BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian ekperimental. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. termusuk dalam penelitian ekperimental karena terdapat sejumlah perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat perlakuan dan kontrol sebagai acuan antara keadaan awal dengan sesudah diberi perlakuan, juga adanya replikasi dan randomisasi untuk meyakinkan hasil yang diperoleh (Nazir, 2003: 88). B. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu tahap pendahuluan dan tahap kedua adalah penelitian utama, tahap penelitian utama terdiri dari tahap persiapan, pretreatment dan treatment. Tahap pendahuluan meliputi tahap persiapan, pembuatan larutan H 2 SO 4, pembuatan kurva standar alkohol, pembuatan kurva standar glukosa, serta pengujian kadar gula tertinggi pada sampah organik dalam bentuk bubur, cacahan, sari dan ampas setelah pemberian H 2 SO 4 1%, 5% dan 10% (v/v) (Isarankura et al., 2007). Tahap penelitian utama meliputi tahap pretreatment yaitu pemberian H 2 SO 4 (%) sesuai penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, setelah itu dilanjutkan ke tahap treatment yakni fermentasi sari sampah dengan kadar gula paling tinggi dari hasil pretreatment dengan menggunakan inokulum S. cerevisiae dengan berbagai konsentrasi. 22

23 Rancangan dasar penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan faktor lingkungan relatif homogen. Untuk perlakuan perbedaan konsentrasi S. cerevisiae pada penelitian utama dilakukan dengan empat perlakuan kombinasi dengan lima replikasi (Gomez, 1995). T (R-1) 15 4R-4 15 4R 19 R 5 Penempatan sampel dilakukan secara acak berdasarkan pengundian. Variasi jumlah inokulum S. cerevisiae yang digunakan adalah 0, 3%, 5%, dan 7% (v/v) (Buckle, 2007). Lama waktu fermentasi ditentukan berdasarkan lama waktu fermentasi yang biasa dipakai pada proses pembuatan bioetanol sari sampah sebelumnya yaitu enam hari. Pengujian parameter ph, kadar glukosa, dan kadar alkohol dilakukan setiap dua hari sekali. Untuk penambahan gula awal yang digunakan adalah 5% berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Anggara, 2010). Kadar alkohol pada sampel ditentukan dengan cara titrasi asam basa. Untuk mengetahui kadar alkohol pada sampel terlebih dahulu dibuat kurva standar alkohol yang menyatakan hubungan antara kebutuhan NaOH sebagai sebagai sumbu x dan kadar alkohol sebagai sumbu y. Prosedur titrasi yang dilakukan mengikuti Hidayat (1995: 44).

24 Kadar gula pereduksi dalam sampel diukur dengan metode Somogyi-Nelson. Sebanyak 2 ml sampel diambil kemudian ditambahkan reagen Somogyi-Nelson (pengerjaan sesuai dengan pembuatan kurva baku glukosa). Nilai absorbansi sampel dikonversikan ke dalam persamaan pada kurva baku glukosa, kurva baku glukosa menyatakan hubungan antara konsentrasi glukosa dengan kerapatan optik (panjang gelombang 520 nm). Kurva ini dibuat untuk menentukan harga konsentrasi larutan glukosa dengan pengukuran transmisi cahaya menggunakan spektrofotometer dengan metode Somogyi-Nelson (Kusnadi, 2001: 40) sehingga didapatkan kadar gula pereduksi dari sampel. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua sampah sayur dan buah-buahan yang berasal dari Pasar Ciroyom Bandung, sedangkan yang dijadikan sampel adalah sampah sayur dan buah-buahan yang digunakan dalam proses fermentasi. D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Biologi Sementara Jl. Jaya Perkasa no. 12 dan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr Setiabudhi No 229 pada bulan April-Juni 2010.

25 E. Alat dan Bahan dan Tabel 3.2. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1. Alat Alat Penelitian No Alat alat Spesifikasi Jumlah 1. Alat destilasi - 1 unit 2. Alkoholmeter - 1 buah 3. Autoclave EYELA model HL36AE 1 unit 4. Blender Merk Nasional 1 unit 5. Botol fermentasi - 80 buah 6. Botol penampung bioetanol Pyrex 4 unit 7. Bunsen - 3 buah 8. Buret dan Statif - 1 buah 9. Ember - 5 buah 10. Gelas Beaker Pyrex 5 buah 11. Hotplate Eyela magnetic stirrer RCH 3 1 unit 12. Inkubator Gallenkamp Cooled Inkubator 1buah 13. Kain penyaring - 5 buah 14. Kamera digital Kodak 1 unit 15. Kompor gas Rinai 1 unit 16. Lemari es National 1 buah 17. Makropipet 2 ml Eppendorf 1 unit 18. Panci Penangas - 2 buah 19. Pipet tetes dan volum - 6 buah 20. Pisau - 1 buah 21. Shaker EYELA model multi shaker 1 unit MMS 22. Spektrofotometer Milton Rey Spectronic 20 D 1 buah 23. Termometer - 2 buah 24. Timbangan Analitik AND HF-300 1 buah 25. Water bath Eyela Unithermo Shaker NTS-130 1 unit

