Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MADIUN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

E-journal Prodi Edisi 1

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN SRATEGI INKUIRI DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Unesa Journal of Chemical Education ISSN : Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Unnes Physics Education Journal

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TEMA MATA DI SMP NEGERI 1 MADURAN LAMONGAN. Alfin Nofi Rohmawati

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENINGKATAN SELF EFFICACY DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI SMAN 9 SURABAYA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER SOLUTION MATERIAL TO EXERCISES OF HIGHER ORDER THINKING SKILL IN CLASS OF XI SMAN 1 PLEMAHAN KEDIRI Tria Endah Fajariani dan Ismono Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya email: iara_koe@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan respon siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di keals XI IPA 2 SMA Negeri 1 Plemahan Kediri. Instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan keterlaksanaan sintak dan lembar tes berpikir tingkat tinggi. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa telah terlatih keterampilan berpikir tingkat tingginya yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai pretes dan postes dengan nilai <g> 0,66 dengan kategori sedang dan rata-rata respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga adalah baik. Kata kunci: inkuiri, berpikir tingkat tinggi, larutan penyangga Abstract The aims of this research are to know the implementation of inquiry learning model on buffer solution material and to know student s higher order thinking skill after exercised by inquiry learning model on buffer solution material. The design of this research is one group pretest posttest design. The research was carried out in class XI IPA 2 SMAN 1 Plemahan Kediri. The instruments that used are higher order thinking skill outcome test and response questioner sheet of implementation inquiry learning model on buffer solution material. Data were analyzed by descriptive and quantitative method. The results showed student s higher order thinking skill had exercised that showed by increasing of pretest and posttest score with <g> value 0,66 that categorized enough and generally, students had good response for implementation inquiry learning model on buffer solution material. Keywords: inquiry, higher order thinking, buffer solution PENDAHULUAN Pembelajaran IPA didasarkan pada teori belajar konstruktivis yang dilakukan sendiri oleh siswa berdasarkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya [1]. Proses belajar dilakukan melalui tahap eksplorasi dari pengalaman yang dimilikinya melalui kegiatan ilmiah yang dimulai dengan observasi data sampai dengan memperoleh kesimpulan yang menjadi pengetahuan baru. Salah satu mata pelajaran IPA adalah pelajaran kimia. Pelajaran yang di dalamnya terdapat konsep-konsep, fakta-fakta, dan eksperimen yang berguna untuk membuktikan suatu konsep tersebut. Pelajaran kimia pada dasarnya tidak hanya menitikberatkan pada pengetahuan teoritis saja, tetapi harus diikuti dengan kemampuan untuk mengaplikasikan konsepnya. Pelajaran kimia perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri 108

