29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yaitu survey rumah tangga petani yang mendapat BLP Organik dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) didistribusikan oleh PT Pertani di Provinsi Lampung tahun anggaran 2010 oleh Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor (PSP3 IPB). Data sekunder sebagai penunjang diperoleh dari dokumen tertulis atau laporan yang terdapat di berbagai instansi atau departemen yang terkait dengan masalah penelitian seperti Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik, Kementrian Keuangan serta instansi lainnya. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan Provinsi Lampung sebagai penerima BLP Organik terbesar keenam dan sentra produksi padi tingkat Nasional. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Pada Kabupaten Lampung Timur, Kecamatan yang dijadikan sampel adalah Kecamatan Raman Utara. Sedangkan pada Kabupaten Lampung Utara, Kecamatan yang dipilih untuk sampel adalah Abung Timur. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Juli 2011 dengan melihat hasil produksi padi pada dua musim tanam yang berbeda yaitu sebelum menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.
30 3.3 Metode Pemilihan Responden Responden penelitian adalah petani yang mempunyai pekerjaan tetap atau sampingan sebagai petani padi (pemilik atau penyewa) dan menerima BLP Organik tahun anggaran 2010. Jumlah responden yang digunakan adalah 60 orang yang dipilih secara Stratified Sampling (penarikan contoh berlapis) dari daftar penerima bantuan yang dimiliki oleh petugas pertanian setempat. Dari 60 responden tersebut didapat dua informasi usahatani padi yaitu sebelum menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik sehingga jumlah usahatani padi yang dianalisis berjumlah 120 unit. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Metode Analisis Pendapatan Usahatani Analisis usahatani bertujuan untuk memberikan informasi mengenai rata-rata besarnya pendapatan petani yang mendapat subsidi pupuk organik di Provinsi Lampung. Secara umum pendapatan diperhitungkan sebagai penerimaan dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan (Soekartawi, 1986). Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut: Penerimaan Keuntungan Keuntungan Tunai Keuntungan Total = Harga GKP x Produksi GKP = Penerimaan Total Biaya = Penerimaan Total Biaya Tunai = Penerimaan Total Biaya Total Keterangan : GKP = Gabah Kering Panen
31 Komponen biaya yang masuk dalam perhitungan total biaya yaitu biaya benih, tenaga kerja manusia (dari persiapan dan pengolahan lahan hingga pengangkutan panen), tenaga kerja hewan, tenaga kerja mesin, pupuk, pestisida dan obat-obatan dan biaya lain-lain (pembayaran PBB, sewa/bagi hasil dan biaya lainnya). Pembeda antara total biaya tunai dan total biaya total adalah pada perhitungan total biaya total tenaga kerja dalam keluarga turut diperhitungkan. Analisis pendapatan usahatani dirasa kurang cukup untuk menyatakan apakah usahatani tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Sehingga, dilakukan perhitungan lebih lanjut yaitu perhitungan rasio R/C dan rasio B/C. Rasio pendapatan dan biaya (R/C) merupakan perbandingan pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Sedangkan, rasio manfaat dan biaya (B/C) merupakan perbandingan manfaat dari setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani dikatakan memberikan manfaat apabila nilai rasio R/C dan B/C > 1 (Soekartawi, 2006). Semakin besar nilai rasio B/C dan R/C maka usahatani tersebut dikatakan menguntungkan karena semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Jika nilai rasio R/C dan B/C lebih kecil dari satu maka usahatani tersebut mengalami kerugian karena untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya yang dikeluarkan (Purba, 2005).
32 3.4.2 Uji Beda Nilai Tengah Uji beda nilai tengah menurut Walpole (1992) dihitung untuk melihat perbedaan dari variabel produksi, total biaya, pendapatan dan pendapatan bersih dari sebelum menggunakan pupuk organik dengan setelah menggunakan pupuk organik. Selang kepercayaan (1-α)100% bagi µ D atau nilai dugaan dapat diperoleh dengan menyatakan Rumus T didapat dari ( < < ) = 1 = μ Dengan adalah nilai sebaran t dengan n-1 derajat bebas. Selang kepercayaan bagi μ = µ 1 - µ 2 untuk pengamatan berpasangan. Data berpasangan didapat dari satu responden yang sama, namun diambil data sebelum dan sesudah menggunakan pupuk organik. D dan S d merupakan nilai tengah dan simpangan baku selisih n pengamatan berpasangan, maka selang kepercayaan (1-α)100% bagi μ = µ 1 - µ 2 adalah D- < μ < D + 3.4.3 Metode Logit Faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian pupuk organik nonsubsidi didapat dengan analisis model logit. Pengaruh relatif dari setiap variabel terhadap peluang petani memakai pupuk organik dihitung menggunakan Exp (β). Exp (β) disebut odds ratio yaitu rasio peluang terjadinya pilihan 1 (adopsi pupuk organik) terhadap peluang terjadi pilihan 0 (tidak mengadopsi pupuk organik). Nilai odds merupakan suatu indikator kecenderungan seeorang menentukan pilihan 1 (Juanda, 2009). Nilai Exp (β) lebih besar dari satu artinya peluang petani menggunakan pupuk organik akan meningkat jika terdapat peningkatan pada variabel bebas. Sebaliknya, bila
33 nilai Exp (β) lebih kecil atau sama dengan satu, maka peluang petani menggunakan pupuk organik menurun dengan terdapatnya peningkatan pada variabel bebas (Warlina, 2007). Wonnacott (1979) menyatakan rumusnya sebagai berikut : Keterangan : 1 ( ) = = 1 + ( ) P α = Peluang petani mengadopsi pupuk organik non-subsidi = Intersep β i = Parameter peubah X i X 1 = Luas lahan usahatani (ha) X 2 = Lama usahatani (tahun) X 3 = Umur petani responden (tahun) X 4 = Jumlah persil lahan X 5 = Total biaya produksi (Rp) X 6 = Dummy akses terhadap penyuluhan Variabel total biaya produksi diharapkan dapat menggambarkan struktur pendapatan usahatani setelah mengadopsi pupuk organik. Variabel lama usahatani dan umur petani responden dipilih untuk mewakili gambaran sumberdaya petani responden. Variabel luas lahan, jumlah persil lahan, serta dummy akses terhadap penyuluhan dipilih untuk menggambarkan variabel lainnya yang mempengaruhi tingkat pengadopsian pupuk organik di level petani padi.