STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

BAB III METODE PENULISAN. menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu: a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang

BAB III METODE PENULISAN. Penulis mendapatkan informasi dan data yang bersumber dari:

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah (Prasetyo, 2008). keuangan daerah lainnya. Meskipun apabila dilihat dari hasil yang

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. b. Isu Strategis

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan majunya perkembangan yang sedang dilakukan oleh pemerintah

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua (sepeda

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

G U B E R N U R L A M P U N G

PENETAPAN KINERJA. Terpenuhinya dan terbayarnya jasa komunikasi, SDA dan listrik. Terpenuhinya kebutuhan berbagai barang cetakan dan penggandaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

I. PENDAHULUAN. sekaligus mendukung terciptanya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional. rakyat serta kemakmuran yang adil dan merata bagi publik.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

Transkripsi:

STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) Oleh Abu Hanifah, M.IP NIDN 0221026601 ABSTRAK Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah diperlukan sumbersumber keuangan yang merupakan pendapatan daerah, karena untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tersebut memerlukan biaya yang diperoleh dari sumber pendapatan asli daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan faktor penunjang yang berperan penting bagi pembangunan daerah, untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu Daerah diwajibkan untuk menggali sumber keuangan sendiri, terutama pada sumber pendapatan yang telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dituntut mampu menggali potensi sumber-sumber keuangan daerah yang termasuk dalam PAD. Dinas Pendapatan Daerah merupakan alat Pemerintah Daerah yang diberi tanggung jawab untuk memberikan masukan keuangan daerah yang semaksimal mugkin dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan baik urusan rumah tangga daerah maupun pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Pemerintah Provinsi Lampung dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada penelitian ini akan dipakai penelitian kualitatif dimana kondisi obyek bersifat alamiah, kemudian data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan akan dianalisis lebih lanjut oleh penulis sebagai instrumen kunci. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa terjadi peningkatan PAD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp 887.877.189.418,27 dibandingkan Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 619.173.437.390,00. Hal ini menunjukkan bahwa PAD Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan. Berbagai target PAD yang ditetapkan tahun 2013 mengalami peningkatan seperti dalam sektor Pajak Daerah realisasi sebesar Rp 725.464.224.225,00 dari target Rp 683.970.800.000,00, Retribusi Derah realisasi sebesar Rp 83.992.026.667,00 dari target Rp76.393.766.500,00, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan realisasi sebesar Rp 12.137.115.821,62 dari target Rp 11.958.810.389,00, dan terakhir Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah realisasi sebesar 66.283.822.704.65 dari target Rp 39.763.336.100,00 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dituntut mampu menggali potensi sumber-sumber keuangan daerah yang termasuk dalam PAD. Dinas Pendapatan Daerah merupakan alat Pemerintah Daerah yang diberi tanggung jawab untuk memberikan masukan 16

keuangan daerah yang semaksimal mugkin dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan baik urusan rumah tangga daerah maupun pembangunan. Jenis-jenis penerimaan yang ditargetkan pada APBD Provinsi Lampung tahun anggaran 2009-2013, khusus PAD terdiri dari : a. Pajak Daerah : 1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB); 2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB); 3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; 4) Pajak Pengambilan/Pemanfaatan Air Bawah Tanah (P3PABT); 5) Pajak Pengambilan/Pemanfaatan Air Permukaan (P3AP). b. Retribusi Daerah : 1) Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUAM; 2) Retribusi Pelayanan Rumah Sakit Jiwa; 3) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; 4) Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; 5) Retribusi Tempat Pendaratan Kapal; 6) Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah; 7) Retribusi Pungutan Terhadap Pengambilan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK); 8) Retribusi Izin Trayek; 9) Retribusi Pengujian Kapal Perikanan c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan : 1) PD Wahana Raharja; 2) PT. Bank Lampung; 3) PT. Sarana Lampung Ventura; 4) Deviden ASKRIDA. d. Lain-lain PAD yang Sah : 1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; 2) Penerimaan Jasa Giro; 3) Penerimaan Bunga Deposito; 4) Penerimaan Ganti Rugi Atas Kerugian/Kehilangan Kekayaan Daerah (TP-TGR); 5) Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Daerah; 6) Pendapatan Denda Pajak (PKB dan BBNKB); 7) Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; 8) Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah (SP3D); 9) Penerimaan Lain-lain. 17

