PENERAPAN MODEL CRH BERBANTUAN MEDIA VISUAL 3D UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS V SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN MODEL TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENERAPAN STRATEGI BEACH BALL BERBANTUAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

Joyful Learning Journal

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER ARTIKEL JURNAL

Kata kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN SAINTIFIK BERBASIS LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Journal of Elementary Education

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui Model Talking Stick

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 3, Juli 2014 ISSN

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

p-issn : e-issn :

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

Gede Nova Kertiana Putra 1, I Gede Sudirtha 2, I Made Gede Sunarya 3

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN SATUA BALI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN 11 PINANG SINAWA KABUPATEN SOLOK SELATAN

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL CRH BERBANTUAN MEDIA VISUAL 3D UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS V SD Ni Luh Ketut Yunita Sari 1, Ketut Pudjawan 2, I Made Suarjana 3 1,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: yunitasari298@gmail.com 1, ketutpudjawan@gmail.com 2, pgsd_undiksha@yahoo.co.id 3 Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun Ajaran 2015/2016 setelah penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 orang siswa. Data tentang motivasi belajar dikumpulkan dengan metode kuesioner dan data tentang pemahaman materi IPA dikumpulkan dengan metode tes bentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dan analisis statistik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar serta pemahaman materi IPA siswa setelah menerapkan berbantuan media visual 3 dimensi. Persentase rata-rata motivasi belajar secara klasikal pada siklus I yaitu 84,3% dengan kategori tinggi dan meningkat menjadi 89,0% dengan kategori sangat tinggi pada siklus II. Rata-rata nilai siswa terhadap pemahaman materi IPA pada siklus I yaitu 78,1 (kategori sedang) dan meningkat menjadi 84,4 (kategori tinggi) pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I yaitu 62,5% dan meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. Pada siklus I, persentase rata-rata pemahaman materi IPA yaitu 78,1% meningkat menjadi 84,4% pada siklus II. Kata kunci: course review horay, media visual 3 dimensi, motivasi belajar, pemahaman materi IPA. Abstract The purpose of this classroom action research to determine the increase of learning motivation and comprehension of sciences material in fifth grade students of SD Negeri 4 Baler Bale Agung Negara district State School Year 2015/2016 after learning with model course review horay assisted 3 dimensional visual media. The subjects were fifth grade students of SD Negeri 4 Baler Bale Agung Negara district State School Year 2015/2016 as much as 32 students. Data of learning motivation were collected by questionnaire and data of comprehension of sciences collected by test essay. The data were analyzed using quantitative and qualitative descriptive statistical analysis. The results showed that an increase learning motivation and comprehension of science material after learning with model course review horay assisted 3 dimensional visual media. The average percentage in classical learning motivation at the first cycle is 84.3% with a high category and increased to 89.0 % with a very high category in the second cycle. The average value comprehension of science material in the first cycle is 78.1 (medium category) and increased to 84.4 (high category) in the second cycle. Classical completeness learning at the first cycle is 62.5% and increased to 87.5% in the second cycle. In the first cycle, the average percentage comprehension of material science is 78.1% increased to 84.4% in the second cycle. Keywords: course review horay, 3 dimensional visual media, learning motivation, comprehension of sciences material. 1

