,Jurnal Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PARITAS, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN BOUNDING ATTACHEMENT PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BEREUNEUN KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Kurnia Mutiara Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK Latar Belakang : Bounding attachement adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi. Bayi yang dipisahkan dari orang tua akan mengembangkan perasaan tidak aman yang ditampilkan dalam gangguan kepribadian atau kesulitan/hambatan didalam segisegi kehidupannya yang menyebabkan munculnya masalah penyesuaian diri dimasa yang akan datang, menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak. Dari hasil wawancara peneliti didapatkan jumlah ibu nifas yang ada diruang kebidanan selama 2 hari berjumlah 7 orang, diantara 7 orang tersebut yang melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi serta memberikan belaian dan ikatan kasih sayang yang dilakukan sedini mungkin hanya 3 orang. Tujuan penelitian : ini adalah untuk Hubungan Paritas, Pengetahuan Dan Pendidikan Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas Di Metode Penelitian :Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di rumah sakit Ibu dan anak sejak tanggal 21 Juli sampai dengan 16 Agustus 2013. Pengambilan sampel menggunakan tehknik achidental sampling sebanyak 38 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan. Hasil Penelitian : yang diperoleh dari 38 responden adalah adanya hubungan yang signifikan antara paritas ibu nifas dengan bounding attachement yaitu p < 0,05 (0,018). Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan bounding attachement yaitu p < 0,05 (0,000). Adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu nifas dengan bounding attachement yaitu p < 0,05 (0,001). Kesimpulan : Dari hasil diatas dapat disimpulkan ibu bahwa mayoritas ibu yang berpengetahuan baik dan pendidikan tinggi mau melakukan bounding attachement, selain itu juga tidak dilakukan bounding attachement akibat dari kesehatan bayi yang tidak memungkinkan untuk dirawat bersama. Serta juga ibu tidak hanya menunnngu dari bidan nya tetapi ada reaksi yang dilakukan jika tidak dilakukan perawatan oleh keluarga dan bidan.diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat melakukan bounding attachement setiap kelahiran bayi apabila bayi memungkinkan untuk dirawat bersama oleh ibu tanpa ada kelainan yang terjadi pada ibu dan bayi sehingga program pemerintah dapat tercapai untuk menurunkan angka kesakitan ibu dan anak. Kata kunci : bounding attachement, paritas, pengetahuan, pendidikan I. Pendahuluan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Sulistiyani, 2011). Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni dkk, 2009). Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachment. Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai
hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Paritas, Pengetahuan Dan Pendidikan Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun Kabupaten Pidie Tahun 2013. Tujuan Khusus 1. Untuk Mengetahui Hubungan Paritas Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureuneun. 2. Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun. 3. Untuk Mengetahui Hubungan Pendidikan Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun. II. METODOLOGI a. Kerangka Konsep Menurut lain (Andy, 2012). Ikatan antara orangtua dan bayi baru lahir sangatlah penting untuk diperhatikan. Sejak masa antenatal, ibu sudah harus mendapatkan informasi mengenai Bounding attachment, karena sejak masa antenatal, hubungan antara ibu dan anak yang berlandaskan ikatan kasih sayang sudah mesti terjalin Hipotesa Penelitian Ha : Ada Hubungan Paritas dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureunuen Ha : Paritas Pengetahuan Pendidikan Bounding Attachmen Ada Hubungan Pengetahuan dengan Ha : Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureunuen Ada Hubungan Pendidikan dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureunuen Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik dengan pendekatan cros sectional yaitu cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana pengumpulan data variable Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan. (Notoadmojo, 2005) Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas di. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun berjumlah 38 orang dengan pengambilan sampel yaitu accidental sampling Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun Kabupaten Pidie. dilakukan dari tanggal 21 Juli sampai 16 Agustus 2013. Pengumpulan dan Analisa Data Data Primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada semua ibu yang bersalin di Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureuneun Data Sekunder Didapat dari bagian Ruang Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureuneun dan Rekam medic RSU Pengolahan Data Menurut Budiarto (2002) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 21 Juli s sampai dengan 16 Agustus 2013 terhadap 38 responden yaitu seluruh ibu-ibu nifas yang ada di rawat di rumah sakit ibu dan anak dengan memberikan kuesioner serta wawancara yang berisikan 10 pertanyaan tentang pengetahuan, pendidikan, paritas.
