PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2011 BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 30/Permentan/OT.140/6/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2008

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

sosialisasi kepada kelompok tani.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

Petunjuk Teknis Kapur Aktif Bersubsidi 2013

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

WALIKOTA PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN UMUM PEMULIHAN KESUBURAN LAHAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/Permentan/OT.140/09/2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 1<? TAHUN 2013 KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 115 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN GUBERNUR JAWA BARAT;

Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Terhadap Subsidi Pemerintah Pada PT Pertani (Persero)

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

BUPATI BURU SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI PADA SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 138 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 13O/Permentan/SR.l3Ol11l2Ol4 tentang

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 63 TAHUN 2015

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

Lampiran: Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 16/Permentan/SR.130/3/2011 Tanggal : 18 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk anorganik yang telah berlangsung lebih dari tiga puluh tahun secara intensif telah menyebabkan kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit) dan soil fatigue (kelelahan tanah) serta inefisiensi penggunaan pupuk anorganik. Dilain hal, permintaan atas pangan yang terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan upaya peningkatan produktivitas dan produksi pertanian. Untuk itu, pemerintah telah memfasilitasi penyediaan sarana produksi seperti benih, pupuk, alat mesin pertanian dan permodalan (kredit). Salah satu fasilitasi penyediaan pupuk dilakukan melalui pemberian Bantuan Langsung Pupuk (BLP) kepada petani/kelompok tani untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi padi, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 sampai sekarang. Dampak BLP terhadap peningkatan produktivitas padi cukup besar (9 22%). Disamping itu, dengan pemanfaatan BLP juga dapat memperbaiki kondisi kesuburan tanah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Memperhatikan kondisi daya beli dan tingkat kesadaran petani dalam menerapkan pemupukan secara berimbang masih rendah, serta keyakinan petani terhadap manfaat penggunaan pupuk NPK dan organik, maka masih perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk mensosialisasikan penerapan pemupukan berimbang dengan menggunakan pupuk majemuk NPK dan pupuk Organik dengan melanjutkan kegiatan BLP pada tahun 2011. Agar dalam penyediaan dan penyaluran bantuan pupuk dimaksud dapat terlaksana dengan baik sesuai tujuan dan sasaran, diperlukan Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Langsung Pupuk (BLP) Tahun Anggaran 2011 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2011, Pedoman Umum tersebut merupakan acuan bagi instansi terkait ditingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan : a. Meningkatkan minat petani untuk tahu, mau, dan mampu menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi dalam kegiatan usahataninya; b. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah; c. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan yang berkelanjutan; dan d. Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan kemandirian petani dalam penyediaan pupuk organik.

2. Sasaran : a. Tersalurnya Bantuan Langsung Pupuk kepada petani tanaman pangan sesuai dengan anggaran yang tersedia. b. Semakin meluasnya penerapan pemupukan berimbang dengan menggunakan pupuk NPK dan pupuk organik di tingkat petani/kelompok tani dalam mendukung ketahanan pangan nasional; c. Semakin baiknya kondisi kesuburan lahan pertanian; d. Meningkatnya produktivitas dan produksi tanamanan pangan sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional. 3. Indikator Keberhasilan 1. Meningkatnya pengetahuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang melalui penggunaan pupuk NPK dan pupuk organik; 2. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk anorganik; 3. Meningkatnya produktivitas dan produksi padi tahun 2011. 4. Pengertian 1. Bantuan Langsung Pupuk yang selanjutnya disebut BLP adalah bantuan pupuk yang diberikan kepada petani/kelompok tani secara cuma-cuma. 2. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya disebut CPCL adalah petani yang akan menerima BLP sesuai dengan luas lahan yang diusahakan dalam kelompok hamparan di lokasi yang ditetapkan oleh Gubernur melalui Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Provinsi. 3. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan lahan usahatani secara bersama pada satu hamparan atau kawasan, yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk. 4. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang bergerak di bidang budidaya tanaman pangan. 5. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu yang selanjutnya disebut SLPTT adalah serangkaian kegiatan usahatani yang merupakan percontohan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan. 6. Pembinaan adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan BLP yang meliputi kegiatan sosialisasi, penyiapan calon petani dan calon lokasi, koordinasi dengan instansi terkait, verifikasi, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. 7. Pengawalan adalah kegiatan supervisi terhadap perencanaan, uji mutu pupuk, penyaluran dan penggunaan BLP sehingga tepat sasaran. 8. Monitoring dan Evaluasi adalah pemantauan terhadap pelaksanaan BLP dari awal sampai akhir kegiatan. 9. Dinas Pertanian adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang tugas pokok dan fungsinya membidangi sub sektor tanaman pangan.

