7-5 PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah Email: Suryaerdi4@yahoo.com Diterima 3 Februari 27/Disetujui 5 Maret 27 ABSTRAK Insektisida nabati merupakan alternatif untuk menggantikan insektisida sintetik, karena insektisida nabati tidak mengakibatkan efek negatif bagi manusia, ternak maupun lingkungan. Rumusan masalah penelitian adalah apakah ada pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan eksperimental pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Objek penelitian adalah ulat daun (Plutella xylostella) yang diperoleh di Kebun Tanaman Bawang Merah di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Ulat daun (Plutella xylostella) yang digunakan sebanyak 6 ulat dengan tiap uji perlakuan sebanyak ekor. Perlakuan yang diterapkan yaitu dengan konsentrasi formulasi kontrol %, %, 2%, dan 3%. Pengamatan mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) dilakukan selama 96 jam (4 hari), setiap pagi dan sore hari. Data yang telah ditabulasikan kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA). Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) dapat meningkatkan mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) dapat diterima. Kata Kunci : mimba, mortalitas, bawang merah. PENDAHULUAN Pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 29-23 adalah sebesar 3,9% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak memberikan kontiribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas (,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari provinsi di Indonesia. Beberapa provinsi penghasil utama bawang merah dimana luas areal panen mencapai lebih dari hektar pertahun diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Kesembilan provinsi ini menyumbang 95,8% dengan rekapitulasi Jawa memberikan kontribusi 75% dari produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun 23 (Deptan, 24). Perlindungan tanaman mempunyai peranan penting dalam penetapan produksi pangan. Dengan teknik perlindungan tanaman yang efektif, efisien dan tepat maka populasi hama dan penyakit dapat dikendalikan sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi petani dan menjamin potensi hasil yang optimal. Untuk menekan populasi hama ini berbagai cara pengendalian telah ditempuh baik secara kultur teknis, mekanis, biologis maupun dengan insektisida sintetik (Pracaya, 25). Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu cara dalam menggantikan peran pestisida kimia (Kardinan, 22). Insektisida nabati merupakan alternatif sintetik, karena insektisida tidak mengakibatkan efek negative bagi manusia, ternak maupun lingkungan. Secara umum insektisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mudah
8-5 dibuat. Jenis insektisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan karena residu hilang (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 22). Tanaman mimba (Azedirachta indica) telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, acarisida, nematisida, dan virisida, senyawa aktif yang dikandung terutama terdapat pada bijinya yaitu azadirachtin, meliantriol, salanin, dan nimbin (BPPT, 27). Bukhari (22) dalam penelitiannya dengan judul, efektivitas ekstrak daun mimba terhadap pengendalian hama plutella xylostella L. pada tanaman kedelai menggunakan metode pengujian menggunakan konsentrasi ekstrak daun mimba yang berbeda dan tanaman konstrol tanpa dilakukan penyemprotan ekstrak, diperoleh hasil dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak akan memaksimalkan produksi tanaman kedelai dikarenakan dapat menekan laju hama. Ekstrak daun mimba sangat efektif untuk dijadikan sebagai pestisida nabati dalam menanggulangi hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman kedelai. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan untuk ekstrak daun mimba (Azedirachta indica). Rancangan penelitian ini menggunakan objek penelitian yang berupa 4 perlakuan dan 4 pengulangan.adapun perlakuan yang diterapkan untuk masing-masing perlakuan terhadap ulat daun (Plutella xylostella) yang menyerang tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) yaitu:. P = Plot Kontrol (tanpa menggunakan ekstrak daun mimba) 2. P = % ekstrak daun mimba 3. P2 = 2% ekstrak daun mimba 4. P3 = 3% ekstrak daun mimba ANALISIS DATA Data mengenai pengaruh ekstrak daun mimba disajikan dalam bentuk deskripsi dan gambaran secara umum dari masing-masing mortalitas ulat daun. Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan menggunakan analisis varians model linier aditif sebagai berikut: Keterangan : Y ij = µ + i + ij.(sudjana, 22) Y ij = Variabel yang diamati pada konsentrasi taraf ke-i (i =,, 2, 3) I = Pengaruh konsentrasi taraf ke-i J = Efek dari perlakuan pada taraf ke-j µ = Nilai tengah ij = Efek error blok ke-i perlakuan ke-j Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan taraf uji (α),5 dan, dengan ketentuan jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima, sebaliknya jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak. Jika hasil pengujian terdapat perbedaan yang nyata, maka untuk mengetahui adanya perbedaan antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus: BNJ (α) = q α (p,v) KGT Percobaan n (Yitnosoemarlo, 22)