26 Tabel 3.2. Bahan - Bahan penelitian No Bahan bahan Spesifikasi Jumlah 1. Alkohol absolut p.a 100 ml 2. Anhidrat asetat p.a 200 ml 3. Aquades. Medilabs 10L 4. Gula pasir Gulaku 250 gram 5. Inokulum Saccharomyces Kultur murni 5 tabung reaksi cerevisiae 6. Medium PDA p.a 200ml 7. Medium PDB - 200ml 8. NaOH 1 M p.a 3 liter 9 ph Indikator - 1 pak 10. Phenolfltalein p.a 50 ml 11. Reagent Somogyi-Nellson p.a 2 liter 12. Sampah organik - 10 kg F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan: 1. Tahap Pendahuluan a. Tahap Persiapan 1). Analisis Komposisi Kimia Sari Sampah Analisis kandungan kimia sari sampah dilakukan di Labolatorium Balai Selulosa, Dayeuh Kolot Bandung. 2). Persiapan Alat dan Bahan Alat-alat berupa botol fermentasi, gelas ukur, tabung reaksi dll, dibersihkan dengan cara merendam botol-botol tersebut dengan detergen dan bilas, lalu botolbotol tersebut direndam dengan larutan disinfektan selama 30 menit dan dibilas lagi dengan air mengalir, tiriskan.

27 3). Pembuatan Sari Sampah Sampah organik berupa sampah sayuran dan buah-buahan dibersihkan dan dibuat menjadi empat bentuk: ampas (A), bubur (B), cacahan (C), sari (D). Masingmasing substrat yang digunakan sebanyak 20 ml, dilakukan lima kali pengulangan. b. Pembuatan Larutan H 2 SO 4 1%, 5% dan 10 % Konsentrasi H 2 SO 4 yang digunakan dalam pretreatment adalah 1%, 5% dan 10% (Isarankura et al., 2007). Untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 1%, sebanyak 10 ml H 2 SO 4 pekat diencerkan dengan akuades sampai volume 1 L, dan untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 5%, sebanyak 50 ml H 2 SO 4 pekat diencerkan dengan akuades sampai volume 1 L. sedangkan untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 10% sebanyak 100 ml H 2 SO 4 pekat diencerkan dengan akuades sampai volume 1 L. c. Pembuatan Kurva Standar Alkohol 1). Pembuatan Larutan Blanko Satu ml akuades dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dimasukkan 1 ml asam anhidrida asetat dan 2 tetes phenolftalein. Selanjutnya NaOH 1 M dari buret diteteskan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer tersebut sambil digoyang-goyangkan sampai warnanya berubah (dari tidak berwarna menjadi warna merah muda). Kemudian dicatat kedudukan skala pada buret.

28 2). Pengujian Larutan Alkohol Standar Sebanyak 1 ml larutan alkohol standar (1-10%) dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 1 ml asam anhidrida asetat dan 2 tetes phenolftalein. Sambil digoyang-goyangkan, ke dalam erlenmeyer tersebut ditambahkan NaOH 1 M sampai terjadi perubahan warna (dari tidak berwarna menjadi warna merah muda). Kemudian dicatat kedudukan skala pada buret. d. Pembuatan Kurva Standar Gula Sebelum dilakukan analisis kadar gula pereduksi pada sampel, maka terlebih dahulu dibuat kurva baku glukosa. Kurva baku glukosa menyatakan hubungan antara konsentrasi glukosa dengan kerapatan optik (panjang gelombang 520 nm). Kurva ini dibuat untuk menentukan harga konsentrasi larutan glukosa dengan pengukuran transmisi cahaya menggunakan spektrofotometer dengan metode Somogyi-Nelson (Kusnadi, 2001: 40). Pembuatan kurva baku glukosa dimulai dengan menimbang glukosa murni sebanyak 200 mg dan dilarutkan dalam 1000 ml aquades dan dikocok sampai homogen. Dengan mikropipet larutan tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1.0 ml; 1,2 ml; 1,4 ml; 1,6 ml; 1,8 ml dan 2,0 ml. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan akuades masing-masing sebanyak 1,8 ml; 1,6 ml; 1,4 ml; 1,2 ml; 1.0 ml; 0,8 ml; 0,6 ml; 0,4 ml; 0,2 ml; dan 0 ml sehingga volume masing-masing tabung 2