BAB II PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Perencanaan 1. Penetapan Lokasi BLP a. Persyaratan Lokasi BLP Lokasi BLP yaitu daerah produksi padi terutama areal SLPTT (di luar areal Laboratorium Lapang) yang tingkat produktivitas dan produksinya rendah dan masih dapat ditingkatkan. b. Penetapan Alokasi BLP Penetapan Alokasi BLP dilakukan dengan memperhatikan usulan CPCL penerima BLP yang ditetapkan oleh Gubernur cq. Dinas Pertanian Provinsi dengan mempertimbangkan usulan CPCL dari Bupati/Walikota cq. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. 2. Penetapan Kelompok Tani Penerima BLP a. Kriteria Kelompok Tani Penerima BLP Kelompok tani penerima BLP adalah kelompok tani tanaman pangan terutama pada areal SLPTT padi (di luar areal Laboratorium Lapang) yang bersedia menerapkan teknologi pemupukan berimbang sesuai rekomendasi spesifik lokasi yang dianjurkan. b. Prosedur Penetapan Kelompok Tani Penerima BLP 1) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan BLP kepada Dinas Pertanian Provinsi dan selanjutnya Dinas Pertanian Provinsi melakukan sosialisasi dan koordinasi kepada Dinas Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi kepada kelompok tani. 2) Kelompok tani mengajukan permohonan Bantuan Pupuk yang ditanda tangani oleh Ketua/Pengurus Kelompok Tani kepada Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Petugas Penyuluh Pertanian setempat, disertai daftar nama petani anggota kelompok, luas lahan dan kebutuhan pupuk serta jadwal tanam (Formulir-2). 3) Permohonan bantuan pupuk oleh kelompok tani tersebut selanjutnya diseleksi dan diverifikasi oleh Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Petugas Penyuluh Pertanian setempat. 4) Permohonan yang telah memenuhi persyaratan dan lulus seleksi serta verifikasi, selanjutnya oleh Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Petugas Penyuluh Pertanian dilakukan rekapitulasi dan ditanda tangani untuk disampaikan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (Formulir-3). 5) Rekapitulasi data kelompok tani dari Kecamatan, selanjutnya diseleksi, diverifikasi dan diusulkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai kelompok tani calon penerima bantuan pupuk untuk ditetapkan oleh Bupati/Walikota (Formulir-4 dan Formulir-5) dan selanjutnya diusulkan kepada Gubernur c.q Dinas Pertanian Provinsi. 6) Dinas Pertanian Provinsi memverifikasi dan merekapitulasi kelompok tani penerima bantuan pupuk dari Kabupaten/Kota di wilayahnya, serta selanjutnya mengusulkan kebutuhan BLP tersebut untuk ditetapkan oleh Gubernur (Formulir-6).

