III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

III. METODE PENELITIAN

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN CIASEM, KABUPATEN SUBANG. Oleh : Febria Heidina A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usahatani Padi dan Mobilitas Petani Padi

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

BAB III METODE PENELITIAN

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)

III. BAHAN DAN METODE

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1. Lokasi Penelitian

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

VARIASI NILAI INDEKS VEGETASI MODIS PADA SIKLUS PERTUMBUHAN PADI

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS LUAS LAHAN SAWAH BERBASIS CITRA MODIS DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN WILONA OCTORA

BAB III METODE PENELITIAN

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LAPAN PEDOMAN PEMANTAUAN FASE PERTUMBUHAN TANAMAN PADI MENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Pandangan dari sisi Perundangan

BAB I PENDAHULUAN I-1

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

APLIKASI FOTO UDARA UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SAWAH KOTA SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT TANPA AWAK ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI EVALUASI KEMITRAAN PT. SANG HYANG SERI DAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN CIASEM, KABUPATEN SUBANG. Oleh : Febria Heidina A

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelititan Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni di lokasi pengamatan lapang yaitu di wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri yang berlokasi di Kecamatan Ciasem (Gambar 2) serta beberapa desa di sekitar wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri. Analisis data penelitian ini dilakukan di Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. 6 11' 6 18' 107 28' KAB. KARAWANG 107 35' KEC. BLANAKAN KEC. CIASEM 107 42' LAUT JAWA KEC. BINONG 107 49' 107 56' 108 108 3' 6 11' 6 18' PETA WILAYAH PENELITIAN N 6 25' KEC. PATOKBEUSI KEC. PAMANUKAN 6 25' 0.06 0 0.06 0.12 Meters 6 32' 6 39' KAB. PURWAKARTA KAB. INDRAMAYU 6 32' 6 39' Keterangan: Wilayah Penelitian Insert 6 46' KAB. SUMEDANG 6 46' 107 28' 107 35' 107 42' 107 49' 108 107 56' 108 3' Gambar 2. Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta dijital administrasi Kabupaten Subang, Peta Lahan PT. Sang Hyang Seri, citra ALOS, serta citra MODIS Terra dan Aqua dengan resolusi 500 m x 500 m (MOD09A1 dan MYD09A1) Subang yang sudah dikoreksi geometri. Koreksi geometri adalah proses pengoreksian posisi objek pada citra yang tidak sama dengan posisi geografis permukaan bumi yang terjadi karena pengaruh distorsi geometrik 11

selama proses akuisisi citra. Pada citra tersebut terdapat nilai reflektan objek yang direkam dengan resolusi spasial 500 m x 500 m pada 7 kanal spektral utama (Band 1-Band 7). MOD09A1 dan MYD09A1 merupakan citra MODIS level 3 diproses dari MODIS level 2G yang telah dikalibrasi tingkat kecerahannya (koreksi radiometrik). Citra MODIS yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut. Tabel 3. Citra MODIS Yang Digunakan Terra Aqua No Kode Tanggal Akuisisi Kode Tanggal Akuisisi 1 MOD09A12008137 16 Mei 2008 MYD09A12008137 16 Mei 2008 2 MOD09A12008145 24 Mei 2008 MYD09A12008145 24 Mei 2008 3 MOD09A12008153 1 Juni 2008 MYD09A12008153 1 Juni 2008 4 MOD09A12008161 9 Juni 2008 MYD09A12008161 9 Juni 2008 5 MOD09A12008169 17 Juni 2008 MYD09A12008169 17 Juni 2008 6 MOD09A12008177 25 Juni 2008 MYD09A12008177 25 Juni 2008 7 MOD09A12008185 3 Juli 2008 MYD09A12008185 3 Juli 2008 8 MOD09A12008193 11 Juli 2008 MYD09A12008193 11 Juli 2008 9 MOD09A12008201 19 Juli 2008 MYD09A12008201 19 Juli 2008 10 MOD09A12008209 27 Juli 2008 MYD09A12008209 27 Juli 2008 11 MOD09A12008217 4 Agustus 2008 MYD09A12008217 4 Agustus 2008 12 MOD09A12008225 12 Agustus 2008 MYD09A12008225 12 Agustus 2008 13 MOD09A12008233 20 Agustus 2008 MYD09A12008233 20 Agustus 2008 14 MOD09A12008241 28 Agustus 2008 MYD09A12008241 28 Agustus 2008 15 MOD09A12008249 5 September 2008 MYD09A12008249 5 September 2008 Pada penelitian ini, citra ALOS digunakan untuk menganalisis penggunaan lahan yang ada di lokasi penelitian. Citra ALOS PRISM yang digunakan sebagai penyedia data dasar cakupan blok sawah diakuisisi pada dua waktu yang berbeda yaitu 24 Agustus 2006 serta 30 Juni 2009. Untuk aspek pemantauan, data utama yang digunakan adalah data BAKOSURTANAL dan citra ALOS AVNIR-2 tanggal akusisi 30 Juni 2009. 12

