Skala Minat Kejuruan: Strategi Mengenali Minat Vokasi Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya diarahkan untuk

APLIKASI SKALA MINAT KEJURUAN: ANALISIS TIPOLOGI MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SMK

BAB II LANDASAN TEORI. ahli telah merumuskan berbagai teori kepribadian dengan berbagai asumsi dan latar belakang

ANALISIS DESKRIPTIF POLA MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan

NILAI PREDIKSI IEKAD UNTUK KEBERHASILAN STUDI SISWA PADA JURUSAN STUDI TERTENTU

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Kuesioner. Apakah panggilan dan bagian saya di dalam Pekerjaan Tuhan di dunia ini, sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan?

Studi Tentang Tipe Kepribadian Mahasiswa Calon Guru

Penggunaan Pohon Keputusan dalam Menentukan Minat dan Bakat Seseorang

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang dimiliki oleh orang yang menjalankan pekerjaan tersebut.

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

PELATIHAN APLIKASI PENGUKURAN MINAT KEJURUAN SISWA BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN )

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi

MAKALAH PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT KARIR

BAB II LANDASAN TEORI. Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut :

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK PENENTUAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. adalah Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pendidikan setelah taman kanakkanak

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Pengantar Psikodianostik

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

70 Pengaruh Metode Pencatatan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Pemahaman Tipe-tipe Kepribadian...

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Berjalannya suatu perusahaan bergantung pada sumber daya alam dan sumber

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

INSTRUMEN PEMAHAMAN KARIER DALAM BENTUK PERMAINAN MONOPOLI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7.

PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA

PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

ORIENTASI MINAT SISWA SMP DALAM MEMILIH PAKET KEAHLIAN DI SMK MELALUI BIMBINGAN KONSELING

Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam

TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga. Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

Lampiran Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor : 33022/B.B4/GT/2017 Tanggal : 6 November 2017

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PANDAHULUAN. beberapa ahli seperti Sears 1982 mendefinisikan karir sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

1, 2, 3

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X

Kepala, Syawal Gultom NIP

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu, SMK Negeri 10 Bandung

TABEL 1 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA LANGSUNG

PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tidak semua jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

Transkripsi:

Skala Minat Kejuruan: Strategi Mengenali Minat Vokasi Siswa Kumaidi 1*, Rahayu Farida 2, Aniq Hudiyah Bil Haq 3. 1 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta *Email: kum231@ums.ac.id Keywords: Minat, Vokasi, Holland, tipologi minat, RIASEC) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun sebuah panduan tipologi minat kejuruan agar siswa memiliki guide dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan minat kejuruannya. Penelitian sebelumnya telah disusun skala minat kejuruan yang ditujukan untuk ekplorasi minat siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia, dengan hasil skala yang terbukti valid dan reliabel untuk mengukur aspek minat siswa. Skala minat kejuruan disusun dengan dasar teori human environment interaction yang dikemukakan oleh Holland. Holland membagi tipe kepribadian menjadi 6 jenis yaitu tipe Realistik, Investigatif, Artististik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional (RIASEC). Penelitian tersebut dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan meyusun Skala Minat Kejuruan menjadi sebuah aplikasi komputer yang lebih efisien digunakan untuk mengungkap minat siswa baik secara biaya maupun durasi waktu pelaksaan tes. Skala minat kejuruan ini belum memiliki norma tipologi minat untuk masing-masing paket keahlian yang jumlahnya mencapai 141paket keahlian. Tipologi minat diperlukan untuk menjadi acuan dari tiap paket keahlian, sebagai tipologi standar minat dari orang-orang yang telah berhasil menempuh pendidikan pada paket keahlian tertentu di Sekolah Menengah Kejuruan. Subjek penelitian untuk menyusun profil minat diambil dari siswa kelas XII Sekolah Menangah Kejuruan pada paket keahlian masing-,masing. Hasil dari penelitian ini yaitu tersusun tipologi minat pada sebanyak 22 paket keahlian. 1. PENDAHULUAN Individu dalam kehidupannya menghendaki kebahagiaan dan kepuasan hidup. Kebahagiaan dan kepuasan hidup salah satunya diperoleh dengan meraih prestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan dan prestasi kerja berhubungan dengan pilihan pekerjaan yang tepat dan merupakan kesesuaian antara tipe kepribadian dengan lingkungan kerja [4]. Menghadapi era perkembangan global bangsa ini dituntut untuk juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan Negara-negara lain di seluruh dunia. Pengelolaan yang optimal terhadap sumber daya manusia yang kita miliki akan membuat sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dengan sumber daya manusia di ranah global. Hal itu terbukti dengan tak sedikit warga Negara Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri, berhasil dan diakui kemampuannya di dunia global. Karya-karya anak bangsa yang mampu bersaing dengan produk-produk global juga merupakan salah satu bukti bahwa sumber daya manusia Indonesia tak dapat dipandang sebelah mata. ISSN 2407-9189 553

