Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK-MEDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

Korespondensi: Anis Purwanti, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Jl. Kerayan, Kampus Gn. Kelua,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN UKURAN TUMOR PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PERBEDAAN EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA RETINOBLASTOMA STADIUM KLINIS INTRAOKULAR DAN INVASI LOKAL.

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : ISSN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

ABSTRACT. Key words: breast cancer, histopathology

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

PENDAHULUAN METODE HASIL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KANKER PAYUDARA DUKTAL INVASIF BERDASARKAN GRADING PADA PEREMPUAN USIA 40 TAHUN KEBAWAH DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE

Oleh: Esti Widiasari S

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

CHARACTERISTIC OF CARSINOMA MAMMAE AT RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Keywords: Expression, ER, HER2, PR

) PADA KANKER PAYUDARA DERAJAT KEGANASAN BAIK, SEDANG DAN BURUK

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN STATUS LIMFONODI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ISSN: E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.3, MARET, 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI DENGAN EKSPRESI Ki-67 PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO MENYUSUI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA PASIEN YANG DI RAWAT INAP DI RS.Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PERNYATAAN. diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

ABSTRAK GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA CA MAMMAE POST MASTECTOMY DI CISC DAN BCS TAHUN 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PROFIL IMUNOHISTOKIMIA PASIEN KANKER PAYUDARA DI BAGIAN PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

Transkripsi:

1 Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae Noor Yazid, Afiana Rohmani, Vina Noviyanti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang : Derajat differensi sel pada karsinoma mammae sering dikatikan dengan adanya reseptor progesteron. Adanya reseptor progesteron pada sel kanker menunjukkan pertumbuhan sel kanker dipengaruhi oleh hormon progesteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi pasien carcinoma mammae jenis duktus invasif. Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Variabel pada penelitian ini adalah ekspresi reseptor progesteron dan derajat diferensiasi pasien carcinoma mammae jenis duktus invasif. Sampel diambil dengan teknik random sampling, sebanyak 161 pasien dari catatan medis bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Hasil : Hasil analisis bivariat dari 161 sampel menunjukkan tidak ada hubungan antara ekspresi reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi (p=0,147) Simpulan : Tidak ada hubungan antara ekspresi reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi Kata kunci : carcinoma mammae, reseptor, progesteron, Derajat diferensiasi Association Between the Expression Of Progesterone Receptors on the Degree of Differentiation Mammary Carcinoma ABSTRACT Background: Differensiation degree of mammary carcinoma cells often associated with the presence of progesterone receptors. The presence of progesterone receptors on cancer cells shows that the growth of cancer cells was influenced by progesterone hormone. This study aims is to determine the association between the presence of progesterone receptors with a degree of differentiation of mammary carcinoma patients invasive ductal type. Methods: This study is an observational study with cross sectional design. The variable in this study is the presence of progesterone receptors and the degree of differentiation of mammary carcinoma patients with invasive ductal type. Samples were taken by random sampling technique, as many as 161 patients from the medical records Pathology departement in Dr. Kariadi Hospital Semarang. Results: Bivariate analysis of 161 samples showed no association between the presence of progesterone receptors with the degree of differentiation (p = 0.147) Conclusion: There is no association between the presence of progesterone receptors with a degree of differentiation Keywords: mammary carcinoma, progesterone receptor, degree of differentiation Korespondensi : Noor Yazid, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (024) 8415764. Email : fk.unimus@gmail.com PENDAHULUAN Keterlibatan hormonal berperan penting dalam proses terjadinya carcinoma mammae. Hormon merupakan salah satu agen pemberat karsinogenik dan mempengaruhi pertumbuhan tumor (Otto, 2003). Pemeriksaan yang sering digunakan untuk mendiagnosis carsinoma mammae adalah pemeriksaan mikroskopik dengan immunohistokimia untuk melihat adanya reseptor progesteron. (Remelle, 2012) Penelitian yang dilakukan oleh Nia Kania menunjukkan dari 115 kasus carsinoma mammae yang dirujuk dibagian PA RSUD Ulin Banjarmasin terdiri dari 4 jenis histologi carcinoma mammae yaitu carcinoma duktus invasif (88,69%), lobuler invasif (7,83%), papiler (2,61%), dan tubuler (0,87%). Heffer dan Schust mengatakan bahwa terdapat hubungan antara derajat diferensiasi dengan kandungan reseptor pada kejadian karsinoma. Karsinoma yang berdiferensiasi baik biasanya memiliki reseptor