dengan kemampuan dasar bekerja ilmiah memberi pengetahuan, berpikir dasar dan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan sikap kritis, logis, sistematis, disiplin, objektif, terbuka dan jujur, kooperatif serta rasa ingin tahu. Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran kimia dicapai oleh peserta didik. melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup [2]. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan fakta di atas yaitu model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan sehingga menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran inkuiri guru hanya sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Penerapan model pembelajaran inkuri juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 Plemahan bahwa metode pembelajaran yang sering diterapkan adalah ceramah dan tanya jawab, praktikum hanya dilakukan saat ujian praktek, khususnya kelas XII saat menempuh ujian akhir kelulusan. Selain itu, berdasarkan angket yang disebarkan kepada 46 siswa kelas XII-IPA 2 SMA Negeri 1 Plemahan diperoleh data 60,86% siswa menyatakan metode pembelajaran yang sering diterapkan adalah ceramah, sebanyak 63,04% siswa pembelajaran akan lebih menarik jika dapat bereksperimen. Siswa belum dituntut untuk membangun pengetahuannya sendiri untuk mendapatkan pengetahuan atau konsep baru melalui suatu kegiatan pembelajaran eksperimen maupun diskusi kelompok. Selain itu, berdasarkan wawancara kepada salah satu guru pelajaran kimia di SMAN 1 Plemahan Kediri, hampir pada setiap pertemuan guru mengajar menggunakan metode ceramah yaitu sekitar 85% menggunakan metode ceramah dalam satu semester. Salah satu masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah kebanyakan guru hanya mengajar bagaimana suatu materi tuntas disampaikan kepada siswa serta bagaimana siswa dapat memperleh ketuntasan belajara sesuai SKM yang ditetapkan sekolah tanpa memikirkan bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, salah satunya adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi. Faktanya, siswa hanya dituntut untuk menghafalkan informasi yang disampaikan oleh guru, hal tersebut tentu tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Cara belajar demikan, bukanlah cara belajar yang bermakna dan tidak dapat tersimpan dalam memori jangka panjang. Berdasarkan data yang diperoleh di kelas XI IPA-2 SMAN 1 Plemahan Kediri, rata-rata sebanyak 71% keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPA-2 SMAN 1 Plemahan Kediri belum terlatih secara maksimal. Dengan adanya penerapan model pembelajaran inkuri akan berdampak pada kemampuan berpikir siswa (thinking skill). Karena model pembelajaran inkuri melibatkan proses ilmiah dari eksplorasi aktif yang mana menggunakan keterampilan berpikir kritis, logis, dan kreatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan [3]. Materi larutan penyangga mempelajari tentang pengertian larutan penyangga, ph larutan penyangga, dan fungsi larutan penyangga dalam makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari. Materi pokok larutan penyangga merupakan konsep yang tidak cukup dihafal saja namun terdapat konsepkonsep yang perlu diobservasi melalui kegian ilmiah berupa praktikum, kegiatan ini sangat penting untuk membuktikan konsep-konsep yang telah ada. Selain itu pada kelas XII-IPA 2, 67,39% siswa menyatakan bahwa materi larutan penyangga cukup sulit dipahami. Melaui model pembelajaran yang tepat 109

diharapkan materi ini dapat dengan mudah dipahami oleh siswa dan masuk memori jangka panjang. Oleh sebab itu, pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran inkuiri yang didalamnya terdapat kegiatan eksperimen untuk menemukan suatu konsep, sehingga melalui model pembelajaran ini siswa dapat terlatih membangun pengetahuannnya sendiri melalui kegiatan ilmiah. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, rancangan penelitiannya menggunakan One Group Pretest-Postest Design. Jadi, dilakukan pretest di awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis awal siswa. Setelah itu, diberikan suatu perlakuan dalam hal ini penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga kemudian diberikan posttest di akhir pembelajaran. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut [4]. Tabel 1. Rancangan Penelitian One Group Pretest-Postest Design Pretest Perlakuan Postest O 1 X O 2 Keterangan: O 1 :pretest, untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis awal siswa pada materi pokok larutan penyangga X :perlakuan, penerapan model pembelajaran inkuiri O 2 :posttest, untuk mengetahuiketerampilan berpikir kritis sisw siswa pada materi pokok larutan penyangga Peneliti mengidentifikasi kondisi awal pada sekelompok sampel siswa kelas XI IPA-2 SMAN 1 Plemahan Kediri dengan melaksanakan pretes. Kemudian dilakukan suatu kegiatan (perlakuan = treatment) dalam hal ini penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga kemudian diberikan posttest di akhir pembelajaran. Pada akhir kegiatan kondisinya diukur (postes). Hasil pretes dibandingkan dengan hasil postes, kemudian disimpulkan. Perangkat pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan buku siswa. Instrumen dalam penelitian digunakan untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dan lembar tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket mengenai penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga, dilakukan dengan menyebarkan angket respon siswa kepada siswa yang berisi pernyataan yang berisi tingkatan pilihan respon siswa yaitu 1 untuk tidak baik, 2 untuk kurang baik, 3 untuk baik, dan 4 untuk sangat baik. Selain itu juga menggunakan metode tes untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa melaui pretes dan postes. Hasil postes menunjukkan seberapa besar keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi larutan penyangga. Teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif antara analisis tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan analisis respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga. Melalui analisis data dapat diketahui keterampilan berpikir kritis siswa dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri. Perhitungan hasil keterampilan berpikir kritis siswa dan respon siswa adalah sebagai berikut. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dikatakan telah terlatih keterampilan berpikir tingkat tinggi bila nilai postes yang didapatkan telah mengalami peningkatan dibandingkan nilai prestes. Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara nilai pretes dan postes setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri [5]. 110

