PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

I. PENDAHULUAN. ketersediaan beras di suatu daerah. Salah satu hal yang mempengaruhi

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kecepatan Kematian. nyata terhadap kecepatan kematian (lampiran 2a). Kecepatan kematian Larva

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

UJI EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica) DAN EKSTRAK DAUN KLUWEK (Pangium edule) TERHADAP KEMATIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi September Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/ :53:12

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

EFEK MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH

EKSTRAK DAUN MIMBA TERHADAP MORTALITAS HAMA BELALANG KEMBARA NEEM LEAF EXTRACTON MORTALITY LOCUST WANDERER

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIMBA UNTUK PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella L. DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANAMAN SAWI

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

ABSTRAK UJI EKSTRAK BUAH CABAI RAWIT SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TITIK TUMBUH PADA TANAMAN SAWI

Teodora Ballos, Sonja V. T Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan dunia kesehatan. Dimana Nyamuk adalah ektoparasit

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN MIMBA

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Biologi DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

Elva Anggraini ZR, Sonja V.T. Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

PENGARUH EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi. Kehilangan hasil akibat

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

Jurnal Hexagro. Vol. 1. No. 2 Agustus 2017 ISSN

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT TRITIP(Plutella xylostella) PADA TANAMAN KUBIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI DAN SAAT PEMBERIAN INSEKTISIDA NABATI ( DAUN MIMBA ) TERHADAP HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max, L. Merrill ) VARIETAS GROBOGAN

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Pengaruh Biopestisida Ekstrak Mimba Terhadap Tingkat Serangan Hama dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Terhadap Perkembangan Serangga Hama Gudang Sitophilus oryzae Linn

POTENSI MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawi. Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga cruciferae

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

SKRIPSI DISUSUN OLEH: MISTIENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kendal Payak Balai Penelitian

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

PESTISIDA ALAMI ALKALOID DENGAN EKSTRAK KECUBUNG PASTI MANJUR DAN AMAN

KAJIAN INSEKTISIDA ORGANIK (URIN SAPI & SERBUK BIJI MIMBA) TERHADAP MORTALITAS LARVA (Spodoptera Litura.) SKRIPSI

B. Rancangan Acak Kelompok (RAK)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

Transkripsi:

7-5 PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah Email: Suryaerdi4@yahoo.com Diterima 3 Februari 27/Disetujui 5 Maret 27 ABSTRAK Insektisida nabati merupakan alternatif untuk menggantikan insektisida sintetik, karena insektisida nabati tidak mengakibatkan efek negatif bagi manusia, ternak maupun lingkungan. Rumusan masalah penelitian adalah apakah ada pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan eksperimental pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Objek penelitian adalah ulat daun (Plutella xylostella) yang diperoleh di Kebun Tanaman Bawang Merah di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Ulat daun (Plutella xylostella) yang digunakan sebanyak 6 ulat dengan tiap uji perlakuan sebanyak ekor. Perlakuan yang diterapkan yaitu dengan konsentrasi formulasi kontrol %, %, 2%, dan 3%. Pengamatan mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) dilakukan selama 96 jam (4 hari), setiap pagi dan sore hari. Data yang telah ditabulasikan kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA). Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) dapat meningkatkan mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) dapat diterima. Kata Kunci : mimba, mortalitas, bawang merah. PENDAHULUAN Pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 29-23 adalah sebesar 3,9% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak memberikan kontiribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan dengan komponen produktivitas (,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari provinsi di Indonesia. Beberapa provinsi penghasil utama bawang merah dimana luas areal panen mencapai lebih dari hektar pertahun diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Kesembilan provinsi ini menyumbang 95,8% dengan rekapitulasi Jawa memberikan kontribusi 75% dari produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun 23 (Deptan, 24). Perlindungan tanaman mempunyai peranan penting dalam penetapan produksi pangan. Dengan teknik perlindungan tanaman yang efektif, efisien dan tepat maka populasi hama dan penyakit dapat dikendalikan sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi petani dan menjamin potensi hasil yang optimal. Untuk menekan populasi hama ini berbagai cara pengendalian telah ditempuh baik secara kultur teknis, mekanis, biologis maupun dengan insektisida sintetik (Pracaya, 25). Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu cara dalam menggantikan peran pestisida kimia (Kardinan, 22). Insektisida nabati merupakan alternatif sintetik, karena insektisida tidak mengakibatkan efek negative bagi manusia, ternak maupun lingkungan. Secara umum insektisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mudah