29 ml. Maka pada masing-masing tabung diperoleh konsentrasi glukosa 20, 40, 60, 80, 100, 120, 140, 160, 180, 200 mg/ml. Larutan Somogyi I sebanyak 1,6 ml dan Somogyi II sebanyak 0,4 ml ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan glukosa. Larutan tersebut dikocok dan ditutup dengan kelereng. Kemudian dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 10 menit, lalu diangkat dan didinginkan dalam penangas es sampai mencapai suhu ± 20ºC. Kemudian ditambahkan 2 ml larutan Nelson dan 4 ml akuades, maka volume total adalah 10 ml. Tabung reaksi ditutup dengan ibu jari dan dikocok dengan baik dan kuat, hingga gas CO 2 tidak keluar lagi. Masing-masing larutan diukur optical density (OD) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. Nilai absorbansi dari kadar glukosa standar dibuat dengan grafik linier, kemudian kurva baku glukosa dapat dibuat dan diperoleh persamaan yang akan digunakan dalam penentuan kadar gula pereduksi dari sampel. e. Penentuan Konsentrasi H 2 SO 4 yang akan Digunakan (%) Sebanyak 1 kilogram sampah yang terdiri dari kol, sawi, tomat dan wortel dicuci dengan air ledeng, sebanyak ¼ kilogram dicacah hingga halus, dan ¾ kilogram diblender hingga menjadi bubur sampah. ¼ kilogram bubur sampah dipisahkan, ½ kilogram bubur sampah diperas hingga menghasilkan sari sampah dan ampas sampah. Sehingga didapat sampah dalam bentuk ampas (B), bubur (B), cacahan (C), dan sari (D). Konsentrasi H 2 SO 4 yang diuji cobakan yaitu 1%, 5% dan 10%

30 (Isarankura et. Al., 2007). Sebanyak 60 buah botol disiapkan dan diberi label, 20 botol pertama digunakan untuk sampah dengan pemberian Larutan H 2 SO 4 1%, 20 botol kedua untuk pemberian Larutan H 2 SO 4 5% dan 20 ketiga kedua untuk pemberian Larutan H 2 SO 4 10%. Sebanyak 20g sampel ditambah 20 ml Larutan dimasukan ke dalam botol, tutup rapat dan dididihkan selama 35 menit. Dilakukan pengulangan sebanyak lima kali dan untuk mendapatkan konsentrasi yang tepat data yang diperoleh diolah dengan uji Two Way Anova untuk melihat perbedaan signifikan dari perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Post-hoc untuk mengetahui bentuk substrat dan konsentrasi mana yang menghasilkan gula pereduksi paling tinggi. A1 20 g Ampas sampah +20 ml Larutan H 2 SO 4 1% B1 20 g Bubur sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 1% C1 20 g Cacahan sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 1% D1 20 ml Sari sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 1% A2 20 g Ampas sampah +20 ml Larutan H 2 SO 4 5% B2 20 g Bubur sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 5% C2 20 g Cacahan sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 5% D2 20 ml Sari sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 5% Panaskan A3 20 g Ampas sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 10% B3 20 g Bubur sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 10% C3 20 g Cacahan sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 10% D3 20 ml Sari sampah + 20 ml Larutan H 2 SO 4 10%

31 2. Tahap Penelitian Utama a. Persiapan Bahan Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampah organic berupa sayur dan buah. Sebelum perlakuan terlebih dahulu sayur dan buah dicuci dengan air mengalir lalu ditiriskan untuk menghilangkan kotoran yang menempel. b. Pembuatan Sari Sampah Berdasarkan hasil percobaan pretreatment kadar gula paling tinggi terdapat pada sampah dengan bentuk bubur, maka sampah dibuat dalam bentuk bubur. Sebanyak 5 kg sampah diambil pada hari tersebut, sekitar pukul 6 pagi dari Pasar Ciroyom, Bandung. Sampah terdiri dari sampah kol, wortel,tomat dan sawi dengan perbandingan 1:1:1:1. Sampah dicuci dengan air mengalir, kemudian diblender hingga terbentuk bubur sampah. c. Persiapan Saccharomyces cerevisiae 1). Pembuatan Media Terdapat dua macam media yang digunakan untuk menumbuhkan dan memelihara S. cerevisiae yaitu medium aktivasi Potatoes Dextrose Agar (PDA) dan medium kultur Potatoes Dextrose Borth (PDB).

