Naskah Publikasi. Diajukan Oleh : RIYANA HARI RAHAYU A PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN LASSWEL COMUNICATION MODEL 2013/2014 ) Naskah Publikasi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP. Naskah Publikasi Ilmiah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN LASSWEL COMUNICATION MODEL

NUNUNG ROSSILVIA HELIYANA A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SMA DENGAN PEMANFAATAN SOFTWARE CORE MATH TOOLS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI STRATEGI POSTER SESSION

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

SULISTYANI AGUSTINA A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAME

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : INDAH WULANDARI A

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

QUICK ON. Disusun Oleh:

(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Al Ma arif Jepara)

IMPLEMENTASI STRATEGI GO TO YOUR POST UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SMA DENGAN PEMANFAATAN SOFTWARE CORE MATH TOOLS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP PANCASILA 13 PARANGGUPITO

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika. Diajukan Oleh : AGUS SRI PAMADI

PENERAPAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS IV SD N PILANGSARI 1, GESI, SRAGEN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE POLAMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI BRATAN II No. 170 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (PTK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI RESOURCE BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OPTIMALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN KEBERANIAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STAD (PTK

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY TYPE PICTORIAL RIDDLE

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PTK

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun oleh: EFIE ARINI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ZAFIT NURDIN A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

Transkripsi:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (PTK Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 3 Ngadirojo Wonogiri Tahun 2014/2015) Naskah Publikasi Diajukan Oleh : RIYANA HARI RAHAYU A 410 100 109 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (PTK Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 3 Ngadirojo Wonogiri Tahun 2014/2015) Diajukan Oleh: RIYANA HARI RAHAYU A 410 100 109 Telah disetujui oleh: Pembimbing Rita P. Khotimah, S.Si, M.Sc Tanggal Persetujuan :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (PTK Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 3 Ngadirojo Wonogiri Tahun 2014/2015) Oleh : Riyana Hari Rahayu 1, Rita P. Khotimah 2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, riyanahari92@gmail.com 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, rpamujiyanti@ums.ac.id ABSTRAK. Tujuan penelitian, untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Ngadirojo dengan model pembelajaran Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan lapangan, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode alur yaitu proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan kemampuan komunikasi matematika, hal ini dapat dilihat dari: (1) siswa mampu mengerjakan tugas dari kondisi awal 19,23% meningkat menjadi 84,61% (2) siswa mampu menyelesaikan soal latihan dari kondisi awal 26,92% meningkat menjadi 73,07%. (3) siswa mampu bekerjasama dalam kelompok menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 11,53% meningkat menjadi 76,92%. Dilihat dari beberapa indikator kemampuan komunikasi belajar sebagai berikut : (1) siswa mampu menjawab pertanyaan dari kondisi awal 19,23% meningkat menjadi 88,46% (2) siswa mampu mengajukan pertanyaan dari kondisi awal 38,46% meningkat menjadi 80,76%. (3) siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 26,92% meningkat menjadi 73,07%. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VIIIG SMP Negeri 3 Ngadirojo tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci : keaktifan; kemampuan komunikasi belajar; make a match

PENDAHULUAN Pelajaran matematika sering menjadi momok bagi para siswa. Kesulitan yang harus dihadapi dengan berbagai penggunaan logika dan rumus dalam menyelesaikan soal merupakan kendala dan permasalahan besar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan, tukar menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada pembelajar, atau sebaliknya. Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang diinginkan. Setelah peneliti melakukan observasi pendahuluan, kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas VIIIG SMP Negeri 3 Ngadirojo ditemukan permasalahan yaitu masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika. Berkaitan dengan keadaan tersebut ditemukan keragaman masalah tentang keaktifan siswa kelas VIIIG SMP Negeri 3 Ngadirojo antara lain (1) siswa mampu mengerjakan tugas dari