8-5 dibuat. Jenis insektisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan karena residu hilang (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 22). Tanaman mimba (Azedirachta indica) telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, acarisida, nematisida, dan virisida, senyawa aktif yang dikandung terutama terdapat pada bijinya yaitu azadirachtin, meliantriol, salanin, dan nimbin (BPPT, 27). Bukhari (22) dalam penelitiannya dengan judul, efektivitas ekstrak daun mimba terhadap pengendalian hama plutella xylostella L. pada tanaman kedelai menggunakan metode pengujian menggunakan konsentrasi ekstrak daun mimba yang berbeda dan tanaman konstrol tanpa dilakukan penyemprotan ekstrak, diperoleh hasil dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak akan memaksimalkan produksi tanaman kedelai dikarenakan dapat menekan laju hama. Ekstrak daun mimba sangat efektif untuk dijadikan sebagai pestisida nabati dalam menanggulangi hama ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman kedelai. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan untuk ekstrak daun mimba (Azedirachta indica). Rancangan penelitian ini menggunakan objek penelitian yang berupa 4 perlakuan dan 4 pengulangan.adapun perlakuan yang diterapkan untuk masing-masing perlakuan terhadap ulat daun (Plutella xylostella) yang menyerang tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) yaitu:. P = Plot Kontrol (tanpa menggunakan ekstrak daun mimba) 2. P = % ekstrak daun mimba 3. P2 = 2% ekstrak daun mimba 4. P3 = 3% ekstrak daun mimba ANALISIS DATA Data mengenai pengaruh ekstrak daun mimba disajikan dalam bentuk deskripsi dan gambaran secara umum dari masing-masing mortalitas ulat daun. Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan menggunakan analisis varians model linier aditif sebagai berikut: Keterangan : Y ij = µ + i + ij.(sudjana, 22) Y ij = Variabel yang diamati pada konsentrasi taraf ke-i (i =,, 2, 3) I = Pengaruh konsentrasi taraf ke-i J = Efek dari perlakuan pada taraf ke-j µ = Nilai tengah ij = Efek error blok ke-i perlakuan ke-j Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan taraf uji (α),5 dan, dengan ketentuan jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima, sebaliknya jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak. Jika hasil pengujian terdapat perbedaan yang nyata, maka untuk mengetahui adanya perbedaan antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus: BNJ (α) = q α (p,v) KGT Percobaan n (Yitnosoemarlo, 22)

9-5 Keterangan: q = Titik kritis n = Ulangan p = Banyaknya perlakuan v = Derajat bebas galat percobaan α = Taraf nyata Dengan ketentuan jika selisih harga rata-rata antar dua perlakuan, BNJ α =,5 maka terdapat perbedaan yang nyata, jika selisih harga rata-rata antar dua perlakuan < BNJ α =,5 maka tidak terdapat perbedaan yang nyata (non signifikan). HASIL PENELITIAN Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,8, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,5, disajikan pada Tabel dan Grafik sebagai berikut: Tabel. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Perlakuan Kelompok Jumlah I II III IV Mortalitas Rata-rata P (%), P (%) 3,8 P2 (2%) 4, P3 (3%) 2 2 6,5 Total 4 3 3 3 3 2.5.5.5.8 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) Grafik. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Pertama Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan Analisis Varian (ANAVA) terhadap mortalitas ulat daun (Tabel 2) perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) = 4,45 KT Galat r,7 4 =,92

Mortalitas Ulat Daun Variasi, Volume 9, Nomor, Maret 27-5 Sumber Ragam Tabel 2.Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Bebas Kuadrat Tengah F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,9,6 Perlakuan 3 4,69,56 3, 2,9 Galat 9,56,7 Total 5 6,44,79 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun disajikan pada tabel 3 dan grafik 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 3. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Perlakuan I Kelompok Jumlah Ratarata II III IV Mortali tas P (%), P (%) 4, P2 (2%) 4, P3 (3%) 2 5,3 Total 3 4 3 3 3 Sumber: Data Hasil Penelitian, 26.4.2.8.6.4.2 Grafik 2. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Kedua Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9 (tabel 4). Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) KT Galat r = 4,45.3,6 4 =,55