Penyajian hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai distribusi frekuensi responden baik variabel bebas maupun variabel terikat dimana diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Bounding Attechment Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Bounding Attechment Frekuensi Persentase (%) 1 Ya 20 52,6 2 Tidak 18 47,4 Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 38 responden mayoritas ibu melakukan bounding attachment berjumlah 20 orang (52,6%), sedangkan yang tidak melakukan bounding attachment berjumlah 18 orang (47,4%). Paritas Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Dengan Bounding Attachement Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun Kabupaten Pidie Tahun 2013 N Paritas Freku Persentas o ensi e (%) 1 Primipara 14 36,8 2 Multipara 14 36,8 3 Grandemultipara 10 26,4 Total 38 100% Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 38 responden mayoritas ibu memiliki persalinan anak lebih dari dua (multipara) sebanyak 14 orang (36,8%) dan primipara yaitu sebanyak 14 orang (36,8%), sedangkan Grandemiltipara sebanyak 10 orang (26,4%). Pengetahuan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 11 28,9 2 Cukup 7 18,4 3 Kurang 20 52,6 Total 38 100% Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 38 responden mayoritas ibu nifas berpengetahuan kurang tentang bounding attachement sebanyak 20 orang (52,6%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (28,9%). Pendidikan Tabel 5.4. Distribusi Frekwensi Pendidikan Dengan No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Tinggi 9 23,7 2 Menengah 9 23,7 3 Dasar 20 52,6 Total 38 100% Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 38 responden mayoritas ibu berpendidikan dasar sebanyak 20 orang (52,6%) dan berpendidikan menengah sebanyak 9 orang (23,7%), sedangkan yang berpendidikan tinggi juga sebanyak 9 orang (23,7%). Hubungan Paritas Ibu Nifas Dengan Bounding Attachement Tabel 5.8. Tabulasi Silang Hubungan Paritas Dengan Rumah Sakit Ibu daanak Bereuneun Paritas Bounding Attachement Total P- N Ya Tidak value o F % F % F % 0,018 1 Primipara 78,6 3 14 100 11 21,4 2 Multipara 50,0 7 100 7 50,0 14 3 Grandemu 2 20,0 8 10 100 ltipara 80,0 Jumlah 20 52,6 18 47,4 38 100
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 14 responden mayoritas ibu nifas primipara melakukan bounding attachement sebanyak 11 orang (78,6%) dan dari 10 responden mayoritas ibu nifas grandemultipara yang tidak melakukan bounding attachement sebanyak 2 orang (20,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p - value 0018 yang berarti nilai < α = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan paritas ibu nifas dengan bounding attachment Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Bounding Attachement Tabel 5.6. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan N Pengetah Bounding Attachement Total P- o uan Ya Tidak valu e F % F % F % 0,000 1 Baik 10 90,9 1 9,1 11 100 2 Cukup 6 85,7 1 14,3 7 100 3 Kurang 4 20 16 80 20 100 Jumlah 20 52,6 18 38 100 47,4 Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 11 responden mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik melakukan bounding attachement sebanyak 10 orang (90,9%) dan dari 20 responden ibu tidak melakukan bounding attachement memiliki pengetahuan kurang yaitu 16 orang (80,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p value 0,000 yang berarti nilai < α = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pengetahuan ibu nifas dengan bounding attachment. Hubungan Pendidikan Ibu Ibu Nifas Dengan Bounding Attachement Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hubungan Pendidikan Dengan Bounding Attachement N o Pendidikan Ya Tidak Total P- value F % F % F % 0,001 1 Tinggi 8 88,9 1 11,1 9 100 2 Menengah 7 77,8 2 22,2 9 100 3 Dasar 5 25,0 15 75,0 20 100 Jlh 20 52,6 18 47,4 38 100 Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari responden mayoritas ibu nifas berpendidikan tinggi melakukan bounding attachement sebanyak 8 orang (88,9%) dan dari 20 responden yang tidak melakukan bounding attachement berpendidikan dasar yaitu 15 orang (75,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p - value 0,000 yang berarti nilai < α = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pendidikan ibu nifas dengan bounding attachment Pembahasan Hubungan Paritas Ibu Nifas dengan bounding attachement Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden mayoritas ibu nifas primipara melakukan bounding attachement sebanyak 11 orang (78,6%) dan dari 10 responden mayoritas ibu nifas grandemultipara yang tidak melakukan bounding attachement sebanyak 2 orang (20,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai probabilitas (p) 0,018 yang berarti nilai p < (α) = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan paritas ibu nifas dengan bounding attachment. Paritas adalah wanita yang sudah melahirkan bayi hidup. Paritas primapara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup sebanyak 1 kali, multipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup beberapa kali dimana persalinan tersebut tidak lebih dari 5 kali, dan grande multipara yaitu wanita yang te;lah melahirkan bayi hidup lebih dari 5 kali (Manuaba, 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Chotib (2009) yang menyebutkan bahwa tingkat keberhasilan menyusui pada ibu nifas dalam masa neonatus sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang suatu objek dan termasuk didalamnya adalah ilmu pengetahuan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam
memahami atau mempersiapkan diri dalam berhubungan dalam kesehatan dirinya. Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas ibu memiliki anak satu yang melakukan bounding attachement, ini dikarenakan bayi tersebut merupakan keluarga terbaru yang hadir hal ini membuat tertarik ibuibu muda yang memilki bayi sehingga mau melakukan bounding attachement akibat dari keingin tahuan ibu yang lebih besar. Sedangkan ada juga bayi tidak dilakukan bounding attachement ini dikarenakan akibat kelainan yang terjadi pada bayi sehingga bayi harus dirawat pada bagian khusus perawatan bayi Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas dengan bounding attachement Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 responden mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik melakukan bounding attachement sebanyak 10 orang (90,9%) dan dari 20 responden ibu tidak melakukan bounding attachement memiliki pengetahuan kurang yaitu 16 orang (80,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai probabilitas (p) 0,000 yang berarti nilai p < (α) = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pengetahuan ibu nifas dengan bounding attachment. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Azwar (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang. Hasil penelitian Rohani (2011), menunjukkan pengetahuan ibu nifas yang melakukan bounding attachement berpengetahuan baik sebanyak 19 orang, sedangkan yang tidak melakukan bounding attachement berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa redapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan bounding attachement. Menurut asumsi peneliti didapatkan bahwa ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik melaklukan bounding attachement untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir dengan merawat bayi nya secara mandiri tidak hanya sepenuhnya dari bantuan keluarga. Hal ini dilakukan karena ibu mengetahui manfaat dari bounding attachement tersebut. Hubungan Pendidikan Ibu Nifas dengan bounding attachement Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa dari responden mayoritas ibu nifas berpendidikan tinggi melakukan bounding attachement sebanyak 8 orang (88,9%) dan dari 20 responden yang tidak melakukan bounding attachement berpendidikan dasar yaitu 15 orang (75,0%). Dari hasil uji Statistik menggunakan chi square diperoleh nilai probabilitas (p) 0,000 yang berarti nilai p < (α) = 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pendidikan ibu nifas dengan bounding attachment. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami - istri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan hal-hal apa saja yang harus didapatkan oleh ibu nifas juga terbatas (Suparyanto, 2010). Hasil Penelitian menunjukkan pendidikan ibu nifas yang melakukan bounding attachement yang berpendidikan tinggi berjumlah 22 orang, sedangkan yang tidak melakukan bounding attachement yang berpendidikan dasar sebanyak 12 orang. Hasil uji statistic menunjukkan dengan P value 0.009 (p < 0.005). Hal ini menunjukkan bahwa terdapatr hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan bounding attachement. Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan yang baik didasari dari pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ibu memiliki pendidikan tinggi maka ibu akan memperkaya dirinya dengan ilmu-ilmu yamg berguna dalam perawatan bayi baru lahir. IV.PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Adanya hubungan yang signifikan antara paritas ibu nifas dengan bounding attachement di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Beureunuen dengan hasil uji statistic diperoleh nilai P - value 0,018 < α = 0,05. 2. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan bounding
attachement di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Beureunuen dengan hasil uji statistic diperoleh nilai P - value 0,000 < α = 0,05. 3. Adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu nifas dengan bounding attachement di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Beureunuen dengan hasil uji statistic diperoleh nilai P - value 0,001 < α = 0,05. Sulistiyani, 2011. Asuhan Kebidanan III Pelayanan Nifas Di Rumah http://www.lusa.web.id/konsep-dasarmasa-nifas/ diakses tanggal 23 Mei 2012. Suherni, 2009, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Yogyakarta. Saran 1. Diharapkan menjadi sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan mendapatkan pengalaman nyata dalam bidang penelitian. 2. Diharapkan bagi Institusi Pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan masalah nifas dalam melakukan pelaksanaan Bounding Attachement.. 3. Diharpakan bagi Rumah Sakit sebagai salah satu bahan masukan bagi bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di masyarakat dan instansi tempat kerja untuk melakukan tindakan proaktif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan. 4. Diharapkan kepada Ibu Nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang pentingnya Bounding Attachement. Dengan demikian diharapkan bayi yang berumur 0-28 hari mendapatkan pelayanan kesehatan secara dini dan optimal dari tenaga kesehatan setempat. REFERENSI Andy, 2012, Makalah Kebidanan: Bonding Attechment, http://ilmu-pastipengungkapkebenaran.blogspot.com/2012/05/boun ding-attachment.html, (dikutip tanggal 5 Januari 2013). Budiarto, E. 2006. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Buku Kedokteran EGC, Jakarta Manuaba Ida Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC; Jakarta Machfoedz Ircham, 2008. Metodologi Penelitian. Fitramaya; Yogyakarta