BAB I PENDAHULUAN. Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN UNTUK PENELITIAN LANJUTAN

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENETAPAN KRITERIA WILAYAH SUNGAI DAN CEKUNGAN AIR TANAH 14 JULI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT

SEMINAR HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN AIR TANAH

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan bertindak yang diberikan undang-undang yang berlaku untuk

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14 Nomor 1, Juni 2016

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian dari irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2013

Tabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

PENDAHULUAN. masih dilakukan secara tradisional, dikerjakan pada lahan-lahan yang sempit

), bikarbonat (HCO 3- ), dan boron (B). Hal ini dapat mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan perkembangan pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

Departemen of Agriculture (USDA) atau klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian rencana strategi BPBD Kota Bandar

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi (Soemarto, 1987; Bisri, 1991). Air tanah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat pada lapisan akuifer bebas yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air tetapi bagian atasnya tidak dibatasi lapisan kedap air, melainkan oleh muka preatik bertekanan satu atmosfer. Air tanah dalam merupakan air tanah yang terdapat pada akuifer tertekan yang bagian bawah dan atasnya dibatasi oleh lapisan kedap air (Arismunandar, 2000). Akuifer adalah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan geologi yang dapat meluluskan air baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi dengan kondisi jenuh air dan mempunyai suatu besaran konduktivitas hidrolik sehingga dapat membawa air dalam jumlah yang ekonomis (Kodoatie, 1996), yang merupakan tempat penyimpanan air tanah (Danaryanto et al., 2010). Peranan penting dari air tanah dalam sektor pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada suatu daerah dimana air permukaan tidak dapat dimanfaatkan akibat kendala faktor lokasi maupun faktor musim. Pendayagunaan potensi air tanah di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1969 dengan bantuan dari negara-negara donor yang dimulai dari tahap identifikasi dan investigasi di Pulau Jawa. Dalam perjalanannya, pengembangan 1

2 dan pengelolaan air tanah ikut memberikan kontribusi dalam pencapaian swasembada beras di Indonesia pada tahun 1984 (Haryono et al., 2009). Pendayagunaan air tanah untuk irigasi dengan melibatkan para petani memiliki tujuan diantaranya (Sutrisno, 2006): (1) Meningkatkan ketahanan pangan, (2) Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara efektif, (3) Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan penduduk di sekitar lokasi proyek, (4) Mempromosikan keikutsertaan petani dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, (5) Mempromosikan pengelolaan sistem irigasi terdesentralisasi, yang menyerahkan pengelolaan sistem irigasi, termasuk biaya operasi dan pemeliharaan pada petani sendiri, sementara pemerintah sebatas memberikan bimbingan dan pembinaan. Implementasi pendayagunaan potensi air tanah untuk irigasi adalah melalui pembangunan prasarana irigasi air tanah berupa sumur bor dan instalasi pompa beserta jaringan irigasinya pada sawah tadah hujan dan lahan kering yang tidak terjangkau oleh irigasi air permukaan. Sistem irigasi air tanah yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pola tanam. Pada sawah tadah hujan, umumnya sebelum ada pompa memiliki pola tanam padi palawija bero, setelah adanya pompa pola tanam bisa menjadi padi padi palawija, padi palawija palawija, padi palawija sayuran, ataupun padi palawija tebu. Pada lahan kering, umumnya sebelum ada pompa memiliki pola tanam palawija bero, setelah adanya pompa pola tanam bisa menjadi palawija palawija palawija ataupun palawija palawija sayuran (Haryono et al., 2009).

3 Kabupaten Jombang yang terletak di Provinsi Jawa Timur adalah merupakan salah satu daerah yang potensi air tanahnya banyak didayagunakan untuk keperluan irigasi. Hal ini tidak terlepas dari kondisi wilayah Kabupaten Jombang yang memiliki potensi air tanah cukup besar karena berada pada Cekung Air Tanah Brantas (Arifin, 2003) dan secara hidrogeologis sebagian besar wilayahnya merupakan akuifer produktif sedang (5 l/detik) hingga produktif tinggi (>10 l/detik) (Poespowardoyo, 1984). Selain potensi air tanah yang ada, di Kabupaten Jombang juga masih terdapat 6.288 ha sawah tadah hujan, 1.717 ha sawah irigasi setengah teknis, 1.524 ha sawah irigasi sederhana, dan 24 ha sawah irigasi desa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jombang, 2013), serta permasalahan kekurangan air di musim kemarau pada lahan beririgasi teknis. Terhadap lahanlahan tersebut petani mengupayakan pemberian suplai air dengan cara melakukan pemboran air tanah secara mandiri. Gambaran potensi air tanah dan kondisi lahan pertanian di atas menunjukkan pentingnya peranan air tanah sebagai sumber air irigasi di Kabupaten Jombang. Pendayagunaan potensi air tanah untuk irigasi di wilayah Kabupaten Jombang telah dilakukan sejak tahun 1978, yang dilakukan terhadap air tanah dalam pada akuifer tertekan dengan kedalaman 50 127 m. Pemboran air tanah untuk irigasi di Kabupaten Jombang diawali pada sumur SDJB 003 yang terletak di Desa Gerobogan Kecamatan Mojowarno pada tahun 1978, yang kala itu dilakukan melalui Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Jawa Timur Departemen Pekerjaan Umum. Pengembangan potensi air tanah di Kabupaten Jombang tersebut terus dilakukan hingga saat ini dan telah terdapat 100 lokasi