Jika terdapat perbedaan, kemudian dilakukan analisis perhitungan nilai <g> untuk mengetahui untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara nilai pretes dan postes setelah diterapkan model pembelajran inkuiri [6]. Besarnya peningkatan nilai pretes dan postes yang telah dicapai siswa dapat dianalais melalui nilai <g>. Respon Siswa Hasil angket dalam bentuk frekuensi diubah ke dalam bentuk persentase menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : p = persentase jawaban siswa f = jumlah jawaban siswa n = jumlah responden HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penerepanan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga adalah sebagai berikut. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sebelum diterapkan model pembelajaran inkuri, dilaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana keterampilan awal berpikir tingkat tinggi siswa. Selanjutnya dilaksanakan postes setelah penerapan model pembelajaran inkuiri. Soal-soal prestes dan postes yang digunakan adalah soal dengan ranah kognitif C4 dan C5 yang menurut Bloom masuk dalam kategori soal-soal berpikir tingkat tinggi [7]. Sebelum dilaksanakan postes, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dilatihkan melalui pembelajaran inkuiri yang menggunakan LKS berorientasi inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu menetukan rumusan masalah, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan data nilai pretes dan postes diperoleh, dilakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara nilai pretes dan postes setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai t hitung sebesar 22,37. Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% dan dk = n-1 = 45, diperoleh t tabel sebesar 2,0105. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka H 1 diterima, artinya terdapat perbedaan antara nilai pretes dan postes setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri. Selanjutnya,untuk mengetaui seberapa jauh perbedaan antara nilai pretes dan postes, dilakukan analisis melalui penentuan nilai gain <g>. Hasil pretes dan postes dihitung menggunakan nilai <g> sehingga akan diketahui dan dibandingkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa sebelum penerapan model pembelajaran inkuiri dan setelah penerapan model pembelajaran inkuiri. Tabel 2. Rata-rata Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi Siswa yang Terlatihkan Rata-rata Pretes Rata-rata Postes Skor <g> Kriteria 25,77 74,78 0,66 sedang Rata-rata nilai pretes keterampilan berpikir tinggi sebesar 25,77 dan rata-rata nilai keterampilan berpikir tingkat tinggi setelah dilatihkan dengan model pembelajaran inkuiri (postes) sebesar 74,78. 111

