16 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Pasangan Suami Isteri (PASUTRI). Semua pasangan suami isteri mendambakan kehadiran anak ditengah-tengah keluarga mereka. Anak juga merupakan perekat keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap dan kurang bahagia. Selain itu anak merupakan penerus keluarga dan sering dikatakan sebagai generasi penerus bangsa. Untuk mempersiapkannya, diperlukan anak-anak yang sehat baik fisik maupun mentalnya agar kelak bisa berguna bagi keluarga dan bangsa. Salah satu cara untuk tetap menjaga kesehatan anak adalah dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan imunisasi. Pemberian imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, tapi juga mencegah penularan penyakit atau wabah. Menurut Depkes RI tahun 2000 (SDKI, 2003) diterangkan bahwa Program Pengembangan Imunisasi kemudian disingkat dengan PPI, yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan tahun 1977 menganjurkan agar semua anak mendapat imunisasi terhadap enam penyakit anak yang utama bisa dicegah dengan imunisasi: satu kali imunisasi BCG terhadap tuberkulosis; tiga kali imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus; empat kali imunisasi polio; dan satu kali imunisasi campak. Pada tahun 1997, program imunisasi
17 dikembangkan dengan memasukan tiga dosis vaksin Hepatitis B. Semua imunisasi yang dianjurkan harus diberikan sebelum anak berumur 12 tahun. Selanjutnya dalam Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/MENKES/SK/IV/2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child Immunization 2010-2014 (Riskesdas, 2013), diterangkan bahwa Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I adalah penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada balita. Sebelum kegiatan imunisasi dipergunakan secara luas di dunia, banyak anak yang terinfeksi penyakit seperti: penyakit polio, campak, pertusis, dan difteri yang dapat berakibat kematian dan kecacatan. Dengan keadaan tersebut akan diperberat bila disertai dengan gizi buruk dan menyebabkan peningkatan Case Fatality Rate (CFR) penyakit PD3I tersebut. Di Indonesia, bayi dan anak balita mendapatkan imunisasi dari berbagai petugas dan fasilitas kesehatan, termasuk posyandu yang dikelola oleh kader desa, polindes yang dikelola oleh bidan di desa, puskesmas, dan rumah sakit atau klinik pemerintah atau swasta. Di posyandu, pelayanan kesehatan termasuk pemantauan pertumbuhan balita, imunisasi, penanganan diare dan penyakit anak lain, penyuluhan kesehatan, dan Keluarga Berencana (KB), (SDKI, 2007). Berdasarkan Laporan Unicef tahun 2005 (Unicef, 2005), bahwa 27 anak balita dan 40 juta ibu
18 hamil, di seluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi rutin. Akibatnya penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari 2 juta kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4 juta anak balita terenggut jiwanya. Beberapa kejadian di Indonesia sudah membuktikan bahwa cakupan imunisasi yang rendah atau tidak lengkap akan menyebabkan wabah dan penyakit pada anak. Pada tahun 2005-2006 terjadi wabah polio yang menyebabkan 385 anak lumpuh, wabah campak antara tahun 2009-2011 yang menyebabkan 5.818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 diantaranya meninggal. Yang terbaru adalah wabah difteri di Jawa Timur tahun 2011 yang menyebabkan 1.789 anak perlu dirawat dan 91 anak meninggal. Mayoritas wabah penyakit disebabkan karena cakupan imunisasi yang rendah (Anna, 2012). Menurut data Riskesdas tahun 2007 dalam Anna (2012), sekitar 46,2 persen anak di Indonesia sudah mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap, dan 45,3 persen imunisasinya tidak lengkap. Indonesia sendiri kini berada dalam daftar 10 negara yang bayinya banyak yang tidak diimunisasi, sejajar dengan Angola, Nigeria, Bangladesh, Pakistan, dan Ethiopia. Hal ini sejalan dengan hasil analisis SDKI dari tahun 2003-2012 (SDKI, 2003, 2007, 2012) untuk Provinsi Sulawesi Tengah jumlah anak yang mendapatkan cakupan imunisasi lengkap mengalami penurunan. Tahun 2003 tercatat sebanyak 66,5% anak yang mendapat imunisasi lengkap, tahun 2007 mengalami penurunan yaitu sebanyak 38,1% anak yang mendapat cakupan imunisasi lengkap, dan tahun 2012 hanya 31,2% anak yang mendapat cakupan imunisasi lengkap.
