Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. Pri Subekti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Yayuk Jatining Rahayu 4

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan.

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA. Nourina Kartika Sakti, Sihkabuden, Susilaningsih

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Kata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

1130 ISSN:

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: AENUN NIM.

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Kata Kunci: Media Power point, pembelajaran, Matematika.

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email: 1 udin44533@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada 29 Oktober 2017 Disetuji pada 1 November 2017 Dipublikasikan pada 13 November 2017 Hal. 434-440 Kata Kunci: kooperatif, question student have (QSH), hasil belajar DOI: http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v2i4.106 Abstrak: Pelajaran matematika di kelas IV dari 30 siswa yang telah mengalami belajar tuntas baru 14 siswa (46,7%) sementara 16 siswa (53,3%) mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau belum memenuhi belajar tuntas dengan nilai rata-rata 59,1. Padahal KKM yang telah ditentukan pada pelajaran matematika adalah 70. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian pada kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan memiliki peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Tujuan mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, adalah menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan anak didik yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan Matematika, mengembangkan kemampuan dasar Matematika sebagai bekal lebih lanjut, membentuk sikap yang logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitator belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pembelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Pada pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah dasar tingkat pertama pada umumnya guru masih mendominasikan proses mengajar di kelas 434

yang pada umumnya guru memulai pelajaran langsung pada pemaparan materi kemudian pemberian contoh dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Siswa menerima pelajaran matematika secara pasif dan bahkan menghafal rumus-rumus tanpa makna dan manfaat dari apa yang di pelajari. Akibat prestasi siswa dalam belajar matematika di sekolah dasar masih relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan informasi yang di peroleh di SDN Sukorejo 1 Kota Blitar, bahwa pelajaran Matematika pada kelas IV menemui permasalahan. Permasalahan yang ada selama proses pembelajaran yang berlangsung di kelas cenderung berpusat pada guru dengan metode ceramah yang kurang melibatkan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa pasif dalam pembelajaran dan hanya menyalin dan mencatat apa yang dikerjakan guru, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan yang di berikan oleh guru, kegiatan pembelajaran guru kurang memberikan peluang kepada siswa, siswa tidak di berikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan mengkontruksi sendiri dalam menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru, akibatnya siswa sering bermain sendiri atau kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan selain itu mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik pada lingkungan sekitar. Hal ini bukan berarti bahwa usaha-usaha yang dilalukan guru dalam meningkatkan proses pembelajaran kurang efektif, namun perlu di tingkatkan lagi dan dicari alternatif lain yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pada mata pelajaran matematika dari 30 siswa yang telah mengalami belajar tuntas baru 14 siswa (46,7%) sementara 16 siswa (53,3%) mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau belum memenuhi belajar tuntas dengan nilai rata- rata 59,1. Padahal KKM yang telah ditentukan pada pelajaran matematika adalah 70. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat, untuk menghindari agar pelajaran matematika tidak bersifat teacher centered namun berpusat pada siswa, maka salah satu model pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif dalam pelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH), karena Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya. Tipe Question Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individu menentukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada merivisikan bila perlu. Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, boleh pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. 435

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menimbulkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas) sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran dan dalam teori kontruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya serta menentukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan. METODE Penelitian ini dirancang dengan mengunakan tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2007:2). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelas dengan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan yang dilakukan di kelas IV semester 1 SDN Sukorejo 1 Kota Blitar Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah penerapan model model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran itu dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan rancangan penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Observasi dan (4) Refleksi. HASIL Pra Tindakan Pada pra tindakan diketemukan beberapa informasi yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika di kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar, diantaranya: (1) Mata pelajaran Matematika di kelas IV dilaksanakan dalam 2 pertemuan yaitu hari Rabu dan Kamis, jumlah jamnya 6x35 menit, pada setiap pertemuan dilaksanakan selama 3x35 jam pelajaran; (2) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang ditetapkan di kelas IV adalah 70,0, berarti siswa yang rata-rata nilainya melebihi kriteria tersebut dapat dikatakan tuntas dan ketuntasan kelas yang ditargetkan sebesar 75 %; (3) Di dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah di depan kelas, contoh soal ataupun penugasan, metode atau 436

