ANALISIS SOAL UJIAN KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPA TERPADU SMP NEGERI 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SOAL UJIAN BIOLOGI SEMESTER I SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I BIDANG STUDI IPA KELAS VIII SMPN 2 RANAH BATAHAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL LIDIA FITRI NIM.

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER II IPA/BIOLOGI KELAS VIII MTsN KOTA SOLOK TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGUASAAN MATERI PESERTA DAN KUALITAS SOAL OLIMPIADE BIOLOGI SMA TINGKAT KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 E-JURNAL RINA SEPTIYANI NIM.

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS X.D SMA N 1 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI.

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PADA MATA PELAJARAN TEKSTIL DIKELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 SURABAYA

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS BUTIR SOAL KONSEP DASAR IPA 1 MELALUI PENGGUNAAN PROGRAM KOMPUTER ANATES VERSI 4.0 FOR WINDOWS

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

PENGUASAAN MATERI PESERTA DAN KUALITAS SOAL OLIMPIADE SAINS BIOLOGI SMA TINGKAT KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2015 ARTIKEL ILMIAH

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN ALL DISTRICTS OF TUMIJAJAR, ACADEMIC YEAR

FITRI INDAH YUNITA NIM

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN X O

Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 [Bagiyono] ISSN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS X BIOLOGI TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan teknik statistik. 1 Berdasarkan rumusan masalah dan. menggunakan satu kelompok eksperimen.

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

ANALISIS KUALITAS SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMPN 1 LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

KUALITAS SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH SD DI KECAMATAN BRUNO MATA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di MTsS Pondok

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Rahmatika Rahayu & M. Djazari 85-94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

e-journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: KUALITAS TES SUBJEKTIF BUATAN GURU BIDANG STUD I BIOLOGI SMKN 4 ACEH BARAT DAYA ABSTRAK

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

Transkripsi:

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPA TERPADU SMP NEGERI 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL DELVI NURFITRIANI NIM.10010070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPA TERPADU SMP NEGERI 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Delvi Nurfitriani 1), Renny Risdawati 2), Diana Susanti 2) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email: amakthayank@yahoo.co.id 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The Low result of class VII in science integrated SMPN 12 Padang was predicted because the evaluation tool which is used is not suited with the good question standard. Because, the problem standard have never been analysed. Making of Problem semester test of I subject of IPA executed Inwrought to pass/through Deliberation Work Headmaster, chosen teacher will become team maker of problem. This research to get information about validity, reliabilitas, make an index to difficulty, distinguishing energy and option itas at test of IPA Inwrought of class of VII SMPN 12 Field School Year 2014 / 2015. this Research type is descriptive research. Data analysis result of problem validity test got by counted 0 problem with criterion very high and is high, 17,5 problem with criterion enough, 57,5 problem with low criterion and 25 problem with very low criterion. mean of Reliabilitas problem is 1,00 with criterion very high. Make an index to difficulty of problem with difficult criterion counted 7,5, criterion is counted 7,5 and 32,5 with easy criterion. Whereas distinguishing energy of problem got by counted 2,5 problem with bad criterion, 45 problem with bad criterion, 52,5 with criterion enough and 0 problem with good criterion and very well. While effective key option counted 65 and 35 key option is not effective. effective counted 54,17 and 45,83 item of option pengecoh do not function effectively, omit 100 is effective. Key Words : question validity, criteria PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Belajar juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengandung unsur tujuan pembelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes, Budiningsih (2005:28). Hasil belajar merupakan sasaran akhir dari pelaksanaan proses belajar mengajar, serta perlu pengukuran. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh pendidik dan peserta didik, selain itu juga dipengaruhi oleh instrumen yang dilakukan pada saat pengukuran hasil belajar melalui tes yang diberikan. Ambiyar (2012:9), Tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Tes juga diartikan sebagai serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dmiliki oleh seseorang atau kelompok. Tes memiliki beberapa fungsi, yaitu: (1) Untuk mengukur tingkat penguasan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu. (2) Untuk menentukan kedudukan atau seperangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu maka dilakukan suatu kegiatan yang disebut dengan evaluasi. Wakhinuddin (2009:44), Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan

instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini berarti evaluasi bukan hanya menilai suatu kegiatan atau aktivitas spontan. Ada istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi sangat diperlukan dalam pendidikan formal, dalam hal ini sekolah. Khususnya evaluasi mengenai hasil belajar. Hal ini dimaksudkan untuk melihat tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 2 Maret 2015 dengan guru IPA Terpadu SMP Negeri 12 Padang didapatkan nilai rata-rata semester ganjil siswa kelas VII sebagai berikut : VII 1 =72,50, VII 2 =71,05, VII 3 =52,16, VII 4 =52,94, VII 5 =56,46, VII 6 =53,14, VII 7 =57,43, VII 8 =57,57. Dari data dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ujian semester I kelas VII dibawah KKM, sedangkan KKM mata pelajaran IPA Terpadu untuk kelas VII adalah 75 dan ada 199 siswa yang tidak tuntas. Diperoleh informasi dari SMP Negeri 12 Padang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan pendekatan saintifik, karena di sekolah tersebut menggunakan kurikulum 2013, dilihat dari segi materi, materi yang disampaikan oleh guru sudah sesuai dengan kurikulum yang ada, tetapi nilai IPA Terpadu siswa tetap rendah. Hal ini diduga disebabkan bahwa alat evaluasi yang digunakan belum sesuai dengan standar yang seharusnya karena belum pernah dianalisis, selain itu gambar yang terdapat pada soal tidak jelas, petunjuk yang terdapat pada soal juga kurang jelas. Pembuatan soal untuk semester ganjil dilaksanakan oleh guru biologi berdasarkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dalam pembuatan soal mata pelajaran IPA Terpadu guru yang terpilih akan menjadi tim pembuat soal. Namun analisis soal belum pernah dilakukan sebelumnya oleh guru IPA Terpadu di SMP Nergeri 12 Padang. Sehingga tidak dapat diinformasikan apakah tes hasil belajar Biologi yang telah dilaksanakan mampu menjadi alat ukur yang baik atau tidak. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Soal Ujian Kelas VII Semester Ganjil Mata Pelajaran IPA Terpadu SMP Negeri 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di SMPN 12 Padang pada kelas VII Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan jumlah populasi yang ada, yaitu berjumlah 239 maka sampel yang diambil sejumlah 25 dari jumlah keseluruhan kelas VII yang ada di SMP Negeri 12 Padang. Analisis data validitas, reliabilitas, daya pembeda, indeks kesukaran, itas option. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Validitas Hasil analisis soal ujian semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan validitas soal sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Validitas Soal Ujian IPA Terpadu Semester Ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Kriteria Soal nomor Jumlah Sangat - 0 0 tinggi Tinggi - 0 0 Cukup 3, 4, 5, 25, 32, 35, 37 7 17,5 2, 6, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 18, 19, 20, Rendah 21, 22, 23, 24, 26, 23 57,5 29, 31, 33, 34, 36, 38, 40 Sangat rendah 1, 8, 10, 12, 14, 16, 27, 28, 30, 39 10 25 Pada penelitian ini dilakukan analisis validitas per butir soal, setiap soal di analisis validitasnya. Dari indeks validitas setiap butir, maka kita dapat mengetahui pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan tidak ada satupun soal dengan kriteria sangat tinggi dan tinggi, sebanyak 17,5 soal dengan kriteria cukup berjumlah 7 butir yaitu soal nomor (3,4,5,25, 32,35,37), 25 soal dengan kriteria sangat rendah berjumlah 10 butir yaitu soal nomor (1,8,10,12,14,16,27,28,30,39) dan pada kriteria rendah sebanyak 57,5 yang berjumlah 23 butir pada soal nomor (2,6, 7,9, 11, 13,15,17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 31, 33, 34, 36, 38, 40). Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:168), suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukur secara tepat, Ambiyar (2012: 169). Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2010:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sukardi (2009:33) validitas mempunyai peran penting untuk tes pencapaian hasil belajar. Tarcapainya hasil belajar yang baik seharusnya instrumen yang digunakan memiliki validitas yang tinggi.