19 Gambar 1.1 Persentase Anak yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap dari Tahun 2003 2012 Di Provinsi Sulawesi Tengah 70.00% 60.00% 50.00% 66.50% 40.00% 30.00% 38.10% 31.20% Tahun 2003 Tahun 2007 Tahun 2012 20.00% 10.00% 0.00% Sumber: Data SDKI Tahun 2003-2012 Selain itu masih berdasarkan data SDKI, ternyata di Provinsi Sulawesi Tengah masih ada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Tahun 2003 tercatat sebanyak 11,5% anak yang tidak mendapatkan imunisasi, tahun 2007 naik menjadi 19,2% anak yang tidak mendapatkan imunisasi, dan tahun 2012 sebanyak 12,5% anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Gambar 1.2 Persentase Anak yang Tidak Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap dari Tahun 2003 2012 Di Provinsi Sulawesi Tengah 25.00% 20.00% 19.20% 15.00% 11.50% 12.50% Tahun 2003 Tahun 2007 10.00% Tahun 2012 5.00% 0.00% Sumber: Data SDKI Tahun 2003-2012
20 Hal ini tentunya akan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi departemen kesehatan karena ternyata masih ada anak yang sama sekali tidak mendapatkan imunisasi. Mengingat bahwa imunisasi sangat penting untuk mencegah agar anak terhidar dari wabah dan penyakit yang bisa berakibat pada kematian bayi dan anak. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Partisipasi Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Anak Di Desa Lombok Barat, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 1.2. Permasalahan Penelitian Semakin rendahnya anak yang mendapatkan cakupan imunisasi dasar lengkap serta masih ada anak yang tidak mendapatkan imunisasi, hal ini akan berdampak pada kesehatan anak dan terancam akan terkena penyakit dan wabah penyakit seperti penyakit TBC (Tuberkulosis), difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, dan hepatitis B akibat dari tidak mengikutsertakan anak dalam pemberian imunisasi dasar secara lengkap. Kemungkinan terjadi akibat beberapa faktor seperti pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar kurang, penyuluhan tentang imunisasi dasar kurang maksimal, serta kurangnya dukungan dari keluarga, tokoh masyarakat, dan pemerintah, sehingga menyebabkan rendahnya keinginan ibu untuk mengikutsertakan anak dalam kegiatan imunisasi khususnya pemberian imunisasi dasar lengkap. Dari permasalahan tersebut maka pertanyaan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kelengkapan imunisasi dasar anak di Desa Lombok Barat?
21 2. Bagaimana partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap anak di Desa Lombok Barat? 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap anak di Desa Lombok Barat? 1.3. Keaslian Penelitian Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti plagiarisme, penulis melengkapi tulisan ini dengan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga bisa dilihat dengan jelas perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.1.
22 Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasai Dasar Lengkap Pada Bayi Sebelum Usia 1 Tahun. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian JUDUL TUJUAN METODE HASIL Tujuan penelitian Desain penelitian ini Hasil analisis data ini adalah untuk adalah true experimental pada pengetahuan mengetahui design, dengan pendekatan diperoleh nilai t = adakah pengaruh posttest only control group 5,387 dengan penyuluhan yaitu eksperimen pada 2 probabilitas 0,000; imunisasi kelompok yaitu kelompok pada sikap diperoleh terhadap treatment yang dikenakan nilai t = 11,495 peningkatan tindakan dan kelompok dengan probabilitas pengetahuan dan kontrol yang tidak 0,000. Dari hasil sikap ibu tentang dikenakan tindakan. Besar tersebut dapat imunisasi lengkap. dasar sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling dengan menggunakan perhitungan statistik estimasi proporsi suatu populasi terhadap 60 orang ibu yang punya balita. Data dikumpulkan melalui kuesioner. disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Dan ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi lengkap lebih baik. dasar menjadi Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio dengan Tingkat Kecemasan Pasca Imunisasi Polio pada Anaknya di Posyandu Margasari Tasikmalaya Tahun 2007 Tujuan umum penelitian adalah : diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio terhadap tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi polio ulang di Posyandu Margasari Tasikmalaya. Sedangkan tujuan khususnya adalah : Pertama, diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di Posyandu Margasari Tasikmalaya. Kedua, diketahuinya Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waku yang bersamaan Pertama, pengetahuan ibu tentang imunisasi polio sebagian besar berkategori tinggi. Kedua, kecemasan ibu pasca imunisasi polio sebagian besar berkategori rendah. Ketiga, ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi polio ulang pada balita di Posyandu Margasari Taskmalaya pada bulan Desember 2007. Dalam hubungan tersebut kecemasan ibu pasca imunisasi polio ulang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