7) Gubernur mengusulkan kebutuhan BLP per kabupaten/kota kepada Menteri Pertanian cq. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 8) Berdasarkan usulan kebutuhan BLP dari Gubernur dan memperhatikan ketersediaan anggaran untuk kegiatan BLP Tahun Anggaran 2011, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian akan menetapkan alokasi per provinsi dengan skala prioritas mengacu kepada areal SLPTT (Formulir 1). 9) Berdasarkan rencana alokasi BLP pada angka 8), Gubernur menetapkan alokasi BLP untuk masing-masing kabupaten/kota di wilayahnya dengan memperhatikan hasil verifikasi CPCL penerima BLP dengan skala prioritas dan ditembuskan kepada Menteri Pertanian. 10) Berdasarkan alokasi pupuk BLP per kabupaten/kota tersebut pada angka 9), Bupati/Walikota menetapkan alokasi BLP diwilayahnya dengan memperhatikan hasil verifikasi CPCL penerima BLP dengan skala prioritas dan ditembuskan kepada Gubernur. 3. Jenis, Spesifikasi Mutu, serta Kemasan BLP a. Jenis Jenis pupuk untuk BLP terdiri dari pupuk majemuk (NPK) dan Pupuk Organik Granul (POG) b. Spesifikasi Mutu Pupuk 1). Spesifikasi pupuk NPK sebagaimana tertera pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Spesifikasi Mutu Pupuk NPK URAIAN BUMN PELAKSANA PT PERTANI PT SANG HYANG SERI PT BERDIKARI Bentuk Physical Compound Physical Compound Physical Compound Warna Merah Bata Merah Bata Merah Bata Kadar Hara 15% N, 7% P 2 O 5, 8% K 2 O 20% N, 8% P 2 O 5, 6% K 2 O 18% N, 7% P 2 O 5, 7% K 2 O Total N + P 2 O 5 + K 2 O 30% 34% 32% Kadar Air Maksimal 2% 2% 2% 2). Spesifikasi POG sebagaimana tertera pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Spesifikasi Mutu Pupuk Organik Granul (POG) No. Parameter Satuan Syarat Mutu Teknis 1 C-Organik % >12 2 C/N rasio 15-25 3 Bahan ikutan (plastik, kaca, kerikil, endapan) % <2 4 Kadar Air % 10-20 5 Kadar logam berat As ppm 10 Hg ppm 1 Pb ppm 50 Cd ppm 10 6 ph 4 8

Spesifikasi Mutu Pupuk Organik Granul lanjutan.. No. Parameter Satuan Syarat Mutu Teknis 7 Kadar Total 8 9 - N % < 6 - P2O5 % < 6 - K2O % < 6 Mikroba kontaminan (E. Coli, cfu/g; Salmonella sp.) cfu/ml < 10 2 Mikroba fungsional (penambat N, cfu/g; pelarut P, dll) cfu/ml > 10 3 10 Ukuran butiran mm 2-5 (min 80%) 11 Kadar unsur mikro Fe total ppm min 0, maks 8000 Mn ppm min 0, maks 5000 Cu ppm min 0, maks 5000 Zn ppm min 0, maks 5000 B ppm min 0, maks 2500 Co ppm min 0, maks 20 Mo Ppm min 0, maks 10 c. Spesifikasi Kemasan Spesifikasi kemasan pupuk BLP sebagai berikut : 1). Pupuk NPK a) Karung plastik jenis PE/PP berwarna putih, b) Anyaman 11 x 11 per inch, atau 12 x 12 per inch atau 13 x 13 per inch, c) Ketebalan denier 800 900, d) Menggunakan inner ketebalan 30 100 micron, e) Ukuran 55 x 90 cm, 85 x 55 cm atau 97 x 58 cm, f) Pada kemasan harus bertuliskan Pupuk Bantuan Pemerintah Tahun 2011 Tidak Diperjualbelikan. Komponen label sebagaimana ketentuan yang berlaku yang dapat dibaca dan tidak mudah terhapus. 2). Pupuk Organik Granul (POG) a) Karung plastik jenis PE/PP berwarna putih, b) Anyaman 8 x 8 per inch atau 12 x 12 per inch, c) Ketebalan denier 800-1000 dan berlaminating, d) Menggunakan inner ketebalan 30-100 micron, e) Ukuran 90 x 60 cm atau 95 x 55 cm, f) Pada kemasan harus bertuliskan Pupuk Bantuan Pemerintah Tahun 2011 Tidak Diperjualbelikan. Komponen label minimal memuat kandungan C-organik, C/N ratio, kadar air dan kemasaman (ph), sesuai ketentuan berlaku yang dapat dibaca dan tidak mudah terhapus. B. Pagu Anggaran Pagu anggaran kegiatan BLP Tahun 2011 sebesar Rp 405.300.000.000,- (empatratus lima milyar tigasratus juta rupiah). Jumlah pupuk yang akan disalurkan dalam kegiatan

