BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

HALAMAN PENGESAHAN...

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

I. PENDAHULUAN. kerusakan akibat erosi dalam ekosistem DAS (Widianto dkk., 2004). Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

penyebab terjadinya erosi tanah Posted by ariciputra - 29 May :25

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. DAS Serayu, terutama di bagian hulu DAS berkaitan dengan pemanfaatan lahan

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR KONSERVASI KOMBINASI TERAS NIKOLAS DAN TANAMAN KACANG TANAH(FAKTOR CP UNTUK TERAS NIKOLAS + KACANG TANAH)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Konservasi Waduk

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

MENENTUKAN LAJU EROSI

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGATURAN BENTUK LERENG DAN PERLAKUAN REKLAMASI. Perlakuan Konservasi Tanah (Reklamasi) Guludan. bangku. Guludan - Teras Kredit

DAFTAR ISI Keaslian Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2002 TENTANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sejak dasa warsa 80-an telah diarahkan untuk menganut pembagunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan itu sendiri sesungguhnya adalah upaya untuk mencapai berkelanjutan dalam 4 (empat) hal. Berkelanjutan ekologis merupakakan yang utama dan pertama, diikuti berkelanjutan ekonomi, sosial budaya dan politik. Dan untuk itu, ada tiga hal yang harus dijadikan tumpuan dalam menjalankan roda pembangunan. Pertama sumber daya alami, kedua kualitas lingkungan dan ketiga faktor kependudukan. (Djajadiningrat,1991, dalam Rahim,2000) Menurut WCED (World Commission on Environment and Development), bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi di masa sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang, untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Hadi, Sudharto P., 2001). Konsep pembangunan berkelanjutan menjadikan konservasi sumberdaya alam sebagai pusat perhatian. Suripin,(2002), menyatakan bahwa konsep dasar konservasi sumberdaya alam adalah Jangan membuang-buang sumberdaya alam. Indonesia sebagai daerah tropis basah dengan curah hujan tinggi, dalam kisaran antara 1500 hingga 4500 mm/tahun, rentan terhadap proses erosi.(rahim, 200 : 7-8). Tanah dan air merupakan modal dasar utama dalam pembangunan, sebagai sumber daya alam terbarui maka harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana, agar terjaga keberlanjutan dalam produksinya dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap dibawah ambang yang diperkenankan. Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh air, angin atau gravitasi. Di Indonesia, erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air (Rahim, 2000). Erosi mempunyai dampak kerusakan lingkungan yang amat luas, baik di tempat kejadian maupun daerah penerima, sebagaimana dijelaskan oleh Beasley, 1972, dalam Sarwono Hardjowigeno, 1995 : 160-162, bahwa : Kerusakan yang timbul di daerah terjadinya erosi, antara lain menurunnya produktivitas tanah, struktur tanah menjadi rusak, erosi gully dan tebing (longsor) mengakibatkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami, lahan kritis akibat terjadinya pencucian unsur hara dan sebagainya. Sedangkan

2 kerusakan di daerah penerima hasil erosi berupa pencemaran atau polusi, hal ini bisa berupa polusi sedimen maupun polusi kimia yang berdampak lingkungan cukup luas. Faktor dasar penyebab erosi adalah pukulan air hujan dan aliran permukaan pada permukaan tanah. Kedua faktor tersebut dapat menyebabkan terlepasnya partikelpartikel massa tanah dan mengangkutnya keluar dari tempatnya. Aliran permukaan merupakan pengangkut utama partikel tanah dari permukaan tanah, sehingga merupakan pembatas erosi tanah oleh air. Oleh sebab itu, untuk mengendalikan erosi, aliran permukaan harus dieliminasi atau laju aliran permukaan harus dikurangi sampai pada tingkatan yang tidak mampu mengangkut partikel tanah tererosi yang terlepas (bilamana partikel lepas sudah tersedia). Dengan demikian, mengendalikan aliran permukaan juga sangat besar artinya bagi konservasi air. Maka dari itu, konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang saling berkaitan. Berbagai tindakan konservasi tanah, secara otomatis juga merupakan tindakan konservasi air (Suripin, 2002). Permasalahan erosi, konservasi tanah dan air sangat erat kaitannya dengan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan secara menyeluruh. Banyaknya tanah tererosi yang masuk ke sungai, waduk, dan atau badan air lainnya jelas-jelas merupakan salah satu sumber pencemar yang penting pada banyak badan air di Indonesia. Oleh karena itu permasalahan erosi tidak hanya perlu dipecahkan oleh orangorang yang bekerja dalam disiplin ilmu-ilmu tanah saja, tetapi memerlukan pendekatan multi disiplin. (Rahim, 2000). Banyak ragam rekayasa yang dimaksudkan sebagai upaya pencegahan erosi dan meningkatkan volume air hujan yang masuk ke dalam tanah meliputi antara lain pembangunan bendungan, waduk, danau buatan, dam penahan, saluran buntu, rorak, penggunaan paving block, pembuatan sumur resapan, serta terasering (terrace). Konservasi tanah dan air di lahan yang relatif datar hingga sedikit melandai, dengan cara agronomis saja cukup memadai (efektif). Tetapi untuk lahan yang lebih miring dari 9 %, pengadopsian cara mekanik, seperti penggabungan antara cara agronomis dengan guludan dan /atau teras perlu diprioritaskan untuk dilaksanakan. Sebab kalau tidak maka erosi dan aliran limpasan akan mengancam keberlanjutan dari penggunaan lahan itu sendiri (Rahim, 2000). Menurut Jeschke, et al (1977) dalam Sarief, E.S.,(1988)

