BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

TUGAS MATA KULIAH H U K U M P E R B A N K A N

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. usaha dari suatu perusahaan maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan pertumbuhan pembangunan, masalah kebutuhan. tidak dapat dipisahkan dengan kesinambungan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB II HUKUM PERJANJIAN SECARA UMUM. menyalin kedalam bahasa Indonesia, dengan kata lain belum ada kesatuan

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

KREDIT TANPA JAMINAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. namun semua pendapat tersebut mengarah kepada suatu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting. Bank sebagai sarana dalam bertransaksi terutama transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian tanah air terus tumbuh, dan transaksi perdagangan baik

ANALISIS YURIDIS KREDIT SINDIKAT. Abstrak. masyarakat namun juga dapat memberikan kredit. Dan dalam ketetuan pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri lagi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan manusia. Oleh karena itu di perlukanlah pembangunan secara nasional di segala bidang, yang merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang di lakukan secara bertahap dan berkelanjutan, yang berlandaskan kepada kemampuan nasional. Dalam pelaksanaannya mengacu kepada nilai nilai luhur bangsa yang telah ada sejak dahulu dan juga mengacu kepada kepribadian bangsa yang mandiri, berdaulat, maju dan berkeadilan. Pembangunan nasional khususnya di sektor ekonomi di laksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai kemakmuran. Dengan tercapainya hal tersebut, maka kehidupan masyarakat akan semakin baik, dan terbebas dari belenggu kemiskinan yang selama ini menghantui masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu ke waktu yang di dukung oleh kebijakan politik ekonomi yang semakin kondisif. 1 Perkembangan dunia usaha tidak dapat di lepaskan dari perkembangan sektor usaha perbankan, dan bank yang mempunyai fungsi pokok 1 Sri Rejeki Hartono, Beberapa Aspek Tentang Permodalan Perseroan Terbatas, (Bandung :, Mandar Maju), 2000, hal. 1.

sebagai agen pembangunan maupun financial intermediary merupakan salah satu pendukung usaha pembangunan tersebut. Pembangunan di berbagai bidang usaha dan industri tentunya memerlukan dana pendukung yang tidak sedikit, dan untuk itu peran sektor perbankan nasional sangat menentukan. Hal tersebut tampak jelas pada perkembangan jumlah kredit perbankan, yang mempengaruhi secara langsung sistem perekonomian nasional. Sebagai landasan yuridis pembangunan perekonomian nasional di atur dalam Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi sabagai berikut : 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2) Cabang cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh negara. 3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Dengan landasan konstitusional pembangunan ekonomi tersebut, maka kegiatan perekonomian di kelola dengan berbagai bentuk kegiatan pembangunan di berbagai sektor ekonomi baik yang berwujud sarana maupun prasarana. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi tersebut peranan dan dukungan dana atau modal merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung efektifitas pembangunan, juga untuk mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan tersebut, sehingga masyarakat dapat menjadi subjek utama dalam kegiatan perekonomian yang semakin berkembang, baik yang berskala nasional maupun internasional khususnya dalam era globalisasi saat ini.

Lembaga keuangan pada umumnya dan lembaga perbankan pada khususnya mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Peranan yang penting dan strategis dari suatu lembaga perbankan itu merupakan bukti bahwa lembaga perbankan merupakan salah satu pilar utama bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam peranannya sebagai salah satu pilar ekonomi yang utama tersebut, lembaga perbankan tersebut di tuntut untuk mampu mewujudkan tujuan perbankan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 Bab II Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tenatang Perbankan yang berbunyi sebagai berikut : Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Tentu saja tujuan tersebut akan dapat terwujud apabila di dukung oleh sistem perbankan yang sehat dan stabil. Sejalan dengan meningkatnya perekonomian masyarakat maka kebutuhan akan pembiayaan juga semakin meningkat. Dan dalam keadaan yang seperti ini jasa pemberian kredit oleh bank merupakan salah satu jalan keluar yang sangat baik, mengingat bank merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang dapat memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat atau nasabah. Bank dan kredit usahanya merupakan dua faktor yang saling berkaitan. Pemberian pinjaman atau kredit oleh bank dapat berupa pemberian kredit biasa ataupun pemberian kredit secara sindikasi. Pemberian kredit secara sindikasi ini merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk di lakukan, mengingat semakin

