PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

JURNAL SAINS AGRO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum, Mill )

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

Zamriyetti. Staf Pengajar Kopertis Wil-I dpk Unpab

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

Volume 11 Nomor 2 September 2014

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

MODIFIKASI LINGKUNGAN MIKRO MELALUI PEMANFAATAN MULSA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX.

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk UNPAB Medan 2 Alumnus Fakultas Pertanian UNPAB Medan ABSTRAK Penelitian tentang pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) pada berbagai konsentrasi pupuk daun grow more dan waktu pemangkasan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi di desa Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Selayang pada bulan April sampai dengan Agustus 2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun grow more dan waktu pemangkasan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun grow more berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati, waktu pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, dan diameter batang berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer dan berpengaruh sangat nyata terhadap berat per 100 biji, produksi biji kering per sampel dan produksi biji kering per plot. Waktu pemangkasan yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik adalah pada fase generatif. Kata kunci: Pertumbuhan, Produksi, Kedelai, Pupuk daun grow more, Pemangkasan PENDAHULUAN Kedelai merupakan komoditas pertanian yang mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber protein nabati. Hasil kedelai pada tahun 1990 berkisar 1.11 juta ton/ha dengan peningkatan laju produksi berkisar 6.4 % per tahun, laju peningkatan produksi ini belum dapat mengimbangi laju peningkatan kebutuhan akan kedelai sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Oleh karena itu, volume impor kedelai juga meningkat sampai 9.2 % per tahun (Sihombing, 1985; Deptan, 1992). Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang paling murah di dunia, selain itu juga dapat menghasilkan minyak dengan mutu baik. Kedelai dimanfaatkan sebagai bahan untuk berbagai produk pangan, obatobatan, industri, dan pakan ternak. Kandungan zat gizi kedelai per 100 g bagian yang dapat dimakan adalah: 10 g lemak, 32 g karbohidrat, 4 g serat, 5 g abu dan energi rata-rata 1680 Kj. Kandungan protein dan minyaknya masing-mading berkisar antara 35 54 % dan 13.3 36.7 %, minyak kedelai kaya akan asam lemak tak jenuh ganda terutama asam linoleat, tidak mengandung kolesterol dan kaya vitamin E (Somaatmadja, 1993). Untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat terhadap kedelai, pemerintah telah menaruh perhatian yang besar untuk meningkatkan produksi kedelai. Akan tetapi dibanding dengan usaha tanaman padi dan jagung, pengembangan kedelai menghadapi kendala yang lebih besar terutama dalam risiko keberhasilan. Faktor yang sering menyebabkan rendahnya hasil kedelai di Indonesia antara lain: kekeringan, banjir, hujan yang terlalu besar pada saat panen, serangan hama, persaingan gulma dan pemeliharaan yang kurang intensif (Suprapto, 1992). Penggunaan pupuk pada tanaman kedelai merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi. Pemberian pupuk pada awal pertumbuhan tanaman perlu dilakukan karena pada masa pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan unsur hara. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara pupuk daun grow more adalah salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan (Anonimus, 1997). 70

