KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya 60264 Email: *) astrin_yeng@yahoo.com ABSTRAK Dinas Kebersihan Kota Mataram selaku instansi yang bertanggung jawab untuk mengelola kebersihan di Kota Mataram, masih menghadapi beberapa permasalahan didalam operasional pengangkutan sampah diantaranya adalah peningkatan volume sampah yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk dan urbanisasi, keterbatasan jumlah sarana dan prasarana kebersihan, umur ekonomis sarana dan prasarana yang relatif sudah tua, serta belum meratanya tingkat kesadaran/ partisipasi, kepedulian dan keikutsertaan masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Berdasarkan data perkiraan timbulan sampah dari laporan Dinas Kebersihan di Kota Mataram setiap harinya mencapai sebesar 1126 m 3 / hari yang bersumber dari Sampah Pemukiman, Sampah Pasar, Sampah Perkantoran, Fasilitas Umum, Penyapuan Jalan, Saluran/ Drainase dan Lain-lain. Sedangkan yang diangkut oleh armada / sarana prasarana sekitar 76 % atau 858 m3/hari, sisanya sebanyak 270 m 3 atau 24 % sebagiannya ditanggulangi dengan kebijakan kerja tambahan (sweeping) Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengangkutan sampah di Kecamatan Mataram, dan merumuskan rekomendasi untuk mengoptimasi pengangkutan sampah di Kecamatan Mataram dilihat dari aspek teknis, aspek kelembagaan dan aspek finansial. Data primer berupa jumlah dan laju timbulan sampah, jarak dan waktu pemindahan, jarak dan waktu pengangkutan sampah, sistem teknik operasional pengangkutan sampah. Data sekunder didapat dari Dinas Kebersihan Kota Mataram, BPS Kota Mataram, Bappeda Kota Mataram serta instansi terkait lainnya. Analisis aspek teknis menggunakan metode HCS (Hauled Container System) dan SCS ( Stationery Container System), sedangkan aspek pembiayaan dianalisis potensi penerimaan serta biaya operasinal dan pemeliharaan dan aspek kelembagaan menggunakan analisis SWOT. Hasil evaluasi teknis menunjukkan pelayanan pengangkutan sampah eksisting dengan 5 kendaraan pengangkut yakni Dump truck 3 unit dan Armroll 2 unit mencapai 54 % dari total timbulan sampah pada daerah layanan Kelurahan Punia, Mataram Timur dan Pagutan Di Kecamatan Mataram. Kegiatan pengangkutan sampah di kecamatan Mataram dapat ditingkatkan jumlah trip per hari dengan menambah jam kerja yan sekarang 6 jam jadi 8 jam dan menekan waktu Off route sehingga untuk Dump truk yang 3 trip/hari jadi 6 trip/hari dan untuk Armroll yang 8 trip/hari jadi 13 trip/hari. Total biaya operasional dan pemeliharaan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya penyusutan akan mengalami kenaikan dengan adanya peningkatan trip, yaitu menjadi sebesar Rp. 2.427.375.976 atau meningkat sebesar 3,8 % dari total BOP eksisting sebesar Rp. 2.337.353.160. Perlunya memanfaatkan kerjasama dan keterlibatan pihak lain seperti LSM, perangkat RT/RW, kelurahan, kecamatan dan masyarakat secara maksimal dalam hal kebersihan. Kata kunci: Kajian, Kecamatan Mataram, Fasilitas TPS, Pengangkutan, Biaya Operasional dan Pemeliharaan, SWOT D-6-1
PENDAHULUAN Kota Mataram adalah ibu kota Propinsi NTB terdiri dari 6 Kecamatan yakni Mataram, Ampenan, Cakranegara, Selaparang, Sekarbela, Sandubaya. Kecamatan Mataram terletak di tengah-tengah Kota Mataram dan paling strategis karena pusat perkantoran, pelayanan jasa, dan pusat kegiatan pendidikan. Kecamatan Mataram memiliki luas 10,76 Km 2 dari total luas Kota Mataram Yakni 61,30 km 2. Kota Mataram masih menghadapi beberapa permasalahan didalam operasional pengangkutan sampah diantaranya adalah peningkatan volume sampah yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk dan urbanisasi, keterbatasan jumlah sarana dan prasarana kebersihan, umur ekonomis sarana dan prasarana yang relatif sudah tua, serta belum meratanya tingkat kesadaran/ partisipasi, kepedulian dan keikutsertaan masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Berdasarkan data perkiraan timbulan sampah di Kota Mataram setiap harinya mencapai sebesar 1126 m 3 / hari yang bersumber dari Sampah Pemukiman, Sampah Pasar, Sampah Perkantoran, Fasilitas Umum, Penyapuan Jalan, Saluran/ Drainase dan Lain-lain. Sedangkan yang diangkut oleh armada / sarana prasarana sekitar 76 % atau 858 m3/hari, sisanya sebanyak 270 m 3 atau 24 % sebagiannya ditanggulangi dengan kebijakan kerja tambahan (sweeping). Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Melakukan kajian aspek teknis, finansial, dan kelembagaan terhadap kondisi fasilitas TPS dan transport sampah di Kecamatan Mataram. 2. Merumuskan rekomendasi untuk mengoptimasi kondisi fasilitas TPS dan kegiatan transport sampah di Kecamatan Mataram dilihat dari aspek teknis, aspek kelembagaan dan aspek finansial. METODE PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka langkah awal dari penelitian ini adalah melalui observasi / pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi kegiatan pemindahan dan pengangkutan sampah yang ada saat ini. Pengamatan terhadap kegiatan pemindahan dan pengangkutan sampah diutamakan pada daerah-daerah permukiman untuk mengetahui apakah pelayanan sampah sudah menjangkau seluruh masyarakat dan mencukupi kebutuhan dari masyarakat. Pengamatan terhadap kegiatan pengangkutan sampah dilakukan untuk dapat mengetahui beberapa hal sebagai berikut: a) Jumlah dan jenis armada truk pengangkut sampah di TPS yang terletak di Kecamatan Mataram, serta usia truk b) Parameter-parameter lain untuk menentukan efisiensi pengangkutan: i., yaitu waktu yang dibutuhkan truk pengangkut sampah sejak berangkat dari pool hingga ke TPS ii., yaitu waktu yang dibutuhkan truk pengangkut sampah dari TPA atau TPS terakhir hingga kembali ke pool iii. pc, yaitu waktu pengangkatan kontainer yang berisi sampah ke atas truk iv. uc, yaitu waktu pengembalian kontainer sampah yang kosong ke TPS v. tdbc, yaitu waktu tempuh antara setiap TPS vi. h, yaitu waktu tempuh dari TPS ke TPA. vii. s, yaitu waktu pembongkaran sampah di TPA. viii. w, yaitu lamanya waktu istirahat dan waktu tidak produktif lainnya (off route). Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien pengangkutan sampah dapat dilakukan setiap harinya untuk seluruh wilayah Kecamatan Mataram. D-6-2
Data-data sekunder berupa data penunjang lainnya seperti data timbulan sampah, komposisi sampah, jenis peralatan, rute, jumlah ritasi dan sistem pengangkutan sampah diperoleh dari berbagai instansi terkait dengan kegiatan pemindahan dan pengangkutan sampah. Setelah diperoleh seluruh data yang dibutuhkan, dilakukan analisa dan pembahasan sehingga pada tahap akhir dari penelitian ini diharapkan dapat tercapai tujuan penelitian melalui adanya kesimpulan dan masukan-masukan mengenai kegiatan pemindahan dan pengangkutan sampah di Kecamatan Mataram. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengangkutan sampah di Kota Mataram dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Pola pengangkutan door to door atau dikenal juga dengan sistem pengangkutan stationary container system (SCS). Pola pengangkutan SCS dilakukan dengan cara mengambil sampah dari tiap titik pengumpulan secara satu persatu dengan kendaraan pengangkut bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Kendaraan pengangkut yang digunakan adalah berupa dump truck. Kendaraan ini mengangkut sampah sebanyak 1 trip/hari. Waktu pengangkutan yang ditetapkan oleh Dinas Kebersihan 1 shift/hari, yaitu pada pukul 06.00 12.00 WITA. Namun rata-rata kendaraan pengangkut mulai mengangkut pada pukul 07.00 11.00 WITA dan telah kembali ke pool pada pukul 13.00 WITA. Jalur pengangkutan dimulai dari pool menuju lokasi titik-titik pengumpulan sampah yang berada di pinggir jalan utama atau pertokoan, wadahwadah