BAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sistem..., Levina Ardiati, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. namun adakalanya angka-angka tersebut semata-mata dikumpulkan tanpa maksud atau

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

ANALISIS SURVIVAL DENGAN MODEL REGRESI COX TERHADAP LAJU KESEMBUHAN PENDERITA DBD DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH MEDAN TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 10 juta kematian terjadi setiap tahunnya pada anak-anak yang berumur di bawah lima

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan untuk menghitung waktu dari munculnya gejala sampai dengan munculnya kejadian. Dalam waktu survival ada istilah distribusi tersensor dan distribusi tidak tersensor. Menurut (Lawless, 1982) distribusi tersensor adalah data yang diambil jika semua individu atau unit yang diteliti dihentikan setelah waktu yang ditentukan, sedangkan distribusi tak tersensor (data lengkap), data yang diambil jika semua individu atau unit yang diteliti tersebut mati atau gagal. Metode analisis statistik pada umumnya akan menghasilkan interpretasi yang bias jika terdapat data yang tidak lengkap atau tersensor ( Julio Adisantoso, 2010). Oleh karena itu dibutuhkan analisis khusus untuk menyelesaikan masalah ini. Metode yang dapat digunakan dikenal dengan istilah survival analysis ( Novita Sari, 2011). Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan adalah salah satu cabang statistika yang mempelajari teknik analisis data survival. Tujuannya untuk menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwa-peristiwa lainnya sampai pada periode waktu tertentu. Data survival adalah data waktu bertahan sampai munculnya kejadian tertentu. Misalnya waktu terjadinya infeksi terhadap penyakit tertentu, waktu yang dibutuhkan seorang pasien untuk memberikan respon setelah dilakukan terapi, waktu bertahan hidup bagi penderita leukemia, dan sebagainya. Kejadian yang muncul itu

tidak selalu berupa hal-hal yang buruk tetapi dapat juga berupa sesuatu yang menyenangkan. (Ninuk Rahayu, 2012) Secara inferensial analisis data survival dapat menggunakan regresi. Apabila variabel respon berupa waktu survival maka ada beberapa regresi yang dapat digunakan. Salah satunya yaitu Regresi cox yang merupakan model nonparametrik. (Lee, 1980) Regresi cox yang biasa juga dikenal dengan nama Hazard Propotional cox karena asumsi proporsional pada fungsi hazardnya. Secara umum, model regresi Cox dihadapkan pada situasi dimana kemungkinan kegagalan individu pada suatu waktu yang dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel penjelas. (Collet, 1994) Bidang kesehatan adalah salah satu bidang yang bisa menggunakan regresi cox karena sering berkaitan dengan survival waktu. Dalam kesehatan masalah yang sering timbul ada 2 jenis, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Diantara kedua jenis penyakit tersebut penyakit menular merupakan salah satu masalah yang besar dan masih banyak terjadi di Indonesia. Penyakit menular dapat menyebabkan timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam kurun waktu dan daerah tertentu, hal ini disebut dengan Wabah/KLB. KLB (Kejadian Luar Biasa) ini mempunyai makna sosial dan politik tersendiri oleh karena peristiwanya yang demikian mendadak, mengenai banyak orang dan dapat menimbulkan banyak kematian. Salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa adalah demam berdarah dengue. Sebagian besar kasus demam berdarah terjadi di negara yang terletak pada daerah tropis dan

subtropis. Hal ini tidak mengherankan karena nyamuk suka dengan lingkungan yang hangat untuk hidup. Penyakit demam berdarah dengue sendiri banyak menyerang anak-anak dibawah 15 tahun. Menurut (Seoparman, 1990) penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. Demam berdarah dengue sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina). Demam Berdarah Dengue memiliki istilah yaitu haemorrhagic fever yang pertama kali digunakan di Asia Tenggara tepatnya di Filipina pada tahun 1953. Kasus-kasus dilaporkan oleh Quintos dkk, pada tahun 1954, yaitu pada waktu terdapatnya epidemi demam yang menyerang anak disertai manifestasi perdarahan dan renjatan. Mereka menamakannya Philippine haemorrhagic fever untuk membedakannya dari epidemi demam berdarah lain yang sedang diselidiki di Korea dan Manchuria. Pada tahun 1956, 1207 penderita Philippine haemorrhagic fever dirawat di rumah sakit di Manila dengan angka kematian 6%.(WHO, 2010). Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di Kepulauan Karibia dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang. Vektor penyakit ini berpindah dan memindahkan penyakit dan virus dengue melalui transportasi laut. Seorang pakar bernama Rush telah menulis tentang dengue berkaitan dengan break bone fever yang terjadi di Philadelphia tahun 1780. Kebanyakan wabah ini secara klinis adalah demam dengue walaupun ada beberapa

kasus berbentuk haemorrhargia. Penyakit demam berdarah dengue di Asia Tenggara ditemukan pertama kali di Manila tahun 1954 dan Bangkok tahun 1958 (Soegijanto, 2006) Penyakit demam berdarah dengue di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh tahun 1972. Kasus pertama di Jakarta dilaporkan tahun 1968, diikuti laporan dari Bandung (1972) dan Yogyakarta (1972). (Soedarmo, 2002). Sedangkan epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 yaitu di Sumatera Barat dan Lampung, berikutnya pada tahun 1973 epidemi di Riau, Sulawesi Utara, dan Bali. Pada tahun 1974, epidemi dilaporkan di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 1975, 20 provinsi telah melaporkan berjangkitnya epidemi demam berdarah dengue. Provinsiprovinsi yang sampai dengan tahun 1979 belum pernah melaporkan terdapatnya penyakit demam berdarah ialah Bengkulu, Sulawesi Tenggara, dan Timur Timor. Sampai dengan tahun 1981, provinsi Timur Timor merupakan satu-satunya provinsi yang belum melaporkan terdapatnya kasus demam berdarah dengue. Provinsi Sumatera Utara termasuk salah satu wilayah endemis penyakit demam berdarah dengue, selama kurun waktu lima tahun terakhir (2001-2005) jumlah kasus yang berfluktuasi namun cenderung meningkat, oleh karena itu penyakit demam berdarah dengue harus diwaspadai dan dipantau terus-menerus. Daerah-daerah endemi di Sumatera Utara antara lain: Kota Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, Asahan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Kabupaten Karo. (Din-Kes Prov. S.U., 2008).

