BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

PIAGAM AUDIT INTERNAL

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

Brink s Modern Internal Auditing

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. melanda hampir ke seluruh negara menjadikan Corporate Governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-3) bahwa audit internal adalah: An independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disclipined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Pengertian di atas apabila diterjemahkan sama halnya dengan Standar Profesi Audit Internal (2004:9) yaitu kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Sedangkan pengertian audit internal menurut Tugiman (2006:11) menyatakan bahwa: Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. 11

12 2.1.2 Ruang Lingkup Audit Internal Ruang lingkup dari audit internal dalam International Professional Practices Framework yang dikeluarkan oleh IIA (2011:34) dirumuskan secara singkat bahwa lingkup yang ditetapkan harus cukup memenuhi tujuan penugasan. Lingkup penugasan harus mencakup petimbangan mengenai sistem catatan, personalia, dan properti fisik yang relevan, termasuk yang di bawah pengendali pihak ketiga. Jika selama penugasan muncul peluang untuk melakukan konsultasi, maka harus dicapai kesepahaman tertulis terlebih dahulu mengenai tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab para pihak, serta harapan-harapan lain hasil penugasan, yang kemudian dikomunikasikan sesuai dengan standar. Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa aktivitas audit internal harus mengevaluasi dan memberikan kontribusi pada perbaikan tata kelola, pengelolaan risiko, dan proses pengendalian dengan menggunakan pengendalian sistematis dan disiplin sehingga sasaran hasil pengendalian manajemen seperti lingkungan kendali, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi, komunikasi, dan pengawasan akan terpenuhi. 2.1.3 Tujuan Audit Internal Audit internal merupakan salah satu fungsi pada perusahaan yang juga mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Institute of Internal Audit (IIA) tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Agar dapat melaksanakan tujuan audit

13 internal dengan baik, maka setiap auditor internal harus memiliki kompetensi yang artinya mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan jasa audit internal. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut: 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal; 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen; 3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan, dan penyalahgunaan; 4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya; 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen; dan 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 2.1.4 Kompetensi Auditor Internal 2.1.4.1 Pengertian Kompetensi Dalam Spencer dan Spencer (2007:84) menyatakan bahwa pengertian dari kompetensi adalah sebagai berikut:

14 Kompetensi menunjukan karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilainilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Sedangkan kompetensi menurut IIA Code of Ethics dalam Reding, et al. (2013:2-8) menyatakan bahwa: Internal auditors apply the knowledge, skills, and experience needed in the performance of internal audit services. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa seorang auditor internal harus menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam kinerja pelayanan audit internal. Selain itu, dalam Standar Atribut 1210 (SPAI, 2004:59) menjelaskan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Menurut IIA Code of Ethics dalam Reding, et al. (2013:2-8) bahwa seorang internal auditor dalam pelaksanaan prinsip kompetensi: a) Shall engage only in those services for which they have the necessary knowledge skills, and experience. b) Shall perform internal audit services in accordance with the International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing. c) Shall continually improve their proficiency and the effectiveness and quality of their services. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa internal auditor dalam pelaksanaan prinsip kompetensi: a) Hanya boleh terlibat dalam suatu layanan yang mereka

15 miliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya; b) Wajib melakukan jasa audit internal sesuai dengan standar internasional untuk praktek profesional audit internal; c) Harus terus meningkatkan kemampuan, efektivitas, serta kualitas layanan mereka. 2.1.4.2 Unsur-unsur Kompetensi Auditor Internal Dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:60-61) dan Reding, et al. (2013:2-8) menjelaskan bahwa setiap auditor internal harus mempunyai beberapa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, seperti: 1. Pengetahuan a. Staf auditor internal secara kolektif harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk mempraktikan profesi dalam organisasinya. Setiap tahun harus dilakukan analisis atas kombinasi pengetahuan dan keahlian (skills set) FAI agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang untuk melakukan Pengembangan Profesi secara Berkelanjutan (PPL), merekrut pegawai, atau outsourcing. b. Keahlian untuk mempraktikan standar profesi auditor internal, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas. Keahlian berarti kemampuan untuk menerapkan pengetahuan pada situasi yang dihadapi dan untuk menanganinya tanpa memerlukan bantuan dan riset teknis yang mendalam.