BLP disesuaikan dengan ketersediaan pagu anggaran BLP tahun 2011 dengan memperhatikan Harga Pokok Penyerahan (HPP) pupuk yang ditetapkan oleh Tim Referensi Harga. Alokasi pagu anggaran per perusahaan pelaksana BLP sebagaimana tabel 1 berikut: Tabel 1. Alokasi Pagu Anggaran menurut BUMN Pelaksana BLP Tahun 2011 BUMN PELAKSANA PAGU ANGGARAN (Rp juta) PT Pertani 222.915,00 PT Sang Hyang Seri 141.855,00 PT Berdikari 40.530,00 TOTAL 405.300,00 Untuk efektivitas pemanfaatan BLP, maka paket BLP per hektar yang diberikan kepada petani terdiri dari 150 Kg NPK dan 150 Kg POG. Paket tersebut masih perlu ditambahkan sejumlah pupuk oleh petani penerima BLP sehingga dapat diterapkan pemupukan berimbang sesuai rekomendasi pemupukan spesifik lokasi. C. Pengorganisasian Untuk mengefektifkan pelaksanaan BLP tahun 2011, dapat dibentuk Tim Teknis/ Pendukung, yaitu: 1. Tim Referensi Harga, Tim Pemeriksa Barang, Tim Verifikasi, Tim Monitoring dan Tim Pengelola Administrasi di tingkat pusat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal selaku Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Tim Monitoring dan Pembinaan BLP di tingkat provinsi yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. BAB III PELAKSANAAN A. Pelaksana Pengadaan dan penyaluran pupuk untuk BLP sampai ke titik bagi (kelompok tani) dilaksanakan oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero). B. Pengadaan Pupuk yang digunakan dalam pengadaan dan penyaluran BLP terdiri atas pupuk NPK dan Pupuk Organik Granul (POG) yang diproduksi dan/atau diadakan oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) dan wajib memenuhi standar mutu berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. C. Penyaluran 1. Berdasarkan alokasi pupuk BLP yang ditetapkan Menteri Pertanian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menugaskan kepada PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) untuk menyalurkan BLP kepada kelompok tani penerima di masing-masing wilayah tanggung jawabnya dengan memperhatikan keputusan penetapan CPCL penerima BLP oleh Gubernur.

2. PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan/atau PT Berdikari (Persero) menyalurkan BLP kepada kelompok tani penerima di masing-masing wilayah tanggung jawabnya dengan memperhatikan jumlah dan waktu kebutuhan pupuk sesuai daftar CPCL yang telah ditetapkan. 3. Untuk menjamin mutu pupuk yang diterima oleh kelompok tani, sebelum pupuk didistribusikan oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan/atau PT Berdikari (Persero), akan dilakukan pengambilan contoh oleh petugas pengambil contoh (superintendent) untuk pengujian mutu pupuk BLP (Formulir-7) dan dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Barang Pengadaan dan Penyaluran BLP secara sampling untuk pengujian mutu pupuk BLP. 4. Sebelum pupuk didistribusikan kepada kelompok tani, dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan pupuk BLP (BAP). (Formulir -8). 5. Sebagai bukti telah diterimanya BLP oleh kelompok tani yaitu Berita Acara Penerimaan (BAP) BLP yang ditandatangani oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan atau PT Berdikari (Persero), Ketua/Sekretaris/Pengurus kelompok tani penerima BLP dan diketahui/disetujui oleh Petugas Penyuluh Pertanian/Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. (Formulir -9). 6. Rekapitulasi BAP BLP di Kabupaten/Kota, ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat. (Formulir -10). 7. Rekapitulasi BAP BLP di provinsi, ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi setempat. (Formulir -11). 8. Rekapitulasi BAP BLP yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sebagai bahan untuk proses persetujuan pembayaran tagihan yang diajukan oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero). D. Perubahan Alokasi Apabila terjadi perubahan alokasi BLP karena alasan teknis maupun administrasi, maka : 1. Alokasi BLP per provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; 2. Realokasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Realokasi BLP antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. b. Realokasi BLP antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi. c. Realokasi BLP antar provinsi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 3. Perubahan alokasi BLP di daerah harus disertai dengan perubahan CPCL yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan mekanisme penyaluran sebagaimana BAB III huruf C dan dilaporkan secara berjenjang sampai kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. E. Pembiayaan Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran BLP bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau perubahannya Tahun Anggaran 2011 di Kementerian Pertanian.