komunal, dan lokasi penuh tumpukan sampah yang dianggap TPS. Kemudian truk menuju TPA untuk melakukan pembuangan sampah dan kembali lagi ke pool. b. Pola pengangkutan hauled container system (HCS), yaitu pola pengangkutan dengan memindahkan kontainer yang telah terisi penuh oleh sampah dan membuang sampah ke TPA serta meletakkan kontainer kosong di tempatnya. Pola pengangkutan ini menggunakan kendaraan jenis arm roll truck sebagai kendaraan pengangkut. Waktu pengangkutan 1 shift/hari, yaitu mulai pukul 07.00 12.00 WITA. Arm roll truck berangkat dari pool membawa kontainer kosong menuju lokasi penempatan kontainer, meletakkan kontainer kosong dan membawa kontainer berisi sampah ke TPA. Selanjutnya arm roll truck menuju lokasi berikutnya dan melakukan hal yang sama sampai pada batas akhir jam kerja, truk kembali lagi ke pool dengan membawa kontainer kosong. Pengangkutan sampah dengan 1 armroll di Kota Mataram dalam sehari bisa mengangkut 4 kontainer. Dari observasi di lapangan pelayanan pengangkutan sampah dalam sehari ke TPA sampah 1 (satu) trip oleh Dump Truck dan 4 (empat) trip oeh Armroll. Luas jangkauan pelayanan mencapai ± 70 % dari luas wilayah Kota Mataram (Dinas Kebersihan Kota Mataram, 2011). Untuk masyarakat yang tidak mendapatkan akses pelayanan serta tidak cukup memiliki lahan untuk proses pengolahan sampah setempat cenderung membuang sampahnya di sembarang tempat dan membakar sampahnya ditempat yang terbuka. Disamping juga sulit untuk mencari lahan untuk lokasi rencana TPS, penempatan TPS sering mendapat protes dari warga masyarakat Dengan memperhatikan sistem pengangkutan sampah yang dilaksanakan kendaraan dump truck di Kota Mataram, maka untuk perhitungan waktu dan jarak tempuh kendaraan dump truk berdasarkan ketentuan sebagai berikut: - Jarak tempuh rata-rata pengangkutan ( haul ) per trip adalah jarak yang ditempuh dari TPS menuju ke TPA atau ke pool. D-6-3
- Total jarak tempuh per hari merupakan total jarak pengangkutan ditambah jarak dari pool ke titik pengambilan sampah (TPS) pertama pada tiap-tiap trip. - Waktu memuat sampah ( pick up time ) kendaraan dump truck adalah waktu yang dibutuhkan memuat sampah di TPS. Hasil pengamatan jumlah trip per hari yang bisa dilakukan dump truck dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10, yaitu: H = [ ( + ) +. Tscs] / (1 W) Tabel 1 Hasil Perhitungan Jumlah Trip Pengangkutan Eksisting Per Hari Dump Truck dengan H = 6 jam No. Kendaraan W H (1-W) TSCS 1. DR 8050 AK 0,11 7,12 0,33 0,58 3,33 1,33 2. DR 8047 0,11 7,12 0,4 0,67 3,36 1,27 3. DR 8068 0,11 7,12 0,41 0,58 3,34 1,30 Dari Tabel 1 diketahui bahwa dengan jam kerja 6 jam/hari maka seluruh kendaraan dump truck melakukan trip pengangkutan sebanyak 1 trip/hari tetapi kondisi sebenarnya pada diketahui Dump Truk membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke TPS yang pertama, hal ini disebabkan Dump Truk mulai dari pool ke jalur yang dilalui melayani sistem individual. Dalam menghindari adanya jam kerja yang tidak dimanfaatkan untuk bekerja, maka dicoba untuk memperoleh jumlah trip yang dapat dilakukan dump truck apabila diberlakukan jam kerja selama 8 jam per hari, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Perhitungan Jumlah Trip Per Hari Dump Truck dengan H = 8 jam No. Kendaraan W H (1-W) TSCS 1. DR 8050 AK 0,08 7,08 0,33 0,58 3,33 2 2. DR 8047 0,08 7,08 0,4 0,67 3,36 2 3. DR 8068 0,08 7,08 0,41 0,58 3,34 2 Pada Tabel 2 terlihat bahwa dengan penggunaan jam kerja selama 8 jam trip/hari pengangkutan semua kendaraan dapat ditingkatkan menjadi 2 trip per hari, Perbandingan antara jumlah trip per hari eksisting dengan jumlah trip per hari yang dapat dilakukan dump truck dengan penggunaan jam kerja selama 8 jam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhitungan Perbandingan Jumlah Trip Eksisting dengan Hasil Evaluasi Dump Truck No Kendaraan Jumlah Trip Eksisting H = 6 Jam Jumlah Trip Hasil Evaluasi H = 8 Jam 1. DR 8050 AK 1,33 2 2. DR 8047 1,27 2 3. DR 8068 1,30 2 Total 3,9 6 D-6-4