Berbagai sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut sejalan dengan perkembangan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Provinsi Lampung berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan penerimaan PAD. Kondisi ini ini dapat diketahui melalui tabel berikut ini Tabel 1. Target dan Realisasi PAD Tahun 2009 Sampai Dengan 2013 No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persenta se (%) 1. 2009 305.117.936.425 422.059.081.473 138,33 2. 2010 346.266.831.315 563.739.265.971 162,80 3. 2011 512.215.692.440 658.531.380.887 128,57 4. 2012 602.552.662.400 714.576.591.329 118,59 5. 2013 819.173.437.390 945.918.152.246 115,47 Sumber : Data Dipenda Provinsi Lampung 2013 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun anggaran 2009 dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2010 target PAD Provinsi Lampung mengalami peningkatan sebesar Rp 216.620.774.990,00 atau sebesar 35,95%. Begitu juga dengan realisasi PAD pada Tahun Anggaran 2011 dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp 231.341.560.917,00 atau sebesar 32,37%. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian target PAD dan target pendapatan Provinsi Lampung sampai dengan akhir tahun 2011 menunjukkan perkembangan penerimaan. Terjadinya peningkatan pendapatan ini tidak terlepas dari strategi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dalam menggali potensi sumber-sumber keuangan daerah sesuai denga peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Namun demikian sumbangan penerimaan PAD Provinsi Lampung dalam APBD masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan penerimaan Non PAD dari Pemerintah Pusat hanya sebesar 45,41%. Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul, Stategi Pemerintah Provinsi dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung). Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana Strategi Pemerintah Provinsi Lampung dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). II. METODE PENELITIAN 2.1 Fokus Penelitian Menurut pendapat Sugiono (2005 : 32) bahwa, karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan membatasi masalah dalam satu atau lebih variabel. 18

Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum, Berdasarkan dari pendapat tersebut maka, fokus penelitian ini adalah segala hal berkaitan dengan Strategi Pemerintah Provinsi Lampung dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), berupa : a. Intensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah; b. Ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah 2.2 Sumber Data Penelitian ini memerlukan data-data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk itu ada dua jenis data yang dipakai, yaitu : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara menggali dari sumber asli secara langsung terhadap key informan dengan panduan daftar pertanyaan. Wawancara ini dilakukan terhadap pihak yang dianggap mengetahui strategi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengalami langsung peristiwa terkait, dan memahami permasalahan seperti Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, Sekretaris Dinas dan Kepala-kepala Bidang. b. Data Sekunder, yaitu data yang digunakan untuk mendukung data primer, yakni melalui buku-buku, surat kabar, dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. 2.3 Pengelolaan dan Analisis Data Menurut Sugiono (2005 : 45), bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Selanjutnya, dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitatif, yaitu suatu metode analisis dengan menggunakan kata-kata atau kalimat, dengan cara membandingkan antara teori yang relevan dengan kondisi nyata yang diperoleh dilapangan. Sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran atau diskripsi yang jelas terhadap permasalahan yang diteliti. 19

III. PEMBAHASAN 3.1 Intensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah Upaya yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan daerah yang mengarah kepada prinsip-prinsip Good Governance dan peningkatan pelayanan publik serta untuk mewujudkan Provinsi Lampung yang unggul dan berdaya saing, maka uapayaupaya yang terus dilakukan antara lain, yaitu : a. Mengintensifikasikan sistem prosedur pungutan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang kewenangan pengelolaannya dilaksanakan oleh masing-masing Dinas/Instansi pengelolala pendapatan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; b. Menigkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendapatan daerah dan pelayanan kepada masyarakat baik melalui pendidikan dan latihan maupum bimbingan teknis; c. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh Dinas/Instansi pengelola pendapatan daerah serta berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat, Kabupaten/Kota dalm pengelolaan pendapatan daerah; d. Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Dinas Pendapatan Provinsi Lampung telah melakukan beberapa upaya kongkrit, antara lain : 1) Untuk lebih mendekatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor kepada masyarakat maka pada tahun anggaran 2009 Dinas Pendapatan Provinsi Lampung telah membuka unit pelayanan baru melalui Kontor Samsat Pembantu di Pringsewu, Samsat Mall Chandra di Bandar Lampung, Samsat Mall Kartini di Bandar Lampung, dan Samsat Millenium di Natar; 2) Dalam rangka menampung aspirasi masyarakat serta penertiban administrasi kendaraan bermotor Dinas Pendapatan Provinsi Lampung telah melakukan pemberian penghapusan/pengurangan/pering anan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor melalui Pemutihan PKB dan BBNKB (Pergub No.36 Tahun 2009 Tentang Pemberian Keringanan, Pengurangan, Pembebasan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan 20