F. Pembinaan dan Pendampingan 1. Pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Provinsi, serta Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bersama PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) sehingga pemanfaatan BLP dapat terlaksana dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. 2. PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) wajib melaksanakan demplot dalam penerapan teknologi anjuran pupuk NPK dan pupuk organik di masing-masing kabupaten pada wilayah tanggung jawabnya. G. Pertanggungjawaban 1. Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran BLP sampai kepada kelompok tani penerima menjadi tanggung jawab PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero). 2. PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) bertanggungjawab atas kebenaran dokumen penyaluran BLP dan dokumen pendukung lainnya dalam pelaksanaan kegiatan BLP. 3. PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) bertanggung jawab atas pemanfaatan anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Dalam pelaksanaan pengadaan dan penyaluran serta pemanfaatan anggaran BLP oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) diaudit oleh auditor yang berwewenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Pertanggungjawaban hasil audit oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PENGAWALAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Pengawalan 1. Pengawalan kegiatan Bantuan Langsung Pupuk dilakukan agar pelaksanaan kegiatan BLP dapat berjalan dengan lancar, efisien, efektif dan akuntabel. 2. Pengawalan kegiatan Bantuan Langsung Pupuk dilakukan oleh Tim yang keanggotaannya berasal dari unsur Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Inspektorat Jenderal, dan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP). B. Monitoring dan Evaluasi 1. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota serta Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara secara bersama-sama atau sendiri pada lokasi pelaksanaan BLP. 2. Aspek yang dimonitor dan dievaluasi meliputi : a. Realisasi pengadaan dan penyaluran BLP. b. Kuantitas dan kualitas BLP. c. Produksi dan produktivitas padi sebagai dampak pelaksanaan kegiatan BLP. d. Dokumen penyaluran dan dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan BLP. e. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan BLP.

B. Pelaporan 1. Pelaporan pelaksanaan kegiatan BLP meliputi laporan awal yaitu perencanaan kebutuhan/cpcl, laporan pelaksanaan dan laporan akhir yang disampaikan secara berjenjang dari tingkat Desa/Kecamatan, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Provinsi serta oleh Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Format pelaporan seperti pada Formulir 12 s/d 14. 2. Jadwal Pelaporan Pelaksanaan BLP disampaikan kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan ketentuan : a. Laporan rencana kebutuhan pupuk dan tanam disampaikan minimal 1 (satu) bulan sebelum musim tanam secara berjenjang dari tingkat Desa/Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai ke Pusat. b. Laporan rekapitulasi pelaksanaan penyaluran BLP disampaikan paling lambat 2 (dua) minggu setelah pupuk diterima oleh kelompok tani. c. Laporan akhir disampaikan paling lambat akhir Desember 2011. BAB V PENUTUP Pedoman Umum ini sebagai dasar pelaksanaan kegiatan BLP tahun 2011 yang harus diikuti oleh aparat Pusat, daerah Provinsi, daerah Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Keberhasilan kegiatan BLP tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan teknis maupun kesiapan administrasi pelaksanaan kegiatan BLP di masingmasing wilayah. Dengan pelaksanaan kegiatan BLP diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas dan produksi padi secara berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. MENTERI PERTANIAN, SUSWONO

