KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

BIMBINGAN TEKNIS PENCATATAN DAN PELAPORAN TB-HIV

Layanan Komprehensif Berkesinambungan dan Peningkatan Retensi ARV. Kasubdit HIVAIDS dan PIMS KEMENKES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BIMBINGAN TEKNIS PENCATATAN DAN PELAPORAN TB-HIV

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

INOVASI Pelayanan kesehatan DTPK

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Per 1 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan melalui hubungan kelamin. Dahulu kelompok penyakit ini dikenal

Penguatan Sistem Program Kolaborasi TB HIV. FORUM NASIONAL VI JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN PADANG Agustus 2015

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

KOLABORASI TB-HIV PELATIHAN BAGI PETUGAS KTS DAN PDP MODUL G:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOSIALISASI APLIKASI SISTIM INFORMASI HIV-AIDS & IMS (SIHA) HARTAWAN Pengelola Program PMS dan HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

komisi penanggulangan aids nasional

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TUBERKULOSIS

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

PESAN POKOK APAKAH PEMERINTAH INDONESIA MAMPU MENGAKSELERASI PEMBIAYAAN OBAT-OBATAN STRATEGIC USE OF ANTIRETROVIRAL (SUFA)?

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB/HIV

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB I. Treatment, Short-course chemotherapy)

Kab.Tangerang & Resiko

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

SUFA (Strategic Use of ARV) di Kabupaten Jember ; Capaian dan Kendala

PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS SERTA SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2017

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Ind p

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

Peluang Pendanaan APBN Program HIV kepada LSM. dr Siti Nadia, M Epid Kasubdit AIDS & PMS Kemkes, Ditjen PPPL

BAB II LETAK GEOGRAFIS. Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KARAWANG Alamat Jalan Ahmad Yani No. 67 Karawang Tlp. ( 0267 ) Kode Pos 41312

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

1 Universitas Kristen Maranatha

SITUASI HIV/AIDS RIAU

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

Transkripsi:

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV disampaikan oleh : Kasi Resisten obat Nurjannah, SKM M Kes Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI

Epidemilogi TB-HIV

Negara dengan beban TB, TB HIV, dan TB MDR Sumber: WHO Global TB Report 2016. WHO, 2016

KOEPIDEMI TB DAN HIV INDONESIA 2016 45.000 Insiden TB HIV positif 4.330 (9%) Pasien yang mengetahui status HIV nya dan hasilnya HIV positif 1228 (28%) Mendapatkan ART dari semua pasien TB HIV positif yang tercatat 50.205(14%)% Pasien TB 14% dengan hasil tes HIV yang tercatat 60% Angka keberhasilan pengobatan TB HIV tahun 2016 Sumber: WHO Global TB Report 2016. WHO, 2017

Insiden, angka dan absolut Insidens kasus TB per 100.000 pendudukn < 400 400-500 > 500 Kejadian pertahun Kasus baru = 1.020.000 Kematian = 100.000 Insidens kasus TB (angka absolut) per tahun < 50.000 kasus 50.000 100.000 kasus > 100.000 kasus

* Pemodelan AEM dan Spectrum 2017 Estimasi ODHA : 613.435 (Spectrum) PETA SEBARAN ESTIMASI ODHA INDONESIA Menurut Provinsi Tahun 2016*

1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; 2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; 3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar; 4. setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 11. Setiap orang terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; dan 12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

Milestone menuju Eliminasi TB Visi: Indonesia bebas TB Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035 2020 2016 Target dampak pada 2020: 20% penurunan insiden TB 40% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 Peluncuran Strategi TOSS-TB : Peta jalan Eliminasi TB Penemuan Intensif, Aktif, Massif Kemitraan dan mobilisasi sosial 2025 Target dampak pada 2025: 50% penurunan insiden TB 70% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 2030 Target dampak pada 2030: 80% penurunan insiden TB 90% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 2035 Target dampak pada 2035: 90% penurunan insiden TB 95% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014

