BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masayrakat setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang. klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga. medis profesional yang terorganisir serta sarana prasarana

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB V PEMBAHASAN. 19.2, dan MKI 19.3 dalam Akreditasi KARS di RSUD dr.soeselo Slawi dengan meninjau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber daya manusia : 1. Pendidikan terakhir 2. Lama kerja 3. Umur 4. Pengetahuan. Kejadian Missfile

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

EVALUASI PENYELENGGARAAN FILING REKAM MEDIS MENGGUNAKAN RE-AIM FRAMEWORK DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

PEMERINTAH KOTA BONTANG PUSKESMAS BONTANG UTARA II Jl. Arif Rahman Hakim No. 40 RT. 40 Kel. Belimbing, Telp/Fax (0548) B O N T A N G

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasional, standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat mamiliki peran. yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan wawancara. sebagai salah satu metode untuk melakukan pengkajian data secara mendalam.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah manajemen pengolahan arsip-arsip dokumennya. rekam medis. Menurut Permenkes No. 269 / MENKES / PER / III /

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.tentu itu semua tidak lepas dari peran pelayanan kesehatan untuk menunjang derajat kesehatan itu sendiri.fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia menjadi perhatian banyak pihak, bukan hanya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tetapi juga kualitas pelayaan yang diberikan.untuk menjamin kualitas pelayanan yang di berikan, pemerintah mengambil langkah untuk melakukan akreditasi.dengan akreditasi diharapkan lembaga kesehatan mampu menjakankan fungsinya untuk peningkatan mutu dan peningkatan kinerja. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah puskesmas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Pelayanan kesehatan terhadap pasien di puskesmas tersebut terekam dalam rekam medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 269 Tahun 2008 rekam medis adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Di dalam pelayanan yang dilakukan puskesmas, rekam medis dibutuhkan sebagai bukti tertulis dan bukti rekaman tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang lainnya dengan tujuan menyediakan informasi untuk menunjang tercapainya tertib administrasi guna meningkatkan pelayanan kesehatan. Baik buruknya kualitas pelayanan kesehatan dapat diukur berdasarkan rekam medisnya. Rekam medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa,

mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan (Huffman, 1994). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi ketercakupan isi rekam medis sesuai peraturan yang berlaku, kelengkapan dan ketepatan dalam pelayanan medis disarana pelayanan kesehatan, serta terjaganya kerahasiaan rekam medis. Rekam medis yang terisi dengan lengkap dan tepat mencerminkan kualitas data atau pelayanan yang baik selain itu juga menunjukkan kedayagunaan dan ketepatgunaan perawatan pasien guna menjaga kesinambungan perawatan yang telah diberikan sebelumnya dan juga berguna untuk memperlancar proses klaim asuransi kesehatan. Berkas rekam medis adalah milik instansi pelayanan terkait sedangkan isinya adalah milik pasien yang harus dijaga kerahasiaanya yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan 269 Tahun 2008.Dari sudut pandang pasien rahasia medis adalah rahasia yang dimiliki oleh pasien dalam bidang medis. Dari sudut pandang tenaga kesehtan adalah rahasia milik pasien yang diketahuinya dan wajib disimpan oleh tenaga kesehatan dengan baik Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam medis sifatnya rahasia.informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dengan dokter yang wajib dilindungi sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengingat data dalam rekam medis bersifat rahasia, maka pada Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pada pasal 47 ayat (2) menyebutkan bahwa rekam medis disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Menteri kesehatan telah menetapkan standar akreditasi yang harus dicapai oleh suatu Fasilitas Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang dikeluarkan. Salah satu standar akreditasi Permenkes tersebut yaitu standar kerahasiaan dan keamanan berkas rekam medis, standar ini terdapat dalam Bab VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis.Pada standar 8.4 tentang manajemen