16 2. Keterampilan a. Auditor internal harus mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan berkomunikasi secara efektif. Auditor internal harus memahami hubungan antar individual dan menjaga hubungan yang memuaskan dengan klien. b. Auditor internal harus mempunyai keterampilan dalam berkomunikasi secara lisan dan tertulis sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan berbagai permasalahan seperti tujuan penugasan, evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi. 3. Pengalaman a. Pemahaman prinsip-prinsip manajemen sangat dibutuhkan untuk mengenali dan mengevaluasi materialitas dan signifikansi dari penyimpangan terhadap praktik bisnis yang sehat. Pemahaman berarti kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang luas terhadap situasi yang mungki dihadapi, untuk mengenali adanya penyimpangan yang signifikan, dan untuk dapat melakukan riset yang diperlukan agar mendapatkan solusi yang memadai. b. Penanggungjawab fungsi audit internal harus menetapkan kriteria yang cocok mengenai pendidikan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengisi posisi auditor internal, dengan mempertimbangkan ruang lingkup pekerjaan dan tingkat tanggungjawabnya. PFAI harus memperoleh keyakinan yang memadai atas kualifikasi dan keahlian para calon auditor.

17 Selain itu, menurut Institute of Internal Auditors dalam Bailey (2010) menjelaskan bahwa kompetensi terbagi menjadi 3 aspek yaitu: 1. Kompetensi Umum Kompetensi umum terdiri dari keterampilan yang khusus untuk melakukan tugas tertentu yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, mengidentifikasi masalah dan kemampuan untuk menyelesaikannya, serta kemampuan untuk mempromosikan nilai audit internal. 2. Keterampilan Perilaku Keterampilan perilaku terdiri dari pengelolaan tindakan sendiri terhadap orang lain yang dapat dinilai dengan standar yang dapat diterima secara umum yang meliputi kerahasiaan, objektivitas, dan komunikasi. 3. Keterampilan Teknis Keterampilan teknis terdiri dari penerapan hal-hal yang pokok atau istilah-istilah dalam bidang tertentu yang meliputi pemahaman akan bisnis, menganalisis risiko dan mengendalikan teknik penilaian, serta mengindentifikasi jenis pengendalian. 2.2 Good Corporate 2.2.1 Pengertian Good Corporate Good Corporate merupakan paradigma tentang pengelolaan perusahaan yang menekankan pada kesejahteraan hubungan antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Manajemen Senior (Tugiman, 2006:21).

18 Menurut Forum for Corporate in Indonesia (2001:1) Corporate adalah: Seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan. Sedangkan definisi Good Corporate menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 adalah: Prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan, Corporate secara umum diartikan sebagai suatu proses, aturan, ataupun alat yang digunakan perusahaan dalam mengelola perusahaan melalui cara yang sehat dan benar, serta digunakan untuk menjaga hubungan antara perusahaan dengan seluruh pemegang saham maupun non-pemegang saham yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban semua pihak yang terkait. 2.2.2 Tujuan Good Corporate Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 menjelaskan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate pada BUMN, bertujuan untuk: 1. Mengoptimalkan nilai BUMN, agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu

19 mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN; 2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ Perum; 3. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab social BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; 4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional; 5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional. 2.2.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Menurut Zarkasyi (2008:38) setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas Good Corporate ditetapkan pada setiap aspek bisnis dan semua jajaran perusahaan. Asas Good Corporate yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Tanggungjawab, Kemandirian, dan Kewajaran yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan. Good Corporate dapat dilaksanakan dengan baik maka diperlukan adanya prinsip-prinsip tertentu yang tercantum di dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 yaitu meliputi:

20 1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan; 2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif; 3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan. 2.2.4 Self Assessment Dalam Peraturan Menteri Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan Good Corporate dalam bentuk penilaian (assessment) yaitu program untuk mengidentifikasi pelaksanaan Good Corporate di BUMN yang dilaksanakan secara berkala setiap dua tahun. Pelaksanaan evaluasi pada prinsipnya dilakukan sendiri oleh BUMN yang bersangkutan (self assessment),