Perbedaaan nilai pretes dan postes dapat digambarkan melalui diagram berikut. 80 60 40 20 0 pretes postes Gambar 1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes dan Postes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasakan gambar 1, terdapat perbedaaan yang signifikan dari rata-rata nilai pretes dan postes. Perbedaan tersebut dapat dianalisis menggunakan skor gain <g>. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai <g> sebesar 0,66 dengan kategori sedang, dapat dikatakan bahwa melalui pembelajaran inkuiri, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dilatihkan. Hal ini karena pembelajaran inkuri melibatkan proses ilmiah dari eksplorasi aktif yang mana menggunakan keterampilan berpikir kritis, logis, dan kreatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan [3]. Dengan adanya peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat melatih dan membangun struktur kognitif siswa. Pernyataan ini juga didukung oleh teori konstruktivis Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitifnya menunjang pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri yang diterapkan pada siswa SMA dapat membangun struktur kognitifnya karena dilatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan penemuan konsep [8]. Respon Siswa Data respon siswa diperoleh dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA-2. Siswa memberikan tanggapan terhadap perlakuan yang diberikan guru selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan selama proses pembelajaran yang diberikan oleh guru/peneliti. Data respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri disajikan dalam tabel 3. No Tabel 3. Data Respon Siswa PERTANYAAN 1 Pembelajaran kimia dengan model inkuiri sangat menarik dan menyenangkan 2 Model pembelajaran inkuiri menjadikan saya lebih aktif dalam proses pembelajaran 3 Model pembelajaran inkuiri menjadikan saya lebih mudah memahami materi larutan penyangga 4 Model pembelajaran inkuiri menjadikan saya lebih mudah mnyelesaikan soal-soal dan tugas-yang yang diberikan oleh guru 5 Model pembelajaran inkuiri dapat memotivasi saya untuk belajar dan berprestasi 6 Dengan model pembelajaran inkuiri, pelajaran kimia pada materi larutan penyangga terasa tidak sulit 7 Dengan model pembelajaran inkuiri, pelajaran kimia pada materi larutan penyangga terasa tidak membosankan Respon Siswa (%) 1 2 3 4-2,27 70,45 27,27-13,64 63,64 22,73-22,73 56,82 20,45-18,18 54,55 15,91-15,91 59,09 25-20,46 59,09 18,18-11,36 56,82 31,82 Keterangan: 1 = Tidak baik 2 = Kurang baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Berdasarkan data respon yang diperoleh, dapat dianalisis dengan mengambil persentase tebanyak. Yaitu sebanyak 70,45% siswa menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri menarik dan menyenangkan, 63,64% siswa menyatakan pembelajaran inkuiri menjadikan mereka lebih aktif selama proses pembelajaran, 54,55% siswa menyatakan melalui pembelajaran inkuiri menjadikan mereka lebih memahami materi larutan penyangga, selain itu sebanyak 20,45% siswa sangat setuju bahwa melalui pembelajaran inkuiri mereka dapat lebih memahami materi larutan penyangga, hal tersebut sesuai dengan pendapat Llewellyn 112

bahwa pembelajaran inkuri melibatkan proses ilmiah dari eksplorasi aktif yang mana siswa terlibat aktif dalam pembelajran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan melalui kegiatan eksperimen [3]. Sebanyak 59,09% siswa menyatakan lebih termotivasi dan sebanyak 25% sangat termotivasi untuk belajar melalui model pembelajaran inkuiri, hal tersebut karena dalam pembelajaran inkuiri terdapat fenomena yang menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sebanyak 59,09% siswa menyatakan melalui pembelajaran inkuiri materi larutan penyangga terasa tidak sulit untuk dipelajari dan sebanyak 18,18% siswa menyatakan sangat setuju bahwa melalui pembelajaran inkuiri materi larutan penyangga terasa tidak sulit. Sebanyak 56,82% siswa menyatakan dengan pembelajaran inkuiri materi larutan penyangga terasa tidak membosankan dan sebanyak 31,28% siswa menyatakan sangat setuju bahwa dengan pembelajaran inkuiri materi larutan penyangga tidak membosankan. Dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan siswa memberikan respon yang baik terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri pda materi larutan penyangga. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Siswa telah terlatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui model pembelajaran inkuiri dengan adanya peningkatan nilai pretes dan postes dengan nilai <g> 0,66 yang dikategorikan sedang. 2. Penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga mendapatkan respon baik dari siswa dengan persentase rata-rata di atas 69%. DAFTAR PUSTAKA 1. Ramsey, J. 1993. Reform Movement Implication Social Responbility. Science Education, 77(2). 235-258. 2. Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 3. Llewellyn, Douglas. 2005. Teaching High School Science Trough Inquiry. Amerika:Corwin Press 4. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta 5. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta 6. Hake. 1998. Interactive Engagement Method in Introductory Mechanics Course. Departemen of physics, Indiana University. Bloomingtoon. (Online). (http://www.physics.indiana.edu/sdi/tem -2b.pdf diakses tanggal 3 Maret 2013) 7. Anderson, Lorin dan Krathwohl, David. Tanpa Tahun. A Taxonomi For Learning Teaching and Assesing. New York:Logman 8. Nur, Mohamad & Prima, Retno. 2008. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran (edisi 5). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 113