model belajar inovatif belum digunakan secara maksimal; (4) Siswa menganggap materi operasi hitung perkalian dan pembagian merupakan materi yang tidak mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini; (5) Guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan nyaman. Siswa selalu diliputi rasa tegang dan takut apabila pelajaran matematika akan dimulai, sehingga aktivitas belajar mengajar menjadi kurang efektif; dan (6) Nilai hasil belajar siswa juga sangat rendah dari 30 siswa kelas IV yang nilainya di atas KKM hanya 46,7 % atau 14 siswa, sisanya 53,3% atau 16 siswa berada di bawah KKM yang ditetapkan dan rata-rata hasil belajar siswa hanya 59,1. Siklus I Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 68,7 dengan tingkat ketuntasan 55,6% atau 20 anak dan tidak tuntas 44,4% atau 10 anak. Hasil seperti ini belum mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rataratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Jika hasilnya belum mencapai target maka siklus penelitian harus dilanjutkan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,1 dengan tingkat ketuntasan 66,7% atau 20 anak dan tidak tuntas 33,3% atau 10 anak. Hasil seperti ini belum mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rata-ratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Jika hasilnya belum mencapai target maka siklus penelitian harus dilanjutkan. Catatan yang ditulis oleh observer dan guru atau peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika selama siklus I antara lain: (1) Pelaksanaan pembelajaran Matematika cukup berhasil meningkatkan prestasi siswa atau kemampuan siswa; (2) Masih menemukan beberapa kekurangan atau kendala dalam pelaksanaan pembelajaran (lebih jelas lihat refleksi siklus I); (3) Diketemukan 6 anak atau 16,7% yang masih berbuat gaduh dan mengganggu temannya, hal ini disebabkan karena pengawasan guru saat proses pembelajaran kurang; (4) Kemampuan siswa yang berada di barisan belakang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang berada di barisan depan; (5) Sebelum pelajaran dimulai, siswa harus mempelajari materi yang akan diajarkan terlebih dahulu, agar ketika guru menjelaskan, siswa akan mudah dalam memahaminya. Siklus II Nilai rata-rata aktivitas siswa pada Siklus II adalah 81,2 dengan tingkat ketuntasan 70% atau 27 anak dan tidak tuntas 30% atau 3 anak. Hasil seperti ini telah mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rata-ratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Hasilnya penelitian telah mencapai target maka siklus penelitian dapat dihentikan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus II adalah 77,5 dengan tingkat ketuntasan 76,7% atau 23 anak dan tidak tuntas 23,3% atau 7 anak. Hasil seperti ini telah mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rata-ratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Hasilnya penelitian telah mencapai target Pada siklus 437