Selain itu juga dikumpulkan data masa tanam padi yang ditanam di lahan PT. Sang Hyang Seri tahun 2008, data PODES Kabupaten Subang tahun 2003 dan 2008, data produksi padi, data luas panen serta data sistem usahatani kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani masyarakat Kecamatan Ciasem (sistem usahatani non kerjasama). Data luas panen yang dikumpulkan adalah data luas panen Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Data produksi padi yang dikumpulkan yaitu produksi padi PT. Sang Hyang Seri serta produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Perangkat utama yang digunakan pada penelitian ini adalah perangkat lunak Microsoft Excel, Visio, Arcview 3.3, ENVI 4.5, Statistica 8, dan Quick Basic 4.5. Perangkat lain yang digunakan dalam survei lapangan adalah seperangkat penerima sinyal GPS (Global Positioning System). Secara terinci bahan, sumber data, keluaran serta tujuan penelitian ini disajikan pada Tabel 4. 13

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran 1 Mengidentifikasi dua sistem usahatani padi di Kecamatan Ciasem Sistem usahatani PT. sang Hyang Seri Sistem usahatani masyarakat Kec. Ciasem PT. Sang Hyang Seri Survei Lapang Karakteristik dua sistem usahatani padi Petani Kec. Ciasem Kuesioner Kecamatan Ciasem 2 Mempelajari pola mobilitas petani padi di Kecamatan Ciasem. Data tempat pembelian sarana produksi tani Data tempat pemasaran hasil panen Petani di Kecamatan Ciasem Metode Kuesioner Survei lapang Peta pola mobilitas petani padi Kecamatan Ciasem 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas petani padi Data tempat tinggal petani, tempat pembelian sarana produksi tani, dan variabel yang mempengaruhi Petani di Kecamatan Ciasem Analisis Hayashi II Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas petani padi 4 Mempelajari keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi Data PODES Subang BPS Analisis Skalogram Struktur hirarki wilayah Kab. Subang 14

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian (lanjutan) No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran Struktur Hirarki Wilayah Kabupaten Subang Peta pola mobilitas petani Kecamatan Ciasem Hasil analisis pola mobilitas petani padi dan struktur hirarki wilayah Analisis Korelasi Keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani padi 5 Mengidentifikasi luas panen dan produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi Struktur Hirarki Wilayah Kabupaten Subang Produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi Luas panen padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi Data produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan dan Luas panen padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi tahun 1998-2008 Hasil analisis pola mobilitas petani padi Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Subang Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Subang Analisis Korelasi Analisis dinamika perubahan luas panen dan produktivitas padi Keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan luas panen dan produktivitas padi Dinamika luas panen dan produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi 15

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian (lanjutan) No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran 6 Mempelajari nilai indeks vegetasi (VI) pada 1 siklus pertumbuhan tanaman padi Peta Lahan PT. Sang Hyang Seri Peta penggunaan lahan sawah PT. Sang Hyang Seri Kajian pemetaan sawah BAKOSURTANAL Analisis nilai NDVI dan EVI - Citra NDVI dan EVI MODIS Terra dan Aqua 2008 - Citra MODIS USGS 7 Mengindentifikasi hubungan antara produktivitas padi dengan nilai indeks vegetasi. Citra NDVI dan EVI MODIS Terra dan Aqua 2008 Produktivitas Padi Wilayah Contoh Hasil analisis citra MODIS Terra dan Aqua 2008 PT. Sang Hyang Seri Survei lapang Analisis korelasi Keterkaitan NDVI dan EVI dengan produktivitas padi 16