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah trip pengangkutan eksisting dapat ditingkatkan dengan penggunaan jam kerja 8 jam dan menekan waktu yang tidak produktif.. Untuk hasil perhitungan jumlah trip untuk Armroll truck dengan menggunakan waktu kerja 6 jam, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Perhitungan Jumlah Trip Per Hari Arm Roll Truck dengan H = 6 Jam No. Kendaraan 1 DR 8028 AK W H (1-W) THCS 0,19 4,86 0,28 0,67 0,81 4,82 2 DR 8010 0,19 4,86 0,25 0,75 0,92 4,19 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa amroll truck DR 8028 AK dapat mencapai 4,82 trip/hari dan DR 8010 sebesar 4,19 trip/hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa amroll truck belum efisien dalam menjalankan operasional pengangkutan dengan 6 jam kerja/hari karna Untuk nilai Off route sebesar 0,19 jam ternyata lebih besar dari nilai Wmaks yakni 0,15 jam ( Tchobanoglous, et al.,1993). Peningkatan jumlah trip pengangkutan per hari kendaraan arm roll truck dapat lebih ditingkatkan apabila digunakan jam kerja selama 8 jam (H = 8 jam) dan dengan nilai off route sebesar 0,15 jam seperti ditunjukkan pada perhitungan di Tabel 5. Tabel 5 Hasil Pengukuran Jumlah Trip Per Hari Arm Roll Truck dengan H = 8 Jam dengan W = 0,15 jam No. Kendaraan W H (1-W) THCS 1 DR 8028 AK 0,15 6,8 0,28 0,67 0,81 7 2 DR 8010 0,15 6,8 0,25 0,75 0,92 6 Dari Tabel 5 menunjukkan hasil dari penggunaan jam kerja selama 8 jam berupa peningkatan jumlah trip pada kendaraan DR 8028 AK menjadi 7 trip per hari dan kendaraan DR 8010 menjadi 6 trip per hari sehingga total jumlah trip pengangkutan yang dapat dilakukan kedua unit arm roll truck dalam waktu kerja 8 jam per hari tanpa henti adalah 13 trip per hari. Perbandingan jumlah trip eksisting dengan jumlah trip hasil evaluasi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Perhitungan Perbandingan Jumlah Trip Eksisting dengan Hasil Evaluasi Armroll Truck No Kendaraan Jumlah Trip Eksisting H = 6 Jam Jumlah Trip Hasil Evaluasi H = 8 Jam 1 DR 8028 AK 4,82 7 2 DR 8010 4,19 6 Total 9,01 13 D-6-5
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah trip pengangkutan eksisting dapat ditingkatkan dengan penggunaan jam kerja 8 jam dan sopir harus menekan waktu yang tidak produktif dan efisien untuk dapat meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah. Aspek Finansial Biaya pengelolaan sampah di Kota Mataram bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram. Besaran biaya yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah Kota Mataram tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA -SKPD) Dinas Kebersihan. Anggaran belanja untuk pengelolaan persampahan Kota Mataram yang tertuang dalam DPA tahun angggaran 2012 adalah sebesar Rp.15.936.025.215,- dengan rincian belanja langsung berjumlah Rp. 10.546.525.000,- dan belanja tidak langsung sebesar Rp. 5.389.500.215,-. Dari total biaya tersebut yang langsung berkaitan dengan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp. 2.337.353.160. Namun, akan mengalami kenaikan dengan adanya peningkatan trip. Total biaya operasional dan pemeliharaan pengangkutan sampah yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya penyusutan, yaitu sebesar Rp. 379.190.476 sehingga totalnya menjadi sebesar Rp. 2.427.375.976 atau meningkat sebesar 3,8 % dari total BOP eksisting sebesar Rp. 2.337.353.160. Aspek Kelembagaan Langkah strategis yang dapat diambil sesuai dengan strategi agresif (strategi SO), yaitu dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan prasarana dan sarana yang tersedia dalam pengelolaan persampahan melalui dukungan perda serta alokasi biaya yang ada untuk mendukung tugas-tugas Dinas Kebersihan, yaitu dengan cara: - Melaksanakan program-program kebersihan dengan menggunakan peralatan kebersihan dan armada pengangkut sampah secara maksimal, - Menggunakan alokasi dana dari APBD untuk biaya operasional dan pemeliharaan dan pengangkutan sampah secara tepat sasaran sehingga prasarana yang ada dapat digunakan sesuai dengan umur pakainya. 