BAB I PENDAHULUAN. Ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dari toko ritel buka selama 24 jam. Pertumbuhan bisnis ritel ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari sisi perusahaan maupun sisi customer, dengan kata lain brand

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan industri minuman berkarbonasi

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ALFAMART BUDURAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS FAKTOR PENENTU TEMPAT BELANJA TERHADAP INDOMARET DAN ALFAMART. Rangkuman Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. industri dan produksi serta pada kegiatan perdagangan eceran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang persaingan ritel dalam penjualan produk semakin

BAB IV ANALISA KASUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia usaha mengharuskan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. menghasilkan simpulan sebagai berikut : pemasok relatif tinggi, potensi masuknya pendatang baru relatif tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kehidupan di dunia serta keinginan manusia yang sering kali berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis dalam kurun waktu satu dasawarsa ini berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan faktor-faktor utama pendorong terjadinya globalisasi.

PENGARUH TATA LETAK PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MINIMARKET ALFAMART A. YANI WONOGIRI TAHUN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN APLIKASI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI ALFAMART BUDURAN - SIDOARJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bisnis. Hal tersebut mengingat dengan timbulnya kepercayaan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Ritel adalah mata rantai terakhir dalam proses distribusi barang. Ritel menjadi bagian penting bagi pelaku usaha yang mendistribusikan produknya sampai di tangan konsumen akhir. Industri ritel meliputi ritel tradisional dan modern. Ritel modern sudah lama berkembang di Indonesia. Perkembangan ritel modern di Indonesia di tampilkan dalam gambar 1.1 di bawah ini: Gambar 1.1 Prosentase Pertumbuhan Ritel Indonesia Data Indonesia Retail Report Update 2013, Modern and Traditional Retail Foods, Tahun 2013 1

2 Berdasarkan gambar 1.1 tersebut menunjukkan pertumbuhan penjualan dua Food Retail di Indonesia yaitu ritel tradional dan ritel modern (Supermarket/Hypermarket dan Minimarket). Data Indonesia Retail Report Update 2013 menunjukkan tahun 2002-2005 pertumbuhan penjualan ritel modern naik sebesar 7,1% sebaliknya ritel tradisional turun sebesar 7,2% dan tahun 2005-2011 ritel modern terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 12,2% sebaliknya ritel tradisional terus mengalami penurunan sebesar 11,8% 1. Pertumbuhan penjualan ritel modern lebih besar dibandingkan dengan ritel tradisional disebabkan sebagian masyarakat memilih berbelanja di ritel modern karena beberapa alasan yaitu seperti tempatnya yang bersih, rapih, nyaman, tidak berdesak-desakan, pelayanan yang ramah, harganya kompetitif, barang-barang yang beragam, dan berkualitas serta outletnya hampir ada disekitar lingkungan masyarakat. Ritel modern yang outletnya hampir ada disekitar lingkungan masyarakat yaitu minimarket dan convenience store. Minimarket merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Bisnis minimarket di Indonesia dikuasai oleh dua merek lokal yaitu Indomaret dan Alfamart. Gerai Indomaret dan Alfamart di tahun 2012 hampir berimbang hampir mencapai 6000 gerai dimana ada Indomaret maka ada Alfamart. Oleh karena itu kecil peluangnya jika ada pelaku usaha baru di bisnis minimarket yang dapat memperoleh pasar yang signifikan dengan ukuran 1 Fahwani Y. Rangkuti dan Thom Wright, Indonesia Retail Foods, Indonesia Retail Report Update 2013, 13 Desember 2013, p.4