3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan yang dilakukan adalah pengumpulan data, analisis data, dan penulisan hasil. Secara terinci tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 3.3.1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terbagi 2 yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (Tabel 5), sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai instansi yang dapat dilihat pada Tabel 4. Survei lapang dilakukan pada tanggal 8-18 Juli 2009 yang mencakup aktivitas wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (petani sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama). Responden sistem usahatani non kerjasama ditetapkan petani yang memiliki lahan di sekitar lahan milik PT Sang Hyang Seri (PT SHS). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses transfer teknologi antara petani yang bermitra dengan PT SHS dan petani yang tidak bermitra dengan PT SHS. Oleh karena itu penetapan petani tidak didasarkan dari daftar petani di desa, namun berdasarkan lokasi lahan. Proses wawancara dilakukan pada saat petani berada di lahan yang diolahnya. Sementara petani kerjasama ditetapkan berdasarkan data induk yang dimiliki oleh PT SHS. Namun induk data tersebut tidak dapat diperoleh secara lengkap, pihak SHS berkeberatan untuk memberikan daftar petani mitranya. Yang diperoleh adalah informasi kelompok petani di PT SHS. Kelompok tersebut diharapkan pada saat wawancara sedang melakukan tanam sehingga informasi terkait dengan produksi dan produktivitasnya masih diingat dengan baik. Berdasarkan informasi tersebut ditentukan secara acak 20 petani yang menjadi responden untuk memahami pola usahatani kerjasama dengan PT Sang Hyang Seri. Hal yang ingin diketahui dari setiap responden adalah mengenai identitas responden, luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani dan aktivitas responden dalam berusaha tani secara lengkap paling tidak selama satu musim tanam. 17

No Desa Tabel 5. Komposisi Responden Kerjasama Sistem Usahatani Non Kerjasama 1 Pinang Sari 10 10 2 Ciasem Girang 10 10 Data primer yang dikumpulkan yaitu tempat pembelian sarana produksi tani, tempat pemasaran hasil panen, data sistem usahatani padi kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani padi masyarakat Kecamatan Ciasem (sistem usahatani padi non kerjasama). Data sekunder yang dikumpulkan adalah data masa tanam padi yang ditanam di lahan PT. Sang Hyang Seri tahun 2008, peta Lahan PT. Sang Hyang Seri, peta dasar, data produksi padi, data luas panen Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008 serta data PODES Kabupaten Subang tahun 2003 dan 2008. Data produksi padi yang dikumpulkan adalah data produksi padi PT. Sang Hyang Seri tahun 2008 dan data produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Selain itu juga dikumpulkan data citra yaitu citra MODIS Terra Aqua (500 meter) tahun 2008 dan citra ALOS. 3.3.2. Analisis Data Secara umum, analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 7 tahap yaitu (1) mengidentifikasi dua sistem usahatani padi di Kecamatan Ciasem, (2) mempelajari mobilitas petani padi di Kecamatan Ciasem, (3) mempelajari keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem, (5) mengidentifikasi luas panen dan produktivitas tanaman padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi, (6) mempelajari nilai indeks vegetasi (VI) pada satu siklus pertumbuhan tanaman padi, dan (7) mengidentifikasi hubungan antara nilai indeks vegetasi (VI) dengan produktivitas padi. Secara terinci tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 18

3.3.2.1.Analisis Perbandingan Sistem Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem Untuk melakukan analisis perbandingan sistem usahatani dipilih indikator perbandingan antara lain luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani, dan aktivitas responden. Perbedaan sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama dianalisis dengan Uji t dengan prinsip Beda Nyata Jujur (Honest Significant Difference). Perbedaan kedua sistem usahatani tersebut dilihat dari struktur biaya usahatani/ha yang dikeluarkan. Pada Uji t digunakan 2 kategori (Musim 1+ Musim 2 dan Musim 1 sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama) dan 8 peubah. Peubah yang digunakan untuk Uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peubah Perbandingan Kinerja Sistem Usahatani No Peubah Perbandingan Sistem Usahatani 1 Biaya benih/ha 2 Biaya pupuk/ha 3 Biaya tenaga kerja persiapan /ha 4 Biaya tenaga kerja pemeliharaan/ha 5 Biaya tenaga kerja panen/ha 6 Biaya irigasi/ha 7 Biaya traktor/ha 8 Biaya angkut/ha Selain uji, analisis lain digunakan untuk mengkonfirmasi hasil pengujian dengan prinsip BNJ tersebut. Analisis untuk mengkonfirmasi uji t tersebut adalah analisis diskriminan. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penciri/pembeda dari sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama. Perbedaaan dari hasil analisis diskriminan dengan hasil uji t adalah prinsip uji t lebih bersifat parsial terhadap setiap peubah usahatani sementara analisis diskriminan mempertimbangkan keterkaitan antar peubah bebas yang menjadi indikator yang diduga mempengaruhi produktivitas. Uji ini dilakukan dengan metode forward stepwise dimana peubah yang terpilih umumnya sudah tidak saling berkorelasi. Peubah yang digunakan pada analisis diskriminan ini disajikan pada tabel berikut. 19

