BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat perkembangan kesehatan cukup baik, sehingga semakin tinggi pula umur harapan hidup penduduknya. Indonesia saat ini berada dalam masa transisi demografi, jumlah penduduk lansia (60 tahun ke atas) yang terus meningkat ada 8,5% dari jumlah penduduk pada tahun 2010. Jumlah tersebut diperkirakan akan menjadi 11,4 % pada tahun 2020. Pertambahan jumlah penduduk lansia merupakan dampak dari proses menua. Kecenderungan peningkatan populasi lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat terjaga (Pusat Komunikasi Publik, 2007). Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundangundangan, yang di antaranya seperti tercantum dalam Undang-Undang No.23 pada pasal 19 (U.U. Kesehatan, 1992). Disebutkan bahwa kesehatan manusia lanjut usia diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif. Pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Pertambahan usia menyebutkan kemampuan fisik dan mental, termasuk kontak sosial otomatis berkurang. Aspek kesehatan pada lansia seyogianya lebih diperhatikan mengingat kondisi anatomi dan fungsi organ-organ tubuhnya sudah tidak sesempurna seperti ketika berusia muda. Hubungan horisontal atau kemasyarakatan juga tidak kalah pentingnya karena perawatan dan perhatian
2 terhadap diri sendiri semakin menurun kualitas dan kuantitasnya (Nurkusuma, 2001). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan program Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) melalui kegiatan peran serta masyarakat atau Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM). Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman salah satu kesehatan yang dihadapi. Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan bagi lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berdasarkan informasi dari pemegang program lansia Puskesmas III Denpasar Utara, 20 Posyandu Paripurna di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar utara telah terbentuk sejak tahun 2006 yang didukung oleh pemerintah kota Denpasar serta tim penggerak PKK dari tingkat pemerintah kota hingga PKK tingkat kecamatan. Dari 20 posyandu lansia yang telah terbentuk hanya 4 (25%) posyandu lansia yang masih aktif dan berkesinambungan melaksanakan posyandu lansia setiap bulan sampai tahun 2011. Ketidak berlanjutan pelaksanaan posyandu lansia, menurut petugas dari puskesmas disebabkan oleh berbagai faktor. Selain oleh karena kondisi lansia, hal ini juga sangat tergantung dari dukungan masyarakat terutama (aktuasi) penggerakkan, pendanaan dan motivasi dari pengelola atau pengurus posyandu yang masih lemah. Seharusnya para pengurus
3 posyandu berupaya melestarikan atau melanjutkan pelaksanaan posyandu lansia tersebut sesuai standar Depkes (sebulan 1 kali), agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Adapun upaya-upaya atau dukungan yang telah diberikan oleh pihak pemerintah kota Denpasar melalui tim penggerak PKK di tingkat kota hingga PKK tingkat kecamatan selama ini antara lain : menyiapkan dana atau anggaran, tenaga (pengurus posyandu), sarana pra sarana, PMT, program senam lansia dan program rekreasi. Dari pihak puskesmas antara lain: sosialisasi posyandu lansia melalui promosi kesehatan atau penyuluhan-penyuluhan, serta memberi pelayanan pengobatan di luar gedung dan puskesmas keliling. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik ingin meneliti mengenai, hubungan aktuasi (penggerakkan), pendanaan dan motivasi terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah aktuasi (penggerakkan) berhubungan dengan keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara? 1.2.2 Apakah pendanaan berhubungan dengan keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara?
4 1.2.3 Apakah motivasi berhubungan terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor aktuasi (penggerakkan), pendanaan dan motivasi terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1.3.2.1 Mengetahui hubungan karakteristik Kadus dan Kader terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara 1.3.2.2 Mengetahui hubungan aktuasi (penggerakkan) Kadus dan Kader terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara 1.3.2.3 Mengetahui hubungan upaya pendanaan terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara 1.3.2.4 Mengetahui motivasi Kadus dan Kader terhadap keberlanjutan Posyandu Lansia di Kecamatan Denpasar Utara
5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Menambah khasanah pengembangan teori dan konsep ilmu keperawatan terutama dalam bidang perawatan kesehatan komunitas khususnya di dalam melestarikan Posyandu bagi lansia sebagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Data yang ditemukan dapat digunakan sebagai informasi dalam pengembangan pemahaman hubungan factor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan posyandu lansia. 1.4.2 Praktis 1.4.2.1 Sebagai masukan bagi Kadus dan Kader untuk tetap berpartisipasi aktif dalam kegiatan posyandu lansia di wilayah setempat 1.4.2.2 Sebagai masukan bagi petugas puskesmas untuk meningkatkan pelayanan pada program posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas setempat. 1.4.2.3 Sebagai masukan bagi para lansia agar teratur berkunjung ke posyandu lansia.