SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN DIVERSIFIKASI KEMASAN KERIPIK DI CV. ASA-CIPTO ROSO (Didanai Hibah Hi-Link DIKTI) Oleh ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
RE-INFORRCEMENT KEMANDIRIAN DAN TRANSFER TEKNOLOGI PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK DI JALAN PAGAR ALAM MELALUI PROGRAM HI-LINK UNILA, INDUSTRI, DAN PEMDA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

IbM Kelompok Tani Buah Naga

ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

LAPORAN AKHIR HIBAH KKS-PENGABDIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap terus bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Kekuatan desain

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

Pelatihan Pembuatan Trek Suit Mas (Tepung Senerek Untuk Susu, Biskuit Dan Mie Basah) Guna Meningkatkan Nilai Jual Senerek di Desa Mangunrejo

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK TEMPE DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK MENJADI NUGGET. Novelina dan Diana Sylvi

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat

Jurnal Abdimas Mahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

I. PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian, maka pembangunan

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM JARINGAN USAHA SE-KOTA BATU GRAS (GUYUB RUKUN AGAWE SENTOSO) DI KOTA BATU

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

PENYULUHAN DAN PELATIHAN SADAR WISATA BAGI MASYARAKAT SEKITAR OBYEK WISATA SEJARAH DI KOTA SAWAHLUNTO

Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani Susila K

INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH TAHU GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT KAMPUNG SIDO BINANGUN KECAMATAN WAY SEPUTIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI KALIWIRU MELALUI USAHA BOGA BERBASIS MASAKAN MINANG

BAB IV. REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri keripik pisang milik Bapak Heriyanto di

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kotamadya Bandar Lampung dan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dan biaya yang wajar ( Herjanto, 2008 ). dengan mutu yang berstandar maka perusahaan tersebut akan sulit untuk

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

ARTIKEL PPM SOSIALISASI HKI BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BINAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh:

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PETANI JAMBU METE

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

The 7 th University Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PELATIHAN DIVERSIFIKASI MAKANAN TRADISIONAL BERBASIS SUMBERDAYA HAYATI LOKAL DI NGLANGGERAN GUNUNG KIDUL

LAPORAN AKHIR PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pisang Pontia dengan aneka rasa

KUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

PANDUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DPP / SPP

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PEMANFAATAN EKOWISATA MELALUI PETANI SALAK PONDOH DI DESA PANDANSARI, KAJORAN, MAGELANG.

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

PEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMASARAN BERBASIS WEBSITE BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN RAJABASA, KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Kasus: Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan pula kebutuhan konsumsi

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU PRODUSEN KERIPIK INDUSTRI RUMAH TANGGA DI TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG LABEL MAKANAN TAHUN 2012

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak di budidayakan oleh

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

Oleh. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung ABSTRAK

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KARYAWAN MELALUI PENGEMASAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA INDUSTRI KERIPIK BUAH-BUAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SAPARI (SALE TANPA MATAHARI) PKM KEWIRAUSAHAAN

1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN SENTRA / KLASTER INDUSTRI ANEKA TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKHIR KEGIATAN IPTEK

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Transkripsi:

SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN DIVERSIFIKASI KEMASAN KERIPIK DI CV. ASA-CIPTO ROSO (Didanai Hibah Hi-Link DIKTI) Oleh Dewi Sartika 1 ), Susilawati 1 ), dan Neti Yuliana 1 ) 1 )Dosen Jurusan THP, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung ABSTRAK Produk gorengan (fries food) adalah makanan yang sangat digemari masyarakat. Keripik pisang adalah produk gorengan. Di Lampung, keripik pisang merupakan makanan yang sangat digemari, bahkan menjadi makanan oleh-oleh khas Lampung yang diproduksi oleh Industri Rumah Tangga (IRT). IRT di gang PU yang memproduksi keripik Tergabung pada Kelompok Usaha Bersama Asa-Cipto Roso. KUB Asa-cipto roso hampir seluruhnya menjual dalam bentuk curah yang dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dikemas, segingga diperlukan sosialisasi dan pendampingan diversifikasi pengemas. Tim Pengabdian Masyarakat Unila melakukan sosialisasi dan pendampingan diversifikasi pengemas. Diharapkan dengan sosialisasi ini timbul kesadaran untuk selalu melakukan pengemasan dan diversifikasi pengemas. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa ada peningkatan kesadaran untuk selalu mengaplikasikan pengemasan (90%), pengetahuan pengolahan pangan kemasan siap jual (100%); pengetahuan diversifikasi rasa pangan kemasan siap jual (90%); pengetahuan diversifikasi bentuk pangan kemasan siap jual (70%), pengetahuan cara mengemas pangan siap jual (85%). Key word: diversifikasi, kemasan, keripik A. ANALISIS SITUASI I. PENDAHULUAN Kawasan Sentra Industri Kripik adalah sentra oleh-oleh makanan khas Lampung. Kawasan Sentra Industri Kripik terletak di jantung Kota Bandar Lampung tepatnya di Kelurahan Segalamider Kecamatan Kedaton dan dapat dituju melalui Jl. Teuku Umar atau melalui Jl. Imam Bonjol. Masyarakat Kota Bandar Lampung lebih suka menyebut Kawasan Sentra Industri Kripik dengan sebutan Kripik Gang PU. Kawasan Sentra Industri Kripik dapat ditempuh dari Terminal Rajabasa atau dari Stasiun Kereta Api Tanjungkarang dalam waktu kurang lebih 15

Namun demikian, kawasan ini hampir semuanya menjual produk dalam bentuk curah dengan harga yang lebih murah dibandingkan dikemas. Hal ini dikarenkan kurangnya inovasi pada pengelola industri rumah tangga (IRT) keripik. Pada masyarakat kebanyakan takut dengan pembaharuan, miskin inovasi, dan tidak memiliki pengetahuan atau cara-cara baru. Padahal bila ingin berhasil perlu adanya inovasi dalam usaha. Inovasi dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk kreativitas, inovasi, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti toleransi, nilai-nilai, pendidikan, dan pengalaman. Pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi (seperti makanan) berkemas adalah peluang yang sangat menguntungkan. Contohnya diversifikasi pengolahan keripik pisang hingga dikemas, diversifikasi pengolahan keripik singkong hingga dikemas, diversifikasi pengolahan keripik melinjo hingga dikemas. Diversifikasi dapat berupa diversifikasi rasa dan bentuk. Diversifikasi rasa dapat dilakukan dengan cara penambahan bahan tambahan atau cita rasa, misalnya rasa coklat, rasa keju, rasa strawberry, rasa susu,dan rasa vanila dan lain sebagainya. Diversifikasi bentuk dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk misalnya bulat lonjong, pipih, agak tebal, crispy, berongga, atau tipis dan lain sebagainya. Diversifikasi kemasan dapat dilakukan dengan memilihkan kemasan yang cocok misalnya kemasan plastik, semi alumunium foil, kertas, atau gelas (mini toples). Dengan pengkayaan kemampuan diversifikasi diharapkan softskill dari masyarakat pengusaha IRT keripik dapat meningkat. Diharapkan dengan pengabdian ini akan timbul diversifikasi pengemas baru di IRT keripik. Berdasarkan paparan diatas, menunjukkan bahwa sangat perlu dilakukan diversifikasi pengemas diversifikasi produk pangan siap jual, dan pemilihan pengemas yang baik. Diharapkan dengan pelatihan ini timbul produk baru yang berkemas sehingga permintaan konsumen meningkat. Dalam rangka mewujudkan keadaan yang diinginkan sebagaimana diuraikan di atas, Tim Pengabdian Masyarakat

Unila memandang perlu untuk mengadakan kegiatan pengabdian Peningkatan Kemampuan Diversifikasi Kemasan Keripik Siap Jual di IRT keripik PU jalan PU. B. PERMASALAHAN Secara umum permasalahan yang terjadi pada masyarakat pinggiran pasar tempel adalah: 1. Rendahnya keinginan untuk mendiversifikasi kemasan keripik. 2. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah dalam mengolah pangan dan mengemasnya. 3. Kurangnya pengetahuan tentang pemilihan pengemas yang baik/aman untuk pangan. 4. Kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi pengolahan pangan siap jual. C. TUJUAN KEGIATAN Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka kegiatan pengabdian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pendidikan dan pengetahuan dalam mengolah pangan dan mengemasnya. 2. Meningkatkan pengetahuan tentang pemilihan pengemas yang baik/aman untuk pangan. 3. Meningkatkan pengetahuan tentang diversifikasi pengolahan pangan siap jual. II. TARGET LUARAN A. TARGET LUARAN Luaran yang ingin dicapai pada kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Kualitas kemasan meningkat. 2. Pengkayaan kemampuan diversifikasi produk pangan kemasan yang siap jual. Meliputi diversifikasi produk, mengemas produk siap jual. 3. diversifikasi rasa pangan olahan siap jual, diversifikasi bentuk pangan olahan siap jual, pengemasan dan pelabelan pangan olahan siap jual.

