BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan data dokumentasi, dijelaskan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dan menganalisa Perilaku Elit Politik Partai Persatuan. Bantul tahun Penulis dalam penelitian ini menggunakan

PELANGGARAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR. Tengku Erwinsyahbana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka, digambarkan dengan penggalan bait rakyat tahu jagoannya ngibul.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe deskriptif adalah tipe

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif. Metode Kualitatif menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. analisis Kualitatif dikarenakan permasalahan yang belum jelas, kompleks

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bandarlampung sebagai tempat penelitian ini karena sekolah ini merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN. dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada warga Muhammadiyah kota Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, berdasarkan pada temuan-temuan data penelitian dari hasil data wawancara, data observasi, dan data dokumentasi, dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1. Metode Kualitatif Metode Kualitatif Berkembang dinamis. Pertanyaan-pertanyaan terbuka. Data wawancara, data observasi, data dokumentasi, dan data audio visual. Analisis tekstual dan gambar. Interpretasi tema-tema, pola-pola. Sumber: Creswell, 2013: 24. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh kategorisasi tertentu (Bungin, 2008: 302). Bogdan dan Taylor, mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan: prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan (Iskandar, 2009: 11). 68

69 Berdasarkan hal itu, dalam penelitian ini digunakan metodologi kualitatif dengan strategi fenomenologi. Metodologi kualitatif peneliti gunakan sebagai prosedur penelitian untuk menghasilkan data tentang komunikasi politik yang dinamis, menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, melalui pengumpulan data-data wawancara dan observasi, menggunakan analisis tekstual, dan analisis dengan menggunakan interpretasi peneliti. Komunikasi persuasi politik yang dianalisis, teknik propaganda, iklan politik, dan retorika politik yang dilakukan oleh calon DPD Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD 9 Apil 2014. Pengukuran persuasi politik dengan model komunikasi persuasi propaganda, periklanan dan retorika yang dilakukan dalam upaya menanamkan tujuan dan pencarian kebenaran (dialektika) ke dalam pemikiran pemilih. Pendekatan fenomenologi sebagai salah satu varian penelitian kualitatif yang menjadi model penelitian ini diterapkan untuk memperoleh ungkapan-ungkapan pengalaman personal dengan tujuan memahami makna dari berbagai gejala dan peristiwa yang dialami orang-orang dalam situasi tertentu, bahwa fenomena masyarakat sebagai dunia sehari-hari merupakan kenyataan paling dasar, dengan bahasa dan pembentukan makna bersama menjadi realitas terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan begitu, fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas membentuk masyarakat dengan makna bersama. Pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok kajian permasalahan penelitian, studi gejala dalam keadaan alamiah menjadi usaha

70 peneliti guna mengungkapkan fenomena dengan makna yang lazim digunakan oleh subjek penelitian. Penelitian kualitatif dalam ilmu komunikasi sebagai perspektif subjektif dengan ciri-ciri realitas, sifat hubungan, saling keterpengaruhan subjek penelitian, akan diuraikan secara terperinci berikut di bawah ini: (1) Sifat realitas: Realitas (komunikasi) bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dikonstruksikan dan holistik; kebenaran realitas bersifat relatif; (2) Sifat manusia (komunikator atau peserta komunikasi): Aktor (komunikator) bersifat aktif, kreatif dan memiliki kemauan bebas; perilaku (komunikasi) secara internal dikendalikan oleh individu; (3) Sifat hubungan dalam dan mengenai realitas (komunikasi): Semua entitas secara simultan saling mempengaruhi, sehingga peneliti tidak mungkin membedakan sebab akibat; (4) Hubungan antara peneliti dan subjek penelitian: Setaraf, empati, akrab, interaktif, timbal balik, saling mempengaruhi dan berjangka lama; (5) Tinjauan penelitian: Menangani hal-hal bersifat khusus, bukan hanya perilaku terbuka, tetapi juga proses yang yang tidak terucapkan, dengan sampel kecil/purposif, memahami peristiwa yang punya makna historis; menekankan perbedaan individu; mengembangkan hipotesis (teori) yang terikat oleh konteks dan waktu; membuat penilaian etis/estetis atas fenomena (komunikasi) spesifik; (6) Metode penelitian deskriptif (wawancara tidak terstruktur/mendalam, pengamatan berperan serta), analisis dokumen, studi kasus, studi historis; penafsiran sangat ditekankan alih-alih pengamatan objektif; (7) Analisis: Induktif, berkesinambungan sejak awal hingga akhir, mencari model, pola atau tema; (8) Kriteria kualitas penelitian: Otentitas, yakni sejauh mana temuan penelitian mencerminkan penghayatan subjek yang diteliti (komunikator); dan (9) Peran nilai: Nilai, etika dan pilihan moral peneliti melakat dalam proses penelitian (pemilihan masalah penelitian, tujuan penelitian, paradigma, teori dan metode/teknik analisis yang digunakan) Mulyana dalam Kuswarno (2006: 48). Artinya, riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau sampling sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa

71 menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2010: 56). Bahwa dunia dan kehidupan sehari-hari ada dan berkembang berdasarkan pada kesepakatan dan penerimaan bersama tentang interaksi dan arti di dalam interaksi antar manusia. Bahwa kebenaran realitas bersifat relatif. 3.2. Aspek Kajian Penelitian ini meneliti tentang komunikasi politik sebagai komunikasi persuasi Rijal Sirait sebagai calon DPD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD tahun 2014. Aspek kajian pertama perihal diri kandidat, mendalami persoalan keterbatasan informasi, keterkaitan dogmatis ideologis, kultural dan kenyataan masih kuatnya pertukaran rasional-material di dalam diri konstituen yang harus dihadapi oleh subjek. Aspek kajian kedua berkenaan dengan pendalaman terhadap bentuk partisipasi masyarakat dari komunikasi politik membangun citra diri yang dilakukan oleh subjek penelitian yang menggunakan pendekatan komunikasi persuasi berbeda, yakni penggunaan propaganda bagi kader di Al-Jam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Sumatera Utara, dan penggunaan iklan serta retorika untuk masyarakat di luar kedua organisasi tersebut. Aspek ketiga, merupakan pendalaman terhadap rekrutmen politik yang dilakukan dalam mencapai komunikasi politik yang dilakukan subjek.

72 3.3. Subjek Penelitian Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan membuat generalisasi dari hasil penelitian, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Suyanto dan Sutinah, 2006: 171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam tujuan penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Subjek penelitian atau informan, individu-individu tertentu yang dipilih secara sengaja yang diwawancarai untuk kepentingan informasi, yang akan memberikan jawaban atas permasalahan penelitian. Dalam Moleong (2006: 132) disebutkan: informan merupakan orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian. Informan ini secara sukarela menjadi bagian dari penelitian walaupun sifatnya hanya informal. Informan memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, interaksi sosial, yang berlangsung dalam penelitian ini yaitu tentang subjek yakni calon DPD Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD 9 April 2014. Informan dapat dibedakan menjadi: 1) informan kunci (key informant) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; 2) informan utama, mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; 3) informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2006: 172). Berdasarkan kriteria informan di atas, informan kunci (key informan) dalam penelitian ini adalah Senator Rijal Sirait Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Utara Masa Bakti 2014-2019 jalur independen (perseorangan), non partai. Informan utama terdiri dari: 1) Ketua Alwashliyah

73 Sumatera Utara tahun 2014, 2) sekretaris tim pemenangan Makmur Ritonga, dan 3) 3 orang masyarakat di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang sebagai informan tambahan. Penetapan informan penelitian beradasarkan pada alasan suatu keadaan ketika informasi yang diberikan masing-masing informan sudah berulang-ulang diungkapkan (informasi yang disebut sudah informasi itu-itu saja). Dengan demikian proses wawancara tersebut dianggap telah memperoleh data jenuh dan dianggap mewakili keseluruhan proses penelitian. 3.4. Jenis Data Data dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dapat berupa gejala-gejala, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori (Iskandar, 2009: 118). Jika dilihat jenisnya, maka data penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni: 1) Data Primer: berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Dalam bentuk rekaman atau catatan peneliti. 2) Data Skunder: merupakan data-data yang sudah tersedia dan diperoleh dengan membaca, melihat, atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data skunder ialah: - Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk - Data bentuk gambar: foto, animasi, billboard. - Data bentuk suara: hasil rekaman kaset. - Data statistik. - Kombinasi teks, gambar dan suara: film, video, iklan di televisi.

