PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit namun mempunyai sumber daya pesisir yang kaya dan sangat rentan mengalami kerusakan jika pemanfaatannya kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan yang lestari. Wilayah pesisir sebagai salah satu kekayaan dari sumber daya alam yang sangat penting bagi rakyat dan pembangunan nasional tersebut haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan serta optimal melestarikan hutan mangrove sebagai aspek pariwisata. Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, maka Indonesia mempunyai Visi Ekowisata yaitu untuk menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya), melibatkan dan menguntungkan masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial. Dengan visi ini Ekowisata memberikan peluang yang sangat besar, untuk mempromosikan pelestarian keaneka-ragaman hayati Indonesia di tingkat Internasional, Nasional, Regional maupun lokal. Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan
kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Ekosistem mangrove ini merupakan kawasan yang pada idealnya tidak boleh disentuh atau ada aktifitas yang merugikan ekosistem ini terdapat pada ekosistem intidimana 200 m dari laut kemudian ekosistem ini juga berpotensi meningkatkan mutu perekonomian dan penunjang sektor pariwisata, ekosistem ini adalah ekosistem penyangga dan ekosistem kawasan pengelolaan dimana 60-50 meter dari laut (Zanaria, 2012). Keberadaan sumberdaya alam merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perjalanan wisata, baik wisata secara domestik maupun wisata Internasional karena keberadaan sumberdaya sangat penting dalam pengembangan kegiatan wisata, maka dapat dipastikan Indonesia merupakan salah satu Negara tujuan wisata Internasional karena memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, ditambah lagi dengan adanya warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman sumberdaya alam yang dimiliki Negara kita ditunjang oleh kondisi iklim tropis yang relatif stabil sepanjang tahun yang menyediakan media tumbuh yang baik bagi ekosistem pesisir (Dahuri, 2004). Kegiatan ekowisata menghargai potensi sumberdaya lokal dan berbasiskan masyarakat sehingga mencengah terjadinya perubahan kepemilikan lahan, tatanan sosial dan budaya masyarakat karena mayarakat berperan sebagai pelaku dan penerima manfaat utama, disamping itu ekowisata juga mendukung upaya pengembangan ekonomi yang berkelanjutan karena memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat dan menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat. Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat di sepanjang garis pantai perairan tropis dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
sangat unik.hutan ini meskipun termasuk dalam golongan besar hutan hujan tropis namun mungkin karena letaknya di daerah pantai/wilayah intertidal sehingga tanaman mangrove digolongkan sebagai Halophytes (saline plants). Hutan ini merupakan peralihan habitat lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak persis sama seperti sifat-sifat yang dimiliki hutan hujan tropis di daratan (Wibisono, 2010). Pantai Sialang Buah terletak di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu, berjarak 60 km dari kota Medan atau 9 km dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melewati rute Medan Tebing Tinggi. Desa ini memiliki beberapa batas wilayah, Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Desa Sentang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pekan Sialang Buah, Desa Pasar Baru, dan Desa Pasar Guntung, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pekan Sialang Buah, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasar Guntung. Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Pantai Sialang Buah juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Oleh karena itu, banyak pengunjung yang datang kesini bukan hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga membeli ikan-ikan laut segar (Pemkab Sergai, 2011). Pengkajian mengenai potensi wisata mangrove di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu perlu dilakukan untuk dapat memajukan daerah tersebut dari aspek ekowisata.
Perumusan Masalah 1. Bagaimana potensi sumberdaya yang terdapat di kawasan ekosistem mangrove di Desa Sialang Buah? 2. Bagaimana kesesuaian wilayah dan daya dukung lingkungan kawasan mangrove di Desa Sialang Buah untuk dijadikan ekowisata? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui potensi dan kondisi sumberdaya yang dapat dilakukan pada ekosistem mangrove di Desa Sialang Buah. 2. Mengkaji kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove untuk pengelolaan ekowisata mangrove di Desa Sialang Buah. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi mangrove di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu sebagai lokasi ekowisata. 2. Memberikan informasi mengenai kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove di Desa Sialang Buah. 3. Sebagai dasar acuan untuk pengelolaan wilayah mangrove Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu sebagai lokasi ekowisata.
Kerangka Pemikiran Berikut ini adalah bagan alur dari penelitian yang akan dilakukan Kajian Pengembangan Ekowisata Mangrove di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kegiatan Konservasi Pariwisata Ekonomi Analisis Kesesuaian Pengembangan kawasan Potensi Kawasan Obyek Daya Dukung Kawasan Potensi Ekowisata Mangrove: Keanekaragaman Jenis Mangrove dan Satwa Burung Daya Dukung Kawasan: Jumlah Kunjungan Yang Terjadi Pada Kawasan Obyek Rekomendasi Pengembangan Ekowisata Gambar 1. Diagram Kerangka Kerja Penelitian