BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa anakanak ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis maupun secara sosial. Remaja pada masa peralihan tersebut kemungkinan besar dapat mengalami masa kritis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya prilaku menyimpang. Kondisi tersebut apabila di dukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan prilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat (Kusmiran, 2012). Menurut Survei World Health Organization (WHO) tahun 2010, kelompok usia remaja (10-19 tahun) menempati seperlima jumlah penduduk dunia, 83% di antaranya hidup di negara-negara berkembang. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, di antaranya 63,4 juta jiwa adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%) (Kemenkes, 2015).Masalah yang paling sering dialami remaja adalah masalah kesehatan reproduksi di antaranya yaitu kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, infeksi menular seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses informasi dan pelayanan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi (BKKBN, 2013). Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2008, remaja mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual 1
2 pranikah usia 14-19 tahun (peremp uan 34,7%, laki-laki 30,9%), usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%) (BKKBN, 2011). Berdasarkan Kemenkes RI (2010), jumlah kasus AIDS di Indonesia yang dilaporkan hingga Desember 2010 mencapai 24.131 kasus, di mana 45,48% adalah kelompok remaja. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2012 tentang kesehatan reproduksi, hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2% remaja laki-laki usia 10-19 tahun yang mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual. Remaja yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV-AIDS (remaja perempuan 15,8%, remaja laki-laki 16,4%). Remaja yang mengetahui tempat pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja (remaja perempuan 7,2%, remaja laki-laki 5,4%) (Kemenkes RI, 2014). Keterbatasan akses informasi bagi remaja Indonesia mengenai kesehatan reproduksi yang di dalamnya mencakup seksualitas disebabkan karena masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa seksualitas adalah hal yang tabu dan tidak layak untuk dibicarakan secara terbuka. Selain itu, tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi membuat remaja berusaha untuk mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Remaja sering kali menjadikan media internet, televisi, majalah dan bentuk media massa lainnya yang dijadikan sumber untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang seksualitas dan reproduksi. Oleh karena itu remaja memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi dengan benar sehingga diharapkan remaja akan memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksinya (BKKBN, 2013). Menanggapi hal tersebut, salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan remaja adalah dengan pembentukan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). PKPR adalah suatu program yang dibentuk oleh Kementrian
3 Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2003 sebagai upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja yang menekankan kepada Puskesmas sebagai fasilitator dan narasumber (Kemenkese RI, 2011) Secara khusus, tujuan dari PKPR adalah meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan, meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja. Sasaran program ini adalah laki-laki dan perempuan usia 10-19 tahun dan belum menikah, baik yang sekolah maupun tidak sekolah. Kegiatan yang rutin dilakukan salah satunya adalah penyuluhan dan penjaringan kesehatan ke sekolahsekolah (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan kepada Koordinator Program PKPR di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, terdapat 4 Puskesmas yang menjalankan PKPR di Kabupaten Gianyar, di antaranya UPT Kesmas Gianyar I, UPT Kesmas Sukawati I, UPT Kesmas Tegallalang I, dan UPT Kesmas Payangan. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dengan jumlah remaja cukup banyak yakni sebesar 86.665 orang pada tahun 2015. Dengan banyaknya jumlah remaja permasalahan remaja di Kabupaten Gianyar cukup beragam. Tercatat 268 kasus kehamilan remaja, 201 kasus persalinan remaja dan 1 kasus IMS (Dinkes Kab. Gianyar, 2015). Dari empat Puskesmas yang telah melaksanakan PKPR tersebut, cakupan remaja paling banyak yaitu di UPT Kesmas Gianyar I, dengan jumlah remaja usia 10-19 tahun pada tahun 2015 yaitu 11.840 orang. Banyaknya cakupan di UPT Kesmas Gianyar I membuat permasalahan remaja yang ada semakin beragam, dapat dilihat dari dari laporan kasus remaja di wilayah UPT Kesmas Gianyar I tahun 2015, terdapat 10