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana untuk membina peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir maupun memperoleh keterampilan agar nantinya mampu berkompetisi di tengahtengah masyarakat. Tegeh (2013:3) menyatakan bahwa Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat berkembang secara optimal, baik dalam hal pengembangan jati diri maupun keterampilan praktis untuk dapat hidup sebagai anggota masyarakat maupun warga negara yang baik. Peserta didik diharapkan dapat berkembang secara optimal salah satunya yaitu melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar akan lebih efektif jika pembelajaran disajikan dengan menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar. Menurut Trianto (2007) Ilmu Pengetahuan Alam pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Pada hakikatnya, IPA memiliki empat unsur utama yaitu IPA sebagai sikap, IPA sebagai proses, IPA sebagai produk, dan IPA sebagai aplikasi (Trianto, 2007). Trianto (2007:103) menyatakan bahwa pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Namun, kecenderungan pembelajaran IPA pada saat ini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Akibatnya, IPA sebagai suatu proses, sikap dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran IPA pada kelas V di SD Negeri 4 Baler Bale Agung masih jauh dari kondisi ideal yang diharapkan. Pemahaman siswa terhadap materi IPA masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya rata-rata hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 4 Baler Bale Agung Tahun Ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA yaitu 74,58 (kategori sedang) sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA di SD Negeri 4 Baler Bale Agung adalah 77. Jumlah siswa yang mampu memperoleh nilai diatas KKM yaitu 18 siswa atau 56,25% dari jumlah siswa di kelas V yaitu 32 siswa. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi IPA disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan belum menerapkan model pembelajaran yang kooperatif sehingga siswa menjadi pasif dalam mengikuti proses pembelajaran dan pembelajaran cenderung terpusat pada guru (teacher centered). Selain itu, media maupun alat peraga yang relevan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan siswa mengalami kesulitan dalam memahamii materi. Hasil observasi ini diperkuat dengan melaksanakan wawancara dengan pihak guru dan pihak siswa. Berdasarkan wawancara dengan pihak guru, diperoleh hasil bahwa pihak guru kurang memahamii cara menciptakan pola pembelajaran yang aktif dan kreatif yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak sekolah dasar. Selain itu, sulitnya mengatur waktu untuk membuat media pembelajaran yang relevan dan menarik menyebabkan media pembelajaran kurang dilibatkan dalam setiap proses pembelajaran. Selain darii pihak guru, dilaksanakan wawancara dengan pihak siswa. Berdasarkan wawancara dengan pihak siswa, diperoleh hasil bahwa pihak siswa cenderung menghapal materi IPA yang ada di buku karena siswa mudah merasa bosan dan memilih untuk menghapal materi IPA untuk memperoleh nilai tinggi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran masih jauh dari harapan. Siswa yang mudah bosan serta tidak termotivasi selama kegiatan pembelajaran di kelas menunjukkan sikap malas bertanya, ragu dalam menjawab pertanyaan dan memiliki rasa ingin tahu yang rendah. Apabila kondisi ini terus 2

dibiarkan, akan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara. Adanya permasalahan tersebut menyebabkan perlunya sebuah usaha perbaikan atau tindakan untuk mengatasinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar serta pemahaman materi siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa merasa senang terhadap pelajaran IPA serta mampu mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga motivasi belajar dan pemahaman materi siswa akan meningkat dan proses pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Sumantri (2015) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu model dan media yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan pemahaman materi siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA adalah dan media visual 3 dimensi. Widyatun (dalam Pujayanti, 2013) menyatakan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak hore atau yel-yel lainnya yang disukai. Dalam pelaksanaan model pembelajaran course review horay ini, pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari akan terlihat. Apabila siswa dapat dengan cepat dan tepat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, maka siswa sudah memiliki pemahaman materi yang baik. Keunggulan dari model pembelajaran course review horay ini meliputi: 1) pembelajaran menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya; 2) pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan; 3) siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan; dan 4) melatih kerjasama. Pada jenjang sekolah dasar, siswa masih berada pada tahap belajar operasional kongkret sehingga diperlukan media dalam proses penyampaian materi pembelajaran. Salah satu media yang mendukung proses pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan media visual 3 dimensi. Media pembelajaran visual 3 dimensi merupakan salah satu jenis media visual yang dapat dilihat dari berbagai arah. Sudjana (2005) menyatakan media tiga dimensi (model) adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Media visual 3 dimensi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran IPA karena memudahkan siswa dalam memahami materi dengan melihat langsung model tiga dimensi. Hal ini membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan memiliki pemahaman materi IPA yang lebih baik dengan bantuan media visual 3 dimensi tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Visual 3 Dimensi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Materi IPA Siswa Kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun Ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 4 Baler Bale Agung dengan jumlah siswa 32 siswa yang terdiri 18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan motivasi belajar serta pemahaman materi IPA siswa. Pelaksanaan penelitian berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 (tiga) kali pertemuan. Rancangan penelitian tindakan yang 3