besarnya kebutuhan masyarakat dan semakin banyaknya pembangunan-pembangunan atau proyek-proyek yang memerlukan jangka waktu yang relatif lama. Pinjaman sindikasi ini baik untuk dilakukan untuk membagi resiko yang akan di hadapi oleh suatu bank dan juga agar masing-masing bank dapat terhindar dari pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan? 2. Apasajakah dokumen yang di perlukan dalam pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan? 3. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam perjanjian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan. b. Untuk mengetahui apasaja dokumen yang di perlukan dalam pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan. c. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan.

2. Manfaat Penulisan a. Bagi Penulis Melalui penulisan skripsi ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplementasikan teori teori yang selama ini di peroleh pada masa perkuliahan. Khususnya yang menyangkut tentang perjanjian kredit sindikasi, dalam bidang hukum pembiayaan dan perbankan. b. Bagi PT. Bank Sumut Penulisan skripsi ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PT.Bank Sumut dalam melaksanakan perjanjian kredit khususnya perjanjian kredit sindikasi sehingga nantinya akan semakin banyak nasabah/klien yang menggunakannya dan akan semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap PT. Bank Sumut, tidak hanya menggunakan jasa kredit dari Bank Sumut tetapi juga jasa-jasa yang lain. c. Bagi Ilmu Pengetahuan Penulisan skripsi ini di harapkan dapat menjadi bahan untuk perbandingan segala teori teori perkuliahan, serta menambah arsip kepustakaan yang ada guna di jadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya. D. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Perjanjian Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai istilah perjanjian. Mengenai istilah perjanjian dalam hukum perdata Indonesia yang berasal dari istilah Belanda sebagai sumber aslinya sampai saat ini belum ada kesamaan dan kesatuan dalam menyalin kedalam bahasa Indonesia, dengan kata lain belum ada kesatuan

terjemahan. Para ahli hukum perdata Indonesia menerjemahkan atau menyalin istilah perjanjian yang berasal dari istilah Belanda di dasarkan kepada pandangan dan tinjauan masing-masing. Istilah yang berasal dari kata janji itu dapat di artikan sebagai suatu kesediaan atau kesanggupan yang di ucapkan atau di buat secara lisan dan dapat pula dinyatakan secara tulisan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal. Menurut Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dinyatakan bahwa : Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Di antara kalangan pakar hukum terjadi perbedaan mengenai pengertian dari suatu perjanjian, seperti defenisi perjanjian yang di berikan oleh Wirjono Projodikoro, bahwa perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antar dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan suatu hal sedangkan pihak yang lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. 2 Sedangkan menurut pendapat sarjana yang lain memberikan defenisi perjanjian antara lain menurut K.R.M.T Tirtodiningrat, SH, perjanjian adalah suatu perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat di antara dua orang atau lebih untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang di perkenankan oleh Undang-Undang. Sedangkan menurut R. Subekti, SH, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana 2 Wirjono Projodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu, (Sumur Bandung), Hal. 11.

seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal. 3 Dalam Pasal 1233 Kitab Undang-undang Hukum Perdata di tentukan bahwa perjanjian atau Undang-Undang dapat melahirkan suatu perikatan. Adapun yang di maksud dengan perikatan adalah hal yang mengikat antara orang yang satu dengan orang yang lain, hal yang mengikat itu adalah peristiwa hukum yang dapat berupa perbuatan, berupa kejadian, atau berupa keadaan. 4 Dari uraian di atas dapatlah di simpulkan bahwa untuk terjadinya perjanjian itu haruslah ada dua belah pihak di dalamnya dan sedikitnya terdapat satu hak dan satu kewajiban. 2. Pengertian Kredit Kata kredit barasal dari bahasa Romawi yaitu dari kata credere yang artinya adalah percaya. Dalam bahasa Belanda di sebut dengan vertrouwen, sedangkan dalam bahasa Inggris di sebut dengan believe atau trust atau confidence yang artinya juga sama yaitu percaya. Kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan utama dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena seseorang akan di hargai apabila ia dapat di percaya. Dan rasa kepercayaan dari orang lain itu tidak dengan mudah di dapatkan, kita harus menunjukkan tingkah laku yang baik terhadap orang, berkata dengan jujur dan selalu menepati janji yang telah kita ucapkan. Jadi kepercayaan itu sangat penting dalam kehidupan. Dan seseorang tidak akan dengan mudah di terima dalam pergaulan masyarakat apabila ia tidak dapat di percaya. 3 Prof. Subekti, SH, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT. Intermasa), 1979, Hal. 1. 4 Abdul Kadir Muhammad, SH, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung :Citra Aditya Bakti), 1990, Hal. 198.