3 sistem pembuatan teras adalah yang terbaik dalam mengatur aliran di daerah-daerah lahan yang miring. Lahan-lahan pertanian yang dimanfaatkan terus-menerus ditanami tanpa istirahat (fallow) dan tanpa disertai cara pengelolaan tanaman, tanah dan air yang baik dan tepat, khususnya di daerah-daerah basah dengan curah hujan melebihi 1500 mm/tahun, akan mengalami penurunan produktivitas. Penurunan produktivitas ini dapat disebabkan karena menurunnya kesuburan tanah, dimana unsur hara yang terdapat di lapisan atas hilang bersamaan dengan proses erosi (Suripin, 2002). Menurut BRLKT Wilayah V/ Jateng, (1997), teras kredit adalah merupakan bangunan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) berupa gundukan/guludan tanah dan dilengkapi dengan selokan/saluran air di bagian atas guludannya. Guludan dan saluran dibuat sejajar kontur, dengan tidak mengubah kelerengan permukaan tanah asli di antara guludan/selokan. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk menangkap tanah erosi dan aliran permukaan dari tanah di atas guludan sehingga lahan dapat berfungsi optimal sebagai media pengatur tata air dan produksi. Adapun tujuannya adalah terkendalinya erosi, berkurangnya kecepatan aliran permukaan, bertambahnya peresapan air ke dalam tanah, serta terkendalinya aliran permukaan yang tidak meresap ke dalam tanah. Penelitian ini akan mengkaji efektifitas dari suatu upaya pengendalian erosi dan aliran permukaan (surface runoff) pada suatu lahan melalui pengukuran di lapangan dengan menggunakan sistem petak (plot). Upaya konservasi tersebut berupa gabungan antara metode teknik mekanik dan metode vegetatif, yakni berupa teras kredit yang dikenakan pada lahan yang ditanami kacang tanah. Hal ini penting dilakukan mengingat masih banyak lahan kritis di luar kawasan hutan terjadi di Indonesia, dan perlu penanganan serius ( Sarief, S., 1988). Dari sekian banyak ragam rekayasa konservasi tanah dan air yang ada pada umumnya memerlukan dana besar, sehingga membuat enggan bagi pengelola tanah untuk melaksanakannya. Adapun lahan kritis itu pada dasarnya adalah lahan yang dikelola oleh masyarakat atau petani yang pada umumnya berkemampuan dana terbatas. Teras kredit menawarkan upaya konservatif pengelolaan tanah dan air yang sederhana, murah dan mudah untuk dilaksanakan.