dilakukan memiliki limatahapan yaitu: (1) refleksi awal, (2) rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi dan evaluasi, dan (5) refleksi. Alur tahapan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat dilihat pada gambar 1. Observasi dan Evaluasi Observasi dan Evaluasi Refleksi Pelaksanaan Tindakan Refleksi Pelaksanaan Tindakan Refleksi Awal Rencana Tindakan Revisi Perencanaan Sanjaya (2009:54) Gambar 1.Siklus PTK Model Hopkins Tahapan tindakan siklus dijelaskan sebagai berikut. Refleksi Awal, diamati keadaan awal (sebelum tindakan) mengenai motivasi belajar serta pemahaman materi IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung yang diperoleh melalui hasil observasi awal dan wawancara terhadap pihak guru dan pihak siswa. Rencana Tindakan,beberapa hal yang dilaksanakan dalam kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut: (1) mensosialisasikan model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensikepada guru, (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA, (3) menyiapkan materi ajar, (4) menyiapkan media visual 3 dimensi, (5) menyusun seperangkat kuesioner dan tes bentuk essay. Pelaksanaan Tindakan, pelaksanaan tindakan disusun sesuai dengan tahap atau sintaks dari model pembelajaran course review horay. Tindakan yang dilakukan berdasarkan N rencana pembelajaran yang telah disusun. Setiap tindakan siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap akhir siklus, guru mengadakan tes kognitif dan pengisian kuesioner untuk setiap siswa. Observasi dan Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran. Hasil observasi dituangkan dalam bentuk catatan sebagai bahan refleksi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak model pembelajaran course review horay pada motivasi belajar dan pemahaman materi IPA. Refleksi, dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan mengenai motivasi belajar dan pemahaman materi IPA.Hasil renungan dan kajian tindakan ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA. Alternatif tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas siklus berikutnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, kuesioner dan tes. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data motivasi belajar dan pemahaman materi IPA yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa lembar kuesioner dan tes essay, yang tiap butirnya menyesuaikan dengan kisi-kisi kuesioner dan kisi-kisi tes. Dalam penelitian tindakan kelas digunakan teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif dan analisis statistik deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan persentase mengenai suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif ialah suatu cara pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/ kata-kata, kategorikategori mengenai suatu objek sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 4

2011). Tujuannya adalah untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya motivasi belajar yang dikonversikan ke dalam tabel kriteria hasil persentase skor motivasi siswa serta menentukan tinggi rendahnya pemahaman materi IPA yang dikonversikan ke dalam tabel (PAP) skala lima. Tabel 1. Kriteria Hasil Persentase Skor Motivasi Siswa Persentase yang Diperoleh Keterangan 85% q 100% Sangat Tinggi 70% q< 85% Tinggi 55% q< 70% Sedang 40% q< 55% Rendah 0% q< 40% Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2007:15) Tabel 2. Kriteria Pemahaman Materi IPA Persentase Kriteria Pemahaman Materi IPA 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2010:13) Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan tindakan ini adalah: 1) persentase motivasi belajar IPA siswa secara keseluruhan minimal 70% yang berada pada kategori tinggi, 2) persentase rata-rata pemahaman materi IPA secara keseluruhan minimal 80% yang berada pada kategori tinggi, dan 3) minimal 75% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 77. Apabila indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian dihentikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I, persentase motivasi belajar siswa yaitu 84,3% yang berada pada kategori tinggi. Setelah dipantau kembali pada siklus II, terjadi peningkatan persentase motivasi belajar siswa menjadi 89,0%. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 4,7% dari siklus I ke siklus II. Selain motivasi belajar, dianalisis juga mengenai pemahaman materi IPA. Pada siklus I, persentase pemahaman materi IPA siswa yaitu 78,1%. Setelah dikonversikan pada pedoman PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kriteria sedang. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, terjadi peningkatan persentase rata-rata hasil belajar IPA siswa menjadi 84,4%. Setelah dikonversikan pada pedoman PAP skala 5, nilai tersebut berada pada kriteria tinggi. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 6,3% dari siklus I ke siklus II. Dalam perencanaan siklus I ada beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus I, yaitu (1) menyiapkan bahan ajar IPA yang dipelajari dan dibahas, (2) membuat RPP yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran course review horay, (3) menyiapkan media visual 3 dimensi terkait materi yang akan dibahas, (4) menyiapkan lembar kerja CRH, (5) menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi yang dipelajari, dan (6) menyusun kuesioner motivasi belajar dan tes essay pemahaman materi. Materi yang dipelajari pada siklus I adalah proses pembentukan tanah, susunan tanah, serta proses terbentuknya tanah melalui pelapukan batuan. Banyak subjek dalam penelitian adalah 32 siswa. 5

Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk mengisi kuesioner motivasi belajar dan melaksanakan tes pemahaman materi IPA. Penelitian pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016, dan pengisian kuesioner serta tes pemahaman materiipa dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2016. Kegiatan observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam kegiatan observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Hasil pengamatan dituangkan dalam bantuk catatan-catatan kecil mengenai proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer (guru) yang digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan adanya beberapa kendala selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu (1) siswa masih belum mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, (2) siswa belum mampu mengajukan pertanyaan dengan baik, (3) siswa masih belum mampu dalam merangkum materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Namun, pada siklus I pertemuan 2 menunjukkan bahwa, (1) siswa sudah mampu mengajukan pertanyaan dengan baik (2) siswa mampu merangkum materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran, (3) siswa masih belum mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensi dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA siswa. Walaupun terjadi peningkatan, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengikuti pencapaian hasil belajar sesuai kriteria yang ditargetkan. Berdasarkan hasil observasi, evaluasi, kuesioner dan hasil diskusi dengan guru IPA selama tindakan di siklus I, ditemukan beberapa kendala dalam proses pembelajaran. Kendala tersebut dapat dijelaskan secara rinci, yaitu (1) dari segi pembelajaran, masih banyak siswa yang belum mampu memahami materi IPA yang dibahas. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal untuk matapelajaran IPA yaitu 77 dan hanya 62,5% siswa yang mampu memperoleh nilai diatas KKM. Selain itu siswa juga belum mampu dalam memberikan penjelasan dengan baik. 2) Motivasi belajar IPA siswa hasilnya sudah baik, namun perlu untuk dipantau dan dianalisis kembali untuk mempertahankan motivasi belajar siswa serta meningkatkan motivasi belajar siswa kembali. Bertolak dari kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah: (1) memberikan tugas yang berkaitan dengan materi selanjutnya kepada siswa yang bertujuan melatih siswa untuk terbiasa membaca dan belajar saat berada di luar sekolah. Tugas tersebut akan dibagikan kepada siswa agar siswa mengetahui nilai yang diperoleh dan siswa merasa terpacu untuk lebih giat belajar;(2) memotivasi siswa dan membuat siswa merasa nyaman, senang, dan antusias namun tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran agar siswa tidak takut untuk bertanya, tidak malas bertanya, dan termotivasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan siklus I, disusun rancangan tindakan siklus II. Pelaksanaan siklus II ini didasarkan atas adanya kelemahankelemahan pada siklus I. Oleh karena itu, adanya perbaikan pada siklus II dilakukan untuk mengupayakan peningkatan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA kelas V di SD Negeri 4 Baler Bale Agung. Ada beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus II, yaitu: (1) menyiapkan bahan ajar IPA yang dipelajari dan dibahas, (2) membuat RPP yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta sesuai dengan langkah-langkah, (3) menyiapkan media visual 3 dimensi 6

