BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika masih berada dalam kandungan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 05 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA POLA KARIR SEKRETARIS DESA BUPATI MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2005

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

profesional, bersih dan berwibawa.

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2015

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 41 TAHUN 2007 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang dalam melaksanakan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagai wewenang Bupati atau Walikota, selain melaksanakan tugas tersebut Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan. Didalam PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang kecamatan yaitu pada pasal 15 ayat (2) disebutkan rambu rambu kewenangan yang perlu didelegasikan oleh Bupati atau Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang salah satunya yaitu aspek pengawasan. Pelaksanaan kewenangan tersebut mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup Kecamatan sesuai dengan perundang undangan. Untuk itu, pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai perlu dilakukan dan merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, karena ruang lingkup pengawasan meliputi keseluruhan pelaksanaan kegiatan. Kecamatan di Indonesia masih banyak memberikan pelayanan publik yang tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur ) yang dimaksud dengan SOP yaitu suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator - indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja

dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Dimana SOP ini mengarah ke dalam proses pelaksanaan administrasi dikantor instansi pemerintah. Undang undang yang mengatur SOP yaitu Permen PAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Hal ini dapat di lihat dari kinerja pegawainya tidak berdasarkan undang undang yang berlaku dan sesuai peraturan yang telah di buat. Termaksud di kecamatan Medan Denai, banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan publik pegawai yang berada di kantor camat Medan Denai. Dalam proses pembuatan kartu keluarga dan E-KTP pelayanan yang diberikan pegawai tidak sesuai yang di harapkan oleh masyarakat, pegawai yang kurang ramah atau tidak memberikan 5S (senyum, sapa, sopan,satun, dan salam), kurangnya disiplin waktu dan ekfektif dan efesiensi dalam melaksanakan tugas serta minimnya sarana dan prasarana. Permasalahan di atas sangat menunjukkan bahwa kinerja pegawai dalam bentuk pelayanan belum baik dan tidak sesuai dengan Undang undang 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dengan permasalahan yang ada di kecamatan medan denai maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian peran camat dalam proses pengawasan yang berlangsung. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha usaha yang dilakukan, apakah sesuai dengan program yang telah dibuat atau belum. 2

Camat selaku pemimpin organisasi pemerintahan kecamatan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pencapaian tujuan organisasi. Seorang Camat harus mampu membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa atau pun kelurahan sebagaimana di atur oleh Pasal 225 UU No. 23 Tahun 2014. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dan pelayanan yang baik di tingkat kecamatan maka dari itu pengawasan harus terus di lakukan agar setiap aparat kecamatan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Telah dijelaskan dalam Ketetapan Nomor IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, maka pengawasan merupakan aspek penting dalam manajemen kepegawaian. Melalui Sosialisasi Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/46/M.PAN/4/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah, ditegaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu unsur terpenting dalam rangka peningkatan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa. Melalui suatu kebijakan pengawasan yang baik dan membina, maka diharapkan kinerja pegawai negeri sipil yang saat ini dianggap lemah, terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif. Tujuan pengawasan ialah untuk mengetahui dan memahami kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan. Fungsi pengawasan adalah agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diketahui secara dini. 3

Keberhasilan aparat kecamatan dalam melaksanakan tugas tugasnya adalah merupakan keberhasilan camat dimana berperan sebagai pemimpin, maka dari itu dalam pelaksanaan perlu adanya disiplin kerja oleh aparat pemerintah kecamatan sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS). Pengertian kinerja dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005), mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam suatu pemerintahan, sumber daya manusia yang tak lain sebagai tenaga kerja adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang menyatakan bahwa Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan. Kinerja yang optimal bergantung kepada perilaku yang tercermin oleh para pegawai itu sendiri. Perilaku tersebut meliputi sikap dan disiplin pegawai pada pelaksanaan tugas yang dikerjakan. Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kinerja pegawai yang dilakukan oleh pimpinan secara sistematis berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Pemimpin yang menilai kinerja pegawai, yaitu atasan pegawai langsung, dan atasan tak langsung. 4

Pada dasarnya pengawasan camat terhadap kinerja pegawai yang melakukan proses pelayanan publik terhadap kegiatan administrasi yang modern. Oleh karena itu pengawasan camat tersebut juga tidak hanya melalui pengawasan yang berupa kinerja pegawai, akan tetapi juga pengawasan terhadap alat-alat pendukung dari proses kinerja pegawai untuk memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat. Melalui suatu kebijakan pengawasan yang baik maka diharapkan kinerja pegawai yang saat ini dianggap lemah, terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin membahas bagaimana peran camat dalam pengawasan terhadap kinerja pegawai dengan judul : Peran Camat dalam Mengawasi Kinerja Pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan 5

1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah harus diperhatikan agar masalah dalam penelitian ini nyata adanya dan menjelaskan masalah yang timbul merupakan masalah dari latar belakang penelitian ini bukan masalah yang timbul tanpa induk. Identifikasi masalah merupakan sebuah konsep dasar untuk melakukan penelitian, dengan adanya identifikasi masalah akan dapat mengarahkan pembahasan penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan. Dalam penelitian ini masalah yang harus diidentifikasi yaitu : 1. Peran Camat dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 2. Hambatan dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan batasan batasan masalah yang sengaja dibuat agar pembahasan yang akan dibuat tidak terlalu luas, oleh karena itu mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan tersebut dan agar tidak menimbulkan ketidak jelasan serta kekeliruan dalam pembahasan penelitian ini, maka ada batas masalah yang menjadikan penelitian ini lebih efektif dan efesiensi. Ada pun pembatasan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Peran camat dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 2. Penelitian ini di batasi perihal pengawasan terhadap kualitas kinerja pengawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 6

1.4. Rumusan Masalah Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Wina Sanjaya (2013 : 180) mengatakan masalah penelitian hakikatnya adalah merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam lapangan, kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia. Masalah adalah semua peristiwa yang terjadi dalam hidup seharihari, sedangkan permasalahan penelitian adalah pembatasan fokus perhatian ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dari dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan. Perumusan masalah merupakan tolak ukur baiknya suatu pekerjaan penelitian dan merupakan pernyataan rinci yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang diatas, maka adapun perumusan masalah adalah : Bagaimanakah peran camat dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan camat dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 7

1.5.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan keilmuan, dalam kajian Administrasi Publik, khususnya tentang peran camat dalam mengawasi kinerja pegawai. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kontribusi bagi pemerintah daerah khususnya camat dalam mengawasi kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Denai Kota Medan. 1.6. Kerangka Pemikiran PENGAWASAN KINERJA PEGAWAI Peranan Camat dalam pelaksanaan pengawasan bertujuan untuk tercapainya tujuan organisasi dan realisasi kinerja pegawai. Pengawasan berperan mempengaruhi, dan memotivasi agar adanya peningkatan kualitas kinerja pegawai. Jika pengawasan dilakukan dengan baik, maka tujuan organisasi itu dapat tercapai dengan baik pula. Secara garis besar kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi organisasi yang di tuangkan melalui perencanaaan strategi suatu organisasi. 8