kondisi awal 19,23% (2) siswa mampu menyelesaikan soal latihan dari kondisi awal 26,92% (3) siswa mampu bekerjasama menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 11,53%. Dilihat dari beberapa masalah kemampuan komunikasi belajar sebagai berikut : (1) siswa mampu menjawab pertanyaan dari kondisi awal 19,23% (2) siswa mampu mengajukan pertanyaan dari kondisi awal 38,46% (3) siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 26,92%. Akar penyebab dari rendahnya keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor penyebabnya bisa berasal dari guru, siswa, lingkungan, dan atau sarana prasarana (model pembelajaran). Dominasi guru dalam kelas menyebabkan siswa menjadi pasif karena siswa kurang dapat mengemukakan pendapat bahkan malu untuk menanyakan materi yang belum difahaminya. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat berakibat pada rendahnya keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Strategi pembelajaran sangat penting digunakan oleh guru dalam mengajar karena dapat meningkatkan keeaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pengajaran matematika disekolah perlu diperbaiki guna meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa terhadap pelajaran matematika. Tugas seorang guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi guru harus dapat menciptakan keaktifan dan kemampuan

komunikasi belajar kepada siswa dan diharapkan pengetahuan itu dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, dalam pembelajaran matematika harus digunakan variasi model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang dianggap sesuai yaitu penerapan make a match. Make a match merupakan model pembelajaran yang sangat menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun bisa tetap diajarkan dengan metode pembelajaran ini dengan catatan, siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Hisyam Z, dkk. 2007: 69). Melalui penerapan ini siswa diharapkan meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematikanya. Oleh karena itu, siswa lebih mudah dalam menyelesaikan berbagai macam soal matematika. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penerapan make a match, dan diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di kelas VIIIG SMP Negeri 3 Ngadirojo tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian 26 siswa yang terdiri

dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 pada bulan November 2014. Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, catatan lapangan, dokumentasi dan wawancara. Validitas dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data yang meliputi triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi pengamat. Triangulasi sumber data yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk triangulasi pengamat yaitu adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai harapan agar terjadi adanya perubahan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika. Adapun indikator-indikator yang yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu, indikator keaktifan : (1) siswa mampu mengerjakan tugas 19,23% (2) siswa mampu menyelesaikan soal latihan 26,92% (3) siswa mampu bekerjasama dalam kelompok 11,53%. Dilihat dari beberapa indikator kemampuan komunikasi belajar sebagai berikut : (1) siswa mampu menjawab pertanyaan 19,23% (2) siswa mampu mengajukan pertanyaan 38,46% (3) siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis 26,92%. Prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan berupa tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara umum pelaksanaan dilaksanakan dalam dua siklus. Pada perencanaan tindakan

dilakukan pengkajian silabus, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, media, menyusun lembar pengamatan, dan lembar evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuan adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut, pada kondisi awal sebelum tindakan dilakukan, indikator keaktifan siswa yaitu: (1) siswa mampu mengerjakan tugas 19,23%, (2) siswa mampu menyelesaikan soal latihan 26,92%, (3) siswa mampu bekerjasama dalam kelompok 11,53%. Dilihat dari beberapa indikator kemampuan komunikasi belajar yaitu : (1) siswa mampu menjawab pertanyaan 19,23%, (2) siswa mampu mengajukan pertanyaan 38,46%, (3) siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis 26,92%. Presentase ini menunjukkan bahwa siswa masih rendahnya keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Berdasarkan tindakan kelas siklus I, keaktifan siswa meningkat dengan indikator siswa mampu mengerjakan tugas 46,15%, siswa mampu menyelesaikan soal latihan 53,84%, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok 38,46%. Dilihat dari beberapa indikator kemampuan komunikasi belajar yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan 42,30%, siswa mampu mengajukan pertanyaan 53,84%, siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis 34,61%. Hal ini dapat dikatakan meningkat dikarenakan adanya penerapan model pembelajaran make a match dalam proses pembelajaran, sehingga siswa cenderung lebih aktif dan memiliki kemampuan komunikasi belajar matematika yang lebih baik. Akan tetapi, peningkatan pada siklus I belum sesuai dengan indikator pencapaian sehingga diadakannya siklus II untuk mencapai indikator pencapaian. Pada siklus II didapatkan hasil dengan indikator siswa mampu mengerjakan tugas 84,61%, siswa mampu memecahkan soal latihan 73,07%, siswa mampu mengajukan pertanyaan 76,92%. Dilihat dari beberapa

indikator kemampuan komunikasi belajar yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan 88,46%, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok 80,76%, siswa mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis 73,07%. Hal ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dengan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator pencapaian. Hasil peningkatan keaktifan di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Data Peningkatan Keaktifan Siswa Indikator Sebelum tindakan Siklus I Siklus II Siswa 5 siswa 12 siswa 22 siswa mengerjakan tugas (19,23%) (46,15%) ( 84,61%) Siswa menyelesaikan 7 siswa 14 siswa 19 siswa soal latihan dengan benar (26,92%) (53,84%) (73,07%) Siswa bekerjasama 10 siswa 14 siswa 21 siswa dalam kelompok (38,46%) (53,84%) ( 80,76%)