terkait materi yang akan dibahas, (4) menyiapkan lembar kerja CRH, (5) menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi yang dipelajari, dan (6) menyusun kuesioner motivasi belajar dan tes essay pemahaman materi.materi yang dipelajari pada siklus II adalah struktur lapisan bumi, struktur lapisan atmosfer serta daur air. Siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk pengisian kuesioner dan melaksanakan tes pemahaman materi IPA. Penelitian pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016, dan pengisian kuesioner serta pelaksanaan tes pemahaman materi IPA dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016. Kegiatan observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam kegiatan observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Hasil pengamatan dituangkan dalam bantuk catatan-catatan kecil mengenai proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer (guru) yang digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Adapun pemaparan hasil observasi yang diperoleh pada siklus II pertemuan 1, yaitu (1) siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, (2) siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan baik, (3) siswa mampu dalam merangkum materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Begitu juga dengan siklus II pertemuan 2.Hal ini menandakan bahwa kegiatan pembelajaran di siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Melalui perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan siklus I maka pada pelaksanaan siklus II telah mengalami peningkatan proses pembelajaran yang diperlihatkan melalui peningkatan motivasi belajar serta pemahaman materi IPA siswa. Temuantemuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. (1) Secara umum, proses pembelajaran telah dapat berjalan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang direncanakan sehingga motivasi belajar serta pemahaman siswa terhadap materi IPA sesuai dengan harapan dan berjalan optimal. (2) Kondisi pembelajaran pada siklus II tampak lebih kondusif, hal ini dikarenakan siswa sudah dapat beradaptasi dengan langkah-langkah berbantuan media visual 3 dimensi. (3) Siswa berani mengacungkan tangan dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta berani menjawab dan mengemukakan pendapatnya dengan lancar terhadap materi yang sedang dibahas. (4) Seluruh siswa kelas V telah memiliki motivasi belajar yang tinggi bahkan ada yang sangat tinggi dalam proses pembelajaran (5) Hasil tes akhir siklus II menunjukkan pemahaman materi IPA siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dengan menggunakan berbantuan media visual 3 dimensi menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar serta pemahaman materi IPA yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Peningkatan Motivasi Belajar Serta Pemahaman Materi IPA Tahapan Motivasi Belajar Pemahaman Materi IPA Pra siklus 58,8% 74,5% Siklus I 84,3% 78,1% Siklus II 89,0% 84,4% Hasil analisis terhadap motivasi belajar dengan metode kuesioner dan pemahaman materi IPA siswa dengan metode tes bentuk essay pada siklus I dan II ditampilkan dalam grafik polygon. Grafik hasil analisis motivasi belajar 7

dengan metode kuesioner dan pemahaman materi IPA siswa dengan metode tes pada siklus I dan II adalah sebagai berikut. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Gambar 2. Grafik Perkembangan Penelitian Motivasi Belajar Pemaha man Materi IPA Polygon Hasil Berdasarkan refleksi dari siklus II, penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensi dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA siswa kelas V di SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini menandakan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya, sehingga penelitian dihentikan. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung menjadi lebih baik setelah diterapkannya model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensi. Hal ini terjadi karena model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan sesuai dengan tahap perkembangan anak usia SD. Widyatun (dalam Pujayanti, 2013) menyatakan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak hore atau yel-yel lainnya yang disukai. Selain meningkatkan motivasi belajar, model pembelajaran course review horay juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari karena pada pelaksanaan model pembelajaran course review horay siswa diwajibkan untuk mengisi kotak dengan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sani (2014) menyatakan bahwa untuk menguji pemahaman, siswa diwajibkan mengisi kotak dengan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, siswa yang memiliki pemahaman yang baik akan mampu menjawab dengan benar dan cepat kemudian meneriakkan hore. Selain model pembelajaran course review horay, keterlibatan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang dibahas membuat siswa lebih memusatkan pikiran dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat mengamati media secara langsung. Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung karena siswa dapat memadukan langsung materi yang telah dipelajari melalui media tersebut. Selain itu, siswa dapat lebih memahami materi yang dibahas dengan melihat media visual 3 dimensi berupa tiruan benda dari materi yang di bahas. Sanjaya (2010:171) menyatakan bahwa penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Dalam model pembelajaran course review horay siswa akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil. Masing-masing anggota kelompok saling membantu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini menjadikan siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal materi yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Selama penelitian berlangsung di kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan Negara ditemukan beberapa perubahan tingkah laku siswa yang menuju kearah positif diantaranya (1) siswa menjadi lebih bersemangat dalam 8

