333 " PETA KEJAHATAN DI INDONESIA Oleh: Mulyana W h Memperbatikan kecenderungan kecenderungan kejabatan adalab tindak dini dan penting dilakukan dalam mempersempit laju kriminalitas Di Indonesia angka laju kriminalitas tidak tetap seperti tabun 1983 1987 menunjukkan penurunan angka kriminalitas Penulis artikel ini mengbimbau agar dipabami secara lebih mendalam atas tipologi kejabatan dalam rangka mengantisipasi kejahatan di masa mendatang selain barus mengaitkannya dengan aspekaspek perubahan :sosi31~konomi yang mengkondisikan tllmbuhnya faktorfaktor kriminogenik " Sifat dan luas kejahatan yang tengah berkembang senantiasa hams dipantau mengingat dampak ekonomi sosial dan psikologi yang ditimbulkan terhadap masyarakat Salah satu langkah penting kearah ito adalah dengan mencoba mengamati kecenderungankecenderungan kriminalitas dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar bagi penentuan strategi penanggulangan kejahatan serta upaya untuk menen " tukan antisipasi kejahatan pada masamasa yang akan datang " Perkembangan kuantitatif kejahatan di Indonesia dalam peri ode tahun 1983 1988 memperlihatkan kenyataan menurunnya angka kriminalitas sepanjang lima tahun (19831987) akan tetapi kembali naik pada tahun 1988 S ungguhpun begitu apabila dihitung berdasarkan angka laju kejahatan (crime rate) per 100000 penduduk justru terjadi penurunan " Sementara itu prosentase penyelesaian kejahatan (crime clrearance rate) mencapai ratarata 531% dalam kurun wakto tersebut sebagaimana digambarkan dalam tabel di bawah ini :
10000 Hukum dan Pembangunan Tabel: Jumlah Kejahatan yang Dilaporkan serta Jumlah dan Prosentase Penyelesaian Kej~hatan di Indonesia Tahun 19831984 Jumlah Jumlah % Penyelesaian AngkaLaju Penyelesaian K</oahatan Per Tahun Kejahatan Kejahatan Kejahatan 1 00 Pddk 1983 226843 113100 50 143 1984 200945 100578 50 124 1985 118805 90870 50 113 1986 190620 91520 52 118 1987 186506 102368 55 114 1988 198392 122736 6186 113 Sumber : Mabes POLRI Dalam versi lain statistik kriniinal yang disusun oleh BPS menunjukkan kesimpulan yang kurang lebih sarna yakni penurunan dalam angka laju kejahatan padaperiode tabun 19811986 Tabel : Jumlah Penduduk Jumlah Peristiwa Kejahatan dan Aogka Laju Kejahatan di Indonesia Tahun 1981 1986 T a h u n Perincian 1981 1982 1983 1984 1985 1986 Penduduk 151314]/"154661:71"1500927 1161579~ 16462961680856 (X 1(0) Jumlah 230155 223768 216884 189793 179970 148708 Peristiwa Kejahatan Angka 152 45 137 117 109 88 Laju Kejahatan Per Sumber: Statistik Kriminal BPS Data BPS juga menampilkan gambaran bahwa prosentase penye1e1iaiaan kejahatan terns menerns meningkat dalam periode 19811986
Peta Kejahatan 335 Tabel: Prosentase Penyelesaian Kejahatan Di Indonesia Tahun 19811986 Prosentase Tahun Penyelesian Ke ahatan 1981 1982 1983 1984 1985 1986 494 444 497 509 538 575 Sumber: Statistik Kriminal BPS Dengan demikian angka ratarata penyelesaian kejahatan yang berhasil dicapai dalam periode itu menurut catatan BPS adalah 5095 Diantara kejahatan yang telah diuraikan diatas pada umumnya kejahatan yang menduduki temrat teratas adalah kejahatan terhadap harta 'benda dalam hal ini pencurian dengan ~ekerasan serta penganiayaan berat Sepanjang 5 (lima) tabun terakhir yakni tabun 19841988 Polda Metro Jaya terus menempati peringkat tertinggi dalarn jumlah kejahatan Hal ini jelas berbeda dengan 10 (sepuluh) tahun sebelumnya (tabun 19741978) ketika peringkat per tamaditempatiolehjawatimur(tabun 1974 1975 1976) dan Jawa Tengah (tabun 1977 dan 1978) Akan haloya aspek kualitatifkejahatan kejahatankejahatan dengan derajat keseeriusan yang tinggi dalam artimenimbuikan "ketakutan atas kejahatan" (fear of crime) yaitu reaksi emonisional yang ditandai oleh kecemasan dan perasaan terancam bahaya serta kejahatan yang dinilai mengakibatkan kerugian fisik sosial dan ekonomi yan berat memperlihatkan gejala pellingkatan maupun penurunan secara relatif konstan seperti tergambar di bawah ini Jumlah kejahatan dengan Tingkat Keseriusaanyang Tinggi serta Prosentase Penyelesaiannya di Indonesia Tahun 19851988 Jenis Kejahatan Tahun 1985 Tahun 18% Tahun 1987 Tabun 1988 Jumlah % Penye Jumlah %Penye Jumlah % Penye Jumlah % Penyelesaian lesaian leseaian lesaian Pembunuhan 1485 6984 1711 5585 1616 6293 1393 7128 Penganiayaan Berat 11312 6816 11930 5835 12801 ' 6028 12069 5584 Pencurian dgn Kekerasan 7743 4341 8245 3395 8552 3931 7506 3860 Pencurian ilengin Pemberatan 47724 4116 48403 3785 47317 4109 59643 3833 Perkosaan 1495 6060 1660 3240 1523 5948 1326 6478
