rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis pada Bab II Pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Melalui rekam medis yang lengkap, maka pengguna dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah sebagai bahan penelitian dan pendidikan, bahan pembuktian dalam perkara hukum, alat komunikasi antar tenaga pelayanan kesehatan, untuk analisis serta dapat digunakan sebagai evaluasi mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, juga merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh sarana pelayanan kesehatan rumah sakit untuk mendapatkan predikat akreditasi. Dari hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medis RSUD Kabupaten Temanggung pada waktu peneliti melakukan pengabdian pada Juli 2016, diperoleh informasi bahwa mulai tribulan ketiga tahun 2016, sebagai bentuk persiapan Akreditasi Rumah Sakit yang dilaksanakan pada tahun 2017, rumah sakit ini mulai melaksanakan proses asesmen untuk setiap pasien yang disertai dengan pembuatan formulir rekam medis baru guna mendokumentasikan hasil asesmen. Salah satunya adalah formulir asesmen awal medis rawat inap.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan cara menelaah kelengkapan beberapa rekam medis rawat inap yang kembali ke instalasi rekam medis yang telah selesai digunakan pelayanan rawat inap, kemudian ditemukan banyaknya kasus ketidaklengkapan pengisian rekam medis pada formulir asesmen awal medis rawat inap. Selain itu, berdasarkan laporan data ketidaklengkapan rekam medis rawat inap yang dibuat oleh Sub-Unit Assembling Instalasi Rekam Medis pada periode triwulan ke-empat tahun 2016 RSUD Kabupaten Temanggung, dapat diketahui bahwa RSUD Kabupaten Temanggung memiliki rata-rata persentase ketidaklengkapan rekam medis rawat inap dari keseluruhan bangsal sebesar 45.68% dan keseluruhan bangsal jenis VIP memiliki persentase ketidaklengkapan pengisian rekam medis di atas 45.68%. Tabel 1. Laporan Ketidaklengkapan Rekam medis Rawat Inap Periode Triwulan ke-empat tahun 2016 No Nama Ruang Jumlah Dokumen (Total) Jumlah Dokumen Tidak Lengkap (TL) Persentase (TL/Total) 1. Melati 402 74 18.40% 2. ICU 50 26 52% 3. Mawar 537 197 36.69% 4. VIP Anggrek 232 125 53.88% 5. VIP W K 62 31 50% 6. Dahlia 309 178 57.60% 7. VIP Aster 183 97 53.05% 8. Seruni 385 176 45.71% 9. Cempaka 644 430 66.77% 10. Flamboyan I 592 248 41.90%. 11. Flamboyan II 424 170 40.10% 12. VIP Kenanga 207 96 46.37% 13. Tulip 176 55 31.25% TOTAL 4203 1903 45.68% Sumber: Laporan Ketidaklengkapan RM Rawat Inap periode Triwulan ke-4 2016

Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah (Standar Akreditasi Rumah Sakit, 2012). Ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis akan sangat mempengaruhi mutu rekam medis, mutu rekam medis akan mencerminkan baik tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit (Depkes, 2006). Permasalahan tingginya angka ketidaklengkapan pada jenis bangsal kelas VIP serta pengisian formulir asesmen awal medis yang tidak lengkap berpengaruh terhadap mutu pelayanan, hasil keputusan dan kebutuhan pengobatan selanjutnya bagi pasien. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terkait Kelengkapan Pengisian Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah untuk mengetahui Bagaimana kelengkapan pengisian formulir asesmen awal medis rawat inap dari Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kelengkapan pengisian Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap dari Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kebijakan kelengkapan pengisian rekam medis terkait Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap di RSUD Kabupaten Temanggung. b. Mengetahui kelengkapan pengisian Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap dari Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung berdasarkan analisis kuantitiatif.

c. Mengetahui upaya pengendalian ketidaklengkapan pengisian rekam medis pada Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap oleh Sub-Unit Assembling di Instalasi Rekam Medis RSUD Kabupaten Temanggung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan mutu rumah sakit dalam pelaksanaan manajemen kelengkapan rekam medis di RSUD Kabupaten Temanggung dan pelaksanaan asesmen awal medis rawat inap pasien. b. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan rekam medis dan dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi di instalasi rekam medis yang berkaitan dengan pengisian rekam medis guna meningkatkan mutu rekam medis dalam pelayanan di rumah sakit. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran ilmu rekam medis dan meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis, khususnya bagi mahasiswa rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan oleh penulis lain. Namun terdapat penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini, yaitu: 1. Widyaningrum (2013) dengan judul Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Dokter Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY.