3 bisnis dan jumlah gerai yang tersebar mencapai 6000 gerai dari Indomaret dan Alfamaret 2. Kehadiran Cirkle K dan Yomart tidak mampu memperoleh pangsa pasar yang signifikan di bisnis minimarket Indonesia. Ketidaksuksesan Circle K dan Yomart tidak dialami oleh 7-Eleven. 7-Eleven hadir dengan konsep convenience store di Indonesia. 7-Eleven merupakan tempat belanja makanan dan minuman di Indonesia khususnya di Jakarta. 7-Eleven di Luar Negeri sebenarnya adalah minimarket yang mirip dengan bisnis Indomaret dan Alfamaret di Indonesia. 7-Eleven masuk ke Indonesia tahun 2009 dengan grup Modern sebagai pemilik lisensi untuk pengoperasian 7-Eleven di Indonesia 3. Grup Modern sebelumnya mengelola penjualan rol film dan cuci cetak foto Fuji Film sehingga tidaklah memiliki pengalaman dalam mengoperasikan bisnis 7-Eleven jika dibandingkan dengan grup Hero. Grup Hero yang dimiliki grup Dairy Farm telah memiliki hampir 1000 gerai 7-Eleven di Hongkong, 600 gerai di Singapura, dan 50 gerai 7-Eleven di Macau 4. Grup Modern meskipun secara pengalaman tidak seperti grup Hero akan tetapi dapat dikatakan sukses dalam mengembangkan 7- Eleven di Indonesia. Kesuksesan 7-Eleven hadir di Indonesia diperoleh melalui proses mengamati, meniru, dan memodifikasi dengan lebih fokus pada penjualan makanan dan minuman tidak ke produk keperluan sehari-hari. Setiap pengunjung 2 http://konsultansolusi.com/2012/10/13/7-eleven-mencuri-pangsa-pasar-yang-dikuasai-dua-raksasaminimarket-di-indonesia/, 2012 3 Ibid 4 Ibid

4 sudah mengetahui bahwa 7-Eleven adalah toko yang menjual makanan dan minuman dengan konsep self service dengan harga yang kompetitif untuk ukuran masyarakat ekonomi kelas menengah. 7-Eleven juga sebagai tempat minum kopi menggantikan tempat minumam kopi sekelas Starbuck. 7-Eleven juga merupakan kafe tempat berkumpul, duduk, menikmati makanan, dan minuman dengan harga yang kompetitif karena menyediakan koneksi WiFi. Setiap pengunjung yang datang membeli makanan atau minuman dapat duduk dan menikmati koneksi WiFi. Kebiasaan baru tersebut muncul setelah kehadiran 7-Eleven dimana tidak bisa dilakukan di Indomaret dan Alfamaret. Ritel besar merek lokal melihat konsep bisnis 7-Eleven memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Oleh karena itu ritel brand lokal membeli lisensi ritel brand asing. Manajemen Alfamart memahami tidak mungkin mengubah gerainya menjadi tempat makan dan minum sehingga Alfamart membawa Lawson masuk dengan membeli lisensi pengoperasiannya di Indonesia. Lawson merupakan minimarket biasa di Luar Negeri. Lawson di Indonesia diciptakan dengan konsep tempat penjualan makanan dan minuman dengan menyediakan meja dan tempat duduk seperti 7-Eleven. Hal serupa dilakukan Indomaret yang berusaha mengubah konsep beberapa gerai menjadi Indomaret Point. Indomaret Point diciptakan dengan konsep seperti 7-Eleven. Konsep yang sama dengan bisnis 7-Eleven tidak membuat outlet Lawson dan Indomaret Point lebih ramai dibandingkan outlet 7- Eleven. Lawson dan Indomaret Point hanya meniru tanpa melakukan perbaikan. Hanya di outlet 7-Eleven pengunjung dapat menemukan Big Gulp berupa

