dokumen-dokumen yang mirip
No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017







No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN


No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN


Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2015

Transkripsi:

No. 02/10/81/Th.VIII, 3 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,52, TURUN 0,74 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,52, atau turun sebesar 0,74 persen dibanding Agustus yang tercatat sebesar 102,28. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,56 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen. NTP tertinggi pada September masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 113,08 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 93,92. Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman pangan sebesar 2,01 persen, diikuti subsektor perikanan sebesar 1,00 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,98 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 0,07 persen, dan sebesar 0,84 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan September sebesar 101,22 atau turun sebesar 0,71 persen dibanding Agustus yang tercatat sebesar 101,94. Pada September, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,21 persen, disumbangkan oleh 4 (empat) kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok sandang sebesar 0,80 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,77 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,57 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,17 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi perdesaan adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada September tercatat sebesar 119,34, turun sebesar 0,67 persen dibanding Agustus yang tercatat sebesar 120,14. 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi 1

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor September (2012 = 100) Subsektor B u l a n Agustus September Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 125.05 122.73-1.85 b. Hortikultura 141.18 141.58 0.28 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 118.08 117.06-0.87 d. Peternakan 130.04 131.60 1.19 e. Perikanan 128.58 127.58-0.78 e.1. Perikanan Tangkap 128.98 127.92-0.83 e.2. Perikanan budidaya 126.60 125.92-0.53 f. Gabungan 127.28 126.57-0.56 g. Gabungan Tanpa Ikan 127.12 126.45-0.53 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 125.64 125.84 0.16 b. Hortikultura 124.93 125.20 0.22 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 124.50 124.64 0.11 d. Peternakan 123.03 123.46 0.35 e. Perikanan 122.38 122.66 0.23 e.1. Perikanan Tangkap 122.83 123.10 0.22 e.2. Perikanan budidaya 120.16 120.45 0.23 f. Gabungan 124.45 124.68 0.19 g. Gabungan Tanpa Ikan 124.70 124.93 0.18 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 99.53 97.53-2.01 b. Hortikultura 113.01 113.08 0.07 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 94.84 93.92-0.98 d. Peternakan 105.70 106.59 0.84 e. Perikanan 105.07 104.02-1.00 e.1. Perikanan Tangkap 105.01 103.91-1.05 e.2. Perikanan budidaya 105.35 104.54-0.77 f. Gabungan 102.28 101.52-0.74 g. Gabungan Tanpa Ikan 101.94 101.22-0.71 NASIONAL 101.56 102.02 0.45 NASIONAL tanpa Ikan 101.48 101.94 0.46 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada September, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku kembali mengalami penurunan sebesar 0,74 persen dibanding Agustus, atau turun dari 102,28 pada Agustus menjadi 101,52 pada September. Penurunan NTP pada September disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan sebesar 0,56 persen, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen. Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman pangan sebesar 2,01 persen, diikuti subsektor perikanan sebesar 1,00 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,98 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 0,07 persen, dan sebesar 0,84 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada September seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 juga mengalami penurunan sebesar 0,71 persen dibanding Agustus atau dari 101,94 pada Agustus menjadi 101,22 pada September. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional September, maka penurunan NTP pada September menyebabkan NTP Provinsi Maluku berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 102,02. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada September sebesar 126,57. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya It pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi masih pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,85 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,87 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,78 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor peternakan mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 0,28 persen dan sebesar 1,19 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada September, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 124,68, naik 0,19 persen dibanding Agustus yang tercatat sebesar 124,45. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,16 persen, subsektor tanaman hortikultura 3

sebesar 0,22 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,11 persen, subsektor peternakan sebesar 0,35 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,23 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada September, NTP-P kembali mengalami penurunan sebesar 2,01 persen karena terjadi penurunan It sebesar 1,85 persen sedangkan Ib justru naik sebesar 0,16 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok padi dan kelompok palawija masing-masing sebesar 1,54 persen dan sebesar 1,96 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,19 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada September, NTP-H mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen dibanding Agustus, karena terjadi kenaikan It yang sebesar 0,28 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib yang sebesar 0,22 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur sayuran dan kelompok buah- buahan masing-masing sebesar 0,52 persen dan sebesar 0,10 persen, sedangkan kelompok tanaman obat turun sebesar 0,56 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,23 persen dan sebesar 0,16 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada September, NTP-R mengalami kembali mengalami penurunan sebesar 0,98 persen dibanding Agustus, karena terjadi penurunan It sebesar 0,87 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,87 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,10 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,18 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada September, NTP-T menunjukan perkembangan yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya yaitu mengalami peningkatan sebesar 0,84 persen dibanding Agustus, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,19 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang hanya mencapai 0,35 persen. 4

Peningkatan It disebabkan naiknya It pada 3 (tiga) kelompok di subsektor ini, yakni tertinggi pada ternak kecil sebesar 1,64 persen, diikuti kelompok ternak besar sebesar 1,50 persen, dan kelompok hasil ternak sebesar 0,54 persen. Peningkatan ini dipicu oleh perayaan hari raya kurban sehingga permintaan terhadap konsumsi ternak meningkat mengakibatkan naiknya harga pada kelompok ternak tersebut. Hanya kelompok unggas yang mengalami penurunan sebesar 0,88 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,38 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,28 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada September, NTP-NP kembali mengalami penurunan sebesar 1,00 persen dibanding Agustus, karena terjadi penurunan It sebesar 0,78 persen, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,23 persen. Penurunan It disebabkan turunnya indeks pada kelompok penangkapan dan kelompok budidaya masing-masing sebesar 0,83 persen dan sebesar 0,53 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,35 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,02 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada September, NTN turun sebesar 1,05 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,83 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,22 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada September, NTPi juga turun sebesar 0,77 persen, terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dibanding Agustus, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,23 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,53 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya September (2012=100) B u l a n Persentase Kelompok dan Sub Kelompok Agustus September Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 99.53 97.53-2.01 a. Indeks Diterima Petani 125.05 122.73-1.85 - Padi 110.39 108.69-1.54 - Palawija 130.86 128.30-1.96 b. Indeks Dibayar Petani 125.64 125.84 0.16 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.10 129.34 0.19 - Indeks BPPBM 105.40 105.35-0.05 5