74 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian penulis lakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Observasi, upaya yang penulis lakukan untuk memperoleh data dengan langkah-langkah sistematis dan terukur. Saya melakukan pengamatan, pencatatan secara sitematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian yang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, data dikumpulkan dan mencari informasi sebanyak mungkin, dimulai dari data KPU Provinsi Sumatera Utara tentang penetaapan perolehan suara DPD Provinsi Sumatera Utara. Tahap selanjutnya, observasi terfokus, yakni penyempitan data atau informasi yang dibutuhkan sehingga dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi, yakni tentang apa dan bagaimana propaganda, periknalan dan retorika dilakukan oleh kandidat DPD Provinsi Sumatera Utara ini dengan dukungan satu-satunya secara tertulis dari Al-jam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara dan dukungan lisan dari kader PPP Sumatera Utara, serta upaya-upaya meyakinkan masyarakat di luar organisasi masyarakat dan partai politik dengan basis masyarakat pemilih beragama Islam. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan observasi tidak terstruktur, observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti hanya menggunakan rambu-rambu pengamatan.

75 2) Wawancara Mendalam (In Depth Interview) Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara dimaksudkan untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian tentang situasi sosial (setting sosial). Wawancara mendalam merupakan teknik wawancara intensif dengan satu tujuan. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari subjek penelitian tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan informan. Strategi wawancara tidak terstruktur dipilih agar kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden. Bentuk-bentuk pertanyaan dalam teknik wawancara diadaptasi dari pendapat Patton, dalam bentuk: 1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan perilaku. 2) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat. 3) Pertanyaan berkaitan dengan perasaan. 4) Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan. 5) Pertanyaan yang berkaitan dengan indera. 6) Pertanyaan yang berkenaan dengan latar belakang. Pengembangan bentuk-bentuk pertanyaan dalan teknik wawancara pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apa yang menjadi pertimbangan Bapak maju mencalonkan diri pada Pemilu DPD 9 April 2014?

76 2) Apakah Bapak sadar dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi ketika mencalonkan diri menjadi calon anggota DPD pada Pemilu 9 April 2014? 3) Siapa sebenarnya yang meminta, Bapak secara pribadi atau Pengurus Aljam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara agar mau maju menjadi calon dari ormas di Sumatera Utara ini? 4) Bagaimana proses internal pencalonan diri Bapak dari Al-jam iyatul Washliyah pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu? 5) Bagaimana reaksi organ bagian Al-jam iyatul Washliyah dengan hasil Rakerwil IV yang menetapkan secara khusus Bapak sebagai kader satu-satunya yang dicalonkan untuk DPD RI? 6) Apakah Bapak menyadari bahwa ada perpecahan dukungan suara Aljam iyatul Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD 9 April lalu? 7) Saya mendengar generasi muda Al-jam iyatul Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara tidak memberikan suara penuh kepada Bapak pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu? 8) Menurut hitungan suara yang ada pada Bapak berapa besar Al-jam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara dengan organ bagian yang dimiliki menyumbangkan suara pada pada Pemilu DPD 9 April 2014? 9) Kalau boleh jujur, siapa yang diuntungkan dari pencalonan Bapak pada Pemilu DPD lalu, Al-washliyah Sumatera Utara atau diri secara pribadi? 10) Apakah PPP Provinsi Sumatera membantu dan mendukung perolehan suara anda dalam Pemili DPD lalu?