mengikuti pelajaran IPA, hal ini disebabkan oleh teriakan hore atau yel-yel yang diucapkan siswa saat pelaksanaan model course review horay dalam proses pembelajaran berlangsung dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar; (2) siswa menjadi lebih giat belajar, hal ini disebabkan setiap siswa ingin menjawab dengan benar dan cepat sehingga dapat menjadi pemenang; (3) siswa berani bertanya maupun menjawab pertanyaan guru, hal ini disebabkan siswa ingin mendapat pemahaman yang lebih baik lagi sehingga mampu menjawab pertanyaan guru dan menjadi pemenang dalam pelaksanaan model pembelajaran course review horay. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang sehingga berdampak positif pada motivasi belajar siswa dan siswa dapat memahami materi dengan lebih baik lagi. Hal ini didukung dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Wulandari (2013), bahwa pada siklus I motivasi siswa 75% dan meningkat menjadi 84% pada siklus II dengan kriteria sangat baik serta pemahaman siswa pada siklus I yaitu 72,71% meningkat menjadi 82,29% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi lingkaran kelas VIIIA SMPN Kabupaten Malang. Uraian ini memberikan gambaran bahwa hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran course review horay telah mampu memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA. Oleh karena itu, dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPA. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri 4 Baler Bale Agung, penerapan berbantuan media visual 3 dimensi dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi IPA siswa kelas V di SD Negeri 4 Baler Bale Agung Kecamatan NegaraTahun Ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari persentase motivasi belajar siswa secara klasikal dalam proses pembelajaran IPA yaitu 84,3% dengan kategori tinggi pada siklus I meningkat menjadi 89,0% dengan kategori sangat tinggi pada siklus II. Penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media visual 3 dimensi juga dapat meningkatkan pemahaman materi IPA siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata pemahaman IPA yaitu 78,1% atau berada pada kategori sedang dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 62,5% pada siklus I meningkat menjadi 84,4% atau berada pada kategori tinggi dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 87,5% pada siklus II. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan ini, yaitu: (1) Guru IPA SD Negeri 4 Baler Bale Agung, agar menggunakan media visual 3 dimensi yang relevan dengan materi dalam mengajar khususnya pada mata pelajaran IPA sehingga siswa tidak menghayalkan materi tersebut namun langsung mengamati melalui media visual 3 dimensi. Selain itu, keberadaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. (2) Guru-guru SD Negeri 4 Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, agar memotivasi siswanya untuk terus aktif dalam proses pembelajaran yang menandakan siswa telah termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Misalnya, memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab dengan baik dan benar sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. (3) Kepala SD Negeri 4 Baler Bale Agung agar senantiasa mengingatkan para dewan guru untuk lebih kreatif lagi dalam mengajar yaitu dengan cara mengadakan inovasi pembelajaran, sehingga tidak terjadi kebosanan terhadap siswa dalam belajar di kelas. 9

DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A Gede. 2010. Penelitian Konvensional (Eksperimental dan Non Eksperimental). Makalah disajikan dalam Workshop.Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha, tanggal 27 September 2010 di Singaraja. ----------. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wulandari, Dian. 2013. Peningkatan Motivasi dan Pemahaman Siswa Melalui Metode Course Review Horay pada Materi Lingkaran Kelas VIIIA SMPN Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal. Malang: Universitas Negeri Malang. Pujayanti, Putu. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus VIII Munduk Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Riduwan.2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. -------. 2010. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Nana. 2005. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran (Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar). Jakarta: Rajawali Press. Tegeh, I Made, dkk. 2013. Seminar Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. 10