Berdasarkan analisis validitas soal maka dapat disimpulkan bahwa soal yang digunakan di SMP Negeri 12 Padang berada pada kriteria rendah, maka dapat disimpulkan soal yang digunakan belum memenuhi kriteria soal yang baik, karena tidak ada satupun soal yang memiliki kriteria sangat tinggi dan tinggi. Pada analisis validitas hanya diperoleh soal dengan kriteria sangat tinggi dan tinggi 0, cukup sebanyak 17,5, rendah sebanyak 57,5 dan sangat rendah sebanyak 25. sementara soal yang dipakai adalah 0,40-1,00 Arikunto (2012:89). Maka dapat disimpulkan soal tersebut tidak memenuhi kriteria soal yang baik ditinjau dari segi validitas, karena soal yang diperoleh hanya kriteria rendah dan sangat rendah. Banyaknya validitas butir soal pada kriteria rendah disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut bisa berasal dari soal itu sendiri misalnya soal tersebut terlalu mudah atau terlalu sukar. Butirbutir yang tidak memperhatikan tingkat kesulitan juga membuat validitas tes rendah, senada dengan pendapat Ambiyar (2012:173) terlalu banyak butirbutir yang sulit pada bagian awal dalam tes membuat siswa sulit untuk membagi waktu untuk menyelesaikan semua butir tes. Cara untuk meningkatkan validitas adalah membuat soal dengan baik caranya membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu, kemudian membuat soal berdasarkan kisi-kisi tersebut, soal yang dibuat harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, soal yang telah dibuat tersebut diuji cobakan terlebih dahulu sebelum diujikan kepada siswa, agar kita dapat mengetahui butir-butir soal yang baik untuk dipakai dan mana butir soal yang harus kita revisi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tersebut maka guru yang mengajar IPA Terpadu di SMPN 12 Padang dapat mengganti atau merevisi butir-butir soal tersebut, karena banyaknya soal yang memiliki kriteria rendah. 2. Reliabilitas Berdasarkan analisis soal ujian IPA Terpadu semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan bahwa reliabilitas soal adalah 1,00 dengan kriteria sangat tinggi. Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan, Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:86) suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas tersebut berada pada kriteria sangat tinggi. Sudijono (2011:96), Bila hasil- hasil yang diperoleh selalu sama (setidak-tidaknya mendekati sama), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukuran ukur berupa tes tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi. Setelah dilakukan analisis reliabilitas dengan menggunkan rumus Kuder Richardson (K-R21) didapatkan reliabilitas 1,00 dengan kriteria sangat tinggi. Jika soal tersebut diujikan kembali pada siswa yang sama, kemudian dilakukan kembali analisis soal dengan menggunakan rumus (K-R21) jika hasil reliabilitas soal tersebut diperoleh 1,00 maka soal tersebut sudah memenuhi reliabilitas soal yang baik. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2012:104) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Reliabilitas dikatakan baik apabila berada pada kriteria tinggi, berarti soal tersebut sudah memenuhi kriteria soal yang baik. 3. Indek kesukaran Hasil analisis indeks kesukaran soal ujian semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan indeks kesukaran soal sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Ujian IPA Terpadu Semester Ganjil SMPN12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Kriteria Soal nomor Jumlah Sukar 17, 39,30 3 7,5 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 19, Sedang 25, 26, 28, 29, 31, 24 60 32, 33, 34, 35, 37, 38, 40 Mudah 1, 3, 8, 11, 14, 18, 13 32,5 20, 21, 22, 23, 24, 27, 36 Berdasarkan hasil analisis indeks kesukaran soal ujian IPA Terpadu semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan bahwa 7,5 dengan kriteria sukar yang berjumlah 3 butir yaitu soal nomor (17,30,39) dan 60 dengan kriteria sedang yang berjumlah 24 butir yaitu soal nomor(2,4,5,6,7,9,10,12,13,15,16,19,25,26,28,29,31, 32,33,34,35,37,38,40), Arikunto (2010: 207), soal yang sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. 32,5 soal berada pada kriteria mudah yang berjumlah 13 butir yaitu soal nomor (1,3,8,11,14,18,20,21,22,23,24,27,36,) soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, Arikunto (2010: 207). Ditinjau dari segi indeks kesukaran maka soal IPA Terpadu SMPN Negeri 12 belum memenuhi kriteria soal yang baik karena soal yang dibuat proporsi soalnya tidak seimbang antara soal dengan kriteria terlalu sukar, sedang dan terlalu mudah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan soal dengan kriteria sedang 24 butir, sukar 3 butir dan