Hasil peningkatan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa di atas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Indikator Sebelum tindakan Siklus I Siklus II Siswa menjawab 5 siswa 11 siswa 23 siswa pertanyaan (19,23%) (42,30%) (88,46%) Siswa mengajukan 3 siswa 10 siswa 20 siswa pertanyaan (11,53%) (38,46%) (76,92%) Siswa mengemukakan 7 siswa 9 siswa 19 siswa ide matematika (26,92%) (34,61%) (73,07%) secara tertulis Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dengan berbagai indikator dapat dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terjadi karena siswa semakin lama semakin terbiasa dalam penerapan make a match pada saat pembelajaran di kelas. Pada siklus II siswa yang aktif mengalami peningkatan dikarenakan siswa merasa lebih menyenangkan dengan adanya penerapan model pembelajaran yang baru ini.

Banyak Siswa Banyak Siswa Adapun grafik peningkatan keaktifan dengan beberapa indikator pada pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan pada gambar grafik 3 berikut : 25 20 15 10 5 0 Kondisi Siklus I Siklus Awal II Indikator Keaktifan Mengerjakan Tugas Menyelesaikan Soal Latihan dengan Benar Bekerjasama dalam Kelompok Gambar 3 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Make a Match Adapun grafik peningkatan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dengan beberapa indikator pada pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan pada gambar grafik 4 berikut : 25 20 15 10 5 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Indikator kemampuan Komunikasi Belajar Matematika Menjawab Pertanyaan Mengajukan Pertanyaan Mengemukakan Ide Matematika Secara Tertulis Gambar 4 Grafik Peningkatan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Make a Match

Pada kondisi awal sebelum tindakan dilakukan, siswa yang mengerjakan tugas dari guru sebanyak 5 siswa (19,23%). Dalam hal ini, siswa masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas dari guru, karena siswa kurang percaya diri dengan jawabannya, selain itu guru kurang memberi motivasi kepada siswa agar bisa secara mandiri mengerjakan tugas mereka masing-masing. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang mampu mengerjakan tugas mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 12 siswa (46,15%), hal ini di dorong adanya penerapan model pembelajaran make a match pada proses pembelajaran. Dapat dilihat bahwasannya dalam penerapan model pembelajaran ini keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dapat meningkat, akan tetapi belum sesuai dengan indikator pencapaian. Pada tindakan siklus II, siswa yang mampu mengerjakan tugas dari guru dengan benar sebanyak 23 siswa (84,61%). Peningkatan yang signifikan ini, dapat diketahui bahwasanya penerapan model pembelajaran make a match telah berhasil diterapkan pada siswa. Pada kondisi awal sebelum tindakan dilakukan, siswa yang menyelesaikan soal latihan dengan benar sebanyak 7 siswa (26,92%). Pada saat siswa diberi soal mandiri hanya beberapa saja siswa yang nilainya mencapai KKM ( 75), disebabkan karena siswa kurang konsentrasi dan masih banyak siswa yang menghabiskan waktu dengan melihat pekerjaan teman yang lain dan tidak fokus dengan soalnya masing-masing. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang mampu menyelesaikan soal latihan secara benar mengalami peningkatan yaitu sebanyak 14 siswa (53,84%), dengan adanya