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)); 3) Meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan dana perimbangan khususnya yang berasal dari bagi hasil seperti PBB, BPHTB, dan PPH pasal 21 dan 29 bersamasama dengan Kanwil Pajak Bengkulu Lampung serta Dinas Pendapatan Kabupaten/Kota; 4) Melakukan penyesuaianpenyesuai dasar hukum pungutan pajak daerah dan retribusi daerah; 5) Melakukan sosialisasi, penyuluhan pembayaran PKB dan BBNKB (termasuk pemutihan), razia kendaraan bermotor baik melalui media cetak, elektronik maupun secara langsung kepada masyarakat; 6) Pemutahiran data potensi akan terus dilakukan termasuk kendaraan dump yang ada di Kabupaten/Kota namun belum di BBN; 7) Terkait pengkajian dasar hukum pungutan PAD, Dinas Pendapatan Provinsi Lampung berkoordinasi dengan Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, telah menerbitkan beberapa Peraturan Gubernur yang berkaitan dengan pengelolaan PAD; 8) Penyediaan informasi pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kemdaraan bermotor melalui SMS Pajak dengan nomor 0819695000. Upaya intensifikasi PAD di lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Lampung sampai saat ini telah dikembangkan 5 (lima) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yaitu : a. UPTD Wilayah I Bandar Lampung; b. UPTD Wilayah II Metro; c. UPTD Wilayah III Gunung Sugih; d. UPTD Wilyah IV Kotabumi; e. UPTD Wilayah V Pringsewu. Selain itu, untuk memudahkan pelayanan dan mendekatkan jarak para wajib pajak kendaraan bermotor sampai tahun 2009 terdapat 16 (enam belas) Kantor Bersama Samsat di Provinsi Lampung : a. Kantor Bersama Samsat Bandar Lampung diresmikan tahun 1979, dengan status b. Kantor Bersama Samsat Metro diresmikan tahun 1984, dengan status c. Kantor Bersama Samsat Kotabumi diresmikan tahun 1984, dengan status 21

d. Kantor Bersama Samsat Kalianda diresmikan tahun 1993, dengan status e. Kantor Bersama Samsat Liwa diresmikan tahun 1996, dengan status f. Kantor Bersama Samsat Kota Agung diresmikan tahun 1999, dengan status g. Kantor Bersama Samsat Menggala diresmikan tahun 1999, dengan status kontor pembantu; h. Kantor Bersama Samsat Gunung Sugih diresmikan tahun 2000, dengan status i. Kantor Bersama Samsat Sukadana diresmikan tahun 2000, dengan status j. Kantor Bersama Samsat Blambangan Umpu diresmikan tahun 2000, dengan status k. Kantor Bersama Samsat Rajabasa diresmikan tahun 2003, dengan status l. Kantor Bersama Samsat Mall Candra Bandar Lampung diresmikan tahun 2009, dengan status kontor pembantu; m. Kantor Bersama Samsat Pringsewu diresmikan tahun 2009, dengan status kontor pembantu; n. Kantor Bersama Samsat Mall Milenium Natar diresmikan tahun 2010, dengan status kontor pembantu; o. Kantor Bersama Samsat Mall Kartini Bandar Lampung diresmikan tahun 2010, dengan status kontor pembantu; p. Kantor Bersama Samsat Kontainer Sukaraja Bandar Lampung diresmikan tahun 2010, dengan status kontor pembantu; 3.2 Ektensifikasi Pengelolaan Sumbersumber PAD Mencermati berbagai hal trerkait dengan perkembangan penerimaan PAD Provinsi Lampung sebagaimana telah dipaparkan sebelumya, Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Lampung menjelaskan (hasil wawancara tanggal 04 Desember 2014, bahwa kebijakan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan di Provinsi Lampung diarahkan kepada : 1. Evaluasi/penyesuaian, penyusunan, serta sosialisasi produk-produk hukum Pendapatan Daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 2. Revitalisasi tentang peran dan fungsi kelembagaan khususnya UPTD Pajak di lingkup Dipenda Provinsi Lampung; 3. Peningkatan sarana dan prasarana Kantor bersama Samsat eksisting dalam upaya memberikan pelayanan 22