5 minuman soda berukuran besar, Slurpee berupa minuman soda yang telah diproses menjadi es (es serut sirup), Big Bite berupa makanan jenis hotdog, Fresh berupa makan jenis sandwich, keju cair yang bebas diambil, dan minuman kopi yang langsung digiling. Kesuksesan bisnis 7-Eleven di Indonesia membuat pesaing lain yang spesialis meniru dan ikut menjalankan bisnis convenience store di Indonesia. Selain Alfamart dengan outlet Lawson dan Indomaret dengan gerai Indomaret Point, Wings group yang terkenal dengan produsen mie dan produk dari Unilever juga membeli lisensi brand asing dan membawa masuk Family Mart dari Jepang ke Indonesia. Family Mart memiliki display dan tata ruang yang sama dengan 7- Eleven di Indonesia termasuk produk es serut sirupnya dengan berbagai rasa yang disebut Slushy, minuman kopi, dan keju cair yang bebas diambil sendiri oleh pengunjungnya. Pengunjung yang masuk ke outlet Family Mart maka akan terasa masuk ke 7-Eleven karena penataan yang persis dengan 7-Eleven termasuk mesinmesin minumannya. Jika Family Mart yang dibawa Wing group memiliki modal yang kuat maka akan terjadi persaingan antara Family Mart dengan 7-Eleven seperti persaingan antara Indomaret dengan Alfamart. Kesuksesan konsep bisnis 7-Eleven yang ditandai dengan lebih ramainya pengunjung yang datang outlet 7-Eleven bila dibandingkan dengan convenience store lainnya dan banyaknya outlet yang dibangun disetiap lingkungan masyarakat bukanlah akhir pencapaian usaha bisnis 7-Eleven. 7-Eleven harus menghadapi persaingan convenience store lainnya yang berusaha menirup konsep bisnisnya. Selain itu 7-Eleven juga harus menghadapi berkurangnya jumlah kunjungan

6 konsumen ke outletnya pada waktu pagi, siang, dan sore hari di bulan Juli tahun 2014 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan dimana mayoritas bangsa Indonesia adalah muslim yang menjalankan ibadah puasa. Selama bulan Juli, turunnya jumlah kunjungan konsumen dialami pada salah satu outlet 7-Eleven di jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta. Berdasarkan hasil survey langsung melalui interview dengan Store Manager outlet 7-Eleven tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan konsumen ke outletnya yang mengakibatkan turunnya penjualan outlet tersebut hingga 30% bila dibandingkan dengan selain bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan dimana rata-rata penjualannya turun menjadi sebesar Rp. 12 Juta perhari 5. Berdasarkan dari uraian masalah diatas, upaya 7-Eleven dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya dari persaingan diantara convenience store lainnya serta meningkatkan penjualannya di bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan maka 7-Eleven perlunya menciptakan pengalaman yang berbeda dan personality tersendiri dalam persepsi konsumennya yang tidak dapat ditiru oleh pesaingnya sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggannya. Oleh karena itu peneliti mengangkat masalah penelitian ini dengan judul Pengaruh Pengalaman Merek terhadap Kepribadian Merek, Kepuasan Pelanggan, dan Kesetiaan Pelanggan (Studi Kasus Pada Outlet 7-Eleven Di Jl. Tanjung Duren Raya, Jakarta. 5 Keterangan Lisan Muhammad Toriq, Store Manager outlet 7-Eleven, Jl. Tanjung Duren Raya, Jakarta, 2014

7 B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan uraian dari latar belakang dalam penelitian ini yaitu: a. Persaingan yang sangat kompetitif dalam industri ritel modern, di Indonesia khususnya bisnis antar convenience store dengan konsep store yang sama. b. Penurunan penjualan dan kunjungan konsumen pada bulan bulan Ramadhan. c. Bagaimana pengalaman merek dan kepribadian merek menurut konsumen terhadap 7-Eleven. d. Seberapa pelanggan merasa puas dan akan selalu setia terhadap 7-Eleven. 2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar masalah yang dibahas terarah. Berikut masalah yang dibatasi dalam penelitian ini: a. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh pengalaman merek terhadap kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan kesetiaan pelanggan. b. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pengunjung outlet 7-Eleven di Jl. Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden. c. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 7 Juli - 13 Juli 2014 setiap waktu pukul 08:00-22:00 selama satu minggu mulai hari Minggu - Senin.

8 C. Perumusan Masalah Masalah-masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan 2. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kesetiaan pelanggan 3. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kepribadian merek 4. Apakah kepribadian merek berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan 5. Apakah kepribadian merek berpengaruh positif terhadap kesetiaan pelanggan 6. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap kesetiaan pelanggan D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif yang signifikan antara pengalaman merek terhadap kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan kesetiaan pelanggan. Pengaruh yang diteliti yaitu pengaruh pengalaman merek terhadap kepuasan pelanggan, kesetiaan pelanggan, dan kepribadian merek. Selanjutnya meneliti pengaruh kepribadian merek terhadap kepuasan pelanggan dan kesetiaan pelanggan serta pengaruh kepuasan pelanggan terhadap kesetiaan pelanggan.