II tidak menemukan kendala yang berarti dan prestasi belajar siswa (Aktivitas dan hasil belajar) telah memenuhi yang ditargetkan sehingga siklus pembelajaran dihentikan. PEMBAHASAN Pelaksanaan metode Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian bertujuan untuk peningkatan prestasi siswa. Prestasi siswa dapat ditentukan dengan dua kriteria, yang pertama dengan melihat nilai Aktivitas siswa dan yang kedua dengan melihat rata-rata hasil belajar siswa. Permasalahan awal (pra tindakan) yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian adalah: (1) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang ditetapkan di kelas IV adalah 70,0, berarti siswa yang rata-rata nilainya melebihi kriteria tersebut dapat dikatakan tuntas dan ketuntasan kelas yang ditargetkan sebesar 75 %; (2) Di dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah di depan kelas, contoh soal ataupun penugasan, metode atau model belajar inovatif belum digunakan secara maksimal; (3) Siswa menganggap materi operasi hitung perkalian dan pembagian merupakan materi yang tidak mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini; (4) guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan nyaman. Siswa selalu diliputi rasa tegang dan takut apabila pelajaran matematika akan dimulai, sehingga aktivitas belajar mengajar menjadi kurang efektif; dan (5) Nilai hasil belajar siswa juga sangat rendah dari 30 siswa kelas IV yang nilainya di atas KKM hanya 46,7% atau 14 siswa, sisanya 53,3% atau 16 siswa berada di bawah KKM yang ditetapkan dan rata-rata hasil belajar siswa hanya 59,1. Metode Question Student Have (QSH) adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode Question Student Have (QSH), proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Hasil dari pelaksanaan metode tersebut dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian memberikan dampak peningkatan prestasi belajar yang berarti, mulai dari pra tindakan (sebelum memakai metode), pelaksanaan siklus I (walaupun belum mencapai yang ditargetkan) dan sampai siklus II (sesuai target). Selama pelaksanaan pembelajaran dalam siklus I dan siklus II menemukan beberapa kendala atau permasalahan, terutama pada siklus I yang berdampak tidak tercapainya target pembelajaran. Walaupun seperti itu ratarata nilai siswa baik Aktivitas maupun hasil belajar mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pra tindakan yang tidak memakai metode belajar. Permasalahan dalam siklus I seperti: (1) Jam pelajaran yang disediakan tidak mencukupi bila dibandingkan dengan materi yang diajarkan; (2) Rata-rata Aktivitas siswa belum mencapai yang ditargetkan, rata-rata Aktivitas siswa hanya 68,7 sedangkan targetnya 70,0; (3) Rata-rata nilai tes akhir siklus I siswa belum 438

mencapai yang ditargetkan, rata-rata tes akhir siklus I siswa hanya 67,1 sedangkan targetnya 70,0; dan (4) Pada saat pelaksanaan Question Student Have (QSH) posisi guru berada di baris yang depan sehingga siswa yang duduk di belakang kurang memperhatikan dan berbuat gaduh. Rata-rata aktivitas siswa pada Siklus II adalah 81,2 dengan tingkat ketuntasan 70% atau 27 anak dan tidak tuntas 30% atau 3 anak. Hasil seperti ini telah mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rata-ratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Hasilnya penelitian telah mencapai target maka siklus penelitian dapat dihentikan. Rata-rata aktivitas siswa pada Siklus II adalah 81,2. Hasil seperti ini telah mencapai dengan kriteria ketuntasan individual atau klasikal yang ditentukan oleh sekolahan dimana siswa dikatakan telah lolos jika nilai rata-ratanya telah melampui 70,0 dan jumlah yang tuntas (klasikal) 75%. Hasilnya penelitian telah mencapai target maka siklus penelitian dapat dihentikan. Dari hasil aktivitas siswa dan hasil belajar siswa siklus II dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan penerapan Metode Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar Tahun Pelajaran 2013/2014 pada konsep menghitung volume; dan (2) Dengan penerapan Metode Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar Tahun Pelajaran 2017/2018 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar. Dari hasil aktivitas siswa dan hasil belajar siswa siklus II dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan penerapan Metode Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian; dan (2) Dengan penerapan Metode Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar Tahun Pelajaran 2017/2018 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian. SARAN Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran dengan pengelolaan kelas yang baik agar menjadi lebih kondusif. Bisa memanajemen waktu dan kesiapan untuk proses pembelajaran. Untuk penelitian lanjutan model ini perlu diterapkan pada kelas, sekolah dan materi yang berbeda untuk dapat meningkatkan hasil belajar. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 439

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMP. Jakarta: BNSP Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Dimyati dan Mudjiono. 2002 Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djumarah, Syiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Muslihuddin. 2008. Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Bandung: LPMP Jawa Barat. Nasution. 2004. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nunik, Avianti Agus. 2007. Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX SMP/MTs. BSE Pusat Perbukuan Depniknas. Omar, Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Slameto. 2010. Cooperatif Learning: Teori. Riset. dan Praktik. Bandung: Nusa Media. 440