Tabel 7. Peubah Analisis Diskriminan No Kode Peubah Peubah Perbandingan Sistem Usahatani 1 X1 Luas lahan 2 X2 Status Lahan 3 X3a Biaya Benih 4 X3b Biaya Pupuk 5 X3c Biaya Irigasi 6 X3d Biaya Tenaga Kerja 7 X3e Biaya Traktor 8 X3f Biaya Angkut 9 X4 Sumber Modal 10 X5 Harga Jual Peubah biaya usahatani padi hasil Uji t yang berbeda sangat nyata ditampilkan dalam bentuk box plot. Peubah yang dianalisis dikelompokkan berdasarkan sistem usahatani setiap desa yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kategori Analisis Box Plot No Kategori 1 Sistem usahatani padi kerjasama Pinang Sari 2 Sistem usahatani padi non kerjasama Pinang Sari 3 Sistem usahatani padi kerjasama Ciasem Girang 4 Sistem usahatani padi non kerjasama Ciasem Girang 3.3.2.2.Analisis Deskriptif Pola Mobilitas Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem Pola mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem didapatkan melalui wawancara dengan petani menggunakan kuesioner untuk mengetahui tempat pembelian sarana produksi tani dan tempat penjualan hasil panen. Hasil yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk peta dan tabel pola mobilitas usahatani padi serta disajikan secara deskriptif. 20

3.3.2.3.Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Usahatani Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani ditetapkan berdasarkan hasil analisis Hayashi II. Analisis ini digunakan untuk menduga nilai koefisien keterkaitan antara peubah penjelas dengan suatu peubah tujuan tertentu yang bersifat kategorik (grouping variable). Hasil uji nyata dari nilai koefisien keterkaitan ini menunjukkan peubah penjelas yang paling signifikan mempengaruhi peubah tujuan tersebut. Peubah penjelas yang paling nyata mempengaruhi peubah tujuan ditetapkan dengan ketentuan: nilai korelasi parsial peubah > batas kritis (r). Batas kritis korelasi parsial peubah (r) didapatkan dengan persamaan: r = t 2 2 t + n 2, dimana r = nilai batas korelasi t = nilai t-tabel yang diidentifikasi berdasarkan derajat bebas (n-2) pada tingkat kepercayaan sebesar (1-α)x100%. n = jumlah pengamatan Peubah yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II No Peubah Kode Peubah Kategori 1 Desa Tujuan Y 1: internal 2: eksternal 2 Jarak ke sarana tani X1 0-3: dekat 3-5: sedang 5-10: jauh 3 Luas lahan X2 0-2: sedikit 2-4: sedang 4-8: luas 4 Sistem X3 non kerjasama: 1 kerjasama: 2 5 Umur X4 0-30: muda 30-60: sedang 60-80: tua 6 Jumlah pupuk Musim 1 X5a 0-3: sedikit 3-5: sedang 5-8: banyak 21

Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II (lanjutan) No Peubah Kode Peubah Kategori 7 Jumlah pupuk Musim 2 X5b 0-3: sedikit 3-5: sedang 5-8: banyak 8 Desa Asal X6 Pinang Sari: 1 Ciasem Girang: 2 9 Status Lahan X7 garap: 1 sewa: 2 milik: 3 10 Harga Urea X8a 120000-126000: murah 126000-132000: sedang 132000-140000: mahal 11 Harga TSP X8b 170000-185000: sangat murah 185000-200000: murah 200000-215000: sedang 215000-220000: mahal 12 Harga Phonska X8c 190000-197500: murah 197500-205000: sedang 205000-220000: mahal 22

3.3.2.4.Analisis Keterkaitan Tingkat Perkembangan Wilayah Kabupaten Subang dengan Pola Mobilitas Petani, Luas Panen dan Produktivitas Padi Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan hirarki suatu wilayah adalah analisis skalogram. Hasil analisis skalogram digunakan untuk mengetahui keterkaitan struktur hirarki Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi, luas panen, dan produktivitas padi. Teknik analisis skalogram ini dilakukan dengan menginventarisasi fasilitas-fasilitas di suatu wilayah dan jarak ke fasilitas yang disusun pada satu tabel yang bersumber dari data PODES Subang 2003 dan 2008. Analisis tersebut dilakukan untuk menghasilkan indeks potensi daerah. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada Tabel Lampiran 2. Indeks potensi daerah diolah untuk menentukan hirarki wilayah Kabupaten Subang. Penetapan wilayah perkembangan tinggi (Hirarki I), wilayah perkembangan sedang (Hirarki II), dan wilayah perkembangan rendah (Hirarki III) dilakukan dengan kriteria tertentu yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Kriteria Hirarki I, Hirarki II, dan Hirarki III No Hirarki Wilayah Kriteria 1 Wilayah dengan tingkat perkembangan tinggi (Hirarki I) IPD> nilai tengah indeks + stdev 2 Wilayah dengan tingkat perkembangan sedang (Hirarki II) nilai tengah indeks < IPD < nilai tengah + stdev 3 Wilayah dengan tingkat perkembangan IPD< nilai indeks tengah rendah (Hirarki III) Analisis selanjutnya yaitu mengetahui (1) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi dan (2) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan produktivitas padi dan luas panen. Pada aspek pertama, hasil analisis akan disajikan secara deskriptif dengan menghubungkan tempat pemenuhan kebutuhan sarana tani desa contoh (Pinang Sari dan Ciasem Girang) dengan hirarki wilayah dan indeks fasilitas pertanian. Pada tujuan kedua, analisis dilakukan terhadap setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Analisis yang digunakan adalah 23