23 tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi polio ulang pada balita di Posyandu Margasari Tasikmalaya. ibu tentang imunisasi polio. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari Di Kota Banjarmasin. Analisis Faktor Resiko Ketidaklengkapan Imunisasi Bayi di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari di Kota Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor resiko ketidaklengkapan imunisasi anak Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional, subjek penelitian dilakukan terhadap 170 ibu yang mempunyai anak 0-12 bulan yang terpilih secara consecutive sampling di lima puskesmas yang berbeda cakupan imunisasi hepatitis B 0-7 hari. Analisis dengan chisquare dan regresi logistic, kekuatan hubungan dihitung dengan ratio prevalens dengan Cl 95%. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, wawancara dilakukan terhadap 223 ibu yang memiliki anak usia 12-23 bulan yang dipilih secara acak dengan alokasi proporsional. Diskusi Kelompok Terarak (DKT) dilaksanakan di 4 desa guna mendapatkan gambaran imunisasi bayi di masyarakat dan untk gambaran variabel- Dari analisis bivariabel menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari adalah pengetahuan rendah RP= 1,61 (Cl95%= 1,35-191), sikap negatif RP= 1,49 (Cl95%= 1,22-1,62), tingkat pendidikan rendah RP= 1,56 (Cl95%= (1,24-1,96), pekerjaan RP= 1,44 (Cl95%= 1,01-2,05), dan penolong persalinan RP= 1,48 (Cl95%= 1,21-1,82). Analisis multivariabel dengan menggunakan regresi logistik hanya ada 2 variabel yang secara statistik bermakna adalah pengetahuan dan tingkat pendidikan. Pengujian hubungan tunggal 2x2 menunjukkan bahwa status imunisasi anak mempunyai hubungan bermakna dengan keanggotaan organisasi sosial, pengetahuan ibu tentang imunisasi, umur kontak pertama, dan jarak pelayanan imunisasi (p<0,05). Uji hubungan ganda dengan multiple
24 Pengetahuan dan Sikap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil di Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji pengetahuan dan sikap ibu dalam hubungannya dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil di Kabupaten Indragiri Hulu Riau tahun 2011. variabel penelitian. Faktor resiko yang diteliti meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, jumlah balita, keanggotaan organisasi sosial, pengetahuan tentang imunisasi, umur kontak pertama, kunjungan ke posyandu, penolongan persalinan, dan jarak pelayanan imunisasi Penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu yang melahirkan tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Sipayung, Pekan Heran, dan Air Molek. Jumlah sampel sebanyak 293. Pengambilan sampel menggunakan two stage sampling design diawali dengan pemilihan 3 Puskesmas secara purposive kemudian memilih responden secara simple random sampling. analisis data kuantitatif melalui tiga tahap, yaitu: analisis deskriptif, analisis chi-square, dan analisis regresi logistic untuk multivariabel. logistic regression menunjukkan bahwa status imunisasi anak dipengaruhi oleh keanggotaan organisasi sosial, pengetahuan tentang imunisasi, jarak pelayanan imunisasi, dan interaksi antara jarak pelayanan dengan umur kontak pertama. Ada hubungan yang bermakna antara kelengkapan imunisasi TT ibu hamil dengan pengetahuan dan sikap dimana p<0,005. Pengetahuan, sikap didukung variabel antenatal care dan pendidikan didapatkan hasil yang bermakna, dimana ibu yang memiliki pengetahuan tinggi, sikap positif, frekuensi antenatal care >= 4 kali dan pendidikan tinggi memeiliki nilai R2= 0,1501 yang berarti dapat memprediksi kelengkapan imunisasi TT ibu hamil sebesar 15,01%. Hasil stusi kualitatif menunjukkan kurangnya informasi dari bidab tentang manfaat imunisasi TT dan ketakutan ibu diimunisasi merupakan faktor penyebab tidak lengkapnya imunisasi TT ibu hamil.
25 Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih terfokus pada partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap anak, yang mana partisipasi ibu diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pertama, pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, mulai dari tujuan, manfaat, jenis, serta jadwal pelaksanaan imunisasi dasar. Kedua, pelayanan imunisasi dasar yang dilihat dari aspek tenaga kesehatan serta sarana kesehatan imunisasi dasar. Ketiga, dukungan sosial yang terdiri dari dukungan keluarga, tokoh masyarakat, serta pemerintah. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui capaian kelengkapan imunisasi dasar anak di Desa Lombok Barat. 2. Mengetahui partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap anak di Desa Lombok Barat. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu untuk mengikutsertakan anak dalam kegiatan imunisasi dasar di Desa Lombok Barat. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai imunisasi serta manfaatnya bagi kesehatan anak.
26 1.5.2. Manfaat Praktis Bagi instansi terkait khususnya Dinas Kesehatan Parigi Moutong, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk perbaikan pelayanan, mutu, kualitas kesehatan anak melalui program imunisasi agar semua anak Indonesia pada umumnya dan semua anak di wilayah Parigi Moutong pada khususnya bisa tumbuh dengan sehat baik secara jasmani maupun mentalnya.