77 11) Bantuan dan dukungan seperti apa yang diberikan PPP Provinsi Sumatera Utara dengan kader mereka kepada anda pada Pemilu DPD lalu? 12) Kalau boleh memprediksi perolehan suara anda pada Pemilu DPD lalu lebih dominan diperoleh dari dukungan kader Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara atau kader PPP Provinsi Sumatera Utara secara organisasi massa? 13) Pesan apa yang biasa Bapak ucapkan pada Pemilu DPD lalu bagi kader Aljam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara ketika melakukan kunjungan atau sosialisasi dukungan terbuka? 14) Pesan apa yang bisa Bapak ucapkan pada kader PPP Provinsi Sumatera Utara ketika pertemuan internal dengan mereka? 15) Bagaimana dukungan masyarakat di luar Al-washliyah dan PPP Sumatera Utara pada pemilihan DPD lalu kepada Bapak? 16) Apakah Bapak yakin mampu mewakili aspirasi masyarakat Sumatera Utara dalam fungsi perwakilan pada awal mula mencalonkan diri menjadi DPD Provinsi Sumatera Utara? 17) Yang masyarakat luas ingin tahu juga apakah penggunaan lobe putih itu menunjukkan karakter muslim yang sesugguhnya atau ingin menunjukkan perbedaan dari kandidat lainnya? 18) Apa pesan yang biasanya Bapak sampaikan kepada masyarakat luas pada Pemilu DPD lalu? 19) Secara etis, sebelum pemilihan, apakah Bapak yakin mampu mengemban kepercayaan masyarakat Sumatera Utara? 20) Pesan apa yang paling berat diucapkan ketika masa kampanye lalu kepada masyarakat Sumatera Utara karena takut tidak dapat memenuhinya?

78 3.6. Metode Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006: 248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan perbandingan antara data-data yang telah diperoleh melalui field research. Selain itu, data yang telah diperoleh juga dianalisis dengan menggunakan data library research untuk melihat kesesuaiannya dengan teori yang sudah diuraikan. Dengan data yang ada dapat mendukung, menolak atau bahkan mungkin membangun sebuah teori yang baru. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman: PENYEDIAAN DATA DISPLAY DATA REDUKSI DATA DATA COLLECTION Gambar 3.1: Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif Sumber: Iskandar, 2009: 139

79 Penyediaan data peneliti lakukan dengan cara melakukan klasifikasi data temuan penelitian, dari hasil observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci, informan utama, dan informan tambahan, selanjutnya, data di reduksi melalui proses pengumpulan data penelitian sebanyak mungkin dari teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan analisa dokumen yang dimiliki, yang berhubungan dengan subjek penelitian. Maknanya, pada tahap ini peneliti melakukan perekaman data lapangan dalam bentuk catatancatatan lapangan (field not), yang akan ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Display data, penulis lakukan ke dalam matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data dipaparkan dalam bentuk teks naratif. Tidak semua data dipaparkan, untuk itu dalam penyajian data penelitian melakukan analisis secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data penelitian, di mana display data merupakan kesimpulan data penelitian, akan tetapi peneliti masih membuka peluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. 3.7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan data untuk mengetahui validitas dan reliabiltasnya. Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan

80 teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dan dilaporkan dalam hasil penelitian dengan keadan objek di lapangan sesungguhnya. Susan Stainback dalam Sugiyono (2010: 268), menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teknik pemeriksaan data dengan teknik triangulasi, di mana langkah-langkah penelitian peneliti lakukan melalui pengecekan data tidak hanya menggunakan satu sumber berupa informasi dari informan kunci saja, akan tetapi juga dibandingkan dengan informasi dari informan utama dan informan tambahan. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah triangulasi data yang peneliti lakukan terdiri dari: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. (Iskandar, 2009: 155) Teknik triangulasi data pada penelitian ini peneliti manfaatkan sebagai pengecek keabsahan data yang ditemukan dari hasil wawancara dengan informan kunci dibandingkan dengan hasil wawancara dengan beberapa orang informan lainnya kemudian, sehingga informasi yang duisampaikan informan kunci bisa ditelaah dengan persepsi informan utama dan informan tambahan. Hasil triangulasi data mencerminkan nantinya data keseluruhan dari hasil wawancara mendalam dengan informan kunci, informan utama, dan informan tambahan,

81 sebagai pesan komunikasi persuasif dengan pendekatan teknik komunikasi propaganda, periklanan, dan retorika yang dilakukan oleh senator Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada masa pemilihan DPD 9 April 2014.