21 yang pelaksanaannya dapat didiskusikan dengan atau meminta bantuan (asistensi) oleh penilai independen atau menggunakan jasa Instansi Pemerintah yang berkompeten di bidang Good Corporate. Pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator/parameter penilaian dan evaluasi atas penerapan Good Corporate yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian BUMN yang tertuang dalam SK-16 /S.MBU/2012 yang meliputi: Tabel 2.1 Indikator/Parameter Penilaian Good Corporate No Aspek Pengujian/Indikator Bobot Parameter I Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan 7,000 yang baik secara berkelanjutan II Pemegang saham dan RUPS/pemilik modal 9,000 III Dewan komisaris/dewan pengawas 35,000 IV Direksi 35,000 V Pengukuran informasi dan transparansi 9,000 VI Aspek lainnya 5,000 Total I + II + III + IV + V + VI 100,000 Sumber: SK-16 /S.MBU/2012 2.2.5 Hubungan Kompetensi Auditor Internal dengan Penerapan Good Corporate Dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:59) bahwa setiap auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

22 Sesuai dengan definisi audit internal untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi, audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Dinyatakan pula dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:22) fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencaai tujuan-tujuan berikut: 1. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi. 2. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas. 3. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unuit-unit yang tepat di dalam organisasi. 4. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasikan informasi di antara, pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen. 2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Variable/Dimensi Penelitian 1. Ibnu Rachman dan Wien Dyahrini (2013) Pengaruh Kompetensi Auditor Internal dan Kompetensi 1. Kompetensi Audit Internal a. Pendidikan b. Kemahiran c. Pengalaman Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi auditor internal Variable Penelitian Sekarang 1. Kompetensi Auditor Internal a. Pengetahuan b. Keterampilan c. Pengalaman

23 Jurnal Komite Audit Terhadap Reliabilitas Laporan Keuangan 2. Kompetensi Komite Audit a. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab b. Independensi c. Keanggotaan d. Keahlian e. Jumlah dan lamanya rapat yang dilakukan oleh komite audit selama setahun dan kompetensi komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap reliabilitas laporan keuangan 2. Good Corporate a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Pertanggung jawaban d. Kemandirian e. Kewajaran 3. Reliabilitas Laporan Keuangan a. Penyajian Jujur b. Substansi Mengungguli Bentuk c. Netralitas d. Pertimbangan Sehat e. Kelengkapan 2. Felix Hendra Soetjipta (2013) Jurnal Peranan Audit Intern dalam Penerapan Good Corporate yang Efektif 1. Audit Intern f. Independensi Audit Internal g. Kecakapan Profesional h. Program Audit i. Pelaksanaan Audit j. Laporan Audit k. Follow up (tindak lanjut) 2. Good Corporate a. Transparansi b. Kemandirian c. Akuntabilitas d. Pertanggung Hasil menunjukan bahwa audit intern yang memadai mempunyai peranan dalam melaksanakan perwujudan Good Corporate yang efektif Sda

24 jawaban e. Kewajaran 3. Megasari Pertiwi (2015) Skripsi Pengaruh Profesionali sme Satuan Pengawas Intern Terhadap Implementa si Good Corporate 1. Profesionalisme Satuan Pengawas Intern a. Pelayanan kepada publik b. Pelatihan khusus berjangka panjang c. Taat pada kode etik d. Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuanpertemuan e. Pengujian pengetahuan para kandidat auditor internal bersertifikat f. Lisensi oleh negara atau sertifikasi oleh dewan g. Keahlian dan kecermatan profesional Hasil menunjukan bahwa Profesionalisme Satuan Pengawas Intern berpengaruh terhadap Good Corporate Sda 2. Good Corporate a. Transparansi b. Kemandirian c. Akuntabilitas d. Pertanggung jawaban e. Kewajaran 4. Indah Ratnasari (2015) Pengaruh Audit Internal Terhadap 1. Audit Internal a. Independensi b. Kemampuan Profesional Hasil menunjukan bahwa audit internal

