BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk terjadinya gagal jantung sebesar 75% yang termasuk di dalamnya bersamaan dengan penyakit jantung koroner. Gagal jantung dengan sebab yang tidak diketahui sebanyak 20-30% kasus (Depkes, 2007). Setiap tahun, diperkirakan 7,9 juta penduduk di kawasan Asia Tenggara meninggal akibat penyakit tidak langsung yang didominasi oleh sakit jantung termasuk stroke, diabetes, kanker, dan paru-paru kronis. Tiga dari lima kematian terjadi karena penyakit yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat (WHO, 2012). Penyakit jantung koroner di Indonesia menjadi penyumbang kematian sebesar 2.577 orang (2,67%) (Depkes, 2009). Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner (Redaksi Agromedia, 2009). Peningkatan insiden penyakit jantung koroner berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang turut berperan dalam meningkatkan faktor risiko penyakit ini seperti kadar kolesterol lebih dari 200 mg%, high density lippoprotein (HDL) kurang dari 35mg%, perokok aktif dan hipertensi (Darmojo, 2004). Kemakmuran telah mengubah cara pandang orang dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru, yang tidak sesuai dengan prinsip pola hidup sehat telah menimbulkan jenis penyakit baru yang tidak ada sebelumnya, atau jumlahnya meningkat dibandingkan dengan era sebelumnya. Misalnya kebiasaan merokok, minuman beralkohol, narkoba, kurang gerak dan diet makanan rendah serat dan berlemak (Cahyono, 2008). Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan di dalam tubuh manusia, sedangkan profil lipid adalah zat lemak utama yang diukur dalam darah, 1
2 mencakup kadar kolesterol total, kolesterol high density lippoprotein (HDL), dan trigliserida (Morrel, 2007). Kolesterol merupakan komponen alamiah dari makanan seperti daging sapi, babi, kambing, ayam dan ikan, daging, unggas dan telur, karena kolesterol merupakan bagian normal dari sel binatang. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang dimakan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kebanyakan pemasukan kolesterol lebih dari yang dibutuhkan yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan kolesterol dalam jumlah yang berlebihan. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah ateri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal atherosclerosis. Penyempitan dan pengerasan yang cukup berat dapat menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, sehingga timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan menjurus ke serangan jantung (Soeharto, 2004). Kesehatan jantung erat kaitannya dengan kadar lipid dalam darah. Kadar kolesterol jahat low density lippoprotein (LDL) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada dinding pembuluh darah arteri. Jika kadar low density lippoprotein (LDL) tidak diturunkan maka pembuluh darah akan menyempit, sedangkan jika mengenai arteri koroner maka suplai darah ke jantung berkurang akibatnya otot jantung kekurangan oksigen sehingga timbul keluhan nyeri dada, sesak napas, pusing dan muntah (Nilawati, 2006). Salah satu upaya untuk menurunkan kolesterol dalam darah adalah dengan statin yaitu obat penurun lipid yang paling baru. Obat ini sangat efektif untuk menurunkan kolesterol total dan Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan terbukti menurunkan angka kejadian penyakit jantung koroner dan mortalitas total. Statin mempunyai sedikit efek samping dan saat ini biasanya merupakan obat pilihan pertama (Neal, 2006). Berdasarkan hasil penelitian Athyros VG, Tziomalos K, Gossios TD, dkk (2010) diketahui bahwa terapi statin aman dan dapat memperbaiki tes liver dan menurunkan morbiditas kardiovaskular pada
3 pasien dengan tes liver abnormal ringan sampai sedang yang secara potensial muncul pada penyakit fatty liver non-alkaholik. Hasil penelitian Sargowo (2012) diketahui bahwa penggandaan dosis statin 2 kali lipat berhubungan dengan penurunan kadar kolesterol LDL lebih besar, yaitu sebesar 4% hingga 6% dan untuk kolesterol non-hdl sebesar 3% hingga 6%. Pencapaian target kadar lemak yang lebih besar dengan peningkatan dosis, mendukung kegunaan dari terapi statin dosis tinggi untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler yang lebih efektif. RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan merupakan rumah sakit pemerintah yang mempunyai fasilitas