2. Hortikultura (NTPH) 113.01 113.08 0.07 a. IndeksDiterimaPetani 141.18 141.58 0.28 - Sayur-sayuran 150.96 151.74 0.52 - Buah-buahan 134.03 134.17 0.10 - Tanaman Obat 129.42 128.69-0.56 b. IndeksDibayarPetani 124.93 125.20 0.22 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.62 128.91 0.23 - Indeks BPPBM 105.06 105.24 0.16 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 94.84 93.92-0.98 a. IndeksDiterimaPetani 118.08 117.06-0.87 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 118.08 117.06-0.87 b. IndeksDibayarPetani 124.50 124.64 0.11 - IndeksKonsumsiRumahTangga 128.58 128.71 0.10 - Indeks BPPBM 105.06 105.25 0.18 4. Peternakan (NTPT) 105.70 106.59 0.84 a. IndeksDiterimaPetani 130.04 131.60 1.19 - Ternak Besar 127.71 129.63 1.50 - Ternak Kecil 132.75 134.92 1.64 - Unggas 128.08 126.95-0.88 - Hasil Ternak 128.38 129.08 0.54 b. Indeks Dibayar Petani 123.03 123.46 0.35 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.41 131.90 0.38 - Indeks BPPBM 106.44 106.74 0.28 5. Perikanan (NTNP) 105.07 104.02-1.00 a. Indeks Diterima Petani 128.58 127.58-0.78 - Penangkapan 128.98 127.92-0.83 - Budidaya 126.60 125.92-0.53 b. Indeks Dibayar Petani 122.38 122.66 0.23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.97 129.42 0.35 - Indeks BPPBM 110.68 110.65-0.02 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 105.01 103.91-1.05 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 128.98 127.92-0.83 - Penangkapan Laut 128.98 127.92-0.83 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.83 123.10 0.22 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.01 129.45 0.35 - BPPBM 112.12 112.10-0.02 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 105.35 104.54-0.77 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.60 125.92-0.53 - Budidaya Air Tawar 100.00 98.80-1.20 - Budidaya Laut 126.77 126.10-0.53 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.16 120.45 0.23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.81 129.26 0.35 - BPPBM 103.50 103.46-0.04 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 6

5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada September menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,21 persen. Peningkatan IKRT disumbangkan oleh 4 (empat) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok sandang sebesar 0,80 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,77 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,57 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,17 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi perdesaan adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku September (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan -0.02 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.77 Perumahan 0.17 Sandang 0.80 Kesehatan -0.03 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.57 Transportasi & Komunikasi -0.09 Umum / Gabungan 0,21 Nasional 0,32 7

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan September yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 142,69, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 123,53, selanjutnya kelompok sandang sebesar 120,85, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 120,77, kelompok perumahan sebesar 118,36, kelompok kesehatan sebesar 113,49, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,18. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) U r a i a n Agustus September Inflasi/ Deflasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 142.71 142.69-0.02 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122.58 123.53 0.77 Sandang 119.89 120.85 0.80 Transportasi dan Komunikasi 120.89 120.77-0.09 Perumahan 118.15 118.36 0.17 Kesehatan 113.53 113.49-0.03 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.55 109.18 0.57 7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen dibanding Agustus. Namun jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada 4 (empat) kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu, tertinggi pada kelompok obatobatan dan pupuk sebesar 0,46 persen, diikuti kelompok penambahan barang modal sebesar 0,13 persen,kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya sebesar 0,09 persen dan kelompok transportasi 8

sebesar 0,02 persen. Hanya kelompok bibit yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,53 persen sedangkan kelompok upah buruh tani tidak mengalami perubahan dibanding Agustus. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,37 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,94. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada September ( 2012 = 100 ) Kelompok Agustus September Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 105.94 106.06 0.11 Bibit 104.43 103.88-0.53 Obat-Obatan dan Pupuk 101.80 102.27 0.46 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.19 104.29 0.09 Transportasi 114.35 114.37 0.02 Penambahan Barang Modal 108.14 108.29 0.13 Upah Buruh Tani 101.94 101.94 0.00 8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada September mengalami penurunan sebesar 0,67 persen dibanding Agustus, yaitu dari 120,14 menjadi 119,34. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,56 persen sedangkan indeks BPPBM justru meningkat sebesar 0,11 persen dibanding Agustus. Penurunan NTUP pada September disebabkan turunnya NTUP pada 3 (tiga) subsektor, tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 1,81 persen, diikuti subsektor 9

tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,04 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,75 persen, sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor peternakan mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,12 persen dan sebesar 0,92 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada November ( 2012 = 100 ) Subsektor B u l a n Perubahan September Agustus (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 118.64 116.49-1.81 b. Hortikultura 134.38 134.54 0.12 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 112.39 111.22-1.04 d. Peternakan 122.17 123.29 0.92 e. Perikanan 116.18 115.30-0.75 e.1. Perikanan Tangkap 115.04 114.11-0.81 e.2. Perikanan Budidaya 122.32 121.70-0.50 f. Gabungan 120.14 119.34-0.67 g. Gabungan Tanpa Ikan 120.65 119.85-0.66 NASIONAL 110.08 110.69 0.56 NASIONAL Tanpa Ikan 109.95 110.58 0.57 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320 11