informasi rekam medis terdapat kriteria penilaian. Di dalam kriteria terdapat elemen penilaian yang harus dipenuhi terkait kerahasiaan dan keamanan rekam medis yaitu: a. Kriteria 8.4.2 petugas memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab pekerjaan. 1) EP 1 ditetapkan kebijakan dan prosedur akses petugas terhadap informasi medis. 2) EP 2 akses petugas terhadap informasi yang dibutuhkan dilaksanakan sesuai tugas dan tanggungjawab. 3) EP 3 akses petugas terhadap informasi dilaksanakan sesuai kebijakan dan prosedur 4) EP 4 hak untuk mengakses informasi tersebut mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi. b. Kriteria 8.4.4 rekam berisi informasi yang memadai dan dijaga kerahasiaannya tentang identifikasi pasien, dokumentasi prosedur kajian, masalah, kemajuan pasien dan hasil asuhan. 1) EP 1 isi rekam medis mencakup diagnosis, pengobatan, hasil pengobatan, dan kontinuitas asuhan yang diberikan. 2) EP 3 tersedia prosedur menjaga kerahasiaan rekam medis. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 15 Januari 2017 memperoleh informasi bahwa Puskesmas Pakualaman Yogyakarta sedang mempersiapkan untuk pelaksanaan akreditasi puskesmas yang implementasinya mulai 1 Januari 2017 dan pelaksanaan penilaian oleh survior Komite Akreditasi Nasional yang akan dilaksanakan pada Oktober 2017. Diketahui bahwa Puskesmas Pakualaman memiliki berkas rekam medis yang tidak mempunyai sampul yang berisikan identitas pasien dan disimpan dengan sampul berupa map plastik yang tidak memiliki pengait untuk formulir formulirnya. Dalam satu berkas rekam medis terdapat beberapa formulir yang dikaitkan dengan stapler dan dimasukkan kedalam map plastik tersebut. Dengan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti persiapan akreditasi puskesmas terkait kerahasiaan dan keamanan rekam medis di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana persiapan akreditasi puskesmas terkait keamanan dan kerahasiaan rekam medis di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu Mengetahui pelaksanaan perlindungan kerahasiaan dan keamanan rekam medis di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta dalam pemenuhan elemen penilaian Standar Akreditasi Puskesmas 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persiapan yang telah dilakukan dan belum dilakukan terkait kriteria 8.4.2 petugas memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab pekerjaan. b. Mengetahui persiapan yang telah dilakukan dan belum dilakukan terkait kriteria 8.4.4 rekam berisi informasi yang memadai dan dijaga kerahasiaannya tentang identifikasi pasien, dokumentasi prosedur kajian, masalah, kemajuan pasien dan hasil asuhan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dapat membantu puskesmas dalam mempersiapkan akkreditasi puskesmas. b. Bagi Peneliti 1) Menerapkan keilmuwan yang telah dipelajari dibidang rekam medis 2) Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan pada objek penelitian 3) Menerapkan dan membandingkan dengan teori yang diperoleh dengan sekema studi dan kenyataan dilapangan 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran ilmu medis dan meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis serta sebagai tolak ukur sejauh mana rekam medis diterapkan dilapangan kerja dan memberikan pembelajaran mengenai pelaksanaan akreditasi puskesmas b. Bagi Peneliti lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi dengan penelitian yang berhubungan dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) dengan judul Penerapan Kebijakan Terkait Kerahasiaan, Privasi, Keamanan, dan Integritas Data di Instansi Catatan Medis Dr. Sardjito Berdasarkan Standar MKI Akreditasi Versi 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kebijakan terkait dengan poin ke 10 Pokja MKI tentang kerahasiaan dan privasi data belum berjalan dengan maksimal, karena pada kenyataannya masih terdapat beberapa hal yang seharusnya tidak dilakukan petugas medis, seperti mengcopy lembar operasi pasien dan penerapan kebjakan terkait dengan poin ke 11 Pokja MKI tentang keamanan informasi termasuk integritas data belum berjalan dengan maksimal, karena pada pelaksanaan dilapangan masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan apa yang menjadi kesepakatan. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama sama persiapan yang dilakukan dalam menghadapi akreditasi dengan topik kerahasiaan dan keamanan berkas rekam medis. Perbedaan penelitin ini dengan penelitian Dewi (2014) yaitu tempat, objek dan waktu.dewi (2014) menggambarkan persiapan dalam menghadapi akreditasi rumah sakit, sedangkan penelitian ini persiapan dalam menghadapi akreditasi puskesmas. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rashida (2016) dengan judul Persiapan Dokumen Akreditasi Puskesmas 2015 terkait Kelengkapan dan Kerahasiaan Rekam Medis di Puskesmas Nanggulan Kulon Progo dibagian rekam medis terkait kelengkapan dan kerahasiaan berkas rekam

