GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU JINTEN 9 KELURAHAN BUMIJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG KUNJUNGAN DI POSYANDU REMUJUNG DI KELURAHAN WIROGUNAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status


BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

GAMBARAN PERSEPSI IBU MENYUSUI MENGENAI ASI EKSKLUSIF YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA 1

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

EVALUASI PENATALAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU JINTEN 9 KELURAHAN BUMIJO RW 9 WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

Umi Sa adah, Asih Setyorini

LUTFI NANDA PURNAMASARI

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

Diar Nanda Wulansari 1), Heni Hirawati Pranoto 2), Priyanto 3) Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

Oleh : Suyanti ABSTRAK

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Transkripsi:

i GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU JINTEN 9 KELURAHAN BUMIJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh : AFIFAH KURNIYAWATI 1114159 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 i

ii ii

iii iii

iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Perkembangan Balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr. M. Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M. Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Melisa Putri Rahmadhena, M.Clin., Mid selaku pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi, serta memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah. 4. Dian Puspitasari, M.Keb selaku penguji penyusunan karya tulis ilmiah. 5. Bidan dan pengurus Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin studi pendahuluan kepada penulis. 6. Kedua orang tua, dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do a, dan semangat pada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu kebidanan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar dalam penulisan karya tulis ilmiah dapat lebih baik. Yogyakarta, Mei 2017 Penulis iv

v DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix INTISARI... x ABSTRACT... xi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 6 1. Balita... 6 2. Perkembangan... 6 3. Denver Developmental Screening Test (DDST)... 11 B. Kerangka Teori... 38 C. Kerangka Konsep... 39 D. Pertanyaan Penelitian... 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 41 C. Populasi dan Sampel Penelitian... 42 D. Variabel Penelitian... 42 E. Definisi Operasional... 43 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 43 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 44 H. Etika Penelitian... 46 I. Pelaksanaan Penelitian... 46 v

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 48 1. Gambaran Umum Lokasi... 48 2. Analisis Hasil Penelitian Karakteristik Responden... 48 3. Analisis Hasil Penelitian Persektor... 50 4. Analisis Hasil Penelitian Keseluruhan... 52 B. Pembahasan... 52 C. Keterbatasan penelitian... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 57 B.Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

vii DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 5 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 43 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua Balita... 49 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Personal Sosial... 50 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus... 50 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perkembangan Bahasa... 51 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar... 51 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Interprestasi Keseluruhan Hasil Tes Perkembangan Balita... 52 vii

viii DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Kerangka Teori... 38 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 39 viii

ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Proposal Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan di Dinas Kesehatan Yogyakarta Lampiran 3 : Surat Izin Studi Pendahuluan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Lampiran 5 : Surat Izin Studi Pendahuluan di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Lampiran 10: Lembar Pernyataan Persetujuan Kesediaan Responden Lampiran 11: Lembar Denver Denver Developmental Screening Test (DDST) Lampiran 12: Hasil Olah Data SPSS ix

x GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU JINTEN 9 KELURAHAN BUMIJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA Afifah Kurniyawati 1, Melisa Putri Rahmadhena 2 INTISARI Latar Belakang : Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Pada masa balita ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan sosial. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran perkembangan balita dengan menggunakan lembar Denver II di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Metode : Menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yaitu 53 responden dengan menggunakan teknik sampel jenuh/total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar Denver II. Hasil : Gambaran perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 49 balita (92,5%), personal sosial dengan kategori caution (peringatan) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%), motorik halus dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%), bahasa dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%), motorik kasar dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Kesimpulan : interprestasi keseluruhan hasil tes perkembangan balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 51 balita (96,2%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori dicurigai (suspect) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). Kata Kunci : Perkembangan, Denver II, Balita 1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta x