82 BAB IV TEMUAN PENELITIAN 4.1. Temuan Penelitian 4.1.1. Proses Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tentang konstruksi pesan persuasi politik anggota DPD Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD tahun 2014. Penelitian dilakukan terlebih dahulu melewati proses pra penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan kembali pengamatan (observasi) dan wawancara mendalam terhadap para informan sesuai dengan permasalahan penelitian. Proses penelitian saya lakukan secara bertahap terdiri dari kegiatan di bulan Februari dan Maret meliputi observasi penulis lakukan dalam penyusunan proposal, disertai dengan seminar proposal. Proses mencapai upaya seminar proposal baru bisa dicapai dibulan Mei tahun 2015, selama bulan Februari sampai April 2015, proses bimbingan skripsi saya lalui dengan berbagai kendala yang dihadapi, terutama penempatan konsep penelitian yang mampu mengkonstruksi pesan persuasi dari proses komunikasi politik subjek penelitian. Perubahan judul dan permasalahan penelitian terus saya lakukan sesuai dengan bimbingan yang secara profesional dilakukan oleh pembimbing, hingga mencapai kesepakatan judul seperti dihadapan kita bersama. Kesulitan lainnya adalah ketika saya sebagai peneliti harus menyesuaikan jadwal dengan para narasumber yang dibutuhkan dalam penelitian. Terutama menyesuaikan waktu bertemu dengan Rijal Sirait. Beberapa jadwal wawancara 82

83 harus kembali disesuaikan dengan beberapa kegiatan yang disepakti bersama dengan nara sumber penelitian (key informan). Hasil penelitian, diperoleh dengan teknik observasi terlebih dahulu, kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tiga kategori informan, informan kunci Bapal Rijal Sirait, informan utama terdiri dari beberapa pengurus Al-washliyah Sumatera Utara juga termasuk ke dalam tim sukses Sumatera Utara dan pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatera Utara, serta informan tambahan yakni masyarakat pemilih di Kota Medan, sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung pada saat proses penelitian yang kemudian dianalisis dengan triangulasi data. Fokus dari penelitian ini sendiri adalah pada persuasi politik dengan menggunakan teknik propaganda, iklan, dan retorika, di mana ketiga teknik analisis data tersebut akan menjadikan tiga kategori data melalui propaganda dan iklan yang pesan individu ditujukan untuk masyarakat pemilih. Retorika merupakan teknik komunikasi persuasi yang dilakukan kandidat dalam rangka membangun citra diri positif di dalam diri pemilih. Objektivitas penelitian dan akurasi data penelitian secara ketat saya lakukan dengan menjadikan diri penelitian sebagai objek netral dalam analisis data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma berpikir atau sudut pandang pemikiran interpretif, pemahaman penelitian berdasarkan pada teori fenomenologi, yang akan menjelaskan tentang kemampuan Rijal Sirait terpilih menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD 2014 sebagai abstraksi dari realitas, bahwa terpilihnya senator Provinsi Sumatera Utara ini karena hadiah yang diberikan oleh masyarakat. Sebagai pengalaman sadar di 82

84 mana penafsiran penelitian menjadi bagian penting, dari hasil observasi dan wawancara mendalam dengan nara sumber. Teori hermeneutika menjadi bagian menjelaskan metode penelitian yang digunakan bahwa peneliti masuk dalam dunia kehidupan observan yang unsur-unsurnya yang ingin dijelaskan dalam penelitian. Teori interaksionsime simbolis, melibatkan sebuah hubungan dari gerak awal tubuh inidividu, respons orang lain, dan hasil. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh observan sebagai perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar belakang individu secara holisitik (menyeluruh/utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian ke dalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Tahap analisis penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu membuat pertanyaan untuk proses wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri secara pribadi. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian, menggunakan tahap analisis data: 1) Peneliti berusaha untuk mengumpulkan data penelitian dengan mengamati segala sesuatu atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti. 2) Menyusun wawancara secara mendalam sebagai pedoman yang akan saya gunakan sebagai rambu-rambu wawancara mendalam (in depth interview guide) berdasarkan unsur-unsur kredibilitas yang ditanyakan kepada informan.