Setiap individu lahir dibekali dengan potensi bawaan, yang jika dikembangkan serta dikelola secara maksimal maka akan tercipta individuindividu bertalenta dan sukses dalam bidangnya. Salah satu upaya memaksimalkan potensi individu adalah dengan mengenali minat individu. Minat individu merupakan sebuah potensi karena dalam minat terdapat kemampuan atau skill. Holland dalam teori vokasionalnya mengemukakan bahwa pengenalan minat dan karakteristik individu akan dapat memprediksikan pekerjaan yang tepat dan memuaskan bagi individu tersebut (Holland, 1985). Sehingga hal penting yang tidak bisa diabaikan dalam mengoptimalkan sumber daya manusia yaitu dengan mengenali minat individu yang nantinya akan membantu sistem pendidikan untuk membimbing individu dalam belajar untuk dapat sukses dalam bidang minatnya. Instrument pengukuran minat individu terutama terkait dengan minat terhadap bidang pekerjaan, terkait langsung dengan jurusan dalam menempuh pendidikan. Pada tingkat perguruan tinggi, penentuan jurusan pendidikan biasanya berhubungan dengan minat terhadap pekerjaan yang ingin ditekuni oleh individu. Pengetahuan mengenai minat individu nampaknya masih sangat kurang, baik oleh individu yang bersangkutan maupun orang-orang di sekitarnya terutama orang tua yang sering kali memilihkan jurusan dengan pandangan bahwa pekerjaan untuk jurusan pilihan memiliki banyak peluang sukses. Fenomena pindah jurusan oleh mahasiswa yang merasa tak sesuai dengan jurusan pilihan awalnya merupakan hal yang hingga saat ini masih terjadi. Kejadian serupa juga banyak terjadi di level pendidikan yang lebih dasar misalnya tingkat sekolah menengah atas baik di SMA atau SMK yang sudah ada penjurusan. Sekolah menengah Kejuruan memiliki 141 paket keahlian atau jurusan yang merupakan wadah dari berbagai bidang pekerjaan karena lulusan SMK disiapkan untuk siap bekerja. Persoalan tidak cocok dengan jurusan dan siswa yang mengajukan pindah jurusan setelah mengikuti proses pendidikan beberapa semester merupakan kejadian yang terus menerus berulang. Setiap tahun hampir selalu ada siswa yang mengajukan pindah jurusan kepada pengelola sekolah di SMK-SMK di Indonesia. Pindah jurusan ditengah-tengah proses akademik dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan siswa dan menjadi masalah tersendiri bagi pengelola sekolah. Sementara untuk memaksa siswa tetap di jurusan yang telah dipilih diawal bukanlah pilihan yang bijak. Minat siswa dalam mengikuti proses pendidikan pada jurusan tertentu sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Jika motivasi belajar siswa terganggu maka peluang untuk sukses dalam belajar pun akan mengalami hambatan. Maka dari itu perlu adanya sebuah pemetaan awal terhadap minat dan profil kepribadian siswa terkait dengan pekerjaan yang ingin ditekuninya yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan menyarankan jurusan pendidikan yang tepat bagi siswa. Di dunia pengukuran psikologis, telah banyak dikembangkan instrument untuk mengukur minat individu. Minat individu dapat diketahui dengan melakukan prosedur pengukuran psikologis tertentu, sehingga dapat diambil keputusan tertentu terkait informasi mengenai minat tersebut. Namun di Indonesia sendiri pengembangan instrument pengukuran psikologis masih tergolong minim. Mengingat konstruk psikologis merupakan sesuatu yang sangat dipengaruhi oleh budaya maka idealnya perlu dikembangkan instrument ukur yang memang sesuai untuk kondisi di Indonesia. Jika mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan di Negara lain pun, perlu dilakukan pengembangan norma yang sesuai untuk kondisi masyarakat Indonesia. Kumaidi, Taufik, Prihartanti, & Restu (2014) mengembangkan Skala Minat Kejuruan untuk eksplorasi minat siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Skala Minat Kejuruan telah diuji kualitasnya dengan uji validitas dan reliabilitas menggunakan 1.400 siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan telat menghasilkan tipologi minat 554 ISSN 2407-9189