336 H ukum dan Pembangunan Dari tabel diatas nampak bahwa untuk kejahatankejahatan terhadap badan dan jiwa tingkat penyelesaian kejahatan ratarata cukup tinggi (diatas 60%) dalam tahun 19851988 yaitu 65% (pembunuhan) 746% (penganiayaan berat) dan 543 %(perkosaan) sedangkan untuk kejahatan terhadap harta benda relatif rendah yakni pencurian dengan kekerasan (388%) dan pencurian dengan pemberatan 396% Kejahatankejahatan lain yang mengedepankan di bidang ekonomi dan perlu memperoleh perhatian oleh karena sifat dan luasnya yang membawa kerugian keuangan bagi negara adalah: ~l: Jumlah dan Prosentase Penyelesaian Kejahatan Penyelundupan Pajak & Cukai serta Korupsi di Indonesia Tahun 19851988 Jenis Tahun 1985 Tahun 1986 Tahun 1987 Tahun 1 lesaian jahatan lesaian Penyelun dupan 115 7565 125 2 106 23 Pajak & Cukai 35 6285 03 4 7777 Korupsi 35 20 00 16 3 1212 Sumber: Statistik Kriminal BPS Kasuskasus penyelundupan temyata menunjukkan penurunan sejak tahun 1985 demikian pula halnya kejahatan pajak dan cukai yang menrnun sejaktahun 1986 sementara tindak pidana korupsi baik sejak tahun 1986 "Property crimes" dalam bentuk yang jauh lebih canggih adalah kejahatan di bidang perbankan yang akhirakhir ini memperoleh sorotan luas dengan jumlah kerugian yang sangat mengejutkan
Peta Kejahatan 337 Tempo (31 Desember 1988) menurunkan tabel sebagai berikut: Jumlah Perkara dan Kerugian Bank 1982 1989 JuniI8h Periode Kerugian Bahan Sasaran Perkara (Rp) Pemerintah Swasta Asing 19821983 15 5357006001 4 7 4 19831984 8 7162440566 4 1 3 19841985 4 1799444463 2 2 19851986 7 2190987528 2 4 1 19861987 12 15175000000 1 10 1 19871988 19 3983789000 1 2 1 19881989 41 12150451566 2 2 Jumlah 106 45774188134 16 28 10 Kejahatan dibidang perbankan jelas amat terkait dengan perkembangan teknologi dibidang ini khususnya penggunaan komputer disarnping itu juga dalam modus operasinya memperlihatkan ciriciri kejahatan terorganisasi oleh para "white collar criminals" Jenis kejahatan lain yang dinilai semakin luas jangkanannya dan kian menunjukkan dikelola oleh "organized crime" yakni narkotik menampilkan gambaran sebagai berikut : Jumlah Kejahatan Narkotika dan Penyelesaiannya Di Indonesia Tahun 19851988 Tahun Jumlah % Penyelesaian 1985 692 8367 1986 656 8826 1987 479 716Q 1988 504 8670 Sumber: Statistik Kriminal PBS
338 H ukum dan Penibangunan Apabila angka tersebut memang mencellninkan kenyataan kejahatan narkotika yang sesungguhnya maka jelas dapat dikatakan masih pada tingkat yang sangat terkendali sementara angka rata~rata penyelesaian juga cukup tinggi yakni 8255 dalam periode tahun 19851988 Gambaran umum mengenaikecenderungan kejahatan di Indonesia sebagaimana dipaparkan menunjuk pada sejumlah kenyataan adanya peningkatan kejahatankejahatan terhadap harta benda berdimensi konvensional serta modem (dalam hal ini pencurian dengan pembenltan dan kejahatan di bidang perbankan) "white collor crime" (secara khusus kejahatan korupsi) serta penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk kejahatan terorganisasi dalam tah~n 1988 dibandingkan dengan tahun sebelumnyaa Antisipasi kejahatan pada tahuntahun mendatang selain parus dikaitkan dengan aspekaspek perubahan ekonomisosial yang mengkondisikan tumbuhnya faktorfaktor kriminogenik juga perlu dilandasai oleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai tipologgi kejahatankejahatan tersebut di atas Di bawah pemerintah4n orangorang' besa~ pena lebih berkuasa daripada pedang (Baron Lytton 18031873) If a man will' begin with certanties he whall end in doubts; but if he will b~ content to begin with doubts will end in certainties (Francis Bacon)