BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi remaja merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Program kesehatan reproduksi remaja untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi. Upaya yang dilakukan melalui advokasi, promosi, KIE, konseling dan pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus serta pemberian dukungan pada kegiatan remaja yang bersifat positif (Widyastuti,2009, p.5). Dari segi faktor budaya dan lingkungan, yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain. Dari segi psikologinya pun berdampak pada kerekatan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi(arya,2010). Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Mensrtuasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seseorang wanita 1
2 untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi merupakan siklus bulanan yang normal pada wanita. Siklus mentruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun (menopause) tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh(saryono dan Waluyo,2009, p.5-7). Mayoritas anak yang baru memasuki masa puber tidak mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi matang atau bentuk kematangan apa yang sedang terjadi. Akibatnya, muncullah kekhawatiran bila melihat perubahan fisik yang begitu lambat, sehingga dia ragu apakah mungkin dia akan menjadi orang dewasa kelak. Kekhawatiran itu semakin besar saat berkembangnya kesadaran pentingnya aktualisasi diri dalam kehidupan sosial (Al-Mighwar,2009, p.38). Untuk mengurangi kecemasan pada remaja putri saat menghadapi menstruasi, diperlukan peran orang tua untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi perubahan pada masa-masa remaja. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan pada remaja putri menjelang menstruasi, salah satu faktornya adalah bimbingan orang tua. Melalui bimbingan orang tua, remaja putri akan memiliki pengetahuan yang cukup yang ia dapatkan dari dukungan dan bekal yang diberikan dari orang tua. Sehingga pengetahuan yang cukup dapat mempengaruhi berkurangnya tingkat kecemasan pada remaja putri dalam menghadapi menstruasi. Informasi yang tepat dan sesuai kebutuhan
3 remaja sangat diperlukan untuk persiapan memasuki masa pubertas. Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan bimbingan orangtua dengan pengetahuan dan kecemasan remaja putri menghadapi menstruasi dengan sampel murid Sekolah Dasar kelas V dan VI yang dianggap memiliki kriteria remaja awal yang sudah menghadapi menstruasi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan pengetahuan dan kecemasan remaja putri menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua dengan pengetahuan dan kecemasan remaja putri menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan bimbingan orang tua murid SD kelas V dan VI dalam menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang b. Mendiskripsikan pengetahuan murid SD kelas V dan VI dalam menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang
4 c. Mendiskripsikan tingkat kecemasan murid SD kelas V dan VI dalam menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang d. Menganalisis hubungan bimbingan orang tua dengan pengetahuan murid SD kelas V dan VI menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang e. Menganalisis hubungan bimbingan orang tua dengan kecemasan murid SD kelas V dan VI menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang f. Menganalisis hubungan bimbingan orang tua dengan pengetahuan dan kecemasan murid SD kelas V dan VI menghadapi menstruasi di SDN Pleburan 03 Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Reproduksi pada remaja yang diberikan pada anak usia Sekolah Dasar yang merupakan salah satu lingkup atau upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat. 2. Manfaat bagi Institusi Sebagai sumbangan ilmiah bagi pendidikan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Remaja khususnya pendidikan seks di usia sekolah.
5 3. Manfaat praktis Sebagai bahan kajian dan informasi untuk penelitian selanjutnya 4. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan menambah wawasan terhadap masalah yang dihadapi remaja saat menghadapi menstruasi pertama. 5. Bagi lahan / tempat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi remaja putri di SDN Pleburan 03 Semarang yaitu meningkatkan pengetahuan dan tingkat kecemasan dalam menghadapi menstruasi dalam bimbingan orang tua. E. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran peneliti, penelitian ini belum ada.tetapi, ada penelitian yang hampir serupa yaitu penelitian yang dilakukan oleh :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Judul, Nama, Tahun Sasaran 1. Hubungan faktor keluarga dengan pengetahuan mensteuasi remaja putri (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Losari Brebes) Tati Hartati 2009 Sebagian dari seluruh remaja putri atau siswi kelas VII di SMP Negeri 2 Losari Brebes yang berjumlah 151 orang Variabel yang Diteliti Faktor keluarga dan pengetahuan tentang menstruasi Metode Menggunakaan metode deskriptif analitik atau kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan kuesioner sebagai instrumennya Hasil ada hubungan antara faktor keluarga dengan pengetahuan menstruasi remaja putri kelas VII SMP Negeri 2 Losari Brebes 2. 3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Tentang Menstruasi di SMP N 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Susanti 2010 Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Melalui Penyuluhan Di Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen SemarangAyu Dewi Irmayanti 2010 Sebagian dari seluruh remaja putri atau siswi kelas VII di SMP N 1 Kalinyamatan yang berjumlah 132 orang Seluruh remaja putri RW VI Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menstruasi Dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi Dengan metode pendekatan cross sectional Eksperimen semu (eksperimen quasi) dengan rancangan Pre Tes Post Test Deisgn Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang menstruasi di SMP N 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Ada perbedaan yang bermakna rata-rata pengetahuan dengan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi sebelum dan sesudah penyuluhan 6
7 Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Tati Hartati dilakukan pada tahun 2009, tempat penelitian di SMP Negeri 2 Losari Brebes dan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pada penelitian Susanti dilakukan pada tahun 2010, tempat penelitian di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara, variabel penelitian yang digunakan pengetahuan dan sikap.