4 Model peneltian ini, lazim digunakan untuk kajian erosi kelas lahan, sehingga banyak temuan terdahulu berupa tabel tentang besarnya faktor tanaman dan menejemen tanaman (c) serta faktor pengelolaan lahan (P) dalam persamaan USLE. Contohnya terlihat pada Tabel 2.11 sampai dengan 2.14. Namun perlu diketahui bahwa erosi tanah bersifat kekhasan wilayah atau spasial (spacial)( Balai Pustaka, 1990: 436) dan dipengaruhi oleh waktu/musim atau sesonal (seasonal), maka dalam rangka pengelolaan sumberdaya lahan, informasi tentang erosi di suatu lahan senantiasa diperlukan. Sedangkan titik berat pada penelitian ini adalah menentukan besar pengaruh keberadaan teras pada lahan yang bertanaman kacang tanah, terhadap jumlah tanah tererosi dan jumlah aliran permukaan yang keluar dari lahan. Penelitian dilakukan di lahan petani wilayah kelurahan Tembalang, kecamatan Tembalang, Semarang, pada musim tanam ke-ii, akhir musim penghujan tahun 2004. Lokasi tersebut berada di suatu kawasan berbukit cukup luas, dengan kemiringan ratarata antara 5% sampai 40 %, tanahnya subur, namun jenis tanahnya mediteran memiliki sifat rentan terhadap erosi, kedudukan pada level ±300 m dpl. (RDTRK, Semarang Bagian Atas, 2002). Berdasar informasi yang diperoleh dari wilayah setempat, penelitian serupa belum pernah dilakukan di lokasi penelitian. 1.2. Perumusan Masalah : Tanah dan air sebagai sumberdaya yang paling fondamental, maka setiap pemanfaatannya harus disertai upaya tindakan konservatif agar terjaga keberlanjutan produksinya, diantaranya dengan menjaga laju kehilangan tanah/erosi tetap dibawah ambang yang diperkenankan. Untuk tujuan informasi tentang erosi lahan dan laju limpasan permukaan, model pengukuran langsung di lapangan lebih cocok dan memiliki keunggulan dibanding hasil pengukuran model simulasi di laboratorium. (Suripin, 2002). Kacang tanah merupakan salah satu komoditas agribisnis yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibanding tanaman palawija yang lain, serta banyak keunggulan lainnya. Kondisi lokasi penelitian mendukung untuk digunakan sebagai tempat budidaya tanaman kacang tanah. Dalam rangka upaya konservasi sumberdaya tanah dan air serta lahan pada umumnya, sekaligus untuk mengantisipasi pengembangan budidaya

5 tanaman kacang tanah khususnya, maka perlu digali informasi, yakni mengenai seberapa besarkah peranan teras kredit dalam mengendalikan laju erosi dan aliran permukaan (surface runoff) pada lahan khususnya yang bervegetasi kacang tanah. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian sumberdaya tanah dan air pada tingkat lahan. Adapun yang menjadi tujuan adalah mengkaji tingkat efektivitas peranan teras kredit yang dikombinasi dengan vegetasi kacang tanah, dalam hal mengendalikan laju erosi dan aliran permukaan lahan. Untuk itu diperlukan kajian masing-masing elemen antara lain peranan teras, peranan vegetasi, dan peranan secara kombinasi antara teras dan vegetasi, serta lahan gundul sebagai pembandingnya. 1.4. Manfaat Penelitian Karena erosi tanah bersifat spasial dan sesonal, maka dalam rangka pengelolaan sumberdaya lahan, informasi tentang erosi di suatu lahan senantiasa diperlukan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : a. Sebagai salah satu referensi tambahan bagi penentu kebijakan (stakes holder) dalam rangka pengelolaan sumberdaya tanah, air dan lingkungan di daerah yang memiliki lahan dengan kondisi tanah yang sama dengan lokasi penelitian, utamanya yang dimanfaatkan budidaya kacang tanah. b. Menambah khasanah bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

6 Contents 15/6/2011 BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2. Perumusan Masalah :...4 1.3. Tujuan Penelitian...5 1.4. Manfaat Penelitian...5 Selebihnya dihitung pula faktor : c, p, kombinasi dari c dan p atau (CP) dari persamaan USLE, serta faktor aliran permukaan (runoff coeficient : Cr) pada persamaan rasional, untuk teras kredit yang dibangun pada lahan bervegetasi yakni kacang tanah CUT- PLEASE!!! MEI 2001. BAB I BAB II : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah Penelitian... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 5 : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konservasi Tanah dan Air... 6 2.2. Aliran Permukaan (surface runoff)... 7 2.2.1. Proses Terjadinya Aliran Permukaan... 7 2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Permukaan... 8