9 E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1. Sebagai rekomendasi bagi pihak Manajemen 7-Eleven dalam meningkatkan penjualannya dengan meningkatkan jumlah pelanggan setianya. 2. Sebagai rekomendasi bagi pihak Manajemen 7-Eleven dalam meningkatkan jumlah pelanggan setianya dapat diperoleh dengan memberikan kepuasan kepada pelanggannya. 3. Sebagai rekomendasi bagi pihak Manajemen 7-Eleven dalam meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggannya dapat diperoleh dengan membangun kepribadian merek dan pengalaman merek. F. Sistematika Penulisan Pada penelitian ini pembahasannya disusun berdasarkan urutan sistematika sebagai berikut: 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari sub bab yaitu latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Latar belakang adalah sub bab yang menguraikan tentang ketertarikan, kepentingan, dan alasan peneliti terhadap topik yang diteliti. Identifikasi dan pembatasan masalah adalah sub bab yang memuat tentang masalah yang sudah diidentifikasi dan batasan-

10 batasan masalah yang akan diteliti. Perumusan masalah adalah sub bab yang berisi masalah yang dirumuskan yang menggambarkan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Tujuan masalah adalah sub bab yang berisi jawaban apa yang menjadi kebutuhan peneliti. Manfaat dan kegunaan penelitian adalah sub bab yang berisi manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian. Sistematika penulisan adalah sub bab yang berisi susunan atau urutan-urutan dalam membahas penelitian. 2. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari sub bab teori-teori, pengaruh antar variabel, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis penelitian. Teori-teori adalah sub bab yang memuat sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang diteliti yang menjadi landasan penelitian. Hubungan antar variabel adalah sub bab yang memuat hubungan antara variabel yang diteliti. Kerangka pikir adalah sub bab yang memuat kerangka konseptual dan model penelitian. Hipotesis adalah sub bab yang berisi tentang jawaban sementara atau jawaban yang diharapkan dari penelitian berdasarkan sumber-sumber hasil penelitian. 3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari sub bab tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan definisi operasional variabel. Tempat dan waktu penelitian adalah sub bab yang menjelaskan kapan dan dimana waktu penelitian dilakukan. Jenis dan sumber data adalah sub bab yang memuat keterangan tentang data yang diteliti

11 berdasarkan jenis dan sumber data diperoleh. Populasi dan sampel adalah sub bab yang memuat jenis populasi dan jumlah sampel yang diteliti serta teknik penarikan sampel yang digunakan. Metode pengumpulan data adalah sub bab yang memuat metode atau cara dalam pengumpulan data penelitian. Metode analisis data adalah sub bab yang memuat metode yang digunakan dalam menganalisi data yaitu metode SEM (Structural Equation Modeling) berupa uji kelayakan model, uji instrumen data, uji asumsi-asumsi SEM, dan uji hipotesis penelitian. 4. BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini terdiri dari sub bab profil perusahaan, struktur organisasi, dan aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian. Profil perusahan adalah sub bab yang memuat identitas perusahaan, visi, dan misi perusahaan. Struktur organisasi adalah sub bab yang memuat tingkatan jabatan perusahaan yang diteliti dan tanggung jawab dari setiap posisi jabatan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian adalah sub bab yang berisi tentang kondisi perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. 5. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari sub bab hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian adalah sub bab yang memuat hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian. Pembahasan hasil penelitian adalah sub bab yang memuat pembahasan dan analisis tentang hasil penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya.

12 6. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas sub bab kesimpulan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian, dan saran penelitian. Kesimpulan adalah sub bab yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, implikasi manajerial adalah sub bab yang berisi manfaat-manfaat yang direkomendasikan bagi manajemen perusahaan yang diteliti. Keterbatasan penelitian adalah sub bab yang berisi tentang penjelasan kelemahan-kelemahan dari penelitian yang telah dilakukan. Saran adalah sub bab yang berisi saran dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.