Pada tahun 2010, Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan frekuensi kejadian luar biasa demam berdarah dengue. Kejadian luar biasa dengue meningkat dari 5 kali pada tahun 2009 menjadi 10 kali pada tahun 2010 (DINKES PROVSU, 2010). Sejak tahun 2005 insiden rata-rata insiden rate demam berdarah dengue per 100.000 penduduk di Provinsi Sumatera Utara telah relatif tinggi. Pada tahun 2010, Jumlah penderita demam berdarah dengue tercatat 9.352 kasus (DINKES PROVSU), pada tahun 2011 tercatat 1.721 orang terserang demam berdarah dengue (Tribun Medan, 27 Oktober 2011), pada tahun 2012 meningkat menjadi 4.757 kasus (SUMUT POS, 23 November 2013). dan pada tahun 2013 terdapat 2.596 kasus. kota Medan merupakan yang terbesar jumlah kasus demam berdarah dengue yaitu 856 orang, diikuti Simalungun 223 kasus dan 9 meninggal, Pematang Siantar 381 kasus, Deli Serdang 343 kasus dan Asahan 115 kasus dan 13 meninggal. (Starberita.com, 25 Oktober 2013). Kejadian luar biasa dari penyakit demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjadi suatu masalah yang mendapat perhatian tinggi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dibutuhkan penatalaksanaan penanganan pasien agar terhindar dari risiko yang lebih besar seperti perdarahan dan syok yang menyebabkan kematian bagi penderitanya. Pada tahun 1997 prevalence angka kematian penyakit demam berdarah dengue mencapai 2,20% dan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 mengalami penurunan mencapai 2,00%. Pada tahun 2001 angka kematian penyakit demam berdarah dengue mencapai 1,40% dan pada tahun 2002 menurun menjadi 1,30%.

Tahun 2003 mengalami peningkatan menjadi 1,50% dan pada tahun selanjutnya yaitu 2004 menurun menjadi 1,20%. Pada tahun 2005 meningkat kembali menjadi 1,36%. Tiga tahun berikutnya terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2006 menjadi 1,04%, lalu pada tahun 2007 menjadi 1,01%. Tahun 2008 menjadi 0,86%. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia). Tahun 2010 angka kematian mencapai 0,87%, lalu pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,91% dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90%. (Republika online, 17 Juni 2013) Menurut (WHO, 2007) dalam papernya yang berjudul Addressing sex and gender in epidemic-prone infectious diseases, Faktor risiko demam berdarah dengue yang paling berpengaruh adalah usia dan jenis kelamin. Pada usia bayi dan anak kecil lebih berisiko menderita demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa. Anank-anak cenderung berisiko mengalami demam berdarah dengue apabila mereka tergolong anak-anak yang tidak berkecukupan gizi. Selain itu perempuan lebih berisiko menderita demam berdarah dengue daripada laki-laki, karena perempuan memiliki daya tahan tubuh yang kurang daripada laki-laki. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Agnes Fergussel (2013) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Regresi cox untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kecepatan Kesembuhan Penderita DBD DI RS. Santa Elisabeth Medan menyatakan bahwa derajat demam berdarah dengue dan usia merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap laju kesembuhan penyakit demam berdarah dengue.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi cox atau Hazard Propotional cox untuk mengetahui faktor-faktor (umur, jenis kelamin, trombosit, dan kecepatan penderita dikirim ke rumah sakit, derajat demam berdarah dengue, Hematokrit, dan Keadaan saat pulang) yang mempengaruhi kecepatan kesembuhan penderita demam berdarah dengue di Rumah Sakit Muhammadiyah tahun 2014 yang diamati dari munculnya demam sampai 7 hari dengan jumlah pasien 164. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Analisis survival dengan model regresi cox terhadap kesembuhan penderita demam berdarah di Rumah Sakit Muhammadiyah Medan, Sumatera Utara tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penggunaan regresi cox untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi kecepatan kesembuhan penderita demam berdarah dengue di Rumah Sakit Muhammadiyah Medan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik penderita demam berdarah dengue yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Medan 2. Untuk mengetahui tingkat kecepatan kesembuhan penderita demam berdarah dengue di Rumah Sakit Muhammadiyah Medan berdasarkan faktor umur, jenis kelamin, trombosit, kecepatan penderita dikirim ke

rumah sakit, derajat demam berdarah dengue, hematokrit, keadaan saat pulang. 3. Untuk menganalisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap kesembuhan penderita demam berdarah dengue yaitu umur, jenis kelamin, trombosit, kecepatan penderita dikirim ke rumah sakit, derajat demam berdarah dengue, hematokrit, keadaan saat pulang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa mengenai statistika khususnya penggunaan aplikasi model regresi cox pada faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kesembuhan penderita demam berdarah dengue. 2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam menangani pasien demam berdarah dengue pada rawat inap di rumah sakit tersebut sehingga dapat melakukan penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya kematian pada pasien. 3. Sebagai bahan masukan atau sumber informasi bagi peneliti lain.