mudah 13 butir. Maka dapat disimpulkan soal tersebut tidak memenuhi kriteria soal yang baik, karena proporsinya tidak seimbang, banyaknya soal pada kriteria sedang, hal itu disebabkan oleh guru yang membuat soal tidak mempertimbangkan dalam menentukan berapa banyak soal pada kriteria sedang, sukar dan mudah karena, guru yang dipilih untuk membuat soal IPA Terpadu yang bernama Wihelneti S, Pd yang berumur 48 tahun seorang guru sertifikasi dengan latar belakang pendidikan S1 Fisika. Karena pada soal IPA Terpadu tersebut lebih banyak soal Biologi dari pada fisika ibu tersebut mengakui mengalami kesulitan karena ibu tersebut belum begitu memahami begitu dalam mengenai materi Biologi. Selain itu, ibu tersebut tidak dibekali bahan atau diberikan pelatihan bagaimana cara membuat soal yang baik oleh pihak sekolah. Soal yang baik itu harus memiliki kriteria sedang, sukar dan mudah. 4. Daya Pembeda Hasil analisis daya pembeda soal ujian semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan daya pembeda soal sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Ujian IPA Terpadu Semester Ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Kriteria Soal nomor Jumlah Tidak Baik 27 1 Jelek 1, 2, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 21, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 39 Cukup 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 20, 22, 25, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 40 Baik - 18 21 0 2,5 45 52,5 0 13, 14, 16, 18, 21, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 39) dan soal yang memiliki kriteria cukup sebanyak 52,5 yang berjumlah yaitu soal nomor ( 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 15, 17, 19, 20, 22, 25, 32, 34,35, 36, 37, 38 dan 40), dan tidak ada satupun soal dengan kriteria baik, baik sekali. Sementara soal yang baik tersebut adalah memiliki daya pembeda dengan kriteria 0,4 sampai dengan 0,7 Arikunto (2012:222). Arikunto (2012:226) Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi hasilnya rendah, tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah, hasilnya lebih tinggi. Ditinjau dari segi daya pembeda soal IPA Terpadu SMP Negeri 12 Padang Maka dapat disimpulkan bahwa soal ujian IPA Terpadu SMPN 12 Padang belum memenuhi kriteria soal yang baik. Karena banyaknya soal pada kriteria jelek, yaitu ada 18 butir soal, 21 butir dengan kriteria cukup dan 1 soal tidak baik. Soal yang baik tersebut memiliki kriteria baik yang berkisar 0,4 sampai dengan 0,7 sementara soal IPA Terpadu SMP Negeri 12 Padang belum 100 memiliki kriteria cukup. Selain itu juga tidak ada satupun soal dengan kriteria baik dan baik sekali, Jadi, soal yang digunakan belum bisa membedakan mana siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini disebabkan oleh guru yang di utus untuk membuat soal tidak dibekali pelatihan oleh pihak sekolah dan selain itu disebabkan juga oleh latar belakang pendidikan guru tersebut yaitu jurusan fisika sementara dalam soal tersebut lebih banyak soal mengenai biologi. Baik sekali - 0 0 Berdasarkan analisis daya pembeda soal ujian IPA Terpadu semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan 2,5 soal dengan kriteria tidak baik, 45 soal dengan kriteria jelek, 52,5 dengan kriteria cukup, 0 soal dengan kriteria baik dan baik sekali. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:218) butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Hal ini berarti soal ujian IPA Terpadu semester I SMPN 12 Padang belum bisa membedakan siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi. Karena masih ada sebanyak 45 soal memiliki kriteria jelek yang berjumlah 18 butir yaitu soal nomor (1, 2, 8, 10, 5. Efektifitas Option