32 a). Medium Aktifasi PDB (Potatoes Dextrose Borth) Sebelum dimasukkan ke dalam medium fermentasi, inokulum S. cerevisiae diaktivasi terlebih dahulu. Medium aktivasi yang digunakan adalah medium PDB (Potatoes Dextrose Broth). Medium PDB dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 gram kentang dididihkan dalam akuades 1 L hingga volumenya tinggal 1/2 atau 2/3 nya, lalu disaring dengan menggunakan kertas saring. Setelah disaring ditambahkan dextrose sebanyak 2 gram. Masukan kedalam tabung Erlenmeyer kemudian ditutup dengan sumbat. Sterilisasi dalam autoklaf pada tekanan 15 lbs, suhu 121 C selama 15 menit. b). Medium Kultur PDA (Potatoes Dextrose Agar) S. cerevisiae yang akan digunakan dalam penelitian ditumbuhkan dalam medium agar miring. Medium agar miring yang digunakan adalah medium PDA (Potatoes Dextrose Agar) yang dibuat dengan cara sebagai berikut: sebanyak 3,9 gram PDA instan dilarutkan dalam 100 ml akuades dan didihkan. Lalu masukan ke dalam tabung reaksi masing-masing 5-7 ml kemudian disterilisasi dalam autoklaf pada tekanan 15 lbs, suhu 121 C selama 15 menit dan dinginkan dalam keadaan miring. c). Medium Fermentasi Medium fermentasi merupakan medium yang terbuat dari sampah organik yang dibuat dengan cara sebagai berikut: sampah organik dibersihkan, dan diblender, lalu ditimbang. Kemudian sampah organik ditambah dengan H 2 SO 4 1% (1:1),

33 kemudian dipanaskan selama 30 menit. Selanjutnya disaring ditambahkan gula awal sebanyak 5% (w/v). Setelah dingin diatur keasamannya sehingga ph-nya 5. Lalu dimasukkan ke dalam botol sebanyak 100 ml dan ditutup dengan plastik. 2. Aktivasi Saccharomyces cerevisiae a). Aktivasi I Saccharomyces cerevisiae Persiapan alat dan bahan (alkohol, bunsen, medium PDB 10 ml, jarum ose), semua bahan disimpan di dalam laminar dan dipaparkan sinar UV selama 15 menit. Sebanyak 1 ose kultur murni S. cerevisiae diinokulasikan ke dalam medium PDB 10 ml, medium yang telah diinokulasikan ditutup rapat dengan sumbat dan plastik wrap kemudian disimpan di shaker 120 rpm selama 24 jam. b). Aktivasi II Saccharomyces cerevisiae Setelah di-shaker selama 24 jam (aktivasi I) medium PDB yang berisi Saccharomyces cerevisiae dipindahkan ke dalam medium aktivasi ke-ii (PDB 90 ml), Setelah dipindahkan ke medium aktivasi ke-ii, medium tersebut di shaker kembali selama 6 jam. c. Pembuatan H 2 SO 4 Sesuai Penelitian Pendahuluan (1%) Untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 1%, sebanyak 10 ml H 2 SO 4 pekat diencerkan dengan akuades sampai volume 1 L.

34 d. Pretreatment Kimiawi Bubur sampah diberi perlakuan kimiawi (direndam dengan H 2 SO 4 1:1), konsentrasi H 2 SO 4 yang digunakan sesuai penelitian pendahuluan. Setelah itu diperas sampai didapat sari sampah lalu netralkan dengan NaOH 5M sampai ph menjadi 5. Masukan ke dalam 20 botol fermentor masing-masing 100 ml. e. Proses Fermentasi Setelah diberi perlakuan kimiawi, ke dalam fermentor tersebut dimasukan gula awal sebesar 5% sesuai penelitian pendahuluan (Anggara, 2010). Inokulasikan S. cerevisiae sebanyak 0% (sebagai kontrol hanya di beri PDB saja), 3%, 5% dan 7% dengan lima kali pengulangan untuk tiap konsentrasi. Dilakukan pengukuran kadar alkohol, glukosa, dan ph pada hari ke 0, 2, 4, dan 6. f. Pengukuran Kadar Glukosa (Somogyi-Nelson) Ambil 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 1,6 ml larutan Somogyi I dan 0,4 larutan Somogyi II kemudian homogenkan dengan menggunakan vorteks tabung ditutup dengan menggunakan kelereng lalu panaskan dalam penangas selama 10 menit. Setelah 10 menit pindahkan tabung ke dalam es kemudian tambahkan 2 ml larutan Nelson dan 4 ml Akuades, setelah itu homogenkan larutan, masukan larutan dalam cuvet kemudian ukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm. Jika larutan terlalu pekat dan tidak terbaca pada