analisis korelasi. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada tabel berikut. Tabel 11. Peubah Yang Digunakan pada Analisis Korelasi No Peubah yang digunakan 1 % Desa Hirarki I 2 % Desa Hirarki II 3 % Desa Hirarki III 4 Luas Panen 5 Produksi Padi 6 Produktivitas padi 3.3.2.5.Analisis Luas Panen dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Kecamatan Blanakan Data yang dianalisis adalah data luas panen, produksi dan produktivitas padi di Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokeusi serta data produktivitas padi di wilayah contoh selama satu siklus tanam. Data tersebut didapatkan dari Dinas Tanaman Pangan dan PT. Sang Hyang Seri. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik dan disajikan secara deskriptif. 3.3.2.6 Analisis Nilai Indeks Vegetasi (VI) Pada Satu Siklus Pertumbuhan Tanaman Padi Analisis ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengubahan proyeksi citra MODIS dari sinusoidal menjadi UTM, pemotongan citra MODIS Terra dan Aqua sesuai dengan wilayah penelitian, penetapan contoh lokasi penelitian, serta analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua. Analisis NDVI dan EVI dilakukan menggunakan sekumpulan citra MODIS Terra dan Aqua yang diakuisisi sekitar 1 musim tanam. Analisis pada tahapan ini yaitu analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua, penumpukan (layer stacking) NDVI citra MODIS Terra dan Aqua yang digunakan dan penumpukan (layer stacking) EVI citra MODIS Terra dan Aqua yang digunakan dengan menggunakan ENVI 4.5. Analisis tersebut menghasilkan 4 data baru yaitu NDVI MODIS Terra, NDVI MODIS Aqua, EVI MODIS Terra, 24

dan EVI MODIS Aqua. NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua didapatkan dengan persamaan: NDVI = Band 2 Band1 Band 2 + Band1 EVI = 2.5 * Band 2 Band1 Band 2 + 6 * Band1 7.5* Band3 + 1 Contoh dipilih dari data masa tanam PT. Sang Hyang Seri. Titik tengah contoh ditentukan dengan menggunakan Arcview 3.3. Data titik tengah contoh dirubah menjadi bentuk ROI dengan menggunakan ENVI 4.5. Agar data titik tengah contoh dapat dianalisis di ENVI 4.5 data harus diubah menjadi format berkas teks. Nilai NDVI dan EVI contoh diperoleh dari citra layer stacking NDVI MODIS Terra, NDVI MODIS Aqua, EVI MODIS Terra, dan EVI MODIS Aqua dengan menggunakan ENVI 4.5. Nilai NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua 1 siklus pertumbuhan tanaman padi ditampilkan dalam bentuk grafik. 3.3.2.7.Analisis Korelasi Nilai Indeks Vegetasi (VI) dengan Produktivitas Padi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara produktivitas padi dengan nilai NDVI dan EVI siklus pertumbuhan tanaman padi. Menggunakan analisis korelasi sederhana, hubungan antara keduanya ditunjukkan oleh koefisien positif dan negatif. Jika peubah mempunyai hubungan yang searah, maka akan bekorelasi positif sedangkan bila memiliki hubungan berlawanan maka berkorelasi negatif. Namun jika keduanya tidak berkorelasi atau tidak ada hubungan sama sekali maka korelasi sama dengan nol atau jika berkorelasi sempurna positif maka koefisien korelasi akan sama dengan 1 dan sebaliknya jika berlawanan arah koefisien sama dengan -1. Secara ringkas tahapan penelitian tersebut disampaikan pada gambar berikut. 25

Gambar 3. Bagan Alir Teknik Analisis Data 26