yang merupakan norma pola minat pada 43 paket keahlian dari total 141 paket keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan. Menggunakan Skala Minat Kejuruan ini akan diperoleh hasil berupa tipologi minat siswa yang didasarkan pada tipologi minat dari Holland yaitu Realistik, Intelektual, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional. Skala minat kejuruan kemudian disusun menjadi sebuah aplikasi komputer dengan maksud untuk mempermudah penggunaan dan mengefisienkan durasi pelaksanaan tes minat (Kumaidi, Taufik, Prihartanti, Restu, & Kurniawan, 2015). Hasil uji coba menggunakan aplikasi skala minat kejuruan menunjukkan efisiensi durasi tes yang signifikan dibandingkan dengan penggunaan tes secara manual. Pada penggunaan aplikasi skala minat keuruan hasil tes juga dapat langsung dimunculkan tanpa melalui proses scoring dan pengolahan data oleh tester, melainkan telah diproses oleh komputer dalam hasil berupa skor dan grafik serta kesimpulan dan saran. Teori Hexagonal RIASEC dari Holland telah banyak dipakai dan diterapkan dalam pengembangan instrumen minat. Beberapa instrument minat yang telah dikembangkan berdasarkan teori Holland antara lain SDS, VPI, Strong-Campbell. Teori Holland disebut dengan person-environment interaction yang mencoba mencocokan kesesuaian antara karakteristik individu dengan karakteristik pekerjaan yang diinginkan.[4] Penelitian tentang teori kepribadian Holland telah banyak dilakukan khususnya yang berhubungan dengan penentuan karir individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh teori Holland sangat menentukan dalam pengembangan karir baik secara praktis maupun teoritis. Teori Holland sangat bermanfaat khususnya dalam menyediakan informasi tentang individu dan alternatif karir yang dapat dipilih oleh individu serta dapat membantu individu dalam memahami keinginan dan kesesuaian keinginannya dengan lingkungan pekerjaannya [3]. 2. METODE Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi minat siswa berdasarkan tipologi kepribadian RIASEC dari Holland, yang menggabungkan antara aspek kepribadian dan lingkungan dalam menyusun skala minat. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menyusun tipologi minat yang didasarkan pada data siswa di paket keahlian tertentu. Hasil dari analisis deskriptif adalah tipologi minat untuk tiap paket keahlian yang akan digunakan sebagai tipologi standar masing-masing paket keahlian. Pengembangan klasifikasi tipologi Holland didasarkan pada pola-pola keberminatan tertentu yang diistilahkan dengan pola kepribadian. Pola kepribadian yang dimaksudkan merupakan representasi dari tipe kepribadian yang dihasilkan dari respon individu terhadap instrumen. Pola ini dapat terdiri dari dua sampai tiga dimensi dalam tipologi Holland. Pola dari tipe kepribadian diperoleh dengan menyatukan dua atau tiga skor tertinggi pada dimensi tertentu dari keenam dimensi dalam teori Holland untuk memperoleh gambaran tentang profil minat vokasional dari individu.[7] Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala minat kejuruan yang disusun oleh Kumaidi pada 2014 dan telah dimodifikasi menjadi sebuah aplikasi komputer skala minat kejuruan yang bersifat online pada 2015. Proses pengambilan data dengan aplikasi skala minat kejuruan ini dibantu oleh asisten lapangan. Tes online dilaksanakan di laboratorium masingmasing sekolah. Masing-masing siswa diberikan sebuah user id dan password untuk mengakses aplikasi skala minat kejuruan di alamat website yang ditunjukan. Kemudian siswa mengerjakan sesuai panduan dari aplikasi. Sistem pengambilan data online menghasilkan data yang terkumpul dalam satu server sehingga dalam waktu yang relatif singkat data dapat terkumpul menjadi satu tanpa scoring dan input data manual. Skala minat kejuruan terdiri dari 216 aitem untuk mengungkap aktifitas, kompetensi, dan mimpi pekerjaan berdasarkan aspek-aspek kepribadian menurut Holland yaitu Realistik, Investigatif, ISSN 2407-9189 555