Tabel 5. Hasil Analisis Efektifitas Option Kunci, Option Pengecoh dan Omit Soal Ujian Semester Ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Option Soal nomor Jumlah Kunci Kunci tidak 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 40 1, 3, 8, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 36, 39 26 14 Pengecoh _ 65 Pengecoh tidak Omit _ 55 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,\ 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 40 65 35 54,17 45,83 100 Omit tidak _ 0 0 Berdasarkan analisis itas option soal ujian SMP Negeri 12 Padang Tahun Pelajarn 2014/2015 didapatkan bahwa option kunci yang berfungsi secara sebanyak 26 butir dan option kunci yang tidak berfungsi secara sebanyak 14 butir, option pengecoh yang berfungsi secara sebanyak 65 butir, yang tidak berfungsi secara sebanyak 55 butir, sedangkan omit 40 butir. Berdasarkan analisis itas option soal ujian semester ganjil SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 didapatkan bahwa 65 option kunci berfungsi secara yang berjumlah 26 butir yaitu soal nomor (2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 40) dan 37,5 option kunci tidak berfungsi secara yang berjumlah 14 butir yaitu soal nomor (1, 3, 8, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 36, 39) dan pada option pengecoh yang berfungsi secara yaitu sebanyak 54,17 dan yang tidak berfungsi secara yaitu sebanyak 45,83. Tujuan utama dari pemasangan option pengecoh pada setiap butir item itu adalah, agar dari sekian banyak testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik untuk memilihnya, dengan kata lain option pengecoh baru dapat dikatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik, apabila option pengecoh telah memilki daya rangsang atau daya tarik sedemikian rupa, Sudijono (2011:410). Ditinjau dari segi option kunci yang berfungsi secara sebanyak 26 butir dan 14 butir tidak berfungsi secara, 65 butir option pengecoh berfungsi secara dan55 butir tidak berfungsi secara. Berdasarkan hal tersebut maka guru yang dipilih harus lebih teliti memperhatikan kalimat yang digunakan pada masing-masing option tersebut. Banyaknya option pengecoh yang tidak berfungsi secara hal tersebut bisa disebabkan karena option pengecoh yang dibuat mempunyai daya tarik yang besar sehingga seolah-olah pilihan jawab itulah yang benar, maka dari itu guru yang terpilih hendaklah memperhatikan lebih teliti kalimat yang digunakan. Kalimat yang digunakan pada option kunci maupun option pengecoh harus jelas sehingga siswa tidak ragu membedakan antara option kunci dengan option pengecoh. Sedangkan omit 100 berfungsi secara, karena anak yang mengabaikan option pada setiap soal itu paling banyak 2 orang. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa soal ujian IPA Terpadu semester ganjil kelas VII SMPN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 bahwa soal ujian ditinjau dari segi validitas, indeks kesukaran, daya pembeda dan itas option belum memenuhi kriteria soal yang baik, sedangkan reliabilitas telah memenuhi kriteria soal yang baik. SARAN Sesuai dengan hasil penelitian yang penulis peroleh maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Soal ujian semester yang akan diberikan kepada siswa sebaiknya dilakukan uji coba soal dan analisis terlebih dahulu sebelum memberikan soal tersebut, agar mendapatkan gambaan bagaimana kualitas soal yang diujikan. 2. Pihak Dinas Pendidikan seharusnya melakukan dan mengawasi kegiatan analisis soal ujian Biologi sehingga dari analisis tersebut soal-soal yang baik dapat disimpan dan sewaktu-waktu dapat digunakan DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar, 2012. Pengukuran dan Tes dalam Pendidikan, Padang: UNP Press. Arikunto Suharsimi,2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.,2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara Wakhinuddin. 2009. Evaluasi Program. Padang: UNP Padang Press.