7 2.2.2.1. Faktor Iklm (Clematic Factors)... 8 2.2.2.2. Faktor Daerah Pengaliran (Physiographic Factors)... 11 2.2.3. Pengendalian Aliran Permukaan... 12 2.2.4. Pendugaan Aliran Permukaan... 13 2.2.5. Metode Rasional... 14 2.3. Erosi... 16 2.3.1. Pengertian Erosi... 16 2.3.2. Mekanisme Terjadinya Erosi... 17 2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi... 17 2.3.4. Kerusakan Akibat Erosi Lahan... 21 2.3.5. Erosi yang Diperbolehkan... 22 2.3.6. Pendugaan Besarnya Erosi... 23 2.3.6.1. Metode USLE... 23 2.3.6.2. Pengukuran, Evaluasi Erosi dan Aliran Permukaan Lahan di Lapangan... 38 2.4. Metode Konservasi Tanah dan Air... 41 2.4.1. Metode Vegetatif (Agronomis)... 42 2.4.2. Metode Mekanik... 43 2.4.2. Metode Mekanik... 43 2.4.3. Metode Kimia... 43 2.5. Teras Kredit... 43 2.6. Pengaruh Jenis Tanaman terhadap Erosi dan Aliran Permukaan. 45 2.7. Kacang Tanah... 46 2.8. Kacang Tanah yang Digunakan dalam Penelitian... 53 2.9. Penelitian Terdahulu dan Originalitas Penelitian... 53

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah Penelitian... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 5 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konservasi Tanah dan Air... 6 2.2. Aliran Permukaan (surface runoff)... 7 2.2.1. Proses Terjadinya Aliran Permukaan... 7 2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Permukaan... 8 2.2.2.1. Faktor Iklm (Clematic Factors)... 8 2.2.2.2. Faktor Daerah Pengaliran (Physiographic Factors)... 11 2.2.3. Pengendalian Aliran Permukaan... 12 2.2.4. Pendugaan Aliran Permukaan... 13 2.2.5. Metode Rasional... 14 2.3. Erosi... 16 2.3.1. Pengertian Erosi... 16 2.3.2. Mekanisme Terjadinya Erosi... 17 2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi... 17 2.3.4. Kerusakan Akibat Erosi Lahan... 21 2.3.5. Erosi yang Diperbolehkan... 22 2.3.6. Pendugaan Besarnya Erosi... 23 2.3.6.1. Metode USLE... 23 2.3.6.2. Pengukuran, Evaluasi Erosi dan Aliran Permukaan Lahan di Lapangan... 38 2.4. Metode Konservasi Tanah dan Air... 41 2.4.1. Metode Vegetatif (Agronomis)... 42 2.4.2. Metode Mekanik... 43 2.4.2. Metode Mekanik... 43 2.4.3. Metode Kimia... 43 2.5. Teras Kredit... 43 2.6. Pengaruh Jenis Tanaman terhadap Erosi dan Aliran Permukaan. 45 2.7. Kacang Tanah... 46 2.8. Kacang Tanah yang Digunakan dalam Penelitian... 53 2.9. Penelitian Terdahulu dan Originalitas Penelitian... 53

9 BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Variabel-Variabel Percobaan... 55 3.2. Ruang Lingkup (Fokus) Penelitian... 57 3.3. Rancangan Percobaan... 59 3.3.1. Kelompok variabel dan perlakuan... 59 3.3.2. Teknik Analisis... 61 3.3.2.1. Analisis Variansi (Analysis of Variance)... 62 3.3.2.2. Rancangan Acak Lengkap (RAL)... 62 3.3.2.3. Uji Duncan... 65 3.3.2.4. Perihal Program bantu Analisis statistik Penelitian... 65 3.4. Deskripsi Lokasi Penelitian... 66 3.4.1. Gambaran Umum... 66 3.4.2. Kondisi Fisik Lapangan... 67 3.4.3. Hasil Telaah Tim Teknis RDTRK 1995-2006... 67 3.5. Pelaksanaan Percobaan... 68 3.5.1. Tahap Persiapan... 68 3.5.1.1. Survai Lokasi... 68 3.5.1.2. Menentukan Kelerengan... 68 3.5.1.3. Pembuatan Petak dan Pembatas Petak... 70 3.5.1.4. Pembuatan Bak Pengumpul Aliran Permukaan... 74 3.5.1.5. Pembuatan Bak Penampung Akhir... 74 3.5.1.6. Penempatan Alat Penakara hujan... 75 3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 76 3.5.2.1. Instrumen Penelitian... 76 3.5.2.2. Cara Kerja dan Pengukuran Model Penelitian... 77 3.5.2.2.1 Pengukuran Angka Curah Hujan (p)... 77 3.5.2.2.2. Pengukuran Air Limpasan Permukaan... 78 3.5.2.2.3. Pengukuran Tanah Tererosi... 79 3.5.2.2.4. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman... 81 3.6. Perhitungan Faktor Konservasi pada Persamaan USLE... 83 3.7. Koefisien runoff (Cr)... 85 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Data Pengamatan... 82 4.1.1. Hasil Analisis Aliran Permukaan, Kadar Tanah Sampel dan Tanah Tererosi... 82 4.1.2. Hasil Analisis Aliran Permukaan dan Tanah Tererosi Komulatif.. 82 4.1.3.Visualisasi Secara Grafis Aliran Permukaan dan Tanah Tererosi.. 84 4.1.4. Hasil Analisis Pertumbuhan Tanaman... 85 4.2. Pembahasan... 85 4.2.1. Analisis Perbedaan Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Aliran Permukaan (Total).... 87 4.2.1.1. Data Jumlah Aliran Permukaan Komulatif... 87 4.2.1.2. Pengajuan Hipotesis... 87 4.2.1.3. Hasil Analisis Anova... 87 4.2.1.4. Hasil Uji Duncan untuk Aliran Permukaan (Total).... 88 4.2.1.5. Pengaruh Teras terhadap Aliran Permukaan... 90