xi THE DESCRIPTION OF TODDLER DEVELOPMENT IN JINTEN 9 INTEGRATED HEALTH CARE POST POLITICAL DISTRICT ADMINISTRERED BUMIJO WORKING AREA OF JETIS HEALTH CENTER YOGYAKARTA Afifah Kurniyawati 1, Melisa Putri Rahmadhena 2 ABSTRACT Background : Toddler is the period of life that is very important and noteworthy. There is during this process of growing toddler rapid physical growthand the development of psychomotor, mental and social. Objective : To know the description of the development of toddler by using sheets of the Denver II in jinten 9 integrated health care post political district administrered bumijo working area of jetis health center yogyakarta Methods : Use descriptive method quantitative descriptive survey approach. Population and sample in this research is all the toddlers in jinten 9 integrated health care post political district administrered Bumijo working area of Jetis health center Yogyakarta, that is 53 respondents using saturated samples/total sampling. Data collection techniques using sheets of the Denver II. Results : An overview of the development of personal social toddler using Denver II with normal category as many as 49 toddler (92.5%), personal social categories with caution (warning) that is as many as 2 toddler (3.8%), soft motorik with normal category as many as 48 toddler (90.6%), language with normal category as many as 48 toddler (90.6%), rugged motorik with normal category as many as 48 toddler (90.6%). Conclusion : the overall interpretation of test results the development of toddler using Denver II with normal category as many as 51 fives (96.2%). Development of personal social toddler using Denver II with a category suspected (suspect) that is as many as 2 toddler (3.8%). Keywords : Development, Denver II, Toddler 1 Midwifery Student Of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Midwifery Lecture Of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks (Ardiana, 2011). Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih pesat pada usia dini, yaitu usia 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase Golden Age. Fase Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk mempertahankan tumbuh kembang anak secara cermat agar dapat mendeteksi dini apabila terjadi kelainan pada anak, peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak terutama pada masa Golden Age (Marmi, 2012). Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Pada masa balita ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan sosial (Adriani, 2012). Setiap anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Marimbi, 2010). Pembangunan kesehatan merupakan upaya membangun kesehatan anak yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai 5 tahun pertama kehidupannya. Pembangunan kesehatan anak bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemantauan terhadap perkembangan anak sejak balita (Depkes RI, 2016). Faktor yang memengaruhi perkembangan salah satunya adalah status gizi. Status gizi merupakan faktor yang penting dalam proses perkembangan anak. Upaya yang dilakukan tenaga kesehatan untuk pemantauan perkembangan anak adalah melalui kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita (SDIDTK). SDIDTK merupakan kegiatan untuk mengetahui penyimpangan perkembangan pada balita secara dini agar lebih mudah menstimulasi perkembangan pada balita (Depkes RI, 2016). Pemantauan tumbuh kembang sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan kemunduran perkembangan pada anak. Fakta dan angka nasional 1

2 menunjukkan 1 dari 3 anak balita terhambat pertumbuhan dan perkembangan. Rata-rata 40% anak balita di daerah pedesaan terhambat pertumbuhan dan perkembangannya yang disebabkan karena gizi buruk (Unicef, 2012). Status gizi buruk pada balita dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar secara nasional, prevalensi gizi buruk pada balita tahun 2007 terdiri dari 5,4%, tahun 2010 terdiri dari 4,9%, dan tahun 2013 terdiri dari 5,7%. Untuk mencapai target MDGs tahun 2015 yaitu 3,6% secara nasional harus diturunkan sebesar 2,1% (Kemenkes, 2013). Pemantauan status gizi balita di Kota Yogyakarta dilakukan setiap tahun 2 kali untuk mengetahui gambaran prevalensi status gizi balita yang mengalami gizi buruk. Prevalensi gizi buruk di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebanyak 0,59%, tahun 2014 sebanyak 0,67%, dan tahun 2015 sebanyak 0,69%. Puskesmas Jetis memiliki prevalensi gizi buruk pada balita tertinggi pada tahun 2015. Cakupan balita yang mengalami gizi buruk terbanyak di Puskesmas Jetis wilayah Kota Yogyakarta sejumlah 19 anak. Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sebanyak 165 anak dan pada tahun 2015 turun menjadi 77 anak. Jika dilihat dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) maka target perawatan gizi buruk adalah 100 %. Di Kota Yogyakarta untuk semua kasus gizi buruk yaitu 77 anak telah mendapatkan perawatan sesuai di Puskesmas maupun di Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta (Dinkes DIY, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 27 Januari 2017 di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta, didapatkan hasil angka kejadian gizi buruk tertinggi terdapat di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Jumlah balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo sebanyak 53 balita dan terdapat 2 balita yang dicurigai mengalami keterlambatan dalam perkembangan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Perkembangan Balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta

3 B. Rumusan Masalah Pemantauan tumbuh kembang sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan kemunduran perkembangan pada anak dan status gizi buruk pada balita dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah peneliti adalah Bagaimana gambaran perkembangan balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perkembangan balita dengan menggunakan lembar Denver II di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran perkembangan personal sosial balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. b. Untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik halus balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. c. Untuk mengetahui gambaran perkembangan bahasa balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. d. Untuk menegetahui gambaran perkembangan motorik kasar balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.

4 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan penelitian yang berkaitan dengan gambaran perkembangan balita dengan menggunakan lembar Denver II. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Balita Hasil penelitian ini diharapkan ibu mampu memberikan stimulasi terhadap anaknya, dan segera memeriksakan anaknya ke bidan atau tenaga kesehatan lainya bila ada keluhan tentang perkembangan anaknya. b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan balita untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. c. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang perkembangan pada balita. d. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan penelitian ini dapat menambah koleksi bahan pustaka di perpustakaan.

5 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Penulis Judul Hasil Penelitian Perbedaan Sunarsih Rahayu, 2014 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Posyandu Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pertumbuhan balita dengan perkembangan balita. Dari hasil analisis diperoleh r=0,395, artinya hubungan pertumbuhan balita dengan perkembangan balita menunjukkan hubungan sedang. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kolerasional. Dewi Rosita dan Yayuk Norazizah, 2015 Studi Deskriptif Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan dengan Metode DDST II di Desa Pancar, Mayong, Jepara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perkembangan balita normal sebanyak 29 balita (51,8%), sektor personal sosial sebagian besar normal sebanyak 44 balita (78,6%), sektor motorik halus sebagian besar normal sebanyak 49 balita (87,55%), sektor bahasa sebagian besar normal sebanyak 38 balita (67,95%), sektor motorik kasar sebagian besar normal sebanyak 41 balita (73,2%). Metode penelitian ini menggunakan deskriptif, diambil secara acak dengan teknik lotre. Husnah, 2015 Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkembangan Anak Usia Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh. Hasil penelittian didapatkan pola makan yang benar 35 anak (74%), pola makan salah 12 anak (26%), anak dengan pertumbuhan normal 36 anak (77%), pertumbuhan tidak normal 11 anak (23%), slimulasi baik 31 anak (66%), slimulasi kurang 16 anak (34%), perkembangan normal 26 anak (55%) dan perkembangan dicurigai 21 anak (45%). Metode penelitian ini menggunakan Analitik Observasional dengan desain Cross Sectional dan pengambilan sampel secara Accidental Sampling.

48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitin ini dilakukan di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Kelurahan Bumijo merupakan kelurahan yag terdiri dari 13 RW. Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis termasuk dalam salah satu wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta terletak di JL. Dipobegoro 91, Kecamtan Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. Puskesmas Jetis merupakan Puskesmas rawat inap 24 jam, pelayanan kesehatan di Puskesmas Jetisadalah klinik bersalin 24 jam, poliklinik umum, poliklinik lansia, poliklinik gigi, laboratorium (EKG dan USG), poliklinik KIA/KB, imunisasi anak sehat, konsultasi psikologi, gizi dan farmasi. Di Posyandu Jinten 9 kelurahan Bumijo setiap akhir bulan selalu mengadakan kegiatan posyandu yaitu pada tanggal 22. Kegiatan Posyandu tersebut dilaksanakan dirumah Ibu Iswati selaku ketua kader Posyandu Jinten 9. Jumlah kader yang aktif mengabdi pada Posyandu Jinten 9 sebanyak 5 kader. Jumlah Balita yang terdaftar di Posyandu Jinten 9 kurang lebih 53 balita. Di Posyandu Jinten 9 terdapat program dari Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yaitu pemantauan perkembangan menggunakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). 2. Analisis Hasil Penelitian Karakteristik Responden Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 April 14 Mei 2017. Responden dalam penelitian ini adalah balita umur 1-5 tahun. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 53 balita. Karakteristik responden meliputi umur balita, pendidikan Ibu, pekerjaan ibu, penghasilan orang tua dan jumlah anak/anak ke. 48