2 progesteron dalam jumlah yang banyak atau positif, sedangkan karsinoma yang berdiferensiasi buruk memiliki reseptor progesteron yang sedikit atau bahkan negatif. Tumor sering ditentukan stadiumnya menurut derajat diferensiasinya dan jumlah gambaran mitosis per lapangan pandang besar di bawah mikroskop. Tumor biasanya ditentukan stadiumnya sebagai stadium I, II, III, dan IV, dengan stadium I yang berdiferensiasi paling tinggi dan stadium IV yang berdiferensiasi paling buruk. (Malhotra,2010) Untuk mengetahui adakah reseptor progesteron pada mammae maka dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan pengecatan immunohistokimia. Pemeriksaan immunohistokimia adalah teknik pengecatan dengan menggunakan reaksi antigen antibodi yang terdapat pada jaringan. Hasil dari pengecatan tersebut dapat diamati dengan mikroskop cahaya untuk mendeteksi protein tertentu, dalam hal ini reseptor progesteron. (Kania, 2005) Dari hasil observasi awal yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi, didapatkan pasien carcinoma mammae jenis duktus invasif pada tahun 2011 sebanyak 171 orang. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara adanya reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi pasien carcinoma mammae di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. METODE Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel didapatkan 161 orang, adalah pasien carcinoma mammae jenis ductus invasif yang melakukan pemeriksaan imunohistokimia di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode bulan Januari-Desember 2011. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dari rekam medik. Variabel tergantung adalah ekspresi reseptor progesteron yang didapat dari pemeriksaan immunohistokimia menggunakan antibodi reseptor progesteron. Variabel bebas adalah derajat diferensiasi sel kanker yang dinilai dari jumlah sel yang mengalami mitosis, kemiripan bentuk sel ganas dengan sel asal, dan susunan homogenitas dari sel. Derajat diferensiasi dikategorikan menjadi derajat I : Berdiferensiasi baik, derajat II : Berdiferensiasi sedang, derajat III : Berdiferensiasi Buruk. Semua data diambil dari rekam medik bagian patologi Anatomi RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Januari 2011 Desember 2011. Analisa dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan varabel terikat dengan menggunakan uji rank-spearman.

3 HASIL Tabel 1. Diskripsi Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae Duktus Invasif RSDK Januari- Desember 2011. Derajat Diferensiasi Jumlah Prosentase (%) Baik (DERAJAT 1) 11 6,8% Sedang (DERAJAT II) 82 50,9% Buruk (DERAJAT III) 68 42,2% Total 161 100% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa derajat diferensiasi terbanyak pasien carcinoma mammae adalah derajat sedang (II) sebanyak 82 (50,9%) pasien dan yang paling sedikit adalah derajat diferensiasi baik (I) sebanyak 11 (6,8%) pasien dari jumlah sampel 161 pasien. Tabel 2. Diskripsi Ekspresi Reseptor Progesteron pada Carsinoma Mammae Duktus Invasif RSDK Januari-Desember 2011. Ekspresi Reseptor Jumlah Prosentase (%) Progesteron Ada 41 25,5% Tidak Ada 120 74,5% Total 161 100% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien carcinoma mammae jenis duktus invasif tidak memiliki reseptor progesteron sebanyak 120 (74,5%) dari jumlah sampel 161 pasien. Tabel 3. Hubungan Antara Ekspresi Reseptor Progesteron Dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae RSDK periode Januari Desember 2011. Kategori Kategori Derajat Diferensiasi Adanya Baik Sedang Buruk Reseptor N % N % N % Progesteron Ada 3 27,3% 25 30,5% 13 19,1% Tidak Ada 8 72,7% 57 69,5% 55 80,9% Total 11 100% 82 100% 68 100% Tabel 4. Uji Rank Spearman Rank Spearman N P-Value 161 0,147

4 Dari hasil analisis menggunakan uji rank spearman terhadap 161 pasien didapatkan p-value sebesar 0,147 (>0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi. PEMBAHASAN Hasil perhitungan di atas, menunjukkan tidak ada hubungan yang bemakna antara adanya reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi pada kasus carsinoma mammae di RSDK periode Januari 2011 - Desember 2011. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Heffer dan Schust yaitu terdapat hubungan antara derajat diferensiasi dengan kandungan reseptor pada kejadian karsinoma. Karsinoma yang berdiferensiasi baik biasanya memiliki reseptor progesteron dalam jumlah yang banyak atau positif sedangkan karsinoma yang berdiferensiasi buruk memiliki reseptor progesteron yang sedikit atau bahkan negatif. Penelitian ini tidak sesuai teori dikarenakan sampel yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar pasien tidak memiliki reseptor progesteron atau hasil reseptor progesteron mayoritas berada pada scoring 0 dengan demikian hasil sampel tidak menyebar pada scoring lain meskipun rata-rata scoring menunjukkan angka yang besar. SIMPULAN Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara reseptor progesteron dengan derajat diferensiasi, sehingga hipotesis penelitian tidak terbukti. DAFTAR PUSTAKA Burry, R.W. Specificity Controls for Immunocytochemical Methods. The Journal of Histochemistry & Cytochemistry 2000; volume 48(2) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2006 Kania, N.; dan Fujiati. Pola Distribusi Jenis Histopatologis dan Umur Penderita Kanker Payudara di RSUD Ulin Banjarmasin 2002-2003. Berkala Kedokteran. 2005; volume 4 nomor 1 Kementrian Kesehatan RI. 2011. Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks. Diakses dari : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1668-gerakan-perempuanmelawan-kanker-serviks-.html pada tanggal 17 Mei 2012 Malhotra, Gautam K.; Xiangshan Z.; Hamid, B.; dan Vimla, B. Histological, molecular and functional subtypes of breast cancers. Cancer Biology & Therapy 2010; 10; 955-960 Otto, S.E. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC; 2003 Remmele, W.; dan Stegner H.E. Recommendation for uniform definition of an immunoreactive score (IRS) for immunohistochemical estrogen receptor detection (ER- ICA) in breast cancer tissue [in German]. Dalam Nicolas, S.; Samartzis, E.P.; Noske, A.; Fedier, A; Dedes, K.J.; Caduff, R.; dkk. Expression of the G protein-coupled estrogen

receptor (GPER) in endometriosis:a tissue microarray study. Biomed Central Journal. 2012 5