poliklinik jantung dengan fasilitas yang lengkap dan menjadi rujukan bagi pasien jantung di wilayah sekitarnya. Jumlah pasien jantung di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2011 sebanyak 3.112 terdiri dari 1.112 (35,73%) pasien lama dan 2.000 (64,27%) pasien baru. Jumlah pasien jantung di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2012 sebanyak 3.203 terdiri dari 1243 (38,80%) pasien lama dan 1920 (59,94%) pasien baru. Hal ini menggambarkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan penderita jantung baru. Berdasarkan standar prosedur operasional (SPO) pasien jantung koroner di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan maka setiap pasien jantung koroner baru harus menjalani pemeriksaan dasar yaitu anamnesia disertai pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang terdiri dari EKG, laboratorium (darah rutin enzim jantung, panel lipid gula darah, kreatinin), foto rontgen dada dan ekokardiografi. Hasil laboratorium kemudian dianalisa dan bila terjadi kadar kolesterol dalam darah di atas normal, maka dilakukan terapi statin dan tiga bulan kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah pasien. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan mengambil penelitian dengan judul, Perbedaan Profil Lipid Pasien Jantung Koroner Sebelum dan Sesudah Terapi Statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan
4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada perbedaan profil lipid pasien jantung koroner sebelum dan sesudah terapi statin di klinik jantung RSUD Kraton Pekalongan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan profil lipid pasien jantung koroner sebelum dan sesudah terapi statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan profil lipid meliputi high density lippoprotein (HDL), low density lippoprotein (LDL) dan trigliserida pasien jantung koroner sebelum terapi statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan. b. Mendeskripsikan profil lipid meliputi high density lippoprotein (HDL), low density lippoprotein (LDL) dan trigliserida pasien jantung koroner setelah terapi statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan c. Manganalisis perbedaan profil lipid pasien jantung koroner sebelum dan sesudah terapi statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan
5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien jantung koroner terutama penurunan kadar kolesterol dalam darah. 2. Bagi Perawat Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang cara menjaga profil lipid dengan gaya hidup yang sehat. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup keperawatan medikal bedah. F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul & Peneliti Jenis Penelitian Pengambilan Sampel Analisa Data Hasil Penelitian Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Dua sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional Teknik pengambilan sampel adalah sampel jenuh sebanyak 52 orang. Korelasi Person Product Moment Hasil uji person menunjukkan ada hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar trigliserida (p:0,016), tidak ada hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan koleterol LDL
6 Judul & Peneliti Jenis Penelitian Pengambilan Sampel Analisa Data Hasil Penelitian Rumah Sakit Moh. Ridwan Mauraksa Periode Juli - November 2010 Peneliti : Yeria (p:258), dan tidak ada hubungan kadar glukosa darah puasa dengan HDL (p: 0,694) Statin untuk Pencegahan Primer Komplikasi Kardiovaskular pada Pasien DM tipe 2 dengan Profil Lipid yang baik Tahun 2010 Peneliti: Nursalim dkk Penelitian deskriptif data dokumentasi Teknik purposive sampling Validity, importance, dan applicability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga studi tersebut menunjukkan penurunan komplikasi dan mortalitas kardiovaskular pada kelompok terapi statin. Selain penurunan angka komplikasi kardiovaskular, ketiga studi itu juga melaporkan terdapatnya penurunan komplikasi serebrovaskular pada pasien yang diberikan terapi statin. Pemberian statin merupakan terapi yang efektif dalam menurunkan komplikasi kardiovaskular pada pasien DM tipe 2 dengan profil lipid normal Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada variabel penelitian dan desain penelitian. Variabel penelitian adalah profil lipid pasien jantung koroner dengan desain quasi eksperimen.