25 Skripsi Penerapan Good Corporate c. Lingkup Pekerjaan d. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan e. Manajemen Bagian Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Sda 2. Good Corporate a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Tanggung Jawab d. Kemandirian e. Kewajaran Sumber : Data Diolah 2.4 Kerangka Pemikiran Krisis moneter yang terjadi di Asia Tenggara sekitar tahun 1997 termasuk di negara Indonesia menjadikan Corporate menjadi isu penting di kalangan eksekutif, Non Government Organization (NGO), konsultan korporasi, akademisi, dan pembuat kebijakan (pemerintah) di berbagai belahan dunia. Dari hal tersebut mengakibatkan operasi perusahaan tersendat, nilai hutang usaha swasta dan pemerintah membengkak dan investor asing maupun perusahaan asing enggan masuk ke Indonesia, dan banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Penyebab terbesar kebangkrutan tersebut adalah pengelolaan perusahaan yang buruk. Krisis yang melanda Indonesia ini tidak lepas dari pengaruh lemahnya penerapan Good Corporate. Minimnya perlindungan pemegang saham minoritas menyebabkan hilangnya kepercayaan investor, terutama investor asing untuk tetap memegang saham-saham perusahaan

26 publik di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kurangnya transparansi suatu perusahaan dalam mengelola sehingga kontrol publik menjadi sangat lemah dan terkonsentrasi, pemegang saham besar pada beberapa keluarga menyebabkan campur tangan pemegang mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan konflik berkepentingan yang sangat menyimpang dari normanorma tata kelola perusahaan yang baik (Sedarmayanti, 2012:50). Menurut Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara menyatakan bahwa pada setiap BUMN dibentuk audit internal atau Satuan Pengawasan Intern sebagai alat Good Corporate yang merupakan aparat pengawas intern perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Di samping itu, salah satu tujuan Good Corporate pada BUMN adalah meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional. Untuk menerapkan tujuan tersebut maka BUMN perlu melakukan prinsip-prinsip Good Corporate yaitu meliputi: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian, dan Kewajaran (Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011). Good Corporate adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha (Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011). Penerapan Good Corporate pada BUMN memerlukan partisipasi dari berbagai pihak yang bertindak sebagai pelaksana dan pengawas dari penerapan Good Corporate

27 itu sendiri. Untuk menunjang hal tersebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan Good Corporate dalam bentuk penilaian (assessment) yaitu program untuk mengidentifikasi pelaksanaan Good Corporate di BUMN dengan menggunakan indikator/parameter penilaian dan evaluasi atas penerapan Good Corporate yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian BUMN yang tertuang dalam SK-16 /S.MBU/2012. Dalam hal ini auditor internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, setiap auditor internal harus memiliki kompetensi yang dijelaskan dalam Reding, et al. (2013:2-8) dan Standar Profesi Audit Internal (2004:60-61) juga dijelaskan secara detail tentang penerapan kompetensi yang di dalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

28 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tujuan Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional Audit Internal Kompetensi 1.Pengetahuan (Knowledge) 2. Keterampilan (Skill) 3. Pengalaman (Experience) 4. Kompetensi Umum 5. Keterampilan Perilaku 6. Keterampilan Teknis Sumber: Reding, et al. (2013:2-8) dan James A. Bailey (2010) Good Corporate 1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Pertanggungjawaban 4. Kemandirian 5. Kewajaran Sumber: Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Self Assessment 1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan 2. Pemegang saham dan RUPS/pemilik modal 3. Dewan komisaris/dewan pengawas 4. Direksi 5. Pengukuran informasi dan transparansi 6. Aspek lainnya Sumber: SK-16 /S.MBU/2012 Hipotesis Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

29 Berdasarkan penjelasan dari kerangka pemikiran, maka penelitian dapat pula digambarkan dengan paradigma penelitian sebagai berikut: Kompetensi Auditor Internal (X) Good Corporate (Y) Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, masih yang akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisis data yang relevan dengan masalah yang terjadi. Hipotesis penelitian ini adalah kompetensi auditor internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung. Berdasarkan penjelasan dari kerangka penelitian, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H 0 : Kompetensi Auditor Internal tidak berpengaruh terhadap Penerapan Good Corporate. H 1 : Kompetensi Auditor Internal berpengaruh terhadap Penerapan Good Corporate.