2. Pengelola yang ada di tingkat Seksi harus tetap berkoordinasi dengan Kepala Bidang dan Kepala Dinas untuk Pengambilan keputusan secara cepat. 3. Melibatkan pihak lain seperti LSM, tokoh masyarakat, kecamatan dan kelurahan dalam pelaksanaan program-program persampahan yang melibatkan masyarakat di wilayahnya, antara lain dengan cara: - Melakukan sosialisasi di bidang persampahan kepada masyarakat di tiap-tiap kelurahan dengan melibatkan LSM dengan cara mengadakan sosialisasi atau kegiatan penyuluhan mengenai persampahan. - Menggerakkan ibu-ibu PKK di kelurahan dan kecamatan untuk mengadakan kegiatankegiatan di bidang kebersihan sebagai contoh positif kepada masyarakat. - Mengadakan kerjasama dengan LSM untuk melakukan kegiatan penyuluhan dan bentuk-bentuk sosialisasi lain di bidang persampahan bagi murid-murid sekolah dasar dan menengah. D-6-6
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelayanan pengangkutan sampah eksisting dengan 5 kendaraan pengangkut yakni Dump truck 3 unit dan Armroll 2 unit mencapai 54 % dari total timbulan sampah pada daerah layanan Kelurahan Punia, Mataram Timur dan Pagutan Di Kecamatan Mataram. 2. Kegiatan pengangkutan sampah di kecamatan Mataram saat ini didukung oleh 1 unit dump truck melaksanakan trip pengangkutan sebanyak 1 trip per hari dan 1 unit arm roll truck dapat ditingkatkan jumlah trip per hari dengan menambah jam kerja yan sekarang 6 jam jadi 8 jam dan menekan waktu Off route sehingga untuk Dump truk yang 3 trip/hari jadi 6 trip/hari dan untuk Armroll yang 8 trip/hari jadi 13 trip/hari.. Ketersediaan armada pengangkutan ini perlu dimanfaatkan secara maksimal dalam melayani kegiatan pengangkutan sampah di kecamatan Mataram. 3. Perlu adanya sosialisasi dan kerjasama yang baik antara Dinas Kebersihan dengan masyarakat sehingga kegiatan pengangkutan sampah dapat berjalan secara efisien. Selain itu perlu dipertimbangkan mengenai penambahan wadah komunal untuk mengurangi TPS liar dan kemudahan dalam operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah, teruatama pada daerah permukiman sehingga bisa menghemat bahan bakar. 4. Total biaya operasional dan pemeliharaan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya penyusutan akan mengalami kenaikan dengan adanya peningkatan trip, yaitu menjadi sebesar Rp. 2.427.375.976 atau meningkat sebesar 3,8 % dari total BOP eksisting sebesar Rp. 2.337.353.160. 5. Perlunya memaksimalkan keterlibatan pihak lain dalam pengelolaan sampah di kecamatan Mataram, terutama dalam menggali kesadaran masyarakat dalam bidang persampahan. Sehingga tidak ada sampah yang berserakan disekitar TPS 6. Dinas Kebersihan Kecamatan Mataram merupakan instansi pengelola kebersihan yang telah berdiri sendiri sebagai sebuah dinas dan memiliki peraturan serta struktur kelembagaan yang jelas sehingga dapat memaksimalkan dan mengembangkan potensi yang dimiliknya dalam meningkatkan pelayanan di bidang kebersihan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda Kota Mataram. 2011. Kota Mataram dalam Angka 2011. Mataram. Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda Kota Mataram. 2011. Angka 2011. Mataram. Kecamatan Mataram dalam Dinas Kebersihan Kota Mataram (2012), Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD. Mataram. Dinas Kebersihan Kota Mataram (2011), Laporan Timbulan Sampah untuk Kota Mataram. Mataram. Tchobanoglous, Theisen, Vigil, 1993. Integrated Solid Waste Management. Mc Graw-Hill. International Edition. D-6-7