Menurut Molengraaf dalam buku ( kredoet Tjeenk Willink Zwolle h 5 1878) yang di kutip oleh Prof. Dr. Mariam Darus Badrullzaman, SH dalam buku (Aneka Hukum Bisnis Hal.138) kredit adalah meminjamkan benda pada peminjam dengan kepercayaan, bahwa benda itu akan di kembalikan di kemudian hari kepada pihak yang meminjamkan. Defenisi tersebut di kembangkan bahwa jenis kredit mencakup : a) Kredit berupa uang yang kemudian hari di kembalikan dalam bentuk uang. b) Kredit berupa uang yang kemudian hari di kembalikan dalam bentuk barang. c) Kredit dalam bentuk barang yang di kemudian hari di kembalikan dalam bentuk uang. d) Kredit dalam bentuk barang yang kemudian di kembalikan dalam bentuk barang. Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 poin 11 tentang Perbankan memberikan rumusan mengenai pengertian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian kredit tersebut maka dapat di simpulkan bahwa elemenelemen kredit adalah : a) Kredit mempunyai arti khusus yaitu meminjamkan uang. b) Penyedia atau pemberi pinjaman uang khusus terjadi di dunia perbankan.

c) Berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam sebagai acuan dari perjanjian kredit. d) Dalam jangka waktu tertentu. e) Adanya prestasi dari pihak peminjam untuk mengembalikan utang di sertai dengan bunga. 3. Pengertian Kredit Sindikasi Kredit sindikasi atau Syndicated Loan ialah pinjaman yang di berikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembagalembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut di berikan secara sindikasi mengingat jumlah yang di butuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak mungkin di biayai oleh kreditur tunggal. Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut : A syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms and condition, using common documentation and administered by common agent. 5 Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi, yaitu : 6 5 Stanley Hurn, Syndicated Loan, A Hanbook For Banker and Borrower, (Cambridge, Woodhead Faulkener), hal. 1. 6 Sutan Remy Syahdeni, Kredit Sindikasi, Proses Pembentukan dan Aspek Hukumnya, (Jakarta : Grafiti), 1997, hal. 2-3.

1) Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi. 2) Definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang di berikan berdasarkan syarat syarat dan ketentuan ketentuan yang sama bagi masing masing peserta sindikasi. Hal ini di wujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah bank peserta sindikasi. 3) Definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama sama. 4) Sindikasi tersebut di administrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing masing bank peserta dengan nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh bank ini, berbeda dari kredit kredit yang biasa di berikan oleh bank kepada nasabahnya. Adapun tujuan dan sasaran dari pemberian kredit sindikasi ini ialah : membantu sponsor/debitur yang membutuhkan kredit dalam jumlah yang besar dan sulit di biayai oleh satu bank dengan maksud membagi resiko, mengatasi masalah BMPK, meningkatkan interest income dan fee based income. Sedangkan sasaran kredit sindikasi ini ialah sponsor/debitur yang memerlukan bantuan pembiayaan (kredit) dalam jumlah besar, baik pembiayaan langsung maupun tidak langsung. 7 E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah empiris normatif yang dimana penulis melakukan studi ke lapangan untuk menemukan fakta-fakta yang terjadi di lapangan atau yang terjadi di dalam masyarakat. Dan juga mengacu/melihat kepada literatur-literatur atau Sindikasi. 7 Data dari PT. Bank Sumut Medan Divisi Kredit, Tujuan dan Sasaran pemberian Kredit