Pemangkasan tajuk memberikan keuntungan bagi tanaman, antara lain meningkatkan penetrasi cahaya matahari ke dalam sistem tajuk tanaman, mamperbaiki sirkulasi udara di dalam tajuk tanaman, dan memberi kesempatan bagi daun yang berada pada bagian dalam tajuk untuk berfotosintesis dengan lebih baik. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi kelembaban di dalam tajuk sehingga menciptakan lingkungan mikro yang kurang menguntungkan untuk perkembangan mikroorganisme musuh alami tanaman (Lakitan, 1996). Dalam usaha peningkatan produksi tanaman kedelai, pemberian pupuk daun grow more dan pemangkasan daun pada waktu yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. BAHAN DAN METODE Penelian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Pembangunan Panca Budi di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Selayang pada bulan April sampai dengan Agustus 2002. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kedelai varietas willis, pupuk daun grow more, Sevin 85 SP, Dhitane M-45. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah pupuk daun grow more yang terdiri dari 4 taraf yaitu: G0 = tanpa pupuk daun grow more, G1 = 2 g pupuk daun grow more/l air, G2 = 4 g pupuk daun grow more/l air, G3 = 6 g pupuk daun grow more/l air. Waktu pemangkasan terdiri dari 3 taraf yaitu W0 = Tanpa pemangkasan, W1 = pemangkasan pada fase vegetatif dan W2 = pemangkasan pada fase generatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pupuk Daun Grow More terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun grow more tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang primer, berat per 100 biji dan produksi biji kering/sampel (Tabel 1). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi pupuk grow more sampai 6g/l air, menyebabkan tanaman kedelai memperoleh hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi. Semakin tinggi konsentrasi hara yang diberikan ke tanaman maka semakin banyak unsur hara yang diperoleh daun yang selanjutnya digunakan tanaman dalam berbagai proses metabolisme dalam tubuh tanaman di antaranya reaksi fotosintesis dan respirasi (Gardner, Pearce dan Mitchel, 1991). Dari proses metabolisme dihasilkan senyawa organik yang akan digunakan dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pertumbuhan vegetatif yang nyata dipengaruhi pupuk adalah pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang sedangkan pertumbuhan generatif adalah produksi biji kering. Pupuk daun Growmore mengandung unsur hara makro dan mikro di antaranya: N 32 %, P2O5 10 %, K2O 10 %, Cu 0,05 %, Mg 0,10 %, S 0,20 %, B 0,02 %, Fe 0,10 %, Mn 0,05 %, Mo 0,0005 % dan Zn 0,05 % (Anonimus, 1997). Tanaman tertinggi dengan diameter batang paling baik dan jumlah cabang primer terbanyak diperoleh pada konsentrasi 6 g/l air, itu berarti pada konsentrasi tersebut tanaman memperoleh unsur hara yang cukup untuk pembentukan sel-sel baru, pada jaringan batang baik pada titik tumbuh sehingga tanaman lebih tinggi. Di samping itu, aktifnya pembentukan sel-sel baru juga akan menyebabkan perbesaran tanaman ke arah diameter batang serta terbentuknya cabang-cabang primer. Lakitan (1996) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman disebabkan karena adanya aktivitas merismatik pada daerah titik tumbuh yang tentu saja tidak terlepas dari adanya peranan unsur hara dan air. Pemberian pupuk grow more bobot per 100 biji dan produksi biji kering per sampel. Hal ini diduga karena pupuk grow more mempunyai kandungan yang lengkap, sehingga selain meningkatkan pertumbuhan juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Penambahan unsur hara dari daun dapat dengan cepat diserap tanaman dan digunakan untuk JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006: 70 73 71

pertumbuhan dan pengisian polong (Lingga, 1994). Pengaruh Waktu Pemangkasan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah cabang primer tapi berat per 100 biji, produksi biji kering per sampel (Tabel 2). Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Cabang Primer, Berat per 100 Biji dan Produksi Biji Kering per Sampel Akibat Perlakuan Pupuk Daun Grow More Perlakuan Pupuk Grow More Tinggi Tanaman (cm) Diameter Batang (mm) Rataan Jumlah Cabang Primer Berat per 100 Biji Produksi Biji Kering per Sampel G0 (0gr/l air) 43.62 cb 5.90 c C 5.75 c B 10.09 c B 82.38 c B G1 (2gr/l air) 46.57 bab 6.41 bc BC 6.56 b AB 10.89 b AB 89.54 b A G2 (4gr/l air) 47.42 aba 6.93 ab AB 6.78 ab A 11.02 ab A 91.77 ab A G3 (6gr/l air) 50.62 aa 7.44 a A 7.42 a A 11.43 a A 96.31 a A Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada Taraf 5 % (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan uji DNMRT. Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Cabang Primer, Berat per 100 Biji, dan Produksi Biji Kering per Sampel Akibat Waktu Pemangkasan Rataan Perlakuan waktu pemangkasan Tinggi Tanaman (cm) Diameter Batang (mm) Jumlah Cabang Primer Berat per 100 Biji Produksi Biji Kering per Sampel W0 45.29 a 6.88 a 6.19 b 10.31 b B 82.68 b B (tanpa pemangkasa) W1 48.39 a 6.29 a 6.85 a 10.99 a AB 93.19 a A (fase vegetatif) W2 (fase generatif) 47.48 a 6.84 a 6.83 a 11.28 a A 94.13 a A Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan uji DNMRT. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa waktu pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang, berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer dan bobot 100 biji dan produksi biji kering per sampel. Pemangkasan daun yang terdapat pada bagian tengah pada fase vegetatif (W1) dapat meningkatkan jumlah cabang primer, hal ini diduga karena pada saat pertumbuhan vegetatif pembuangan daun-daun pada bagian tengah akan memberikan peluang sinar matahari untuk menyinari batang sehingga auksin yang terdapat pada tanaman akan terakumulasi pada ketiak-ketiak daun yang dipotong dan pada akhirnya akan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru. Heddy (1986) menyatakan bahwa pemotongan organ tanaman akan menyebabkan hormon tumbuh auksin terakumulasi pada titik tumbuh yang menyebabkan munculnya tunas-tunas baru. Waktu pemangkasan pada fase generatif (W2) menunjukkan hasil yang terbaik untuk berat per 100 biji, berat biji 72