4 pemboran air tanah untuk keperluan irigasi pada lahan-lahan pertanian (Data Pemboran di Kabupaten Jombang, Kegiatan Pendayagunaan Air Tanah BBWS Brantas Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Keberadaan air tanah sebagai sumber air irigasi sudah seharusnya tersedia tidak hanya dalam kuantitas yang memadai tetapi juga harus dengan kualitas yang baik. Kualitas air tanah sebagai sumber air irigasi adalah sama pentingnya dengan kesuburan tanah (Sigh dan Khare, 2008). Kualitas air tanah dapat dinilai berdasarkan karakteristik kimianya, dimana variasi ion-ion kimia dalam air tanah dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses geokimia yang mengontrol kualitas air tanah. Keberadaan ion-ion yang dominan baik kation maupun anion menentukan tipe kimia dari air tanah (Srinivas et al., 2014). Sumber daya air tanah merupakan sumber daya yang bergerak mengikuti siklus hidrologi dan dikontrol oleh prinsip-prinsip hidrolika. Aliran air tanah yang menjadikan adanya kontak antara air dan batuan memberikan pengaruh kimiawi terhadap air, sehingga kandungan kimia air tanah yang mengalir akan mengalami evolusi sesuai dengan aliran air (Kodoatie, 2012). Keberadaan air tanah yang tersembunyi di bawah permukaan tanah membuat alirannya sulit untuk ditelusuri dengan pendekatan analisis sistem, sehingga untuk memprediksinya diperlukan teknik pemodelan. Pemodelan air tanah dapat dilakukan dengan membuat gambaran proses aliran air tanah melalui persamaan matematika yang didasarkan pada asumsi penyederhanaan tertentu (Putranto, 2011). Teknik pemodelan air tanah telah banyak digunakan dalam penelitian di bidang keteknikan seperti untuk menentukan potensi air tanah berdasarkan parameter-parameter akuifer dan arah

5 aliran air tanah (Waspodo, 2002), memprediksi muka air tanah di masa mendatang (Rahardjo, 2002; Putranto, 2011), serta pengendalian pemanfaatan dan pengambilan air tanah (Wahyudi, 2009; Tirtomihardjo dan Setiawan, 2011). Teknik pemodelan air tanah belum banyak digunakan dalam penelitian di bidang pertanian terkait dengan karakteristik kimia air tanah atau kualitasnya sebagai sumber air irigasi. Penelitian tentang aspek kimia air tanah untuk irigasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan kandungan unsur kimianya, kelayakan kualitasnya, dan pola penyebarannya (Balachandar et al., 2010; Devi et al., 2012; Reddy, 2013; Venkateswaran dan Vediappan, 2013) ataupun untuk mengetahui tipe kimianya untuk selanjutnya dianalisis kelayakan kualitas dan pola sebarannya (Nwankwoala dan Udom, 2011; Hagras, 2013; Barick dan Ratha, 2014; Khan et al., 2014; Nag dan Das, 2014; Srinivas et al., 2014). Saat ini telah berkembang penelitian kualitas air tanah dengan menggunakan model Indeks Kualitas Air Irigasi (Irrigation Water Quality Index/IWQI) yang diusulkan oleh Meireles et al. (2010) untuk menunjukkan tingkat kesesuaian air tanah sebagai sumber air irigasi terhadap tanah dan tanaman berdasarkan batasan penggunaan air tersebut (Khalaf dan Hassan, 2013; Al-Mussawi, 2014; Omran et al., 2014). Namun demikian, sejauh ini belum ada penelitian yang mengintegrasikan antara karakteristik kimia air tanah, keberadaan air tanah sebagai zat yang bergerak, dan kesesuaiannya dengan lahan pertanian yang diari. Pergerakan air tanah sebagai agen geologi dalam membawa unsur-unsur kimia yang nantinya digunakan sebagai sumber air irigasi bagi lahan pertanian masih belum banyak diungkap.