35 spektrofotometer dilakukan pengenceran, ambil 1 ml larutan kemudian encerkan dengan menambahkan 9 ml ak uades. g. Pengukuran ph Pengukuran ph pada sari sampah dengan menggunakan ph indikator. h. Pengukuran Kadar Alkohol (Titrasi alkohol) Pada hari ke 0, 2, 4, dan 6, sari sampah hasil fermentasi dari fermentor diambil sebanyak 1 ml ke dalam labu erlenmeyer 100 ml, tambahkan 1 ml anhidrat asetat dan 2 tetes phenolftalein kemudian titrasi dengan NaOH 1 molar dengan buret sampai terlihat perubahan warna menjadi warna merah muda. Catat kedudukan skala pada buret. Kadar alkohol pada sampel ditentukan dengan cara membandingkan NaOH yang dibutuhkan pada titrasi sampel dengan NaOH yang dibutuhkan pada alkohol standar. 3. Perlakuan II (Skala Pilot) a. Persiapan Alat dan Bahan Alat-alat berupa tabung Erlenmeyer besar (2 L), gelas ukur, tabung reaksi dll, dibersihkan dengan cara merendam alat-alat tersebut dengan detergen selama satu malam, lalu dibersihkan bagian dalam dan luarnya, setelah dibilas, botol-botol

36 tersebut direndam dengan larutan disinfektan selama 30 menit lalu bilas lagi dengan Akuades steril dan ditiriskan. b. Perlakuan Sebanyak 4 kg sampah dicuci dan dihaluskan (diblender) sampai halus. Kemudian tambahkan H 2 SO 4 dengan perbandingan 1:1 lalu dipanaskan selama 30 menit. Tambahkan gula 5% ke dalam larutan, homogenkan. Masukan ke dalam labu Erlenmeyer, setelah dingin inokulasi kan S. cerevisiae 3% lalu simpan pada inkubator dengan suhu 30 C selama 2 hari. c. Destilasi Alkohol yang terbentuk dari hasil fermentasi dari pilot plan kemudian didestilasi dengan menggunakan destilator. d. Uji Gas Chromatograph-Mass Spectrometry (GC-MS) Sampel hasil destilasi dibawa ke laboratorium riset kimia Universitas Pendidikan Indonesia untuk diuji kandungan etanolnya. G. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui pretreatment mana yang menghasilkan kadar gula pereduksi paling tinggi dari konsentrasi asam (H 2 SO 4 ) yang berbeda dan treatment mana yang menghasilkan kadar alkohol paling besar pada

37 fermentasi sari sampah organik dengan pretreatment kimiawi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows. Untuk olah data pretreatment terdiri dari beberapa faktor, yaitu kadar H 2 SO 4 yang digunakan (0%, 1%, 5% dan 10%) dan bentuk substrat yang diuji-cobakan (ampas, bubur, cacah dan sari). Olah data treatment juga terdiri dari beberapa faktor, yaitu hari (0, 2, 4 dan 6) dan konsentrasi inokulum S. cerevisiae (0%, 3%, 5% dan 7%). Untuk itu dilakukan tahap pengujian seperti berikut: 1. Uji Normalitas dan Homogenitas. 2. Uji Anova dua jalur (Two way ANOVA), untuk menentukan bahwa terdapat perbedaan banyaknya kadar gula pereduksi dan kadar alkohol yang diperoleh dari faktor-faktor dari setiap treatment yang diberikan. 3. Uji lanjutan dengan menggunakan Uji Tukkey, untuk menentukan faktorfaktor dari treatment mana saja yang menghasilkan kadar gula pereduksi dan kadar alkohol paling banyak. 4. Analisis Korelasi, untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh antara kadar gula dengan kadar alkohol, kadar ph dengan kadar alkohol, dan kadar ph dengan kadar gula.

38 H. Alur Penelitian STUDI LITERATUR PENYUSUNAN PROPOSAL DAN SEMINAR PRA PENELITIAN Pembuatan kurva standar alkohol Pembuatan kurva standar glukosa Pretreatment kimiawi TAHAP PENELITIAN Titrasi kadar alkohol Fermentasi Pengukuran kadar gula Destilasi bioetanol Pengukuran ph Uji GCMS Pilot plan Pengolahan data Penyusunan laporan Gambar 3.1 Alur penelitian