buku-buku yang ada sebagai pendukung dalam penulisan. Sedangkan dari segi sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penulis mencoba untuk menggambarkan bagaimana keadaan-keadaan atau fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat sehingga di dapatkan data yang seteliti mungkin. 2. Jenis Data Jenis data yang di pergunakan ialah data primer dan sekunder. Data primer di peroleh dari penelitian di lapangan yang berupa data-data dari PT. Bank Sumut Medan. Data sekunder di peroleh dari : a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa peraturan perundangundangan. b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa informasi yang di peroleh dari buku-buku referensi, hasil penelitian, makalah, majalah, situs internet, dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang di angkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari bahan hukum sekunder ini ialah untuk memberikan penjelasan dari bahan hukum primer. c) Bahan hukum tersier, yang berupa kamus umum dan kamus hukum. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang di gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang di perlukan untuk mendukung penulisan skripsi ini adalah : a) Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan melalui studi kepustakaan, buku-buku

referensi, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah hukum, situs internet, diktat dan juga catatan kuliah serta informasi lain yang di pandang perlu dan mempunyai hubungan atau kaitan dengan judul skripsi ini. b) Penelitian di lapangan (field research), yang bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan aktual yang berkaitan dengan skripsi ini. 4. Analisis Data Setelah data primer dan sekunder di peroleh, kemudian penulis menganalisanya secara kualitatif. Baik data yang berasal dari bahan hukum primer, sekunder, tersier. Kemudian data tersebut di periksa, di pilih, di atur dan di susun secara sistematis sehingga di peroleh gambaran mengenai permasalahan yang di teliti. Selanjutnya di tarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu penulis akan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dalam upaya menjawab permasalahan. F. Keaslian Penulisan Penulisan skripsi ini di dasarkan oleh ide, gagasan, pemikiran dari penulis. Yang dalam pembuatannya, penulis melihat dasar-dasar yang ada, baik melalui literatur yang di peroleh dari perpustakaan maupun media-media lain. Sepanjang pengetahuan penulis dan berdasarkan informasi yang di peroleh dari perpustakaan, hingga saai ini belum ada skripsi yang mengangkat judul Perjanjian Kredit Sindikasi Sebagai Sarana Pembiayaan Bank (Studi pada PT. Bank Sumut).

Oleh karena itu, penulisan skripsi ini terjamin keasliannya dan dapat di pertanggung-jawabkan. Kalaupun ada pendapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini semata-mata di jadikan pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat di butuhkan dalam menyempurnakan skripsi ini. G. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini penulis menguraikannya dalam 5(lima) bab. Setiap bab terdiri dari sub bab yang yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dapat di cegah kesimpangsiuran yang mengakibatkan kesulitan untuk mengartikan dan menalaah isi skripsi ini. Adapun isi dari skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Di dalam bab ini di uraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, keaslian penulisan serta sistematika penulisan. BAB II : HUKUM PERJANJIAN SECARA UMUM Dalam bab ini di uraikan tentang perjanjian secara umum, yang meliputi pengertian perjanjian, bentuk dan syarat sah perjanjian, berakhirnya perjanjian, perjanjian kredit bank, dan bentuk perjanjian kredit bank.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT SINDIKASI Dalam bab ini di uraikan tentang pengertian dan syarat kredit sindikasi, ciri-ciri utama kredit sindikasi, syarat-syarat perjanjian kredit sindikasi, para pihak dalam kredit sindikasi, manfaat kredit sindikasi, pengaturan kredit sindikasi dalam perspektif Undang-Undang Perbankan, dan perbedaan antara kredit sindikasi dengan sindikasi kredit. BAB IV : PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI PADA PT. BANK SUMUT Pada bab ini di uraikan mengenai prosedur-prosedur pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut yang terdiri dari proses sebelum pemberian kredit sindikasi dan proses pemberian kredit sindikasi, dokumen-dokumen yang di perlukan dalam pemberian kredit sindikasi, dan penyelesaian sengketa dalam perjanjian kredit sindikasi. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup dari skripsi ini. Pada bab ini akan di simpulkan hasil uraian mulai dari bab I sampai dengan bab IV dengan singkat dan sistematis, sebagai jawaban dari permasalahan. Dan terakhir di tutup dengan saran-saran yang merupakan buah pikiran penulis setelah menguraikan permasalahan yang timbul sesuai dengan judul skripsi ini.