penerapan model pembelajaran make a match siswa dapat dikatakan mengalami peningkatan pada indikator menyelesaikan soal latihan dengan benar. Pada siklus II, siswa yang mampu menyelesaikan soal latihan dengan benar sebanyak 19 siswa (73,07%). Pada indikator mampu menyelesaikan soal latihan dengan benar dapat dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match. Pada kondisi awal sebelum tindakan, siswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok sebanyak 10 siswa (38,46%). Kekompakan dalam menyelesaikan masalah di dalam kelompok bukanlah hal yang mudah, karena siswa harus saling bekerjasama untuk menyelesaikan berbagai masalah yang diberikan guru untuk dipecahkan bersama anggota kelompoknya, siswa juga dituntut untuk bisa saling memberi masukan satu sama lain dan tidak boleh egois. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok sebanyak 14 siswa (53.84%), pada siklus I ini siswa masih cenderung individual dan masih malu untuk saling mengkomunikasikan pendapat mereka satu sama lain. Guru dengan peneliti juga harus memotivasi siswa pada siklus II untuk meningkatkan keaktifan pada indikator siswa bekerjasama dalam kelompok. Pada siklus II, siswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok sebanyak 21 siswa (80,76%). Hal ini terlihat jelas dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dengan indikator siswa bekerjasama dalam kelompok. Pada kondisi awal sebelum tindakan, siswa yang mampu menjawab pertanyaan sebanyak 5 siswa (19,23%). Keberanian dalam menjawab

pertanyaan dari guru tiap siswa berbeda beda, siswa yang aktif akan terpancing saat guru memberi pertanyaan, tapi untuk siswa yang pasif mereka akan cenderung diam dan tidak mau bersaing, dalam hal ini guru menekankan agar semua siswa tanpa terkecuali bisa saling bersaing dan berani dalam setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa (42,30%), pada siklus I ini siswa yang aktif masih mendominasi saat pembelajaran berlangsung sedangkan siswa yang lain cenderung diam saja. Guru dengan peneliti juga harus memotivasi siswa pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan komunikasi belajar siswa pada indikator menjawab pertanyaan. Pada siklus II, siswa yang mampu menjawab pertanyaan sebanyak 23 siswa (88,46%). Hal ini terlihat jelas dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dengan indikator siswa menjawab pertanyaan. Pada kondisi awal sebelum tindakan, siswa yang mampu mengajukan pertanyaan sebanyak 3 siswa (11,53%). Keberanian dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat setiap siswa berbeda beda, terlihat saat mereka diberi permasalahan untuk diselesaikan, kemampuan mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum mereka ketahui juga sangat penting karena guru akan mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa (38,46%), pada siklus I ini siswa masih banyak yang malu-malu dan tidak mau mengeluarkan pendapat mereka sehingga suasana pembelajaran

kurang hidup. Guru dengan peneliti juga harus memotivasi siswa pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan komunikasi belajar siswa pada indikator mengajukan pertanyaan. Pada siklus II, siswa yang mampu menjawab pertanyaan sebanyak 20 siswa (76,92%). Hal ini terlihat jelas dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dengan indikator siswa mengajukan pertanyaan. Pada kondisi awal sebelum tindakan, siswa yang mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis sebanyak 7 siswa (26,92%). Kemampuan mengemukakan ide matematika secara tertulis merupakan hal yang tidak mudah, siswa harus memiliki ketrampilan dan kreatifitas yang tinggi dimana mereka akan memunculkan ide-ide baru guna memudahkan pembelajaran matematika. Berdasarkan tindakan siklus I, siswa yang mengemukakan ide matematika secara tertulis sebanyak 7 siswa (26,92%), pada siklus I ini siswa masih kurang aktif dalam mengemukakan ide matematika mereka. Guru dengan peneliti juga harus memotivasi siswa pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan komunikasi belajar siswa pada indikator menjawab pertanyaan. Pada siklus II, siswa yang mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis sebanyak 19 siswa (73,07%). Hal ini terlihat jelas dengan adanya penerapan model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa dengan indikator siswa mengemukakan ide matematika secara tertulis.

Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan dan kemempuan komunikasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian Rika Awara Murti (2010) menyimpulkan bahwa penerapan metode Quantum Teaching dan Quantum Learning dapat meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan berbeda, tetapi indikator keaktifan yang digunakan sama yaitu, (1) mengerjakan tugas, (2) menyelesaikan soal latihan dengan benar, (3) bekerjasama dalam kelompok. Karly W. Kosko & Jesse L. M. Wilkins (2010) menyimpulkan bahwa sifat hubungan antara komunikasi matematika dan penggunaan manipulaitif masih tetap, hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi praktis untuk mengajar matematika. Kathleen Kostos and Eul Kyung Shin (2010) menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jurnal matematika mempunyai pengaruh positif dari kemampuan komunikasi matematika dan penggunaan kosa kata matematika. Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai pembanding adalah penelitian yang dilakukan oleh Intan Ratnafuri Hardiyanti (2011) tentang peningkatan kedisiplinan dan kemampuan komunikasi pembelajaran matematika sedangkan pendekatannya menggunakan College Ball. Dengan demikian, perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sedangkan persamaannya terletak

pada hasil penelitian yang dicapai yaitu terdapat peningkatan kemampuan komunikasi belajar matematika dari tiap siklus. Kadir Tiya, dkk (2012) menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi hasil belajarnya daripada hasil belajar siswa yang melalui kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Nunun Elida (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif Think Talk Write. SIMPULAN Penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tercapainya indikator-indikator keaktifan sebagai berikut : 1) siswa mengerjakan tugas dari 19,23% sebelum tindakan menjadi 84,61% pada akhir tindakan, 2) siswa menyelesaikan soal latihan dengan benar dari 26,92% sebelum tindakan menjadi 73,07% pada akhir tindakan, 3) siswa bekerjasama dalam kelompok dari 38,46% sebelum tindakan menjadi 80,76% pada akhir tindakan, dan indikator kemampuan komunikasi belajar matematika siswa sebagai berikut : 1) siswa menjawab pertanyaan dari 19,23% sebelum tindakan menjadi 88,46% pada akhir tindakan, 2) siswa mengajukan pertanyaan dari 11,53% sebelum tindakan menjadi 76,92% pada

akhir tindakan, 3) siswa mengemukakan ide matematika secara tertulis dari 26,92% sebelum tindakan menjadi 73,07% pada akhir tindakan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hendaknya kepala sekolah menindak lanjuti penerapan model pembelajaran make a match dan menganjurkan kepada guru matematika untuk menerapkan model pembelajaran tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru matematika hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran matematika sebagai alternatifnya dengan menerapkan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Melalui penerapan model pembelajaran ini diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran di kelas dan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran make a match untuk mengatasi permasalahan lain yang muncul dalam pembelajaran matematika dan menerapkan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan keaktiafan dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa sehingga selanjutnya dapat membandingkan hasilnya dengan make a match.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung. Baca, Arief S, dkk.1990. Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali. Dosen, TIM FIP-IKIP Yogyakarta. 1992. Bacaan Wajib MediaPembelajaran, Diktat.Yogyakarta. Electronic Journal of Mathematics Education, 5 (2), 79-90 Elida, N. 2012. Meningkatkan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Think Talk Write (TTW). Jurnal Infinity. Vol. 1 No. 2. Hardiyanti, Intan Ratnafuri. 2011. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Pembelajaran College Ball bagi Siswa Kelas III Semester Genap SD Negeri Banyuagung 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta : Skripsi UMS (Tidak Diterbitkan) Hopkins, David. 2011. Panduan Guru PenelitianTindakan Kelas a Teachers's Guide Classroom Research. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Kosko, Karl W. and Wilkins, Jesse L. M. 2010. Mathematical Communication and Its Relation to the Frequency of Manipulative Use. Journal International Kostos, Katheleen and Eul Kyung Shin. 2010. Using Math Journals to Enchance Second Graders Communication of Mathematical Thinking. Early Chilhoos Education Journal. Springer Science+Bussines Media, LLC. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Murti, Rika Awara. 2010. UpayaPeningkatan Keaktifan Belajar Matematika dengan Menggunakan Metode Quantum Teaching dan Quantum Learning pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2009 / 2010. Surakarta : Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ristanto. 2012. Peningkatan Kedisiplinan dan Kemampuan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Aktif College Ball. Surakarta :Skripsi Universitas MuhammadiyahSurakarta

Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Bandung : Laksbang Mediatama. Sanaky, Hujair A.H. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insani Press. Siregar, Sofyan. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang : Bayumedia Publisihing. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Surakarta: Citra Mandiri Utama. Tiya, Kadir dkk. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar melalui Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 3 no 2 2012 Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.