49 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua Balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Karakteristik Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Umur Balita a) 1-3 tahun 27 50,9 b) 3-5 tahun 26 49,1 Jumlah 53 100 2. Pendidikan Ibu a) SD 5 9,4 b) SMP 12 22,6 c) SMA 32 60,4 d) PT 4 7,5 Jumlah 53 100 3. Pekerjaan Ibu a) IRT 31 58,5 b) Karyawan 16 30,2 c) Wiraswasta 5 9,4 d) PNS 1 1,9 Jumlah 53 100 4. Penghasilan Orang Tua (reverensi) a) < Rp. 1.200.000 42 79,2 b) Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.000 11 20,8 c) > Rp 2.400.000 0 0 Jumlah 53 100 5. Jumlah anak/anak ke a) 1 11 20,8 b) 2 24 45,3 c) 3 18 34 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017 Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan karakteristik umur balita diketahui bahwa sebagian besar balita dengan umur balita 1-3 tahun yaitu sebanyak 27 responden (50,9%). Sebagian besar pendidikan ibu SMA yaitu sebanyak 32 responden (60,4%), pekerjaan ibu sebagian besar IRT yaitu sebanyak 31 responden (58,5%), penghasilan orang tua sebagian besar < Rp. 1.200.000 yaitu sebanyak 42 responden (79,2%), jumlah anak/anak ke sebagian besar 2 anak yaitu sebanyak 24 responden (45,3%).

50 3. Analisis Hasil Penelitian Persektor a. Perkembangan Personal Sosial Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Personal Sosial di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Advanced (lebih) 2 3,8 2. Normal 49 92,5 3. Caution (peringatan) 2 3,8 4. Delay (keterlambatan) 0 0 5. Tidak ada kesempatan 0 0 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 49 balita (92,5%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori caution (peringatan) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). b. Perkembangan Motorik Halus Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Advanced (lebih) 5 9,4 2. Normal 48 90,6 3. Caution (peringatan) 0 0 4. Delay (keterlambatan) 0 0 5. Tidak ada kesempatan 0 0 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017

51 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar perkembangan motorik halus balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). c. Perkembangan Bahasa Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perkembangan Bahasa di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Advanced (lebih) 5 9,4 2. Normal 48 90,6 3. Caution (peringatan) 0 0 4. Delay (keterlambatan) 0 0 5. Tidak ada kesempatan 0 0 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar perkembangan bahasa balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan bahasa balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). d. Perkembangan Motorik Kasar Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Advanced (lebih) 5 9,4 2. Normal 48 90,6 3. Caution (peringatan) 0 0 4. Delay (keterlambatan) 0 0 5. Tidak ada kesempatan 0 0 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017

52 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar perkembangan motorik kasar balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan motorik kasar balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). 4. Analisis Hasil Penelitian Keseluruhan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Interprestasi Keseluruhan Hasil Tes Perkembangan Balita di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wiayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%) 1. Normal 51 96,2 2. Dicurigai (Suspect) 2 3,8 3. Tidak teruji (untestable) 0 0 Jumlah 53 100 Sumber : Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar interprestasi keseluruhan hasil tes perkembangan balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 51 balita (96,2%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori dicurigai (suspect) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan balita menggunakan Denver II di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini sebagian besar balita berumur 1-3 tahun sebanyak 27 responden (50,9%). Penelitian ini juga sesuai dengan teori Mitayani (2010) yang menjelaskan bahwa pada umur 1-3 tahun merupakan tahapan perkembangan balita yang ditandai dengan bertambahnya keterampilan bicara, berjalan, atau mengingat.