Artistik, Sosial, Enterpreneur, dan Konvensional. Skala juga dilengkapi dengan beberapa pertanyaan mengenai data umum atau demografi subjek.[5] Penelitian dilakukan dibeberapa Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta, Sukoharjo, Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Bandung, dan Cilegon dengan melibatkan 12 SMK. Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 927 siswa pada 22 pakaet keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan. Data minat kejuruan diperoleh dengan melakukan pengetesan menggunakan Skala Minat Kejuruan yang bersifat Online test. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis deskriptif untuk memaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis deskriptif dipilih karena peneliti ingin menampilkan hasil olah data yang berupa profil tipologi minat siswa untuk masingmasing paket keahlian. Profil tipologi minat diperoleh dengan melihat rata-rata skor pengukuran minat pada tiap kelompok subjek. Skor rata-rata kelompok kemudian diolah menjadi sebuah spider web yang secara visual akan menampilkan tipologi minat dengan dilengkapi skor pada tiap dimensi minat. Tiga skor tertinggi pada dimensi skala minat kejuruan ditentukan sebagai profil dari paket keahlian. pengukuran minat pada tiap kelompok subjek dapat dilihat pada tabel 1. Hasil analisis tipologi minat pada paket keahlian Teknik Elektronika Industri menunjukan bahwa tipologi standar yaitu Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). Diagram spiderweb untuk hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 1. Spiderweb paket keahlian Teknik Elektronika Industri Teknik Gambar Mesin adalah Sosial (S), Enterpresing (E), dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam gambar sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan tipologi minat standar pada 22 paket keahlian dari 141 paket keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Hasil ini melengkapi 38 tipologi minat standar yang telah disusun pada penelitian sebelumnya sehingga menjadi 60 paket keahlian yang dapat diidentifikasi tipologi minatnya. Penemuan ini membuat penggunaan skala minat kejuruan semakin luas. Sebelumnya hanya 38 paket keahlian yang dapat menggunakan skala minat kejuruan untuk ekplorasi minat. Setelah tipologi standar hasil dari penelitian ini dimasukan kedalam fitur aplikasi skala minat kejuruan, maka penggunaan aplikasi skala minat kejuruan menjadi semakin luas. Rata-rata skor Gambar 2. Spideweb paket keahlian Teknik Gambar Mesin teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam 556 ISSN 2407-9189

Sosial (S) dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 3. Spideweb paket keahlian Teknik Otomasi Industri Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Investigatif (I). hasil analisis disajikan dalam gambar sebagai berikut: Gambar 6. Spideweb paket keahlian Teknik Analis Kimia teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Convensional (C), hasil analisis disajikan dalam Gambar 4. Spiderweb paket keahlian Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia Teknik Perbaikan Body dan Cat adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam Gambar 7. Spideweb paket keahlian Geologi Pertambangan Seni Karawitan adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Convensional (C), hasil analisis disajikan dalam Gambar 5. Spiderweb paket keahlian Teknik Perbaikan Body dan Cat Teknik Analis Kimia adalah Investigatif (I), Gambar 8. Spideweb paket keahlian Seni Karawitan Seni Tari adalah Sosial (S), Artistic (A), dan ISSN 2407-9189 557

Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam (R), Enterpresing (E), dan Sosial (S) hasil analisis disajikan dalam Gambar 8. Spideweb paket keahlian Seni Tari Seni Teater adalah Sosial (S), Artistic (A), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 11. Spideweb paket keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan adalah dan Sosial (S), Realistic (R), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 9. Spideweb paket keahlian Seni Teater Seni Pedalangan adalah Artistic (A), Sosial (S) dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 12. Spideweb paket keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan Teknik pelayaran Niaga adalah dan Realistic (R), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 10. Spideweb paket keahlian Seni Pedalangan Teknika Kapal Penangkap Ikan adalah Realistic Gambar 13. Spideweb paket keahlian Teknik pelayaran Niaga teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial 558 ISSN 2407-9189

