ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH METODE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 28 KORONG GADANG KURANJI PADANG Oleh ILHAMI WITRI NPM 1310013411167 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL Nama : ILHAMI WITRI NPM : 1310013411167 Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Judul : Pengaruh Metode The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang Disetujui oleh: Pembimbing I Padang, 13 Juli 2017 Pembimbing II Dra. Gusmaweti, M.Si Drs. Asrul Taher, M.Pd
PENGARUH METODE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 28 KORONG GADANG KURANJI PADANG Ilhami Witri 1, Gusmaweti 2, Asrul Taher 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: ilhamiwitri43@gmail.com Abstrak Ilhami Witri. 2017. Pengaruh Metode The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. Skripsi. Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Bung Hatta. Pembimbing I: Dra. Gusmaweti, M.Si., Pembimbing II: Drs. Asrul Taher, M.Pd. This study aims to determine the effect of the method The Learning Cell on learning outcomes IPA fourth grade students of SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. This type of research is experimental design with randomized control group posttest only design.the population of this research is all fourth grade students of SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang, where 42 people. Determination of sample classes conducted by saturation sampling technique and determination of experimental classes and control classes conducted by random sampling, then on to the experimental class is a class IV A with the number of students 21 and the control class is a class IV B with the number of students 21 people. The instrument used for data collection are student learning outcomes in the cognitive domain in the form of the test is about opinions and observations on the affective sheet. The results showed that the average value of the experimental class that is equal to 82.4 and the average value of the control class 76.19. Furthermore, hypothesis testing using t-test showed t count > t table (1,99> 1,68) on the real level α = 0.05, so the hypothesis accepted, meaning that there is an influence onmethod The Learning Cell to the learning outcomes IPA fourth grade students of SD Negeri 28 Korong Tower Kuranji Padang. The average value of 76,14 affective experimental class is higher than the control class 69,76. Hypothesis testing using t- test showed t count > t table (1,94> 1,68) on the real level α = 0.05. Based on these results it can be concluded that there is significant influence between cognitive and affective learning outcomes of students in learning science experiment class and control class. Cognitive and affective learning outcomes of students in learning science by using The Learning Cell better than learning using conventional methods. Keywords: The Learning Cell, Learning Outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dapat mempengaruhi perkembangan dalam segala aspek kepribadian dalam kehidupannya. Tirtarahardja dan La Sulo (2010:263) menyatakan, Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan untuk menemukan kebenaran suatu fakta atau konsep dari materi yang dipelajarinya melalui percobaaan-percobaan, sehingga siswa memiliki keterampilan untuk mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan dari suatu objek serta menuliskan keadaan atau suatu proses yang diam. Susanto (2013:167) menyatakan, IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Dalam pembelajaran IPA, guru harus merencanakan pembelajaran yang menarik agar siswa termotivasi dalam pembelajaran. Guru tidak hanya bertindak sebagai narasumber saja, tetapi juga bertindak sebagai fasilitator, motivator, inspirator, serta pemberi jalan bagi siswa untuk berpikir dan menemukan konsep-konsep yang akan diajarkan. Pembelajaran yang telah direncanakan dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut mampu membangkitkan semangat siswa dan tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada waktu yang sama hari Jumat tanggal 20 Januari 2017 mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai di kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. Di sekolah tersebut mempunyai kelas IV sebanyak dua kelas, yaitu kelas IV A dan kelas IV B. Saat mulai observasi pelajaran IPA di kelas IV A SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang guru mengajarkan pelajaran IPA mengenai SK: 8. Memahami berbagai bentuk energi dan penggunaannya dalam kehidupan seharihari. KD: 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Diperoleh gambaran bahwa pembelajaran yang dilakukan masih berpusat kepada guru dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Pada saat itu pembelajaran IPA berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru, kemudian mencatat sewaktu guru menjelaskan materi tanpa mengerti apa yang dicatatnya,
sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Peneliti juga melihat tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari, dan ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung hanya beberapa orang saja yang mampu menjawab pertanyaan tersebut karena sebagian siswa lainnya mengobrol dengan teman sebangkunya. Ketika diberikan tugas siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa yang berkemampuan tinggi akan lebih pintar dan siswa yang berkemampuan rendah tidak bisa berkembang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru wali kelas IV A Desra Sulastri, S.Pd dan guru wali kelas IV B Fitri Amalia, S.Pd SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang, guru menyatakan sudah mencoba menerapkan beberapa metode pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Namun dari pengamatan hanya beberapa siswa saja yang aktif. Ketika ada kesempatan untuk bertanya dari guru, siswa lebih banyak diam. Seolah-olah mereka mengerti dengan pelajaran yang telah dipelajari. Penulis juga memperoleh informasi dari masing-masing guru kelas bahwa rendahnya hasil belajar siswa terlihat pada Nilai Ujian Semester 1 pada Mata Pelajaran IPA, dimana masih banyak siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Rendahnya hasil belajar salah satunya dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa adalah dengan penyajian pembelajaran yang menarik yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam beraktifitas untuk menggali pengetahuannya, sehingga mampu untuk memecahkan masalah yang ada. Pembelajaran IPA di SD sebaiknya bukan diajarkan melalui metode ceramah, tanya jawab, ataupun pemberian tugas saja, akan tetapi diajarkan dengan berbagai cara, seperti penerapan model pemebelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Metode merupakan alat untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan memahami pembelajaran dengan mudah. Dengan menggunakan metode dalam proses pembelajaran, akan membantu siswa dalam menerima pelajaran. Metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran salah satunya yaitu metode The Learning Cell. Istarani (2011:228) menyatakan, The Learning Cell merupakan metode Sell Belajar pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal
Institute of Technology di Lausanne (Goldschmid, 1971) : Learning Cellmembentuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama. Salah satu dari beberapa sistem terbaik untuk membantu pasangan peserta didik belajar dengan efektif adalah learning cell. Penelitian Dika Zamzami (2017) dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe The Learning Cell Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar Matematika siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Learning Cell lebih tinggi dari pada hasil belajar Matematika siswa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Learning Cell. Jumlah siswa untuk kelas eksperimen adalah 22 orang dan kelas kontrol berjumlah 23 orang. Terlihat dari nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen 72,73 dan kelas kontrol 43,48. Berdasarkan penelitian relevan diperoleh kesimpulan bahwa metode The Learning Cell berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dengan itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa. Peneliti berharap hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dapat meningkat dari sebelumnya. Berdasarkan latar belakang masalah maka akan dilakukan penelitian tentang Pengaruh Metode The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. Perumusan alam masalah ini adalah Apakah terdapat pengaruh metode The Learning Cell terhadap hasil belajar kognitif dan aspek afektif (menjawab) siswa kelas IV pada pembelajaran IPA di SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode The Learning Cell terhadap hasil belajar kognitif dan aspek afektif (menjawab) siswa kelas IV pada pembelajaran IPA di SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan perlakuan terhadap dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sugiyono (2009:72) mengemukakan, Penelitian Eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Rancangan penelitian pada penelitian ini yaitu randomized control group posttest only design. Pada penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode The Learning Cell sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan perlakuan tersebut. Menurut Sugiyono (2009:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang. Sampel merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2009:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengingat jumlah kelas IV di SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang sebanyak dua kelas, maka sampel yang diambil secara Sampling Jenuh. Sugiyono (2009:85) menyatakan bahwa, Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sedangkan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik random sampling. Sugiyono (2009:82) mengatakan, Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan teknik random sampling tersebut, maka yang dijadikan sampel untuk kelas eksperimen adallah kelas IV A dan sampel yang dijadikan untuk kelas kontrol adalah IV B. Kerlinger (dalam Sugiyono 2009:38) menyatakan, Bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan sampel penelitian yaitu pengaruh metode The Learning Cell pada pembelajaran IPA kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa yang diperoleh berdasarkan tes yang diberikan pada akhir penelitian. Menurut Sugiyono (2009:102), Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah seperangkat tes berbentuk soal. Tes ini diberikan sesuai dengan materi pembelajaran selama
perlakuan berlangsung dan dilaksanakan diakhir penelitian. Tes ranah kognitif yang diuji cobakan dalam bentuk tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat option berjumlah 40 butir soal. Instrumen penilaian ranah afektif adalah berapa lembar pengamatan yang bertujuan untuk melihat sikap minat siswa selama mengikuti pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Uji Coba Soal Uji coba tes pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 42 Korong Gadang Kuranji Padang, dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Langkahlangkah yang dilakukan untuk mendapatkan soal dengan karakteristik baik adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda. Hasil analisis uji coba soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran, Dan Daya Pembeda. Nilai Kriteria Validitas 0,52 Cukup Reliabilitas 0,72 Tinggi Indeks 0,61 Sedang kesukaran Daya pembeda 0,47 Baik 2. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Setelah dilakukan tes akhir yang di ujikan sebanyak 20 butir soal, maka ratarata hasil belajar siswa pada kedua kelas sampel yang terlihat pada tabel berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelas sampel memiliki L 0 < L t (0,1302 < 0,1866) berarti data kedua kelas sampel terdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas F hitung yang diperoleh adalah 0,65 dan untuk F tabel pada taraf nyata α = 0,05 adalah 2,12. Berarti F hitung < F tabel dimana 0,65 < 2,12 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen. 3. Uji Hipotesis t hitung = 1,99 dan t tabel = 1,68 dimana > berarti 1,99 > 1,68. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima artinya terdapat pengaruh metode The Learning Cell terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri 28 Korong Gadang Kuranji Padang. 3. Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Pada saat proses pembelajaran berlangsung, penelitian juga menilai sikap siswa yang nilai oleh guru kelas yang berperan sebagai observer. Pada penilaian aspek afektif ini indikator yang dinilai yaitu keberanian siswa menjawab
pertanyaan. Penilaian aspek afektif pada kelas eksperimen (rata-rata 76,14) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (rata-rata 69,76). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan, nilai rata-rata hasil belajar siswa aspek kognitif pada kelas eksperimen yaitu 82,4 lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 76,19. Berdasarkan uji statistik pada taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Hasil belajar siswa aspek afektif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode The Learning Cell pada kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar 76,14 lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu 69,76. Berdasarkan uji statistik pada taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek afektif. SARAN Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah diharapkan pada guru kelas IV SD Negeri 28 Korong Gadang untuk dapat menggunakan metode The Learning Cell karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, menjadikan siswa lebih aktif dan meningkatkan sikap siswa dalam proses pembelajar. Bagi para peneliti selanjutnya, agar dapat mencoba menggunakan metode The Learning Cell ini pada satuan pendidikan lain atau pokok bahasan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuanttatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kenacana Prenada Media Group. Tirtarahadja, Umar,dkk. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Media Persada. Zamzami, Dika. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif TipeThe Learning Cell Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.