Formulir 1. RENCANA INDIKATIF ALOKASI BANTUAN LANGSUNG PUPUK PADA AREAL SLPTT PADI PER PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 No. PROVINSI PADI SAWAH PADI SAWAH PADI LAHAN TOTAL PADI INBRIDA HIBRIDA KERING Sasaran Sasaran Luas Sasaran Luas Sasaran Luas (Ha) Luas (Ha) (Unit) (Unit) (Ha) (Unit) (Ha) (Unit) Kab/ Kota TOTAL NASIONAL 88,000 2,200,000 22,898 228,980 14,000 350,000 124,898 2,778,980 406 1 ACEH 4,028 100,700 330 3,300 72 1,800 4,430 105,800 18 2 SUMUT 4,991 124,775 1,635 16,350 340 8,500 6,966 149,625 26 3 SUMBAR 3,500 87,500 400 10,000 3,900 97,500 16 4 RIAU 1,387 34,675 95 950 344 8,600 1,826 44,225 10 5 JAMBI 2,020 50,500 150 1,500 500 12,500 2,670 64,500 10 6 SUMSEL 4,500 112,500 1,050 10,500 520 13,000 6,070 136,000 14 7 BENGKULU 1,508 37,700 80 800 287 7,175 1,875 45,675 10 8 LAMPUNG 4,828 120,700 1,050 10,500 480 12,000 6,358 143,200 14 9 DKI 10 JABAR 6,460 161,500 1,255 12,550 1,100 27,500 8,815 201,550 19 11 JATENG 7,000 175,000 1,797 17,970 1,084 27,100 9,881 220,070 34 12 DIY 2,068 51,700 230 2,300 1,420 35,500 3,718 89,500 4 13 JATIM 7,400 185,000 5,805 58,050 1,462 36,550 14,667 279,600 32 14 KALBAR 4,026 100,650 310 3,100 730 18,250 5,066 122,000 12 15 KALTENG 1,464 36,600 30 300 780 19,500 2,274 56,400 14 16 KALSEL 3,837 95,925 362 9,050 4,199 104,975 12 17 KALTIM 1,810 45,250 250 2,500 544 13,600 2,604 61,350 11 18 SULUT 1,720 43,000 700 7,000 418 10,450 2,838 60,450 14 19 SULTENG 2,560 64,000 170 4,250 2,730 68,250 11 20 SULSEL 5,255 131,375 6,030 60,300 140 3,500 11,425 195,175 22 21 SULTRA 2,225 55,625 400 10,000 2,625 65,625 9 22 BALI 1,600 40,000 200 2,000 1,800 42,000 9 23 NTB 3,588 89,700 630 15,750 4,218 105,450 10 24 NTT 2,400 60,000 873 8,730 895 22,375 4,168 91,105 20 25 MALUKU 440 11,000 166 4,150 606 15,150 9 26 PAPUA 728 18,200 4 100 732 18,300 6 27 MALUT 320 8,000 88 2,200 408 10,200 8 28 BANTEN 3,288 82,200 158 1,580 457 11,425 3,903 95,205 8 29 BABEL 166 4,150 92 2,300 258 6,450 5 30 GORONTALO 1,124 28,100 370 3,700 1,494 31,800 6 31 KEPRI 32 PAPUA BARAT 209 5,225 16 400 225 5,625 8 33 SULBAR 1,550 38,750 500 5,000 99 2,475 2,149 46,225 5 keterangan : - Paket BLP Per hektar yaitu NPK 150 kg dan POG 150 kg; - Alokasi BLP per provinsi akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Prasarana da Sarana Pertanian.

Formulir - 2. Blanko Rencana Kebutuhan Pupuk Kelompok tani RENCANA KEBUTUHAN NPK DAN PUPUK ORGANIK GRANUL BAGI KELOMPOK TANI TAHUN ANGGARAN 2011 PROVINSI : KABUPATEN/KOTA : KECAMATAN : DESA : NAMA KELOMPOK TANI : KETUA KELOMPOK TANI : NO NAMA PETANI LUAS TANAM 1. 2. Dst KEBUTUHAN PUPUK Padi (HA) NPK (Kg) POG (Kg) TANGGAL TANAM Mengetahui PPL/Mantan/KCD, Mengetahui Kepala Desa,...,... Ketua/Sekretaris/Pengurus Kelompok Tani, (...Nama...) NIP... (...Nama...) (...Nama...) Catatan : Nama jabatan pada kelompok tani penerima disesuaikan dengan nama pada saat penandatanganan.