(S), dan Convensional (C) hasil analisis disajikan dalam R), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 14. Spideweb paket keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Broadcash adalah Enterpresing (E), Sosial (S), dan Artistic (A), hasil analisis disajikan dalam Gambar 18. Spideweb paket keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Keperawatan adalah Sosial (S), Artistic (A), dan Enterpresing (E) hasil analisis disajikan dalam Gambar 15. Spideweb paket keahlian Broadcash Seni Musik Non Klasik adalah Artistic (A), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 19. Spideweb paket keahlian Keperawatan Farmasi adalah Sosial (S), Investigative (I), dan Enterpresing (E) hasil analisis disajikan dalam Gambar 16. Spideweb paket keahlian Seni Musik Non Klasik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri adalah Realistic Gambar 20. Spideweb paket keahlian Farmasi Teknika Kapal Niaga adalah Realistic R), Sosial ISSN 2407-9189 559

(S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 21. Spideweb paket keahlian Teknika Kapal Niaga Analis Kesehatan adalah Sosial (S), Investigative (I), dan Artistic (A) hasil analisis disajikan dalam Gambar 22. Spideweb paket keahlian Analis Kesehatan Berdasarkan pada tipologi yang muncul terhadap 22 paket keahlian dapat digolongkan menjadi 14 macam kombinasi tipologi. Pada tipologi ASE (Artistic, Sosial dan Enterpresing) dimiliki oleh Seni Karapitan, Seni Pendalangan dan juga Seni Musik non-klasik. Tipe kepribadian yang dominan adalah Artistik, tipe ini memiliki preferensi pada aktivitas-aktivitas yang beragam, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik, seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Hal ini terbukti dengan hasil yang didapat dari penelitian bahwa paket keahlian yang bersifat kesenian akan didominasi oleh tipe Artistik. Selain artistic juga terdapat kombinasi social dan enterprising. Hal ini dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang mengambil paket keahlian seni memiliki kecendrungan untuk bersosialisasi dengan orang lain dan terdapat unsur performing art, menghasilkan karya seni yang dapat menghasilkan pendapatan. Terdapat 5 tipologi kepribadian yang didominasi oleh Enterpresing (E), berdasarkan 5 tipologi tersebut terbagi menjadi 7 paket keahlian diantaranya adalah paket keahlian Broadcash (Penyiaran) dengan kombinasi ESA (enterprising, social dan artistic) hal ini menunjukan bahwa tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial dapat dilakukan dengan melakukan kontak sosial dan menciptakan satu karya seni. Pada paket keahlian geologi pertambangan dan pengolahan hasil perikanan diketahui tipologi minatnya adalah ESC (enterprising, social dan confentional) yang membedakan dari tipologi sebelumnya adalah tipe confentional yang memiliki preferensi pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik. Hal ini dapat menjelaskan bahwa keteraturan sangat diperlukan dalam kedua paket keahlian tersebut. Pada teknik pengelahan migas dan petrokimia kombinasi yang ketiga adalah adanya unsur tipe infestigatif. Sedangkan pada teknik otomasi industry dan teknik body dan cat kombinasi tipologi yang ketiga adalah tipe Realistik, yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Pada tipologi yang didominasi oleh tipe infestigatif dimiliki oleh paket keahlian analis kimia, dengan kombinasi ISE (infestigatif, social dan enterprising) seperti yang telah diketahui bahwa tipe infestigatif memiliki untuk aktivitasaktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut. Tipologi yang didominasi oleh Realistik terdapat pada paket keahlian teknika kapal penangkap ikan dan nautika pelayaran niaga dengan kombinasi RSE (Realistik, Social dan 560 ISSN 2407-9189