10 BAB V 4.2.1.6. Pengaruh Vegetasi terhadap Jumlah Aliran Permukaan... 92 4.2.1.7. Tahapan Penurunan Jumlah Keluaran Aliran Permukaan dari Lahan Per Bulan... 93 4.2.1.8. Pengaruh Tata Guna Lahan... 96 4.2.2. Analisis Perbedaan Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Tanah Tererosi (Total)... 97 4.2.2.1. Data Tanah Tererosi (Total)... 98 4.2.2.2. Pengajuan Hipotesis :... 98 4.2.2.3. Hasil Analisis Anova untuk Tanah Erosi (Total)... 98 4.2.2.4. Hasil Uji Duncan untuk Tanah Erosi (Total)... 99 4.2.2.5. Pengaruh Teras terhadap Jumlah Tanah Tererosi... 101 4.2.2.6. Pengaruh Vegetasi terhadap Jumlah Tanah Tererosi... 102 4.2 2.7. Tahapan Penurunan Jumlah Tanah Tererosi dari Lahan Per Bulan.... 103 4.2.2.8. Besarnya Variabel Variabel dalam Persamaan USLE... 107 4.2.2.8.1. Variabel P... 107 4.2.2.8.2. Variabel C... 107 4.2.2.9. Tinjauan Erosi Maksimal yang Masih dapat Dibiarkan... 108 4.2.3. Pengaruh Kenaikan Laju Aliran Permukaan terhadap Laju Erosi Tanah dari Lahan... 109 : KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan... 111 5.2. Rekomendasi dan Saran... 112 5.2.1. Rekomendasi... 112 5.2.2. Saran... 112 DAFTAR PUSTAKA... 114 DAFTAR LAMPIRAN : a) Lampiran 1. Hasil Pengamatan dan Analisis Tinggi Tanaman, Luas Kanopi Tanaman... 122 b) Lampiran 2. Uji dan Hasil Analisis Anova - Duncan untuk Jumlah Aliran Permukaan dan Jumlah Tanah Tererosi, dalam Periode Bulanan dan Total selama Periode Penelitian... 124 c) Lampiran 3. Tabel-F, untuk Uji Statistik F α (k-1,n-k) untuk perbandingan eka-arah antara k perlakuan dan suatu kontrol... 134 Lampiran 4. Analisis Angka Aliran Permukaan... 135 d) Lampiran 5. Hitungan Konversi Satuan Laju Erosi dan Aliran Permukaan... 138 Lampiran 6. Analisis Faktor-Faktor USLE... 139 e) Lampiran 7. Laju dan Tingkat Penurunan Erosi-Aliran Permukaan, Per Tipe Konservasi/Perlakuan Lahan (Hasil Percobaan)... 143

11 DAFTAR LAMPIRAN a) Lampiran 1. Hasil Pengamatan dan Analisis Tinggi Tanaman, Luas Kanopi Tanaman... 122 2. Lampiran 2. Uji dan Hasil Analisis Anova - Duncan untuk Jumlah 3. Aliran Permukaan dan Jumlah Tanah Tererosi, dalam Periode Bulanan dan Total selama Periode Penelitian... 124 4. Lampiran 3. Tabel-F, untuk Uji Statistik F α (k-1,n-k) untuk perbandingan eka-arah antara k perlakuan dan suatu kontrol... 134 Lampiran 4. Analisis Angka Aliran Permukaan... 135 5. Lampiran 5. Hitungan Konversi Satuan Laju Erosi dan Aliran Permukaan... 138 Lampiran 6. Analisis Faktor-Faktor USLE... 13 6. ampiran 7. Laju dan Tingkat Penurunan Erosi-Aliran Permukaan, Per Tipe Konservasi/Perlakuan Lahan (Hasil Percobaan)... 143