Pada penelitian Widyaningrum (2013) bertujuan untuk mengetahui pengisian lembar resume dokter untuk keperluan akreditasi KARS 2012 yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumetasi. Hasil dari penelitian Widyaningrum (2013) adalah pada kelengkapan pengisian lembar resume dokter terdapat 57% untuk komponen identitas pasien, 24% untuk komponen bukti rekaman, 3% untuk komponen keabsahan rekaman, dan 16% untuk tatacara pencatatan. Penyebab ketidakterisian lembar resume dokter adalah kesibukan dokter, kurangnya sosialisasi terkait pengisian lembar resume dokter,dan tidak adanya reward dan punishment. 2. Hastuti (2013) dengan judul Kelengkapan Ringkasan Keluar Pasien (Resume) terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman. Penelitian milik Hastuti ini memiliki tujuan untuk mengetahui kelengkapan ringkasan keluar (resume) berkas rekam medis rawat inap terkait persiapan akreditasi KARS 2012 dan mengetahui ketercapaian suatu elemen penilaian (EP) standar APK 3.2.1. akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman.Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumetasi. Hasil dari penelitian Hastuti (2013) adalah diperoleh persentase kelengkapan lembar resume di RSUD Sleman dengan persentase 51% untuk komponen identitas pasien, 27% untuk komponen bukti rekaman, dan 11% untuk komponen keabsahan rekaman dan komponen pendokumentasian yang benar. Dari hasil ana lisis kelengkapan lembar resume di RSUD Sleman dapat diambil kesimpulan bahwa standar APK 3.2.1 tentang resume pasien pulang lengkap mendapat skor 5 dan Tercapai Sebagian (TS), sehingga belum semua ringkasan keluar pasien (resume) terisi lengkap.

3. Bambang (2015) dengan judul Analisis Keterisian Dan Ketercapaian Elemen Penilaian Formulir Rekam Medis Gawat Darurat Terkait Persiapan Akreditasi Kars 2012 Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian milik Bambang bertujuan untuk mengetahui gambaran keterisian dan ketercapaian elemen penilaian formulir rekam medis gawat darurat terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumetasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa formulir gawat darurat tidak terdapat item kondisi pulang. Dalam pelaksanaan pengisian formulir gawat darurat diketahui keterisian lengkap jam kedatangan pasien sebesar 47,5%, keterisian lengkap diagnosa akhir sebesar 10%, dan keterisian tindak lanjut sebesar 94%. Perbedaan pada ketiga penelitian diatas adalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan formulir asesmen awal medis rawat inap dari Bangsal VIP di RSUD Kabupaten Temanggung yang mengacu pada kebijakan, analisis kuantitatif dan cara pengendalian ketidaklengkapan yang dilakukan bagian assembling. Persamaan dengan ketiga penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yang digunakan yaitu, jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi. F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat RSUD Kabupaten Temanggung a. Tahun 1907 RSUD Kabupaten Temanggung didirikan. b. Tahun 1983 RSUD Kabupaten Temanggung merupakan Rumah Sakit Kelas D

c. Tahun 1987 Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 303/MENKES/IV/1987 RSUD Kabupaten Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas C. d. Tahun 2012 RSUD Kabupaten Temanggung merupakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) per 1 Januari 2012 berdasarkan Keputusan Bupati Temanggung Nomor 440/448 Tahun 2011. e. Tahun 2013 RSUD Kabupaten Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas B sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.03/I/1947/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung pada tanggal 11 November 2013. 2. Visi dan Misi RSUD Kabupaten Temanggung a. Visi RSUD Kabupaten Temanggung Memberikan Pelayanan Prima Sebagai Pusat Rujukan Kesehatan b. Misi RSUD Kabupaten Temanggung 1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 2) Meningkatkan mutu dan kerjasama pendidikan kesehatan 3) Meningkatkan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien 4) Meningkatkan kinerja dan disiplin pegawai 3. Jenis Pelayanan RSUD Kabupaten Temanggung Pelayanan yang diberikan di RSUD Kabupaten Temanggung terdiri dari instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, instalasi rawat intensif, instalasi bedah sentral, instalasi radiologi, instalasi hemodialisa, instalasi radiologi, laboratorium, rehabilitasi medik, farmasi, intalasi gizi, dan instalasi penunjang lain. a. Instalasi Rawat Jalan terdiri dari: 1) Poli Penyakit Dalam 2) Poli Kebidanan dan Kandungan