-5 Tabel 4. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Sumber Bebas Kuadrat Tengah Ragam F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,9,6 Perlakuan 3 3,69,23 3, 2,9 Galat 9,56,6 Total 5 4,44,35 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =,5 dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 5. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Perlakuan Kelompok Jumlah I II III IV Mortalitas Rata-rata P (%), P (%) 4, P2 (2%) 2 2 6,5 P3 (3%) 2 5,3 Total 3 4 5 3 5 Sumber: Data Hasil Penelitian, 26.6.4.2.8.6.4.2.5.3 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%) Grafik 3. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Ketiga Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 3, dan F tabel 2,9 seperti terlihat pada tabel 6. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) KT Galat r = 4,45,2 4 =,77

2-5 Sumber Ragam Tabel 6. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Bebas Kuadrat Tengah F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,69,23 Perlakuan 3 5,9,73 3, 2,9 Galat 9,6,2 Total 5 6,94 2,8 Perhitungan Jumlah Mortalitas Ulat Daun pada Hari Keempat Perhitungan jumlah mortalitas ulat daun dilakukan setelah pengamatan pada sore hari. Adapun hasil pencatatan rata-rata mortalitas ulat daun dapat dilihat pada tabel 7 dan grafik 4 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,5, P2 (2%) =,3 dan P3 (3%) sebesar,5berikut: Tabel 7. Mortalitas Ulat Daun pada Hari Keempat Perlakuan Kelompok Jumlah Ratarata I II III IV Mortalitas P (%), P (%) 2,5 P2 (2%) 2 5,3 P3 (3%) 2 2 6,5 Total 4 2 4 3 3 Grafik 4. Mortalitas Ulat Daun Hari Keempat Analisis Varian (ANAVA) mortalitas ulat daun setelah diberikan ekstrak daun mimba: DB Kelompok : Jumlah Ulangan = 4 = 3 DB Perlakuan : Jumlah Perlakuan = 4 = 3 DB Total : Jumlah Observasi = 6 = 5 DB Galat : DB Total DB Kelompok DB Perlakuan = 5 3 3 = 9 Berdasarkan analisis varian terhadap mortalitas ulat daun berdasarkan perbedaan yang nyata diantara setiap perlakuan, dimana F hitung > F tabel, yaitu F hitung sebesar 2,99 dan F tabel 2,9 seperti terlihat pada tabel 8. Karena terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) sebagai berikut: BNJ = qα (P,n 2 ) = 4,45 =,7 2.5.5,23 4 KT Galat r.5 P (%) P (%) P2 (2%) P3 (3%).3.5

3-5 Tabel 8. Uji ANAVA Terhadap Variabel Mortalitas Ulat Daun Derajat Jumlah Kuadrat Uji-F Sumber Bebas Kuadrat Tengah Ragam F (DB) (JK) (KT) hitung F tabel (,5) Kelompok 3,69,23 Perlakuan 3 5,69,9 2,99 2,9 Galat 9 2,6,23 Total 5 8,44 2,36 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kematian (mortalitas) pada setiap perlakuan yang diuji. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,8, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,5. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =, dan P3 (3%) sebesar,3. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,, P2 (2%) =,5 dan P3 (3%) sebesar,3. Dan pada tabel 7 menunjukkan bahwa pada perlakuan P (%), jumlah ulat daun yang mati tidak ada (,), diikuti P (%) sebesar,5, P2 (2%) =,3 dan P3 (3%) sebesar,5. Pada perlakuan kontrol (P) yang tidak menggunakan perlakuan ekstrak, maka tidak ditemukan kematian pada ulat daun (Plutella xylostella). Hal tersebut disebabkan karena tersedia daun bawang (Allium ascalonicum L.) di dalam kurungan ulat daun (Plutella xylostella) sebagai medium yang berfungsi sebagai makanan ulat daun (Plutella xylostella) untuk tetap bertahan hidup. Sedangkan pada perlakuan pemberian ekstrak terdapat mortalitas pada ulat daun (Plutella xylostella). Kombinasi ekstrak dari setiap perlakuan tersebut berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada semua konsentrasi, dikarenakan pada masing-masing kombinasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) tersebut terdapat kandungan kimia yang berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella). Aktifitas biologi dari tanaman mimba disebabkan oleh adanya kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang termasuk dalam kelompok limonoid (triterpenid). Setidaknya terdapat sembilan senyawa limonoid yang telah berhasil diidentifikasi diantaranya adalah azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin (Sastrodiharjo, 23). Adanya pengaruh konsentrasi terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) disebabkan oleh adanya senyawa aktif yang terkandung pada daun mimba. Menurut Debashri & Tamal (22), daun mimba mengandung empat senyawa kimia alami yang aktif sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salanin, meliatriol dan nimbin. Azadirachtin tidak langsung mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makan, mengganggu pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai penghambat makan serangga. Nimbin bekerja sebagai anti virus, sedangkan meliantriol sebagai penolak serangga. Sebagaimana diketahui bahwa ekstrak daun mimba dengan bahan aktif diantaranya azadirachtin, salanin, meliatriol, dan nimbin merupakan bahan insektisida yang bersifat sistemik lokal. Insektisida sistemik lokal adalah kelompok insektisida yang dapat diserap oleh jaringan daun, tetapi tidak ditranslokasikan kebagianbagian lain dari daun. Insektisida seperti ini disebut insektisida yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan daun (Rusdy, 29).