Formulir - 3. Blanko Rencana Rekapitulasi Kebutuhan Pupuk Kelompok Tani REKAPITULASI KEBUTUHAN NPK DAN PUPUK ORGANIK GRANUL BAGI KELOMPOK TANI TAHUN ANGGARAN 2011 PROVINSI : KABUPATEN/KOTA : KECAMATAN : NO DESA 1. YYY 1. 2. Dst 2. VVV 1. 2. NAMA KEL. TANI JML. ANGGOTA LUAS KEBUTUHAN PUPUK TANAM (Ha) NPK (Kg) POG (Kg) TANGGAL TANAM Mengetahui, PPL/Mantan/KCD, (...Nama...) NIP...

Formulir - 4. Blanko Rencana Kebutuhan Pupuk Kelompok Tani (Tingkat Kab/Kota) REKAPITULASI KEBUTUHAN NPK DAN PUPUK ORGANIK GRANUL BAGI KELOMPOK TANI TAHUN ANGGARAN 2011 PROVINSI : KABUPATEN/KOTA : NO KEC. DESA JML. KEL. TANI JML. ANGGOTA LUAS TANAM KEBUTUHAN PUPUK (Ha) NPK (KG) POG (KG) TGL. TANAM 1. 1. 2. Dst. 2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,..., (...Nama...) NIP...

Formulir - 5: Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang Penetapan Calon Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Pupuk TA 2011 Nomor : Perihal : Calon Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Pupuk APBN TA 2011 (NPK dan Pupuk Organik Granul) REKAP DAFTAR KELOMPOK TANI CALON PENERIMA BANTUAN LANGSUNG PUPUK Kabupaten/Kota : NO NAMA KEL. TANI ALAMAT KEL. TANI *) NAMA KETUA LUAS TANAM BANTUAN PUPUK (Ha) NPK (KG) POG (KG) Keterangan : *) Harap disebutkan Desa dan Kecamatan Ditetapkan, tanggal... Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota..., (... Nama...) NIP...

Formulir - 6. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penetapan Calon Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Pupuk TA 2011 Nomor : Perihal : Lokasi Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Pupuk APBN TA 2011 (Pupuk NPK dan Organik Granul) Provinsi : REKAP DAFTAR KELOMPOK TANI CALON PENERIMA BANTUAN LANGSUNG PUPUK NO KAB/ KOTA KECAMATAN DESA KEL. TANI LUAS TANAM (Ha) BANTUAN PUPUK NPK (Kg) POG (Kg) WAKTU TANAM (BULAN) Disetujui, tanggal... Kepala Dinas Pertanian Provinsi..., (... Nama...) NIP... Lampirkan daftar lokasi dan calon penerima BLP sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Formulir - 7. Berita Acara Pemeriksaan dan Pengambilan Contoh Kegiatan Bantuan Langsung Pupuk BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG DAN PENGAMBILAN CONTOH PUPUK KEGIATAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK No.... Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun...telah dilaksanakan pemeriksaan pupuk Bantuan Langsung Pupuk (BLP) di Pabrik... Kabupaten... Provinsi...kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA *) 2. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA **) Sesuai perjanjian antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor.. dan Nomor :. tanggal, maka pihak PERTAMA dan pihak KETIGA telah melakukan pemeriksaaan dan pengambilan sampel pupuk BLP terhadap pihak KEDUA dengan hasil sebagai berikut : JENIS PUPUK NPK Organik Granul STOK KEMASAN SAMPEL KETERANGAN Demikian berita acara pemeriksaan barang dan pengambilan sampel pupuk dibuat, kemudian agar dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, (...) (...) Keterangan : *) BUMN **) Petugas Pengambil Contoh (Superintendent)

Formulir - 8. Berita Acara Pemeriksaan Bantuan Langsung Pupuk BERITA ACARA PEMERIKSAAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK No.... Pada hari ini... tanggal... di Kabupaten/ Kota... Provinsi... kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA 2. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA Telah dilakukan pemeriksaaan terhadap Bantuan Langsung Pupuk dengan keterangan sebagai berikut : NPK JENIS PUPUK KEMASAN Organik Granul KETERANGAN PUPUK Demikian berita acara pemeriksaan ini dibuat, kemudian agar dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang Memeriksa Pihak KEDUA, Yang Diperiksa Pihak PERTAMA, (...) (...) Mengetahui, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, (...Nama...) NIP... Catatan : - Pihak Pertama adalah BUMN pelaksana - Pihak Kedua adalah Petugas Dinas Pertanian yang menangani bidang sarana