3) Poli Umum 4) Poli Anak 5) Poli Bedah 6) Poli Saraf 7) Poli Kulit dan Kelamin 8) Poli Gigi 9) Poli THT 10) Poli Mata 11) Poli VCT/CST 12) Poli Laktasi 13) Poli Paru 14) Poli Jiwa 15) Poli Jantung dan Pembuluh Darah 16) Poli Rehabilitasi Medik 17) Poli Orthopedi 18) Poli Urologi 19) Poli VIP 20) Poli Onkologi 21) Poli Bedah Mulut 22) Poli Tumbuh Kembang 23) Konsultan Ginjal Hipertensi 24) Konsultan Geriatri b. Instalasi Rawai Inap terdiri dari: 1) VIP : 41 Tempat Tidur 2) Kelas Utama A : 7 Tempat Tidur 3) Kelas I A : 21 Tempat Tidur 4) Kelas I B : 9 Tempat Tidur 5) Kelas II : 35 Tempat Tidur 6) Kelas III : 118 Tempat Tidur 7) HCU : 5 Tempat Tidur 8) Isolasi : 9 Tempat Tidur

9) ICU : 9 Tempat Tidur Total : 254 Tempat Tidur c. Jenis layanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari: 1) Triase 2) Resusitasi 3) Diagnostik dan tindakan 4) Observasi 5) Intermediate Care 6) Pelayanan Operasi 24 jam 7) Pelayanan Radiologi 24 jam 8) Pelayanan Laboratorium 24 jam 9) Pelayanan Depo Farmasi 24 jam 10) Pelayanan Bank Darah 11) Dokter Jaga 24 jam d. Instalasi Rawat Intensif Instalasi Rawat Intensif memberikan pelayanan kesehatan tingkat sekunder dengan sistem semi closed. Memiliki kapasitas 9 tempat tidur. e. Instalasi Bedah Sentral Pembedahan yang dilakukan meliputi: 1) Bedah efektif 2) CITO 3) ODS (One Day Surgery) 4) Pelayanan EndoscopyPelayanan Brochoscopy 5) Pelayanan Laparoscopy f. Instalasi Radiologi meliputi: 1) Radiodiagnostik Sederhana (Non Kontras) 2) Radiodiagnostik Sedang (Non Kontras dan Kontras) 3) Radiodiagnostik Canggih (CT Scan) 4) Dental Panoramic g. Instalasi Hemodialisa h. Laboratorium Pemeriksaan kesehatan yang meliputi:

1) Hematology rutin 2) Urin rutin 3) Faeses 4) Kimia darah 5) Golongan darah 6) Widal 7) Tes Kehamilan 8) Pelayanan Patologi Klinik 9) Pelayanan Patologi Anatomi Narkoba 10) Hbs Ag 11) Sperma analisi 12) ICT-TB 13) Dengue 14) BTA 15) Elektrolit i. Instalasi Rehabilitasi Medik Pelayanan yang diberikan meliputi: 1) Fisioterapi 2) Okupasi Terapi 3) Psikologi 4) Terapi Wicara j. Instalasi Farmasi k. Instalasi Gizi l. Penunjang Lain Pelayanan penunjang lain meliputi: 1) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 2) Instalasi Pembuangan Air Limbah dan Sanitasi 3) Laundry 4) Instalasi Pusat Sterilisasi 5) Instalasi Rekam Medis 6) Pemulasaran Jenazah

7) Pelayanan Elektromedik 4. Performance RSUD Kabupaten Temanggung Performance RSUD Kabupaten Temanggung dilihat dari segi pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan dapat dilihat melalui indikator pelayanan pada Tabel 2. Berikut ini : Tabel 2. Performance RSUD Kabupaten Temanggung Tahun 2012-2016 Indikator Satuan Standar 2012 2013 2014 2015 2016 BOR Persen (%) 60-80 73,73 70,79 71,04 64,57 70,91 LOS Hari 6-9 4,24 4,06 3,90 4,17 4,04 TOI Hari 1-3 1,16 1,30 1,24 1,86 1,30 NDR Permil ( ) <25 19,06 17,09 17,11 22,07 14,50 GDR Permil ( ) <45 37,30 30,68 30,68 39,54 29,15 BTO Kali 40-50 83,37 81,88 81,88 69,40 81,94 Sumber: Buku Profil RSUD Kabupaten Temanggung Tahun 2016