9-5 Keterangan: q = Titik kritis n = Ulangan p = Banyaknya perlakuan v = Derajat bebas galat percobaan α = Taraf nyata Dengan ketentuan jika selisih harga rata-rata antar dua perlakuan, BNJ α =,5 maka terdapat perbedaan yang nyata, jika selisih harga rata-rata antar dua perlakuan < BNJ α =,5 maka tidak terdapat perbedaan yang nyata (non signifikan). HASIL PENELITIAN Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,8, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,5, disajikan pada Tabel dan Grafik sebagai berikut: Tabel. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Perlakuan Kelompok Jumlah I II III IV Mortalitas Rata-rata P (%), P (%) 3,8 P2 (2%) 4, P3 (3%) 2 2 6,5 Total 4 3 3 3 3 2.5.5.5.8 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) Grafik. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan Analisis Varian (ANAVA) terhadap mortalitas ulat daun (Tabel 2) perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) = 4,45 KT Galat r,7 4 =,92
Mortalitas Ulat Daun Variasi, Volume 9, Nomor, Maret 27-5 Sumber Ragam Tabel 2.Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Bebas Kuadrat Tengah F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,9,6 Perlakuan 3 4,69,56 3, 2,9 Galat 9,56,7 Total 5 6,44,79 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun disajikan pada tabel 3 dan grafik 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 3. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Perlakuan I Kelompok Jumlah Ratarata II III IV Mortali tas P (%), P (%) 4, P2 (2%) 4, P3 (3%) 2 5,3 Total 3 4 3 3 3 Sumber: Data Hasil Penelitian, 26.4.2.8.6.4.2 Grafik 2. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9 (tabel 4). Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) KT Galat r = 4,45.3,6 4 =,55
-5 Tabel 4. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Sumber Bebas Kuadrat Tengah Ragam F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,9,6 Perlakuan 3 3,69,23 3, 2,9 Galat 9,56,6 Total 5 4,44,35 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =,5 dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 5. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Perlakuan Kelompok Jumlah I II III IV Mortalitas Rata-rata P (%), P (%) 4, P2 (2%) 2 2 6,5 P3 (3%) 2 5,3 Total 3 4 5 3 5 Sumber: Data Hasil Penelitian, 26.6.4.2.8.6.4.2.5.3 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) Grafik 3. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9 seperti terlihat pada tabel 6. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) KT Galat r = 4,45,2 4 =,77
2-5 Sumber Ragam Tabel 6. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Bebas Kuadrat Tengah F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,69,23 Perlakuan 3 5,9,73 3, 2,9 Galat 9,6,2 Total 5 6,94 2,8 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Keempat Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun dapat dilihat pada tabel 7 dan grafik 4 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,5, P2 (2%) =,3 dan P3 (3%) sebesar,5berikut: Tabel 7. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Keempat Perlakuan Kelompok Jumlah Ratarata I II III IV Mortalitas P (%), P (%) 2,5 P2 (2%) 2 5,3 P3 (3%) 2 2 6,5 Total 4 2 4 3 3 Grafik 4. Mortalitas Ulat Daun Hari Keempat Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 2,99 dan F tabel 2,9 seperti terlihat pada tabel 8. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) = 4,45 =,7 2.5.5,23 4 KT Galat r.5 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%).3.5
3-5 Tabel 8. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Sumber Bebas Kuadrat Tengah Ragam F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,69,23 Perlakuan 3 5,69,9 2,99 2,9 Galat 9 2,6,23 Total 5 8,44 2,36 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kematian (mortalitas) pada setiap perlakuan yang diuji. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,8, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,5. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =,5 dan P3 (3%) sebesar,3. Dan pada tabel 7 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,5, P2 (2%) =,3 dan P3 (3%) sebesar,5. Pada perlakuan kontrol (P) yang tidak menggunakan perlakuan ekstrak, maka tidak ditemukan kematian pada ulat daun (Plutella xylostella). Hal tersebut disebabkan karena tersedia daun bawang (Allium ascalonicum L.) di dalam kurungan ulat daun (Plutella xylostella) sebagai medium yang berfungsi sebagai makanan ulat daun (Plutella xylostella) untuk tetap bertahan hidup. Sedangkan pada perlakuan pemberian ekstrak terdapat mortalitas pada ulat daun (Plutella xylostella). Kombinasi ekstrak dari setiap perlakuan tersebut berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada semua konsentrasi, dikarenakan pada masing-masing kombinasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) tersebut terdapat kandungan kimia yang berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella). Aktifitas biologi dari tanaman mimba disebabkan oleh adanya kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang termasuk dalam kelompok limonoid (triterpenid). Setidaknya terdapat sembilan senyawa limonoid yang telah berhasil diidentifikasi diantaranya adalah azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin (Sastrodiharjo, 23). Adanya pengaruh konsentrasi terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) disebabkan oleh adanya senyawa aktif yang terkandung pada daun mimba. Menurut Debashri & Tamal (22), daun mimba mengandung empat senyawa kimia alami yang aktif sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salanin, meliatriol dan nimbin. Azadirachtin tidak langsung mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makan, mengganggu pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai penghambat makan serangga. Nimbin bekerja sebagai anti virus, sedangkan meliantriol sebagai penolak serangga. Sebagaimana diketahui bahwa ekstrak daun mimba dengan bahan aktif diantaranya azadirachtin, salanin, meliatriol, dan nimbin merupakan bahan insektisida yang bersifat sistemik lokal. Insektisida sistemik lokal adalah kelompok insektisida yang dapat diserap oleh jaringan daun, tetapi tidak ditranslokasikan kebagianbagian lain dari daun. Insektisida seperti ini disebut insektisida yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan daun (Rusdy, 29).
4-5 Konsentrasi dan waktu berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mimba dan semakin lama waktu setelah perlakuan maka semakin tinggi tingkat mortalitas ulat daun. Hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan azadirachtin dan lamanya kandungan senyawa azadirachtin dapat diserap oleh daun tanaman sayur sehingga mortalitas ulat daun meningkat. Kelemahan pestisida nabati adalah daya tahan yang singkat atau sangat mudah berubah oleh karena itu volume aplikasi harus direncanakan dengan cermat agar efisien dan konsentrasi larutan yang dihasilkan masih tidak konsisten karena sangat tergantung pada tingkat kesegaran bahan baku, juga diperluhkan standar pengolahan untuk tiap tanaman dan standar aplikasi penggunaan bagi pengendalian OPT (BPPT, 27). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengaruh berbagai tingkat konsentrasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap tingkat mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) dapat disimpulkan bahwa:. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). 2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) yang digunakan, maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas ulat daun (Plutella xylostella). 3. Hasil uji ANAVA pada pemberian ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α =,5. SARAN Diharapkan kepada petani agar dapat menggunakan ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) ini sebagai salah satu alternatif pembasmi hama ulat daun (Plutella xylostella) secara alami, karena bahan aktifnya berasal dari bahan-bahan yang terkandung dari tanaman, bersifat mudah terurai, ramah lingkungan dan tidak mudah menyebabkan resistensi serta tidak perlu menggunakan lagi bahan pembasmi hama sintetik untuk tanaman pangan dan sayur sehingga dapat mengganggu serta membunuh organisme non target sekaligus cenderung berbahaya bagi kesehatan untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA BPPT. 27. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. htpp//www.iptek.net.id/ ind/teknologipangan/index.php id=244. (online) diakses 22 Maret 26.. 28. Mimba (Azadirachta indica A.Juss). https://bptsitubondo. wordpress.com/ 28/6/5/mimba-azadirachta-indica-ajuss-bag-i/. (online) diakses 2 April 26. Deptan. 24. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. htpp://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/bawang. (online) diakses 22 Maret 26. Debashri, M & Tamal, M. 22. A Review on Efficacy of Azadirachta indica A. Juss Based Biopesticides: An Indian Perspective. Research Journal of Recent Sciences Vol. (3), 94-99, March (22) ISSN 2277-252. Irwan. 27. Bawang Merah dan Pestisida. http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel php article-id=78498uh. (online) diakses 22 Maret 26. Kardinan, Agus. 22. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasinya. Jakarta: Penebar Swadaya.
5-5 Pracaya. 2. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahayu, & Berlian. 29. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. Rusdy, Alfian. 29. Efektivitas Ekstrak Daun Mimba Dalam Pengendalian Ulat Daun (Plutella xylostella) pada Tanaman Selada. J. Floratek 4:4-54. Sastrodiharjo. 23. Proseding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Sudjana. 26. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.