yang memuaskan kepada para wajib pajak kendaraan bermotor; 4. Peningkatan akses pelayanan kepada para wajib pajak kendaraan bermotor melalui pembentukan Kantor-kantor Samsat Pembantu pada lokasi=lokasi strategis maupun pengembangan keberadaan Samsat Keliling; 5. Peningkatan kapasitas aparatur pengelola Pajak Daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan dan peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah; 6. Optimalisasi proses-proses inspeksi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah khususnya dari sektor pajak daerah; 7. Rekonsiliasi data terkait dengan optimalisasi pengelolaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah, termasuk penyusunan Dana Bagi Hasil baik dari Pemerintah Pusat maupun kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; 8. Optimalisasi fungsi-fungsi pengawasan dan pembinaan baik dalam lingkup internal maupun eksternal terkait pengelolaan pendapatan daerah pada bidang administrasi, keuangan, dan kelembagaan/personal; 9. Optimalisasi koordinasi dalam proses pengelolaan pendapatan daerah baik dalam lingkup internal maupun eksternal; Selain hal tersebut, menurut Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Lampung (hasil wawancara tanggal 04 Desember 2014), Isue Strategis yang diangkat sebagai upaya peningkatan PAD Provinsi Lampung adalah : a. Peningkatan kualitas data dasar pendapatan daerah; b. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah; c. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan pendapatan daerah; d. Peningkatan sumber daya organisasi secara efisien dan efektif; e. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat; f. Penertiban system dan prosedur pungutan pendapatan daerah; g. Peningkatan sosialisasi pungutan pajak. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Bertolak dari hasil-hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada babbab yang lalu, maka dapat ditarik kesimpulan hal sebagai berikut : 23

1. Terjadi peningkatan PAD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp 887.877.189.418,27 dibandingkan Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 619.173.437.390,00. Hal ini menunjukkan bahwa PAD Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan. 2. Berbagai target PAD yang ditetapkan tahun 2013 mengalami peningkatan seperti dalam sektor Pajak Daerah realisasi sebesar Rp 725.464.224.225,00 dari target Rp 683.970.800.000,00, Retribusi Derah realisasi sebesar Rp 83.992.026.667,00 dari target Rp76.393.766.500,00, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan realisasi sebesar Rp 12.137.115.821,62 dari target Rp 11.958.810.389,00, dan terakhir Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah realisasi sebesar 66.283.822.704.65 dari target Rp 39.763.336.100,00 3. Realita kondisi pendapatan daerah di Provinsi Lampung selama tahun anggran 2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2013 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan koordinasi semua pihak yang terkait dengan proses pengelolaan Pendapatan Daerah di Provinsi Lampung. 1.1 Saran-saran 1. Pelayanan yang masih dirasakan oleh masyarakat wajib pajak, terutama wajib pajak pemilik kendaraan bermotor terasa masih kurang memuaskan sebagaimana yang terjadi dikantor-kantor Samsat yang ada. 2. Secara terus-menerus SDM aparatur Dispenda terutama UPT yang bersentuhan langsung dengan masyarakat harus selalu ditingkatkan dalam hal pengelolaan PAD dan pelayanan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir keluhan-keluhan masyarakat berkaitan dengan pelayanan. 3. Pelaksanaan pungutan pos-pos penerimaan pendapat daerah di Provinsi Lampung memerlukan koordinasi yang mantap dengan berbagai pihak utamanya Dinas/Instansi/Lembaga Pengelola Pendapatan Daerah serta Dinas Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. 24

DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. J.B. Kristiadi, 2005. Masalah Sekitar Peningkatan Pendapatan Daerah. Prisma. Jakarta. Josef Riwu Kaho. 2001. Prospek Otonomi Daerah di Negara RI. Rajawali. Jakarta. Kartono Kartini, 2003. Pengantar Metodologi Research. Alumni, Bandung. Kunarjo, 2003. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. UI- Press : Jakarta. Amrah Muslimin. 1986. Aspek-aspek Hukum Otonomi Daerah. Alumni. Bandung Rachmat Soemitro. 1999. Pajak-pajak Indonesi.. Yayasan Bina Pajak. Jakarta. Rozali Abdullah. 2004. Pelaksanaan Otonomi Luas. Rajawali Press. Jakarta. Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung. Santoso Brotodiharjo. 2004. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. PT. Asco. Jakarta. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 Tentang Pajak Pengambilan/ Pemanfaatan Air Bawah Tanah (P3PABT) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pajak Pengambilan/Pemanfaatan Air Permukaan (P3AP) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUAM Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Permendagri No.59 Tahun 2007 Tentang Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan 25