Menuju Getting to Zero ( 0 Kematian Akibat AIDS; 0 Infeksi baru ; 0 stigma & Diskriminasi) 3EMTCT (triple eliminasi ibu ke anak : HIV-Sifilis-Hepatitis B) Akselerasi : Fast Track 90-90-90 LKB & SUFA 90% Pop kunci tahu status HIV 100% skrining EID Target 90/90/90 2013 2016 2019 2020 2027 2030 Skrining HIV, Sifilis, bumil Permenkes Tripel eliminasi Tripel eliminasi 2030 getting to zero

KOLABORASI TB-HIV

Strategi Kolaborasi TB-HIV (RAN 2015-2019)

MEMBENTUK MEKANISME KOLABORASI ANTARA PROGRAM TB DAN HIV TARGET RAN TB-HIV 2015-2019 Indikator & Target Indikator Baseline Target 2015 2016 2017 2018 2019 A. Membentuk dan memperkuat mekanisme kolaborasi TB-HIV Jumlah Pokja/Forkom TB-HIV di 14 34 34 34 Provinsi yang aktif 32 34 34 Jumlah Provinsi yang memiliki 32 34 34 34 34 34 perencanaan bersama TB-HIV ADA Adanya prevalensi HIV di antara pasien TB, dan prevalensi TB di n/a n/a Ada Ada Ada Ada antara ODHA Jumlah Kab/Kota yang mempunyai jejaring LSM/komunitas yang mendukung kegiatan kolaborasi TB HIV 57 90 142 57 180 200 223 Prevalensi HIV diantara pasien TB : 3,3% (2013) Pasien TB diantara ODHA (LBPHA 2016) :13,4 % 14

A.1 MEMPERKUAT KOORDINASI BERSAMA PROGRAM TB DAN HIV DI SEMUA TINGKATAN Pembentukan pokja/forkom TB-HIV atau Penguatan pokja/forkom yang sudah terbentuk Pertemuan rutin minimum 2X/thn ; perencanaan bersama Monitoring dan Evaluasi kegiatan kolaborasi TBHIV PUSAT PROPINSI / KK FASKES Pertemuan rutin Forum Komunikasi TB-HIV Pelibatan pemangku kepentingan dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan kolaborasi TBHIV Perencanaan bersama kegiatan dan penganggaran untuk tingkat nasional. Bimbingan teknis terpadu ke provinsi Koordinasi pelaksanaan kegiatan Kolaborasi TBHIV Pemanfaatkan Pokja HIV dan tim DOTS yang sudah ada di faskes masing-masing dengan penunjukan satu orang sebagai koordinator TBHIV Pertemuan rutin tim TB-HIV faskes untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan kolaborasi TBHIV

A.2. MELAKSANAKAN SURVEILANS TB-HIV Surveilans HIV pada pasien TB Surveilans TB pada ODHA Data pasien TB yang di tes HIV (cek di TB 01) cek apakah sudah tercatat di layanan HIV (punya Ikhtisar Keperawatan) catat nomor Register nasional di TB 01 Data ODHA yang diskrining dan tes TB (cek di ikhtisar keperawatan) cek apakah sudah tercatat di layanan TB (punya TB 01) catat register TB kabupaten/kota Validasi data di Layanan Validasi data di Kab/kota

A.3. MELAKUKAN PERENCANAAN BERSAMA TB-HIV UNTUK INTEGRASI LAYANAN TB-HIV Kegiatan ini untuk mengupayakan integrasi layanan TB dan HIV terutama di wilayah dengan beban TB dan HIV yang tinggi. Layanan TB IPK TB diantara ODHA PPINH TB IC Tes HIV pada pasien TB Pencegahan HIV/IMS PDP pada Pasien TBHIV Layanan HIV

A.4. MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN TB-HIV 1. Mengembangkan dan memperkuat tautan (link) antara SITT dan SIHA di semua tingkatan 2. Memperkuat monitoring dan evaluasi TB-HIV bersama di semua tingkatan 3. Meningkatkan Kualitas Layanan Kolaborasi TB-HIV

