BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)

BUKU KOMUNIKASI MAHASISWA - PEMBIMBING AKADEMIK Fakultas Kedokteran UI

BAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan sekolah lanjutan atas. Sebagai konsekuensinya mahasiswa wajib

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menangkap pelajaran berbeda-beda. Semuanya dipengaruhi oleh tingkat. siswa terhadap pengajar dan pelajaran tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Informasi mengenai perpustakaan di UB.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK (PA)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bustalin (2004:3) bahwa: Menurut Bustalin (2004:11) bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENASEHAT AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

(Tahun ajaran )

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan test tertentu (Abullah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN ASOSIASI PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI PSIKOLOGI INDONESIA (AP2TPI) NOMOR: 01/Kep/AP2TPI/2015 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

Prosedur Pembimbingan Akademik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran di dalam kelas. Pada proses pembelajaran, anak. untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING DI SMP NEGERI I MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah ; (1) menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli PR-1 Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto. Staf Ahli WR-1 Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANUAL MUTU UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Budaya Perusahaan dan Etika

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perguruan tinggi. Pendidikan di. Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di Perguruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

DOKUMEN LEVEL Standar Operasional Prosedur (SOP)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Persepsi 2. 1. 1 Definisi Persepsi ialah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi sebuah informasi. Sedangkan sensasi merupakan proses dimana seorang individu menangkap stimulus yang kemudian muncul respon pada stimulus tersebut, respon tersebut adalah persepsi (Rakhmat, 2004). Sedangkan menurut Yusuf (2001), proses penginderaan dinamakan persepsi. Hal tersebut dilakukan secara simultan pada suatu saat, serta dengan segala aspek yang menyertainya. Aspek-aspek tersebut kemuadian dicoba diterapkan dengan dirinya sendiri lalu kemudian direalisasikan pada seluruh aspek yang ada. Dapat diartikan proses pengindraan (persepsi) muncul setelah adanya proses penerimaan rangsangan (sensasi) 6

yang dimengerti dan dipahami secara sadar. Dikatakan secara sadar dikarnakan adanya proses penerapan aspek-aspek pada individu itu sendiri. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah makna tentang obyek atau stimulus yang timbul setelah soerang individu melalui proses penginderaan yang kemudian individu tersebut mengerti dan dapat menginterpretasikan obyek atau stimulus yang ada di lingkungannya. 2. 1. 2 Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan seseorang untuk memilih, mengorganisir, dan menafsirkan stimulus dari lingkungannya dan proses tersebut akhirnya akan mempengaruhi perilaku. Begitu pula sebaliknya, perilaku seseorang dapat mempengaruhi interpretasi dari stimulus yang diberikan, sehingga yang terjadi persepsi antara individu yang satu dan yang lainnya akan berbeda (Purwanti, 2012) Proses terjadinya persepsi secara umum terdiri atas proses fisik, proses fisiologik, proses psikologik, proses persepsi. Proses fisik adalah proses dimana stimulus ditangkap oleh alat indera manusia, stimulus dapat berupa audio, visual, audio visual ataupun stimulus yang hanya berupa imajinasi. Proses fisiologis adalah proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf sensorik. Proses psikologis adalah proses dimana muncul pada seorang individu muncul kesadaran tentang stimulus yang telah diterima oleh reseptor. Kemudian yang terakhir adalah 7

proses persepsi dimana muncul respon atau tanggapan dari seorang individu (Hamka, 2002). Persepsi individu antara satu dan yang lainnya terhadap suatu stimulus belum tentu sama. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh bentuk simulus itu sendiri, tetapi juga latar belakang saat stimulus itu terjadi. Latar belakang yang dimaksud mencakup pengalaman-pengalaman sensoris, perasaan saat terjadinya stimulus, prasangka, keinginan, sikap, dan tujuan (Mahmud, 1990). Ali (2004) mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang mempersiapkan dan seberapa jauh objek tersebut dapat menyenangkan bagi seseorang. 2. Faktor-faktor pribadi termsauk didalamnya ciri khas individu seperti taraf kecerdasan, minat, emosional dan lain sebagainya. 3. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di lingkungannya dapat memberikan arah kesuatu tungkah laku. 4. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku kultural (kebiasaan). Sedangkan menurut Walgito (2002), faktor-faktor yang berperan dlam pembentukan persepsi adalah sebagai berikut: 1. Objek yang dipersiapkan Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus tidak hanya dapat datang dari luar individu yang 8