Formulir - 9. Berita Acara Penerimaan Bantuan Langsung Pupuk BERITA ACARA PENERIMAAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK No.... Pada hari ini... tanggal... di Desa...Kecamatan... Kabupaten/Kota... Provinsi... kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :... Jabatan :... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA 2. Nama :... Jabatan :... Kelompok tani:... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA Sesuai dengan Perjanjian nomor... dan nomor.. tanggal... maka pihak PERTAMA menyerahkan kepada pihak KEDUA bantuan pupuk sebagai berikut : JENIS PUPUK KEMASAN NPK Organik Granul Organik Cair KETERANGAN PUPUK Demikian berita acara penerimaan bantuan pupuk ini dibuat, kemudian agar dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang Menerima Pihak KEDUA/ Ketua/Sekretaris/Pengurus Kelompok Tani, Yang Menyerahkan Pihak PERTAMA, (...) (...) Mengetahui, PPL/Mantan/KCD, (...Nama...) NIP... Catatan : - Pihak Pertama adalah BUMN pelaksana - Pihak Kedua adalah pengurus kelompok tani penerima BLP

Formulir - 10. Rekapitulasi Berita Acara Penerimaan Bantuan Langsung Pupuk NO KECAMATAN DESA KELOMPOK TANI PUPUK NPK (Kg) POG (Kg) WAKTU PENERIMAAN KETERANGAN*) Tempat, Tanggal Bulan Tahun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, *) Keterangan Kondisi pupuk yang diterima (...Nama...) NIP... Formulir - 11. Rekapitulasi Berita Acara Penerimaan Bantuan Langsung Pupuk NO KAB/KOTA KECAMATAN DESA KELOMPOK TANI PUPUK NPK (Kg) POG (Kg) WAKTU PENERIMAAN KETERANGAN*) Tempat, Tanggal Bulan Tahun Kepala Dinas Pertanian Provinsi, *) Keterangan Kondisi pupuk yang diterima (...Nama...) NIP...

Formulir - 12. Pelaporan Awal Bantuan Langsung Pupuk FORM PELAPORAN AWAL BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN 2011 Bulan :... NO LOKASI (DESA/KEC) NAMA KEL. TANI ANGGOTA LUAS LAHAN (Ha) KEBUTUHAN PUPUK PRODUKTIVITAS (Ku/Ha)*) NPK (Kg) POG (Kg) RENCANA TANAM (Ha) RENCANA PANEN (Ha) 1 2 3 4 5 6 7 Dst. Keterangan : *) Produktivitas selama ini Lampirkan data : nama-nama anggota kelompok tani dan data lokasi titik bagi pendistribusian pupuk Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,... (...)

Formulir - 13. Pelaporan Perkembangan Bantuan Langsung Pupuk FORM PELAPORAN PERKEMBANGAN BANTUAN LANGSUNG TAHUN 2011 Bulan :... NO 1. LOKASI (DESA/KEC) NAMA KEL. TANI REALISASI TANAM (Ha) TANGGAL TANAM KONDISI PERTUMBUHAN TANAMAN PERMSLHN & PMCHNYA 2. 3. 4. 5. 6. 7. dst Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,... (...)

Formulir - 14. Pelaporan Akhir Bantuan Langsung Pupuk FORM PELAPORAN AKHIR BANTUAN LANGSUNG TAHUN 2011 NO LOKASI (DESA/ KEC) NAMA KEL. TANI REALISASI REALISASI TANAM (Ha) PANEN (Ha) PRODUKTI VITAS (KW/HA) PROSENTASE PENINGKATAN/ PENURUNAN PRODUK-TIVITAS PENYE- RAPAN TENAGA KERJA (HOK) KEUNTU- NGAN PER HA (RP) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. dst TOTAL Keterangan : *) Coret yang tidak perlu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota..., (...)