A.5. MENDORONG PERAN SERTA KOMUNITAS DAN LSM DALAM KEGIATAN TB-HIV Komunitas dan LSM Memperkuat koordinasi antara pemangku kepentingan untuk pelaksanaan TB- HIV Mendorong peran komunitas dan LSM TB dalam kegiatan kolaborasi TB-HIV Advokasi untuk memperoleh dukungan sumber daya lokal Pendampingan kepada populasi kunci untuk mendukung kegiatan kolaborasi TB-HIV Menyebarluaskan edukasi dan informasi tentang TB dan HIV

MENURUNKAN BEBAN HIV PADA PASIEN TB

PENEMUAN KASUS HIV PADA PASIEN TB DAN MEMASTIKAN AKSES PENGOBATAN ARV PASIEN TB TES HIV HIV pos AKSES KE PENGOBATAN ARV Peran : Petugas Kesehatan, Kader, LSM, Stakeholder terkait

TARGET RAN TB-HIV 2015-2019 Indikator Baseline Target 2015 2016 2017 2018 2019 C. Menurunkan Beban HIV Pada Pasien TB 5% 11% 14% Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV 2% 20% 30% 40% 50% 60% Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan ART selama pengobatan TB 26% 21% 28% 49% 100% 100% 100% 100% 100%

KASKADE PENURUNAN BEBAN TB PADA ODHA Januari Desember 2016 ODHA BERKUNJUNG 73.258 DISKREENING STATUS TB 51.480 KOINFEKSI TBHIV 7.923 KOINFEKSI TB HIV DENGAN ART 2.760-10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 Sumber Data : SIHA

KASKADE PENURUNAN HIV PADA PASIEN TB Januari Desember 2016 PASIEN TB 352630 PASIEN TB TAHU STATUS HIV 48518 KOINFEKSI TBHIV 4294 TBHIV DENGAN ART 1213 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 Sumber Data : SITT

PERMASALAHAN ; PERBEDAAN ANGKA PENEMUAN KOINFEKSI TB-HIV DARI PROGRAM TB DAN PROGRAM HIV AIDS DAN PIMS SIHA SIHA SITT 7823 7823 SITT 4294????? 4294

SIHA SITT ODHA BERKUNJUNG 73.258 PASIEN TB 352630 DISKREENING STATUS TB 51.480 TB TB 01?? PASIEN TB TAHU STATUS HIV 48518 TB Ikhtisar Keperawatan?? KOINFEKSI TBHIV 7.923 KOINFEKSI TBHIV 4294 KOINFEKSI TB HIV DENGAN ART 2.760 TBHIV DENGAN ART 1213-10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000

Tantangan(1) A.Membentuk dan memperkuat mekanisme kolaborasi antara Program TB dan Program HIV Belum semua Provinsi memiliki Pokja TB-HIV Pokja/Forum TB-HIV yang sudah terbentuk belum berfungsi optimal Koordinasi antara program TB dan program HIV/AIDS di tingkat nasional, provinsi, kota/kabupaten dan faskes masih lemah. Belum semua POKJA/Forum di setiap tingkatan memiliki perencanaan bersama kegiatan kolaborasi TB-HIV dan melakukan monitoring terhadap pelaksanaannya.

Tantangan (2) Pencatatan dan Pelaporan TB-HIV belum terintegrasi Belum ada mekanisme pemantauan perkembangan keterlibatan dan kolaborasi dengan komunitas dan LSM Belum ada metode yang sistematis untuk mengumpulkan dan melaporkan kontribusi komunitas dan LSM Belum banyak LSM yang terlibat dalam kegiatan TB-HIV

Tantangan C.Menurunkan beban HIV pada pasien TB Belum semua pasien TB ditawarkan testing HIV Jumlah layanan test HIV terbatas Belum semua pasien TB yang dites HIV tercatat dalam status HIV pada TB register. Lemahnya jejaring antara unit TB dan unit HIV yang melakukan tes HIV Keterbatasan akses Perawatan, Dukungan dan Pengobatan selain itu dirasakan belum menjadi kewajiban. Belum semua pasien TBHIV yang mendapatkan PPK dan ART tercatat di register TB dan SITT