mempersiapkannya namun dapat juga datang dari datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf yang bekerja sebagai reseptor. 2. Alat indera, saraf, dan susunan saraf pusat Alat indera atau reseptor merupakan alat yntuk menerima stimulus disamping itu juga harus ada sarf sensoris sebagai alat utuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke susunan saraf pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran. 3. Perhatian Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. 2. 2 Dosen Pembimbing Akademik (PA) 2. 2. 1 Definisi Dosen PA adalah tenaga pengajar tetap yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing mahasiswa dengan tujuan bimbingan adalah membantu mahasiswa mengembangkan potensinya sehingga memperoleh hasil yang optimal dan dapat menyelesaikan studinya dengan waktu yang ditentukan (Saputro, 2010). 9

Dosen PA merupakan staf pengajar tetap suatu perguruan tinggi yang paling tepat untuk menjadi sumber bantuan nasehat akademik agar para mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Bantuan tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan pandangan, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri (Yarni, 2011). 2. 2. 2 Tujuan Bimbingan Akademik Berdasarkan guidelines yang diterbitkan oleh The Council for The Advancement of Standards in Higher Education pada tahun 1986, tujuan utama dari bimbingan akademik adalah: to assist students in the development of meaningful educational plans that are compatible with their life goals. Academic advising should be viewed as a continuous process of clarification and evaluation. Artinya bahwa bimbingan akademik diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam membuat rencana pendidikan yang bermakna, bahkan juga diharapkan dapat sesuai dengan tujuan hidupnya (Valverde et al., 1998). Tujuan bimbingan akademik a) Membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuan pendidikan. b) Membantu mahasiswa menyelesaikan studi agar tepat waktu dengan cara yang efektif dan efisien. c) Meningkatkan pencegahan agar mahasiswa terhindar dari kesulitan yang menghambat studinya. 10

d) Membantu mahasiswa dalam memilih, menyusun, dan merencanakan program studi jangka pendek maupun jangka panjang. e) Memberikan gambaran tentang kemungkinan, alternatif, dan peluang yang dapat dipilih mahasiswa dalam merencanakan kegiatan studi serta konsekuensinya, khususnya tentang beban studi suatu semester tertentu dan mata kuliah yang akan ditempuhnya. f) Membantu mengembangkan tehnik belajar sesuai ketentuan belajar mengajar di perguruan tinggi baik secara mandiri maupun secara kelompok. g) Membantu memahami dan mengamalkan peraturan yang berlaku di perguruan tinggi. h) Memantau perkembangan mahasiswa khususnya yang menyangkut kemajuan studinya, dan memberi gambaran adanya keadan bahaya dan juga mendeteksi mahasiswa yang bermasalah. Upaya bimbingan akademik dari Dosen PA diarahkan sebagai upaya membantu agar mahasiswa dapat mengembangkan kemandiriannya dan kemapuannya, sehingga pada akhirnya mahasiswa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Bimbingan Dosen PA terhadap mahasiswa dilakukan secara kelompok atau individu dengan pengertian bantuan yang diberikan terhadap bimbingannya, tergantung pada interaksi antar Dosen PA dengan mahasiswa, dan juga tergantung pula pada sifat keterbukaan dari mahasiswa itu sendiri ( Nurhayati, 2011 dan Hidayatulloh, 2014) 11

2. 2. 3 Fungsi Dosen Pembimbing Akademik (PA) Fungsi Dosen PA pada dasarnya adalah membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi; membantu mahasiswa dalam mempertimbangkan mata kuliah yang akan diambil sesuai dengan beban SKS yang dapat diambil dan memvalidasi rencana studi; dan memonitor dan mengevaluasi perkembangan studi mahasiswa (Sudarmanto, 2011). Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Negri Jakarta tentang Pedoman Pembimbing Akademik Politeknik Negri Jakarta, terdapat 5 fungsi Dosen PA yaitu fungsi pencegahan, fungsi penyaluran, fungsi penyesuaian, fungsi perbaikan, dan fungsi pengembangan. Fungsi pencegahan berarti mengadakan pencegahan timbulnya masalah yang dapat menghambat perkembangan mahasiswa. Fungsi penyaluran memiliki arti bahwa Dosen PA harus membimbing mahasiswa untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dan mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya. Fungsi penyesuaian adalah membantu mahasiswa menyesuaikan diri dengan peraturan akademik dan mengarahkan cara belajar. Fungsi perbaikan dilaksanakan apabila mahasiswa menemui masalah dalam kehidupan kampus, sehingga fungsi in mencakup 3 fungsi sebelumnya yaitu fungsi pencegahan, fungsi penyaluran, dan fungsi penyesuaian. Kemudian yang terakhir adalah fungsi pengembangan yaitu melayani mahasiswa dalam mengembangkan pribadinya agar lebih terarah dan mantap dalam proses belajarnya (Politeknik Negri Jakarta, 2008). 12