53 Hasil penelitian berdasarkan pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 32 responden (60,4%). Menurut teori Marmi (2012) mengatakan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dibandingkan dengan keluarga yang latar belakang pendidikannya rendah. Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar IRT yaitu sebanyak 31 responden (58,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kholifah (2014) yang menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja sebanyak 20 responden (70%), hal ini disebabkan orang tua yang tidak bekerja dapat memberikan stimulasi dengan baik karena ibu mempunyai banyak waktu untuk memberikan stimulasi perkembangan terhadap anaknya Hasil penelitian berdasarkan penghasilan orang tua sebagian besar < Rp. 1.200.000 yaitu sebanyak 42 responden (79,2%). Menurut teori Marmi (2012) mengatakan bahwa anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Hasil penelitian berdasarkan jumlah anak/anak ke sebagian besar 2 anak yaitu sebanyak 24 responden (45,3%). Menurut teori Marmi (2012) mengatakan bahwa posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan memengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga. 2. Perkembangan Balita Menggunakan Denver II Hasil penelitian ini jika di lihat persektor menunjukkan bahwa sebagian besar personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 49 balita (92,5%). Menurut teori Dewi (2014) hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan yang berhubungan dengan kepribadian/tingkah laku sosial. Hal ini didukung oleh penelitian Rosita (2015) bahwa sebagian besar perkembangan balita pada sektor personal sosial termasuk

54 dalam kategori normal sebanyak 44 responden (78,6%), yang disebabkan karena terdapat faktor lingkungan baik internal maupun eksternal dimana seorang anak dalam berinteraksi dengan orang tua akan berpengaruh interaksi anak di luar rumah. Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori caution (peringatan) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%), hal itu disebabkan anak gagal dalam melakukan tugas perkembangan sesuai pada garis umur anak dan kurangnya stimulasi dari orang tua. Anak S umur 4 tahun 3 bulan dengan pendidikan ibu SD merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan karena menurut teori Marmi (2012) mengatakan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dibandingkan dengan keluarga yang latar belakang pendidikannya rendah. Anak M umur 3 tahun dengan pendidikan ibu SMA dan pekerjaan Ibu karyawan hal ini disebabkan orang tua yang tidak bekerja dapat memberikan stimulasi dengan baik karena ibu mempunyai banyak waktu untuk memberikan stimulasi perkembangan terhadap anaknya. Hasil penelitian ini sebagian besar perkembangan motorik halus balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). Teori Dewi (2014) hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Dalam penelitian Rosita (2015) bahwa sebagian besar perkembangan balita pada sektor motorik halus dalam kategori normal sebanyak 49 balita (87,5%), stimulasi yang dapat diberikan untuk perkembangan motorik halus dapat berupa memberikan aneka mainan yang mengasah kemampuannya memilin, memutar dan menggeser.

55 Hasil penelitian ini sebagian besar perkembangan bahasa balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan bahasa balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). Dalam teori Dewi (2014) hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Hal ini didukung dari penelitian Rosita (2015) bahwa sebagian besar perkembangan balita pada sektor bahasa dalam kategori normal sebanyak 38 balita (67,9%), hal ini disebabkan karena adanya peran orang tua untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Hasil penelitian ini sebagian besar perkembangan motorik kasar balita menggunakan Denver II dengan kategori normal yaitu sebanyak 48 balita (90,6%). Perkembangan motorik kasar balita menggunakan Denver II dengan kategori advanced (lebih) yaitu sebanyak 5 balita (9,4%). Dalam teori Dewi (2014) mengatakan hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan dalam pergerakan dan sikap tubuh anak. Hal ini didukung dari penelitian Rosita (2015) bahwa sebagian besar perkembangan balita pada sektor motorik kasar dalam kategori normal sebanyak 41 balita (73,2%), hal ini disebabkan karena balita pada masa ini memang sangat aktif bergerak dan perkembangan motorik kasarnya sedang pesat-pesatnya. Setelah dinilai dari beberapa aspek seperti personal sosial, motorik halus, bahasa, motorik kasar didapatkan hasil interprestasi keseluruhan tes perkembangan balita menggunakan Denver II sebagian besar dengan kategori normal yaitu sebanyak 51 balita (96,2%), dan sebagian kecil perkembangan personal sosial balita menggunakan Denver II dengan kategori dicurigai (suspect) yaitu sebanyak 2 balita (3,8%). Hal tersebut menunjukkan secara keseluruhan balita memiliki perkembangan yang baik, perkembangan normal disebabkan oleh pemberian stimulasi yang dilakukan oleh orang tua, tentu sebagai orang tua harus terus memperhatikan perkembangan anaknya. Menurut Soetjiningsih (2013) anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur akaan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan

56 anak yang tidak tahu atau kurang mendapatkan stimulasi dalam perkembangannya. Stimulasi mental (asah) dapat menunjang perkembangan mental psikososial anak yang meliputi kecerdasan, kemandirian, kreativitas dan kepribadian. Anak dengan hasil perkembangan dicurigai (suspect) disebabkan anak gagal dalam melakukan tugas perkembangan sesuai pada garis umur anak. Hal ini disimpulkan diharapkan orang tua fokus pada perkembangan anak dimasa Golden Age. Karena pada masa Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk mempertahankan tumbuh kembang anak secara cermat agar dapat mendeteksi dini apabila terjadi kelainan pada anak (Marmi, 2012). C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mengalami berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya belum sesuai yang diharapkan, keterbatasannya meliputi: 1. Pada penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu yang singkat. 2. Jadwal posyandu yang hanya dilakukan 1 bulan sekali sehingga dilakukan kunjungan rumah untuk dilakukan tes perkembangan.

57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka keesimpulan dari hasil tes perkembangan balita menggunakan Denver II di Posyandu Jinten 9 Kelurahan Bumijo Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta yaitu: 1. Gambaran perkembangan balita dengan menggunakan lembar Denver II dengan kategori normal sebanyak 51 balita (96,2%). 2. Gambaran perkembangan personal sosial balita dengan kategori normal sebanyak 49 balita (92,5%). 3. Gambaran perkembangan motorik halus balita dengan kategori normal sebanyak 48 balita (90,6%). 4. Gambaran perkembangan bahasa balita dengan kategori normal sebanyak 48 balita (90,6%). 5. Gambaran perkembangan motorik kasar balita dengan kategori normal sebanyak 48 balita (90,6%). B. Saran Beberapa saran yang disampaikan dari kesimpulan diatas adalah sebagai berikut: 1. Bagi Ibu Balita Diharapkan hasil penelitian ini ibu balita mampu memberikan stimulasi dan penilaian perkembangan terhadap anaknya, sehingga balitanya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya. 2. Bagi Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan balita. 57

58 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan penelitian dengan memasukan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan balita dan mengkaji secara dalam status gizi yang mempengaruhi perkembangan. 4. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan penelitian ini dapat menambah koleksi bahan pustaka di perpustakaan.

59 DAFTAR PUSTAKA Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ardiana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Azwar, Saifuddin. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahlan, D.M. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya. Departemen Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Depkes RI. Dewi, V.N.L. (2014). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Kholifah, dkk. (2014). Perkembangan Motorik Kasar Bayi Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surakarta. Di akses tanggal 14 November 2016 pukul 11:35 WIB Dinas Kesehatan DIY. (2016). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta 2015. Yogyakarta : Dinkes DIY. Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Husnah. (2015). Hubungan Pola Makan Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkmbangan Anak Usia Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Bnada Aceh. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/jks/article/view/3254. Di akses tanggal 14 November 2016 pukul 11:43 WIB. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

60 Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Marmi dan Rahardjo, Kukuh. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Pra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mitayani. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Heru Santoso Wahito. (2012). Petunjuk Praktik Denver Developmental Screening Test. Yogyakarta: EGC. Proverawati, Atikah. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Rahayu, Sunarsih. (2014). Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Posyandu Surakarta. http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php.int/article/view/89. Di akses tanggal 11 November 2016 pukul 09:36 WIB. Riyadi, Sujono. (2012). Tumbang Cara Praktis Orang Tua Untuk Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosita, Dewi dan Yayuk Norazizah. (2015). Studi Deskriptif Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan Dengan Metode DDST II di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Di akses tanggal 11 November 2016 pukul 11:29 WIB. Saefullah. (2012). Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Soetjiningsih. (2013). Tumbung Kembang Anak. Jakarta: EGC. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. UNICEF INDONESIA. (2013). Laporan Tahunan 2012. Jakarta : UNICEF INDONESIA.

61 L A M P I R A

70

71