4. Publikasi ilmiah. Luaran program pengabdian ini untuk meningkatkan kemauan untuk melakukan diversifikasi kemasan. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat dipublikasikan dalam prosiding atau jurnal pengabdian pada masyarakat dalam skala nasional. B. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Pada saat ini masyarakat pengusaha IRT keripik belum memiliki keinginan untuk melakukan pengemasan. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan diversifikasi produk pangan dan kemasan yang siap jual. Perubahan yang diharapkan dari adanya kegiatan pelatihan tersebut adalah perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap tentang karakterisasi pangan yang siap jual dan pengemas yang baik, bahaya pemakaian pengemas (migrasi komponen toksik pengemas) dan pengolahan pangan kemasan yang siap jual. Pemecahan permasalah terangkum pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Pemecahan masalah kegiatan peningkatan kemampuan mengemas melalui pelatihan diversifikasi produk pangan kemasan yang siap jual pada masyarakat pengusaha IRT keripik No Situasi Sekarang Perlakuan yang diberikan Output/keluaran yang diharapkan 1 Tidak diketahui cara mengolah produk pangan kemasan siap jual pelatihan cara mengolah produk pangan kemasan siap jual Peningkatan kemampuan mengolah produk pangan kemasan siap 2 Tidak diketahui cara mendiversifikasi rasa produk pangan kemasan siap jual 3 Tidak diketahui cara mendiversifikasi bentuk produk pangan kemasan siap jual pelatihan cara mendiversifikasi rasa produk pangan kemasan siap jual pelatihan cara mendiversifikasi bentuk produk pangan kemasan siap jual jual Peningkatan kemampuan mendiversifikasi rasa produk pangan kemasan siap jual Peningkatan kemampuan mendiversifikasi rasa produk pangan kemasan siap jual

4 Tidak diketahui cara mengemas produk pangan kemasan siap jual Pelatihan cara mengemas produk pangan kemasan siap jual Peningkatan kemampuan mengemas produk pangan kemasan siap jual III. METODE PELAKSANAAN A. KHALAYAK SASARAN Sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah kelompok pengusaha keripik IRT Asa-Cipto Roso. Setelah kegiatan pengabdian ini dilakukan, diharapkan agar seluruh peserta pengabdian mampu menerapkan dan mengambil manfaat dari sosialisasi diversifikasi pangan dan kemasan. B. KETERKAITAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan merupakan kegiatan di bidang teknologi pangan tepat guna yang sasarannya adalah kelompok pengusaha keripik IRT Asa-Cipto Roso. C. METODE KEGIATAN (1) Ceramah dan Diskusi Penyampaian materi kegiatan pengabdian masyarakat akan dilaksanakan dengan metode ceramah, kemudian dilakukan diskusi (Tanya jawab) yang akan memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan proses pemahaman materi atau menyampaikan gagasan dan permasalahan yang terkait dengan keamanan pengemas pangan dan pengolahan pangan jajanan yang benar. Metode ceramah dan diskusi dilakukan dengan harapan dapat berpengaruh positif terhadap pengetahuan dan sikap para peserta penyuluhan. Materi yang akan disampaikan pada kegiatan pengabdian masyarakat dalam ceramah dan diskusi meliputi: 1. pelatihan pemilihan pengemas yang baik untuk pangan olahan.