Slameto (2003) menjabarkan fungsi dosen pembimbing akademik dalam beberapa poin sebagai berikut: a) Sebagai organisator, artinya dosen harus mampu megorganisir kegiatan belajar mahasiswa sehingga mencapai keberhasilan belajar yang optimal. b) Sebagai fasilitator, artinya dosen harus mampu memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta berusaha membina kemandirian mahasiswa. c) Sebagai inovator, artinya pengetahuan yang disampaikan kepada mahasiswa harus selalu up to date, dalam arti mampu menyerap nilainilai budaya serba canggih, selalu mengkaji pengalaman, selalu mengkaji ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap demokratis, memberikan kemungkinan kepada mahasiswa untuk berkreasi, dan dapat menemukan konsep dan prinsip sendiri serta membantu mahasiswa dalam mencari sumber dan kegiatan belajar. d) Sebagai penemu, artinya disamping tugas pokoknya mengajar dosen juga harus melaksanakan penelitian baik yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar maupun yang sesuai dengan bidang keahliannya. Melalui penelitian ini diharapkan dosen mampu menghasilkan temuan-temuan baru yang konstruksif untuk selanjutnya dapat dapat disumbangkan kepada penentu kebijakan melalui lembaganya yang masing-masing demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 13

e) Sebagai teladan, artinya yang memberi contoh bukan hanya cara berpikir saja tetapi dalam hal bersikap, bertindak, serta berperilaku. f) Sebagai evaluator, artinya harus mengerti, memahami, dan menguasai hakekat evaluasi. Evaluasi di sini dapat dipergunakan secara tidak terbatas, meliputi beberapa aspek kehidupan, tetapi juga dapat dipergunakan untuk melihat satu aspek saja, tetapi juga prestasinya. Perlu diperhatikan pula bahwa evaluasi tehadap belajar itu menunjukkan pula bagaimana prestasi mengajar dosen. g) Sebagai pemandu, artinya menunjukkan jalan bagi perjalanan belajar para mahasiswanya. h) Sebagai pencipta, artinya dosen harus mampu menciptakan situasi dan kondisi belajar yang kondusif, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. i) Sebagai pengabdi dan pelyan bagi masyarakat artinya dosen selain mengajar juga melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan ilmu pengetahuan serta pengalaman dan segala potensi yang dimiliki sebagai sumbangsihnya untuk kemajuan masyarakat. j) Sebagai konselor, artinya dosen harus mampu membantu mahasiswanya dalam memecahkan kesulitan baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun yang lainnya. Maka dari itu seorang dosen harus memahami prinsip-prinsip bimbingan, memahami psikolgi belajar, teori belajar, juga tentang ilmu kesehatan jiwa. 2. 2. 4 Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Akademik (PA) 14

Secara umum tugas dan kewajiban Dosen PA adalah menguasai kurikulum program studi yang diikuti oleh mahasiswa; mengenal situasi akademik jurusan/bagian yang terkait; mengetahui berbagai program kemahasiswaan; menetapkan dan mengumumkan jadwal pembimbingan; melayani mahasiswa bimbingan dengan sebaik-baiknya; melapor kepada ketua atau sekretaris jurusan/bagian bila meninggalkan tugas; dan memiliki catatan hasil pemantauan mahasiswa bimbingan (Sudarmanto, 2011). Sedangkan menurut Buku Saku Pembimbing Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tugas dosen pembimbing akademik adalah sebagai berikut: a) Merupakan role model sebagai seorang medical teacher. b) Menanamkan nilai-nilai luhur etika kedokteran, norma keagamaan dan kaidah profesional yang baik kepada mahasiswa dalam menjalankan profesinya sebagai dokter. c) Menciptakan suasana yang hangat dan baik dengan mahasiswa bimbingannya sehingga dapat menambah kegairahan proses pembelajaran mahasiswa. d) Dosen Pembimbing akademik diharapkan dapat senantiasa memberikan apresiasi dan positive reward yang menumbuhkan semangat pembelajaran mahasiswa (empowering). e) Memfasilitasi informasi akademik yang sesuai untuk mahasiswanya. 15