Enterprising) tipe realistic biasanya aktifitasnya memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang., cenderung untuk teratur sesuai dengan instruksi. Dan ditambah dengan kombinasi dari tipe social dan enterprising, sehingga kegiatan niaga masuk dalam melakukan komunikasi dengan banyak orang untuk menghasilkan keuntungan financial. Terdapat 5 tipologi minat kejuruan yang didominasi oleh tipe kepribadian social, yaitu SAE untuk seni tari, SER untuk teknik gambar mesin, SIA untuk analis kesehatan, SIE untuk farmasi dan SRE untuk nautika kapal penangkap ikan. 4. KESIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui terdapat 22 paket keahlian yang diambil datanya mengenai tipologi kepribadian, terdapat 14 macam kombinasi tipologi kepribadian. Pada tipe Enterprising dan social selalu muncul dalam semua paket keahlian. Berdasarkan teori person enfironment interaction oleh Holland (1985) bahwa lingkungan mempengaruhi corak dan suasana kehidupan yang khas, sehingga dapat diketahui bahwa di Indonesia memiliki kecendrungan yang tinggi untuk bersosialisasi sehingga akan menjadi aneh apabila tidak menjauh dari lingkungan, selain itu juga tepi enterprising cukup sering muncul karena latarbelakang aktifitas yang akan dilakukan dikarenakan adanya unsure keuntungan financial. REFERENSI [1] Aiken, L. R. Personality assessment: Methods and practices (second edition). Seattle, WA: Hogrefe & Huber Publisher; 1996. 1-96 [2] Annastasi, A., & Urbina, S. Tes Psikologi (edisi tujuh). Jakarta: Indeks; 2007. 1-534. [3] Gottfredson, G.D.,& Johnstun, M.L. John Holland s contributions: A theory-ridden approach to career assistance. The Career Development Quarterly. 2009; 58 (2): 23-37. [4] Holland, J.L. Making vocational choices: A theory of vocational personalities and work environments. second Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall; 1985. 1-365. [5] Kumaidi, Taufik, Prihartanti, N., & Restu, Y. S. Kajian Minat Kejuruan Sebagai Panduan Pengukuran Perkembangan Potensi Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014. [6] Kumaidi, Taufik, Prihartanti, N., Restu, Y. S., & Kurniawan, Y. I. Pengembangan Aplikasi Pengukuran Minat Kejuruan Siswa SMK. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015. [7] Liao, H., Armstrong, P., & Round, J. Development and Initial Validation of Public Domain Basic Interest Makers. Journal of Vocational Behavior. 2008; 12 (2): [8] Savickas. M. L., & Spokane. A. R. Vocational Interests (First edition). California: Davies-Black Publishing; 1999. 1-107. [9] Strauser. D.R., Lustig. D. C., & Ciftci. A. Psychological Well-Being: Its Relation to Work Personality, Vocational Identity, and Career Thoughts. The Journal of Psychology.. 2008; 142(1): 21-35, [10] Wong, C.S., & Wong, P.M. Validation of the measurement scale and the vocational orientation model in Hong Kong. Educational Research Journal. 2002; 17(2): 235-252 ISSN 2407-9189 561

LAMPIRAN Tabel 1. Hasil Analisis RIASEC No Paket Keahlian R I A S E C Tipologi 1 Teknik Elektronika Industri 15.20 13.58 14.35 20.25 20.27 14.64 Esr 2 Teknik Gambar Mesin 19.28 15.33 14.85 23.00 22.76 18.61 Ser 3 Teknik Otomasi Industri 18.62 14.09 17.04 19.95 21.29 15.98 Esr 4 5 Teknik Pengolahan Migas Dan Petrokimia Teknik Perbaikan Body Dan Cat 11 18.09 16.62 19.71 21.18 15.62 Esi 18.87 13.96 16.75 20.62 22.03 17.06 Esr 6 Analis Kimia 8.12 22.12 15.51 20.52 18.27 14.44 Ise 7 Geologi Pertambangan 14.31 13.96 13.26 17.21 19.01 14.68 Esc 8 Seni Karawitan 10.26 9.56 19.92 19.18 17.54 12.82 Ase 9 Seni Tari 7.43 11.15 19.76 20.99 18.22 13.58 Sae 10 Seni Teater 6.60 10.00 22.00 24.20 23.80 18.20 Sae 11 Seni Pedalangan 12.16 6.00 16.33 15.41 15.33 13.25 Ase 12 13 14 15 Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan Nautika Pelayaran Niaga Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan 21.12 9.75 9.75 18.00 20.62 17.12 Res 17.61 13.26 15.02 19.08 17.47 15.76 Sre 18.35 12.02 14.52 17.55 18.32 14.82 Res 4.57 7.28 11.00 14.35 15.64 13.50 Esc 16 Broadcash 12.07 16.21 20.92 21.92 23.35 20.07 Esa 17 18 Seni Musik Non Klasik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri 9.423 8.80 19.46 16.26 16.26 11.80 Ase 15.63 7.48 10.78 13.69 13.27 8.87 Rse 19 Keperawatan 4.90 13.56 16.83 18.86 16.73 13.00 Sae 20 Farmasi 4.23 15.10 12.06 17.53 14.83 12.03 Sie 21 Teknika Kapal Niaga 15.89 8.93 10.65 15.51 14.55 10.62 Rse 22 Analis Kesehatan 5.56 17.78 16.70 18.59 14.45 12.86 Sia 562 ISSN 2407-9189