BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@gmail.com, Website : http://juanda.jatim.bmkg.go.id/ ANALISA KEJADIAN ANGIN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN CITRA RADAR CUACA DI STASIUN METEOROLOGI JUANDA SURABAYA DI SIDOARJO PADA TANGGAL 22 NOVEMBER 2017 Pada tanggal 22 November 2017, di Desa Tambak Rejo, Desa Tambak Sumur, Desa Tambak Sawah, Kecamatan Waru, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Dampak dari putting beliung tersebut jumlah rumah dan bangunan yang rusak ringan hingga berat sebanyak 1186 unit, fasum rusak 21 unit, korban luka ringan 72 Jiwa. Puting beliung adalah angin kencang yang berputar yang berasal dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan > 35 knots atau 65 km/jam. Angin puting beliung ini bersifat sangat lokal dan terjadi dalam waktu singkat antara 3-5 menit. Angin puting beliung ini sangat berbahaya karena bersifat menghisap benda/bangunan yang dilaluinya kemudian menghempaskan kembali ke permukaan tanah. Kerusakan yang paling parah akan tampak pada atap bangunan yang rusak/terhempas. Puting beliung dapat dideteksi dengan menggunakan citra radar cuaca karena sifatnya yang sangat lokal. Hingga saat ini sangat sulit untuk memprakirakan kejadian puting beliung akan melanda di suatu lokasi. Dengan menggunakan citra radar cuaca, 10 menit sebelum kejadian dapat dideteksi. Dari citra radar cuaca produk SWI (Severe Weather Indicator) terdapat awan Cumulonimbus di sekitar lokasi. Berikut ini adalah citra radar produk SWI pada tanggal 22 November 2017, pada pukul 15.00 WIB.
Pada citra diatas, pada pukul 15.00 WIB (08.00 UTC) terlihat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (warna merah) di sekitar lokasi yang berwarna kuning. Titik berwarna kuning adalah lokasi kejadian angin puting beliung. Awan Cb di sebelah barat lokasi kejadian bergerak dari arah barat laut. Sedangkan awan Cb di sebelah tenggara lokasi kejadian bergerak dari arah tenggara. Selanjutnya awan Cb tersebut akan bertemu dan bergabung menjadi satu. Berikut ini adalah citra radar SWI pada pukul 15.10 WIB.
Pada citra radar diatas pada pukul 15.10 WIB, awan Cb saling bergerak dan akan bergabung menjadi satu. Dan pada pukul 15.20 WIB, awan Cb tersebut sudah menjadi satu menjadi multicell.
Awan Cb multicell adalah sekumpulan awan Cb (> 2) yang bergabung menjadi satu. Awan Cb multicell dapat menghasilkan beberapa cuaca buruk seperti hujan lebat disertai angin kencang sesaat yang bersifat merusak dengan kecepatan dapat mencapai >63 km/jam baik itu puting beliung ataupun downburst. Pada citra radar CAPPI dihasilkan data refletivitas. Reflektivitas adalah kemampuan suatu bahan dalam memantulkan gelombang elektromagnetik yang terpapar ke permukaannya. Berikut ini adalah citra radar pada tanggal 22 November 2017 pukul 15.20 WIB saat terjadi puting beliung. Pada lokasi yang ditunjukkan oleh anak panah diatas terdapat warna oranye hingga merah yang menunjukkan adanya hujan dengan intensitas sedang-lebat.
Dari analisa VCUT dan 3d VCUT terlihat adanya nilai reflektifitas yang tinggi yaitu 50 60 dbz di lapisan permukaan bahkan hingga lapisan 2 km. Angin puting beliung terjadi karena adanya kelembaban yang tinggi di tiap lapisan permukaan udara, kondisi atmosfer yang labil atau tidak stabil serta perbedaan arah dan kecepatan angin terhadap suatu ketinggian. Kelembaban udara yang tinggi di sekitar lokasi kejadian dapat terjadi karena adanya suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Sidoarjo yaitu di Selat Madura. Suhu muka laut yang hangat akan memasok cukup uap air yang hangat untuk pembentukkan awan-awan konvektif/awan-awan yang menjulang tinggi. Pada tanggal 22 November 2017, terjadi gangguan di selatan Pulau Jawa yaitu adanya daerah pusat tekanan rendah di perairan sebelah selatan Pulau Jawa. kondisi ini mengakibatkan adanya konvergensi di wilayah Jawa timur, terutama di Sidoarjo bagian timur. Konvergensi adalah pertemuan atau penggabungan dua massa udara atau lebih sehingga mengakibatkan adanya paksaan udara naik dan menimbulkan adanya awan-awan hujan yang menjulang tinggi/konvektif.