f) Merangsang motivasi belajar mahasiswa dan membimbing mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan belajarnya. g) Memonitor perkembangan atau kemajuan akademik mahasiswa. h) Mengidentifikasi dan berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa sedini mungkin. i) Membimbing mahasiswa dalam menjalani kegiatan akademisnya dan membantu mahasiswa dalam menghadapi masalah-masalah akademis. j) Membimbing mahasiswa dalam kegiatan di luar tugas akademis seperti berorganisasi, pengabdian masyarakat dan lain-lain. k) Mengarahkan mahasiswa dalam mencari ide penelitian dan mencari dosen pembimbing riset. l) Membantu mahasiswa dalam mencari penyelesaian masalah non akademis yang juga dapat mempengaruhi proses pendidikan mahasiswa, seperti masalah keuangan, akomodasi, hubungan interpersonal, dan lain-lain. m) Memantau keberhasilan mahasiswa dalam mencapai 7 kompetesi Utama dan 3 kompetensi pendukung yang tercantum dalam KURFAK 2005 (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008). 2. 2. 5 Wewenang Dosen Pembimbing Akademik (PA) Dalam menjalankan peran dan kewajibannya Dosen PA tentu memiliki kewenangan. Kewenangan Dosen PA yaitu 1) memberi nasihat, 2) memberi peringatan bila mahasiswa melakukan pelanggaran, 3) membantu mengatasi masalah (masalah studi atau pribadi) yang menghambat 16

kelancaran studi, 4) membantu mengatasi kesukaran mahasiswa dalam studi, 5) meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang berwenang untukmenangani masalah tersebut, 6) memberi bimbingan bagi mahasiswa dalam memecahkan masalah studi atau masalah pribadi, dan 7) merekomendasikan mahasiswa bimbingan untuk berkonsultasi kepada tim penasihat mahasiswa (TPM) apabila diperlukan (Sudarmanto, 2011). 2. 3 Masalah yang Umum Dihadapi Mahasiswa Kedokteran Dent & Rennie (2005) mengemukakan bahwa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran umumnya dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu akademik, karier, profesional, personal dan administratif. Masalahmasalah tersebut membutuhkan dukungan dan bantuan Dosen PA yaitu dalam bentuk konsultasi (Dent et al., 2005 dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008). Konsultasi akademik dapat meliputi identifikasi dan memberikan bantuan bagi mahasiswa dalam menghadapi masalah/kesulitan akademik, memberi umpan balik atau saran setelah ujian, memberi saran mengenai ketrampilan belajar ( study skills), serta membimbing mahasiswa dalam memilih komponen elektif selama masa pendidikannya. Konsultasi karier yaitu memberikan saran mengenai kesempatan magang/training setelah lulus, pilihan karir yang sesuai dengan kemampuan dan minat mahasiswa serta jenjang karir yang dapat diperolehnya. Selain itu, dapat pula membantu 17

menyiapkan curriculum vitae dan memberi saran mengenai teknik wawancara kerja. Konsultasi profesional yaitu membantu mahasiswa mengembangkan perilaku dan sikap yang etis dan profesional dan sesuai sebagai dokter. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pendekatan profesional terhadap pasien sedini mungkin dalam proses pendidikannya. Konsultasi pribadi atau personal yang dapat dialami oleh mahasiswa antara lain adaptasi atau penyesuaian pada pendidikan kedokteran, masalah hubungan pribadi, kesulitan keuangan, dan lain-lain. Konsultasi administratif umumnya berhubungan dengan pertanyaan apa, bagaimana, siapa, dimana, kapan mengenai administrasi dan organisasi pendidikan. Pertanyaan ini mungkin terlihat sepele namun sering menimbulkan masalah yang tidak perlu (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008). 2. 4 Kerangka Teori Mahasiswa Bimbingan Arahan Dosen Pembimbing Akademik Karakter Fungsi: Peralihan Child to adult - Organisator - Fasilitator - Inovator - Penemu - Teladan - Evaluator - Pemandu - Pencipta - Pengabdi - Konselor (Slameto, 2003) 18

Gambar 1. Kerangka Teori 19