medis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokumen akreditasi SK tentang isi rekam medis, SOP penilaian kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, bukti pelaksanaan penilaian, hasil tindak lanjut penilaian dan SOP kerahasiaan rekam medis dari segi tenaga kurang siap karena kuantitas tenaga rekam medis yang belum ada sesuai dengan standar kebutuhan, dari segi metode kurang siap karena ada beberapa bagian format SK dan SOP yang tidak sesuai dengan pedoman penyusunan dokumen akreditasi, dari segi bahan sudah siap sebagai salah satu sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam pembuatan dokumen akreditasi, dari segi alat sudah siap sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menciptakan efisiensi kerja, dan dari segi biaya sudah siap sebagai biaya yang dibutuhkan guna menunjang tercapainya tujuan pembuatan dokumen akreditasi. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan Rashida (2016) yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Selain itu sama sama persiapan yang dilakukan dalam menghadapi akreditasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rashida (2016) yaitu tempat, subjek, objek dan waktu.rashida (2016) meneliti tentang persiapan akreditasi puskesmas yang sudah melakukan akreditasi puskesmas, sedangkan penelitian ini tentang persiapan akreditasi dalam rangka penilaian akreditasi puskesmas 2017. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ikhsanuddin, Anas, Harpeni (2015) dengan judul Evaluasi Penyelenggaraan Filing Rekam Medis Menggunakan Re AIM Framework di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten di bagian filing. Hasil penelitian ini menunjukkan berkas rekam medis tersimpan dalam rak filing, namun belum menjamin keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis. Waktu penyediaan berkas saat dibutuhkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu kurag dari 10 menit (Reach). Petugas yang memahami pekerjaan, didukung teknologi yang dikuasai sangat mempengaruhi efektifitas (Efficacy). Filing menggunakan metode desentralisasi dengan penjajaran menggunakan Straigt Numerical Filing Sistem (SNFS), serta dibakukan dalam Prosedur Tetap sebagai acuan/regulasi (Adoption). Seluruh

petugas faham dan melakukan langkah langkah dalam Prosedur Tetap, namun tidak dilakukan penyisiran berkas rekam medis secara rutin (Implementation). Belum dilakukan evaluasi secara berkala (Maintenance). Terdapat kelemahan dalam menjaga keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis. Penyisiran berkas rekam medis belum dilakukan secara rutin. Perlu pembenahan dalam Prosedur Tetap agar mencakup seluruh sistem penyelenggaraan filing yang sesai dengan standar akreditasi. Belum tergambar jelas mengenai masa depan atau keberlanjutan dari filing karena tidak dilakukannya evaluasi secara rutin dan perlu integrasi dari berbagai pihk terkait maintenance filing. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan Ikhsanuddin, Anas, Harpeni (2015) yaitu metode penelitian deskriptif dengan pedekatan kualitatif dan penelitian terkait kerahasiaan dan keamanan berkas rekam medis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ikhsanuddin, Anas, Harpeni (2015) yaitu tempat, subjek, objek dan waktu. Ikhsanuddin, Anas, Harpeni (2015) meneliti tentang evaluasi penyelenggaraan filing di Rumah Sakit menggunakan Re Aim Framework, sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang kesiapan kerahasiaan dan keamanan dalam menghadapi akreditasi puskesmas.