4 remaja dengan gangguan haid, 29 kehamilan pada remaja, 33 persalinan pada remaja dan satu orang terkena IMS. Namun, permasalahan yang ada tersebut belum tercatat sepenuhnya karena kurangnya keterbukaan remaja terhadap permasalahannya dan rendahnya kunjungan remaja ke Puskesmas (UPT Kesmas Gianyar I, 2016) Untuk mengatasi masalah tersebut, UPT Kesmas Gianyar I melaksanakan Program PKPR baik di UPT Kesmas Gianyar I maupun penyuluhan dan penjaringan kesehatan ke sekolah yang dilaksanakan 2 kali dalam setahun serta telah di bentuk konselor sebaya. Namun kunjungan remaja ke PKPR masih sangat rendah yaitu hanya 36 orang pada tahun 2015. Dari hasil penjaringan kesehatan yang di lakukan di sekolah-sekolah di dapatkan 230 remaja mengalami gangguan gizi (KEK) dan 42 remaja mengalami obesitas dan 1441 remaja mengalami masalah kesehatan lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wulandari (2012) didapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang PKPR sebagai tempat pelayanan kesehatan remaja yang ada di Puskesmas dikatakan rendah karena hanya sedikit partisipasi remaja yang mengetahui keberadaan PKPR. Sedangkan penelitian yang dilakukan Lola Erwinda (2009), menunjukkan bahwa pengetahuan mempengaruhi sikap responden terhadap pemanfaatan PKPR di SMPN 01 Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Rendahnya pemanfaatan PKPR ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang antara lain faktor predisposisi (pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai -nilai), faktor pendukung atau pemungkin (lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan), faktor pendorong atau penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya) (Notoatmodjo, 2010).
5 Dengan melihat masih rendahnya remaja yang mengakses PKPR, namun permasalahan masih ada, maka penulis penting untuk melakukan penelitian mengenai Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I. 1.2 Rumusan Masalah Salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan remaja adalah dengan pembentukan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sebagai upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja yang menekankan kepada Puskesmas sebagai fasilitator. PKPR telah di laksanakan oleh UPT Kesmas Gianyar I sejak tahun 2011. Program tersebut dilaksanakan baik di dalam gedung UPT Kesmas Gianyar I dan kunjungan ke sekolah-sekolah serta telah dibentuk konselor sebaya, akan tetapi jumlah kunjungan remaja ke PKPR dengan permasalahan kesehatan remaja pada tahun 2015 hanya 36 orang. Dari data kasus remaja tahun 2015, permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I cukup kompleks yaitu adanya kehamilan pada remaja sebanyak 29 orang, 33 persalinan pada remaja, 10 remaja mengalami gangguan menstruasi, satu orang anemia, satu orang terkena IMS dan masih banyak kejadian yang tidak terlaporkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) oleh remaja yang di bentuk oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di UPT Kesmas Gianyar I Tahun 2016. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Wilayah UPT Kesmas Gianyar 1 Tahun 2015?
6 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui Pengetahuan Remaja Terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I 2. Mengetahui Persepsi Remaja Terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di UPT Kesmas Gianyar I 3. Mengetahui Sikap Remaja Terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I 4. Mengetahui Faktor Pendukung Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di UPT Kesmas Gianyar I 5. Mengetahui Faktor Penguat Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi keilmuan di bidang kesehatan, khususnya penelitian terkait program pelayanan kesehatan reproduksi remaja. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Memberikan masukan kepada pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terkait dengan pelaksanaan PKPR di Puskesmas yang ada di Bali
7 2. Bagi Puskesmas, laporan penelitian ini memberikan informasi untuk melakukan promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan khusus remaja serta memberikan masukan dan perbaikan program PKPR. 3. Bagi sekolah, laporan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah untuk menentukan kebijakan terkait program PKPR di sekolah sehingga dapat mengatasi permasalahan remaja di sekolah. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat untuk mengetahui Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Wilayah UPT Kesmas Gianyar I Tahun 2016. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan pendekatan ilmu promosi kesehatan. Penelitian dilakukan di SMA N 1 Gianyar dan SMA Dwijendra Gianyar serta pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan April hingga Mei 2016. Data dikumpulkan melalui focus group discussion pada remaja sasaran, wawancara mendalam dan observasi kunjungan dan sarana dan prasarana. Remaja yang menjadi subyek penelitian adalah siswa yang pernah mengikuti kegiatan Program PKPR.