kering per sampel dan produksi biji kering per plot. Hal ini diduga karena daun-daun yang dipangkas tidak dapat menerima cahaya matahari karena terlindung oleh daun yang terdapat di bagian atas, selain itu daun telah mengalami penuaan sehingga kurang efektif untuk melakukan fotosintesis, pada kondisi demikian daun dapat sebagai pengguna hasil fotosintesis misalnya untuk respirasi dengan dilakukannya pemangkasan akan sangat menguntungkan karena hasil fotosintesis yang seharusnya digunakan daun-daun tersebut dapat ditranslokasikan untuk pengisian polong dan biji, sehingga akan memperkecil jumlah biji yang abortif. Dengan demikian pemangkasan daun bagian tengah pada fase generatif akan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman. Hal ini didukung oleh pendapat Anonimus (1981) bahwa pemangkasan daun yang terlindung oleh daun-daun yang berada di bagian atas sangat menguntungkan karena daun tersebut tidak menghasilkan fotosintat karena tidak dapat melakukan fotosintesis secara sempurna. Menurut Wilkins (1989) tajuk yang LAInya tinggi yaitu daun muda pada bagian pucuk tanaman menyerap radiasi paling banyak, memiliki laju asimilasi CO2 yang tinggi dan mentranslokasikan sejumlah besar asimilat ke bagian tanaman yang lain seperti buah dan biji. Sebaliknya daundaun yang lebih tua pada dasar tajuk dan terlindung mempunyai laju asimilasi CO2 yang rendah dan lebih sedikit memberikan hasil asimilasi ke bagian lain dari tanaman. Menurut Sitompul dan Guritno (1995) jumlah cahaya yang sampai ke permukaan daun berbeda-beda di antara individu helaian daun, di mana daun yang terletak pada bagian atas akan menerima cahaya dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan daun yang berada pada bagian bawah. Perbedaan ini akan semakin besar dengan semakin banyaknya jumlah daun yang terbentuk sesuai dengan umur populasi tanaman, hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya jumlah fotosintesis yang berlangsung. Pengaruh Interaksi antara Perlakuan Pupuk Daun Grow More dan Waktu Pemangkasan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Dari hasil penelitian setelah dianalisis secara statistik menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh interaksi yang nyata antara perlakuan pupuk daun grow more dengan waktu pemangkasan terhadap semua parameter yang diamati. Hal ini diduga karena tidak adanya hubungan timbal balik antara perlakuan pupuk daun grow more dan waktu pemangkasan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. KESIMPULAN 1. Perlakuan pupuk daun grow more tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang primer, berat per 100 biji dan produksi biji kering per sampel, pertumbuhan dan produksi tanaman terbaik didapat pada perlakuan G3 (6 g/l air) 2. Perlakuan waktu pemangkasan menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang, berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer dan berat per 100 biji dan produksi biji kering per sampel, produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan W2 (pemangkasan pada fase generatif) 3. Interaksi antara perlakuan pupuk daun grow more dan waktu pemangkasan menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1981. Cara Bercocok Tanam Hortikultura Seri Tanaman Sayuran Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Anonimus, 1997. Brosur Pupuk Grow More Research Farm. C.V. Primago. Deptan, 1992. Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deptan, Jakarta. hal 7 8. Gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchel, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah Herawati Susilo UI-Press, Jakarta. Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuh. Grafindo Persada, Jakarta. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006: 70 73 73

Lakitan, B. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Sihombing, A. D. 1985. Prospek dan Kendala Pengembangan Kedelai dalam Somaatmadja, dkk. (eds) Kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. Hal. 41 47 Sitompul, G. M. dan B. Guritno, 1995 Analisa Pertumbuhan Tanaman, Gadjah Mada University Press. Somaatmadja, S. 1993. Kacang-Kacangan Sumber Daya Nabati Asia Tenggara dalam L.J.G, Vander (Editor) Prosea Gramedia, Jakarta. 46 hal. Suprapto, H. S., 1992. Bertanam Kedele. Penebar Swadaya. Wilkins, M. B., 1989. Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada, Jakarta. 74