The lost Bone ANNE SPOLLEN
THE LOST BONE -Anne Spollen- Aku tidak tahu benda itu adalah tulang... bentuknya mengingatkanku pada sayap burung. Kehidupan normal adalah hal yang mustahil untuk dijalani bagi Elizah setelah ia menemukan sepotong tulang manusia di dekat sungai dan bertemu dengan Nathaniel pemuda misterius yang memikat Elizah dengan cara yang ganjil dan menarik Elizah ke dalam dunianya yang seperti dunia mimpi. Apa tujuan Nathaniel mendekati Elizah? Sanggupkah Elizah melepaskan diri dari Nathaniel dan kembali dengan selamat?
The Lost Bone Diterjemahkan dari Light Beneath Ferns Karya Anne Spollen Copyright 2010, Anne Spollen Published by Flux, an imprint of Llewellyn Publications Woodbury, MN 55125 USA www.fluxnow.com Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada Grantika Publishing Desain sampul: Indriani Grantika Tata letak isi: Indriani Grantika Penerjemah & penyunting: Indriani Grantika Proofreader: Priska Ghania Cetakan I: Oktober 2012 ISBN: 978-602-18147-1-0
Aku keluar rumah, melangkah ke bawah sinar matahari yang bersinar menyilaukan, dan berjalan kaki dalam jarak pendek ke tepi hutan, ke dekat bagian tertua pemakaman. Dari sini, aku dapat melihat Pegunungan Shawangunk di mana segala sesuatunya menyala dalam warna emas dan merah. Arus sungai mengalir dengan lambat, air mendesah menghempas bebatuan. Orang-orang berada di atas kano dan kayak, sebagian dari mereka adalah anak-anak dari sekolahku, melaju ke hilir, dan saat aku melihat mereka mendekat, aku mengintai di balik sebongkah batu besar agar aku tidak harus bertegur sapa. Yang kulakukan tepatnya begini: berjongkok di balik bongkahan batu sementara dua gadis dari kelas olahragaku mendayung melewatiku. Rambut mereka, yang berwarna pirang dan panjang, dikepang. Dan selama sesaat aku tersenyum sambil membayangkan: Pocahontas versi Skandinavia. Dalam posisi berjongkok, lututku mulai agak sakit sehingga aku jatuh terduduk, tumitku melesak ke dalam tanah. Aku menoleh untuk melihat ibuku menunjuk ke arah makam yang nyaris terbengkalai di sudut utara pemakaman, sementara
para ahli genealogi mendengarkan. Tumit sepatuku menyentuh sesuatu yang padat, aku meraih ke bawah untuk memindahkan batang itu dan tepat saat itulah aku melihat benda itu, separuh tertutup lumpur basah kemerahan yang mengitari sungai. Tapi aku tidak tahu benda itu adalah tulang: benda itu terlihat seperti sepotong cabang, dan aku langsung menyukai bentuknya. Bentuknya mengingatkanku pada sayap burung, jadi aku memungut dedaunan yang terserak dan menggosokkannya ke tulang itu untuk membersihkan lumpur. Saat itulah aku menyadari bahwa benda itu ternyata bukan batang pohon. Warnanya lebih muda dari batang pohon dan benda itu terbentuk dengan sempurna. Tulang itu kubawa pulang, di mana aku menyimpannya di kantong kertas di bawah bak cuci. Para ahli genealogi mengawasiku sewaktu aku berjalan kaki melewati mereka, dan pada saat itu aku berpikir, setelah kalian menyelesaikan penyelidikan kalian, aku akan memulai penyelidikanku. Aku tidak berani berpikir ulang bahwa tulang yang kutemukan itu mungkin saja tulang manusia. Aku tidak berani. o o o
Kita sudah siap, kata si cenayang, untuk memulai. Ruangan menjadi sunyi. Cahaya dari hantu, lanjutnya, tidak dapat diremehkan. Ia memegang sebuah alat yang terlihat seperti lentera elektronik. Bagi kalian yang tidak percaya pada hantu silakan tinggal di sini selama ghost-walk berlangsung. Tidak ada yang bergerak. Ada energi tertentu yang kita bawa serta, dan jika energi Anda negatif, aku terpaksa meminta Anda untuk tinggal di sini. Hanya yang percaya pada adanya kehidupan setelah mati yang boleh ikut denganku. Aku perlu memastikannya. Semua orang memakai topi dan mantel mereka, jadi aku menaruh mangkuk di bak cuci piring dan mencuri sepasang sarung tangan milik ibuku dari saku jaketnya. Sampai ketemu di luar, kata Dirk saat Kyle memanggil namaku. Kemudian ia mengedip. Si cenayang, yang rambut kusutnya mengembang dalam terpaan angin seperti sosok ilmuwan dalam film kartun, menjelaskan cara gaussmeternya bekerja. Gaussmeter mengukur polaritas dan
kekuatan daya tarik, katanya. Kalau bacaannya berubah, maka ada kemungkinan terdapat kehadiran di sini. Dirk akan membawa kamera video. Ia sibuk berkutat dengan tombol-tombol angka dan pengukur sementara yang lain bergumam. Aku akan meminta kalian untuk tidak bicara selama perjalanan ini, kata si cenayang, karena kita akan mengukur suara. Ini disebut pengamatan suara elektronik, dan kita bisa mendengarkannya begitu kita kembali berada di dalam rumah. Tapi, tolong jangan berbicara. Ini adalah acara berjalan kaki dalam diam. Aku akan menjawab semua pertanyaan begitu kita berada di dalam ruangan lagi. O o o Kyle tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Si cenayang menyelamatkanku. Aku menoleh saat ia bicara. Ada temuan menarik dalam rekaman suara elektronik, katanya. Tapi aku belum yakin. Ia menatap lurus ke arahku. Aku harus pulang untuk memastikannya, tapi kurasa aku bisa menangkap
sebuah suara dalam rekaman ini. Suara itu terus mengulang kata yang sama. Aku langsung menoleh ke arah Kyle, yang menyeringai. Maksud Anda, katanya, Anda benarbenar menangkap suara dalam alat rekam itu? Apa Anda yakin itu bukan suara bisikan salah seorang dari kita? Atau suara burung hantu? Cukup yakin. Pria itu tidak menatap Kyle saat mengatakannya. Ini kurang jelas, tapi aku yakin itu kata yang sama yang diucapkan berulang kali. Bagus, kataku, merasa agak kasihan pada pria berambut liar yang sedang berdiri di hadapan Kyle yang menyeringai ini. Berarti acara ghost-walknya berhasil membuktikan sesuatu, kan? Si cenanyang menggeleng. Kau tidak mengerti. Suaranya teredam, tapi kedengarannya seperti menyebut namamu berulang-ulang. Namaku? Ya, Elizah. Ia, atau makhluk itu, mengucapkannya berulang kali. Coba dengarkan. Ia mengulurkan headphones yang terhubung ke alat rekam lalu menyalakannya.
Aku mendengar suara statis, lalu suara berderit, bukan suara seseorang. Aku memejamkan mata. Suara-suara deritan menyatu, dan ada suara yang dengan jelas menyebut namaku. Hanya saja suara itu tidak terdengar seperti suara seseorang: suara itu terdengar seperti suara desau angin yang bertiup melalui cabang-cabang pohon. Tetapi kata yang dihasilkannya tidak mungkin salah. Eeee li Eee li zah. Terima kasih. Anda telah membaca contoh buku Grantika Publishing. Buku ini tersedia di toko-toko buku terdekat & toko-toko buku online.