2. pelatihan cara mengolah produk pangan kemasan siap jual 3. pelatihan cara mendiversifikasi rasa produk pangan kemasan siap jual (2) Praktik/demonstrasi Metode praktek yang akan dilakukan meliputi pengolahan, diversifikasi rasa, diversifikasi bentuk dan diversifikasi pengemas produk yang siap jual. D. RANCANGAN EVALUASI (1) Evaluasi awal Evaluasi awal dilakukan pada awal kegiatan pengabdian dengan cara memberikan quistioner. Tes awal diberikan kepada semua peserta pengabdian. Kuestioner kemudian diolah untuk mengetahui pengetahuan awal peserta. (2) Evaluasi Proses Evaluasi akhir dilakukan pada akhir kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan tes akhir yang berupa kuestioner dengan pertanyaan yang sama dengan tes awal. Data kemudian diolah dan hasilnya dibandingkan dengan hasil evaluasi awal tes pertama untuk melihat seberapa jauh peningkatan pemahaman peserta sosialisasi. E. ORGANISASI PELAKSANA Personalia tim yang akan melaksanakan program pengabdian sebanyak 3 orang (1 orang ketua dan 2 orang anggota). Anggota tim terdiri dari 2 orang dosen yang berpengalaman dalam penelitian dan pengabdian di bidang pangan jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Waktu untuk kegiatan masing-masing sebanyak 5 jam/minggu. Personalia yang terlibat dalam penelitian ini adalah: 1. Ketua: a. Nama Lengkap : Dr. Dewi Sartika, STP, MSi. b. Disiplin Ilmu : Teknologi Hasil Pertanian 2. Anggota I: a. Nama lengkap : Ir. Susilawati, MS. b. Jabatan Fungsional : Lektor kepala

3. Anggota II: a. Nama Lengkap : Prof. Neti yuliana, MSi. c. Golongan / Jabatan : Profesor /IVA E. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan oleh 3 orang dosen 1 bergelar magister dan 2 bergelar doktor pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, yang semuanya memiliki kompetensi dalam melakukan pengabdian pada masyarakat. Tim pengabdian ini memiliki keahlian dalam bidang Pascapanen, pengolahan pangan, pengemasan dan penyimpanan, dan pembinaan kewirausahaan. Oleh karena itu tim pengabdian ini layak untuk menjalankan program pengabdian hibah Hi-Link. Berikut tugas dan tanggung jawab tim dalam menjalankan program kegiatan pengabdian (Tabel 2). Tabel 2. Tugas dan tanggung jawab masing-masing orang dalam Tim. No Nama Tugas dan Tanggung Jawab 1 Ketua: Dr. Dewi Sartika, STP, MSI, 1. menyelenggarakan Hi-link secara keseluruhan. 2. bertanggung jawab terhadap koordinasi 2. Anggota 1. Ir. Susilawati, MS 4. Anggota 2. Prof. Neti Yuliana, MS jalannya kegiatan. 1.membantu proses kegiatan 2.membantu proses penyuluhan dan praktek teknologi tepat guna 3.membantu proses pembinaan, monitoring dan evaluasi. 1.membantu proses kegiatan Pengemasan dan penyimpanan 2.membantu proses penyuluhan dan praktek teknologi tepat guna 3.membantu proses pembinaan, monitoring dan evaluasi. Program pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan dengan jadwal sebagai berikut. Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan pengabdian

No Kegiatan Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Observasi lokasi 2 Pengurusan Administrasi/perijinan 3 Bimbingan teknis pengolahan produk olah kemasan siap jual 4 Bimbingan teknis pengolahan diversifikasi rasa produk olah kemasan siap jual 5 Bimbingan teknis pengolahan diversifikasi bentuk produk olah kemasan siap jual 6 Bimbingan teknis pengemasan, bimbingan teknis untuk mendapatkan izin, dan pelabelan dan penyimpanan 7 Evaluasi 9 Pembinaan dan penyediaan jasa terpadu 10 Pembuatan Laporan dan pembuatan publikasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Acara Pengabdian dimulai dengan penyampaian sambutan, yaitu sambutan dari Dr Dewi Sartika, STP, Msi sebagai Ketua Tim Pengabdian (nara sumber) dan dilanjutkan oleh Ir. Susilawati, MS, dan Prof. Neti Yuliana, MSi, sebagai nara sumber. Setelah itu acara Pelatihan dimulai yang dipandu oleh. Dr Dewi Sartika, STP, Msi; Pelatihan pengolahan pangan kemasan siap jual; Pelatihan diversifikasi rasa pangan kemasan siap jual; Pelatihan pengolahan diversifikasi bentuk pangan kemasan siap jual. Dan Pelatihan cara mengemas pangan siap jual yang dipandu oleh Ir. Susilawati, MSi dan Prof. Dr. Neti Yuliana, MSi. Suasana pelatihan dan pemberian alat pengemas dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 berikut:

Gambar 1. Suasana Sosialisasi dan Pendampingan Gambar 2. Pemberian 26 Sealer untuk Peserta Sosialisasi Diversifikasi Pengemas

Kegiatan pelatihan dimulai pada pukul 9.00, diawali dengan memberikan quisioner awal (Contoh quisioner awal di Lampiran) kepada peserta sekaligus perkenalan dengan tim nara sumber (Lampiran). Quisioner awal yang diberikan mengandung content pengetahuan umum tentang materi pelatihan, diberikan untuk mengetahui pengetahuan dasar peserta tentang materi pelatihan tersebut (Tabel 1). Hasil kuisioner awal menunjukkan bahwa peserta pelatihan memiliki pengetahuan tentang entrepreneurship (0%), pengetahuan pengolahan pangan kemasan siap jual (0%); pengetahuan diversifikasi rasa pangan kemasan siap jual (0%); pengetahuan diversifikasi bentuk pangan kemasan siap jual (0%), pengetahuan cara mengemas pangan siap jual (0%). Hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya jiwa entrepreneurship pada masyarakat pinggiran pasar tempel. Hal ini diperburuk lagi dengan pengetahuan pengolahan pangan siap jual yang minim sekali. Di akhir acara dilakukan pengujian tingkat keberhasilan pelatihan dengan cara membagikan kuisioner akhir. Tabel 1. Matriks Hasil Kuisioner Awal Dan Akhir No Pertanyaan 1 Apakah saudara mengetahui tentang pangan kemasan siap jual? (Ya/Tidak) 3 Apakah saudara mengetahui tentang diversifikasi rasa pangan kemasan siap jual? (Ya/Tidak) 4 Apakah saudara mengetahui tentang diversifikasi bentuk pangan Kuisioner Awal (Yang Menjawab Ya) Kuisioner Akhir (Yang Menjawab Ya) Prosentase Keberhasilan 0% 90% 90% 0% 100% 100% 0% 70% 70%

kemasan siap jual? (Ya/Tidak) 5 Apakah saudara mengetahui tentang cara mengemas pangan siap jual? (Ya/Tidak) 0% 85% 85% Hasil tes dari kuisioner akhir menunjukkan bahwa: terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dengan uraian sebagai berikut: pengetahuan pengolahan pangan kemasan siap jual (90%); pengetahuan diversifikasi rasa pangan kemasan siap jual (90%); pengetahuan diversifikasi bentuk pangan kemasan siap jual (70%), pengetahuan cara mengemas pangan siap jual (85%). Kegiatan diskusi dipandu oleh Dr. Dewi Sartika, STP, MSi. (selain sebagai nara sumber juga sebagai anggota tim pengabdian). Selain kegiatan diskusi juga dilakukan kegiatan demonstrasi cara mengemas serta contohnya. Kegiatan sosialisasi, diskusi dan demonstrasi berjalan sangat baik dan lancar. Hal ini terlihat bahwa ke-5 point target (point 1-5, Tabel 1) prosentasi pemahaman pengetahuan meningkat dengan kisaran 70-100%. Peserta sosialisasi sangat antusias mengikuti jalannya acara, yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang dikemukakan. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dengan uraian sebagai berikut: pengetahuan pengolahan pangan kemasan siap jual (90%); pengetahuan diversifikasi

rasa pangan kemasan siap jual (90%); pengetahuan diversifikasi bentuk pangan kemasan siap jual (70%), pengetahuan cara mengemas pangan siap jual (85%). B. SARAN Perlu pendampingan lebih lanjut untuk membangkitkan inovasi baru dalam mengemas dan membuat produk baru sehingga diharapkan ada peningkatan kreativitas pengusaha IRT di gang PU. DAFTAR PUSTAKA Bachriansyah, S. 1997. Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi Pengemasan Industri Makanan dan Minuman, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Bogor 29 November 1997. Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology. Aug. 70-74. Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan, Jurusan TIP. IPB. Bogor.