6 Kondisi ideal sebagaimana menjadi tujuan dari pendayagunaan air tanah untuk irigasi tidak selalu terimplementasi dengan baik di lapangan. Berdasarkan survey awal (Januari 2015), diketahui bahwa dari 87 lokasi sumur produksi yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Jombang, hanya terdapat 26 lokasi yang masih dapat difungsikan. Permasalahan tersebut pada umumnya terkait dengan mahalnya biaya operasional dan pemeliharaan irigasi air tanah yang harus ditanggung oleh petani, khususnya yang terkait dengan instalasi pompa pada sumur produksi. Salah satu solusi terhadap permasalahan tersebut, adalah bahwa petani harus memilih komoditas pertanian yang diusahakan. Pemilihan jenis komoditas pertanian yang diusahakan setelah Padi I lebih difokuskan untuk tanaman yang bernilai ekonomis tinggi yaitu tanaman hortikultura atau tanaman palawija (Haryono et al., 2009) sehingga petani mampu membiayai operasional dan pemeliharaan instalasi pompa. Namun demikian, yang menjadi kendala di lokasi penelitian saat ini adalah belum adanya acuan secara teknis tentang kesesuaian karakteristik kimia air tanah sebagai sumber air irigasi dengan jenis komoditas pertanian yang dapat diusahakan. Hal ini membuat para petani tidak memiliki gambaran tentang komoditas pertanian yang dapat diusahakan pada lahannya sehingga tetap berpedoman pada kebiasaan menanam jenis komoditas tertentu yang telah diusahakan secara umum di daerahnya. Sehubungan dengan permasalahan baik dari segi keilmuan maupun segi praktis di lapangan seperti dikemukakan di atas, maka diperlukan suatu penelitian yang mendalam tentang karakteristik kimia air tanah untuk irigasi dengan mengintegrasikan aspek kimia air (hidrokimia) dan aspek pergerakan air

7 (hidrolika). Penelitian ini mencakup 3 substansi yaitu karakteristik kimia air tanah (tipe kimia dan kelayakan kualitas air), pemodelan aliran air tanah, dan pewilayahan karakteristik kimia air tanah dan kesesuaiannya dengan komoditas pertanian. Hasil penelitian yang telah didapatkan berdasarkan pendekatan tersebut selanjutnya dibuktikan dalam penelitian eksperimental untuk meneliti pengaruh karakteristik kimia air tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Tahapan di dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah konsep untuk menelusuri karakteristik kimia air tanah yang digunakan sebagai sumber air irigasi untuk dapat digunakan sebagai dasar merancang pewilayahan komoditas pertanian. Pewilayahan komoditas pertanian diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi petani dalam memilih komoditas pertanian yang diusahakan pada lahan irigasi air tanah agar dihasilkan produktivitas yang lebih baik dengan nilai ekonomi tinggi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian seperti dikemukakan di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Termasuk dalam tipe kimia apakah air tanah di lokasi penelitian? 2. Apakah kualitas air tanah di lokasi penelitian layak digunakan untuk irigasi? 3. Membentuk pola seperti apakah model aliran air tanah di lokasi penelitian? 4. Bagaimanakah bentuk pewilayahan karakteristik kimia air tanah dan kesesuaiannya dengan komoditas pertanian di lokasi penelitian? 5. Apakah karakteristik kimia air tanah yang digunakan sebagai sumber air irigasi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman?

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknik penelusuran karakteristik kimia air tanah yang digunakan sebagai sumber air irigasi dengan pendekatan hidrokimia dan hidrolika untuk digunakan sebagai dasar dalam merancang pewilayahan komoditas pertanian bagi lahan irigasi air tanah. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini meliputi : 1. Membuat deskripsi tentang tipe kimia air tanah yang ada di lokasi penelitian. 2. Membuat deskripsi tentang kelayakan kualitas air tanah yang digunakan sebagai sumber air irigasi di lokasi penelitian. 3. Meneliti pola aliran air tanah di lokasi penelitian. 4. Membuat rancangan pewilayahan karakteristik kimia air tanah dan kesesuaiannya dengan komoditas pertanian di lokasi penelitian. 5. Meneliti pengaruh karakteristik kimia air tanah yang digunakan sebagai sumber air irigasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat secara teoritis a. Pengembangan keilmuan tentang teknik penelusuran karakteristik kimia air tanah untuk irigasi di daerah pendayagunaan potensi air tanah untuk irigasi. b. Pengembangan keilmuan tentang pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan karakteristik kimia air tanah yang digunakan sebagai air irigasi.

9 2. Manfaat secara praktis a. Bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam kegiatan pendayagunaan potensi air tanah untuk irigasi. b. Pedoman bagi petani tentang komoditas pertanian yang sesuai untuk diusahakan pada lahan irigasi air tanah.