4-5 Konsentrasi dan waktu berpengaruh terhadap mortalitas ulat daun. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mimba dan semakin lama waktu setelah perlakuan maka semakin tinggi tingkat mortalitas ulat daun. Hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan azadirachtin dan lamanya kandungan senyawa azadirachtin dapat diserap oleh daun tanaman sayur sehingga mortalitas ulat daun meningkat. Kelemahan pestisida nabati adalah daya tahan yang singkat atau sangat mudah berubah oleh karena itu volume aplikasi harus direncanakan dengan cermat agar efisien dan konsentrasi larutan yang dihasilkan masih tidak konsisten karena sangat tergantung pada tingkat kesegaran bahan baku, juga diperluhkan standar pengolahan untuk tiap tanaman dan standar aplikasi penggunaan bagi pengendalian OPT (BPPT, 27). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengaruh berbagai tingkat konsentrasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap tingkat mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) dapat disimpulkan bahwa:. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). 2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) yang digunakan, maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas ulat daun (Plutella xylostella). 3. Hasil uji ANAVA pada pemberian ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella) menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α =,5. SARAN Diharapkan kepada petani agar dapat menggunakan ekstrak daun mimba (Azedirachta indica) ini sebagai salah satu alternatif pembasmi hama ulat daun (Plutella xylostella) secara alami, karena bahan aktifnya berasal dari bahan-bahan yang terkandung dari tanaman, bersifat mudah terurai, ramah lingkungan dan tidak mudah menyebabkan resistensi serta tidak perlu menggunakan lagi bahan pembasmi hama sintetik untuk tanaman pangan dan sayur sehingga dapat mengganggu serta membunuh organisme non target sekaligus cenderung berbahaya bagi kesehatan untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA BPPT. 27. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. htpp//www.iptek.net.id/ ind/teknologipangan/index.php id=244. (online) diakses 22 Maret 26.. 28. Mimba (Azadirachta indica A.Juss). https://bptsitubondo. wordpress.com/ 28/6/5/mimba-azadirachta-indica-ajuss-bag-i/. (online) diakses 2 April 26. Deptan. 24. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. htpp://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/bawang. (online) diakses 22 Maret 26. Debashri, M & Tamal, M. 22. A Review on Efficacy of Azadirachta indica A. Juss Based Biopesticides: An Indian Perspective. Research Journal of Recent Sciences Vol. (3), 94-99, March (22) ISSN 2277-252. Irwan. 27. Bawang Merah dan Pestisida. http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel php article-id=78498uh. (online) diakses 22 Maret 26. Kardinan, Agus. 22. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasinya. Jakarta: Penebar Swadaya.

5-5 Pracaya. 2. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahayu, & Berlian. 29. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. Rusdy, Alfian. 29. Efektivitas Ekstrak Daun Mimba Dalam Pengendalian Ulat Daun (Plutella xylostella) pada Tanaman Selada. J. Floratek 4:4-54. Sastrodiharjo. 23. Proseding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Sudjana. 26. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.