85 3) Melakukan dokumentasi penelitian lapangan, berupa foto wawancara dengan informan guna melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian saya. 4) Saya memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing informan, terdiri dari informan kunci, informan utama, dan informan tambahan. 5) Memaparkan data penelitian berdasarkan objektivitas data yang dimiliki melalui pelampiran data secara menyeluruh dari seluruh informan. 4.1.2. Temuan Penelitian Dalam sub bab ini akan dipaparkan beragam temuan data penelitian yang saya peroleh dari hasil observasi (pengamatan) dan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan berikut di bawah ini: 1) Informan Kunci (Key Informan) Informan kunci pada penelitian ini adalah Rijal Sirait (secara bergantian saya sebut dengan Bapak atau saudara Rijal Sirait) yang berdasarkan keputusan Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan, pada poin ke lima, secara khusus untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD), memutuskan dan menyepakati saudara Rijal Sirait sebagai satusatunya utusan dan Al-washliyah Sumatera Utara untuk menjadi calon DPD RI utusan Sumatera Utara. Berikut hasil wawancara dengan Rijal Sirait, Senin, 25 Mei 2015, pukul 19. 00 WIB 21. 00 WIB, di rumah beliau. Hujan baru saja agak sedikit mereda, penulis dengan seorang kawan, setelah memutuskan sholat Maghrib di mesjid

86 yang tidak jauh dari kediaman narasumber. Jam menunjukkan pukul 18. 55 WIB, penulis sudah ditunggu oleh saudara Ali Munjar adik dari tokoh Alwashliyah Sumatera Utara yang menjadi anggota DPD RI masa bakti 2014-2019. Menggunakan kain sarung, baju kaos, dan lobe putih yang selama ini dikenal masyarakat, jauh dari kesan membangun diri agar terlihat simbolistik. Beliau duduk di depan penulis, sambil menerima proposal tesis yang saya berikan kepada beliau. Sambil membaca lembar demi lembar proposal penelitian, beliau coba membayangkan apa yang terjadi semasa persiapan hingga Pemilu DPD 9 April 2014 lalu. Membuka pembicaraan penulis bertanya kabar dan kesibukan aktivitas politik beliaua harus setiap Senin pagi berangkat ke Jakarta dan kembali ke Medan Jum at Sore. Penulis: Apa kabar Pak? Bagaimana kesibukan belakangan ini? Narasumber: Alhamdulillah, baik, sehat, seperti kelihatan ini. Kesibukan seperti biasalah, menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan masyarakat, dari dahulu seperti ini, hanya sekarang harus ke Jakarta, tidak hanya di Medan. Pak, bisa ceritakan kronologis pencalonan menjadi anggota DPD lalu dari Al-washliyah Sumatera Utara? Berikut jawabannya: Permintaan dari beberapa kawan di Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi alasan saya mempertimbangkan diri mencalonkan diri menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara pada April 2014 lalu. Kalau di luar sana berkembang cerita bahwa saya meminta untuk kedudukan ini, tidak benar, kejadian sebenarnya adalah karena saya diminta mewakili Al- jam iyatul Washliyah untuk maju perseorangan, non partai, karena pada waktu itu, kader-kader terbaik Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara seperti Ketua Al- Washliyah Sumatera Utara, saudara Hasbullah Hadi, memilih menggunakan kendaraan politik Partai Demokrat untuk DPR RI, dan saudara Hardi Mulyono, menjadi utusan Partai Golkar, untuk DPR RI.

87 Secara pribadi sebenarnya keinginan bapak satu anak ini seperti yang dijelaskan kepada penulis. Kalau ditanya secara pribadi, sebenarnya saya ingin istirahat, setelah lebih kurang 15 tahun menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Persatuan Pembangunan. Akan tetapi tidak serta merta juga saya mengiyakan mau kawan-kawan yang meminta saya untuk menjadi wakil Al-washliyah pada DPD lalu (seperti dukungan yang selalu diberikan oleh saudara Makmur Ritonga, dan Darwin Marpaung, termasuk dukungan lisan yang diberikan oleh ketua DPW PPP Provinsi Sumatera Utara. Pernyataan ini menjadi alasan beberapa kader muda Alwashliyah memberanikan diri coba mendekati pimpinan Alwashliyah Sumatera Utara agar dipilih menjadi perwakilan DPD karena memang masih belum ada kesepakatan pada waktu itu. Termasuk harapan besar pada waktu itu yang disampaikan oleh saudara Dedi Iskandar Batu Bara, sebagai kader muda Alwashliyah Sumatera Utara, yang melihat ada peluang untuk menjadi wakil dari organisasi yang sejak lama ditekuninya. Awalnya, pak Ijal menyatakan tidak maju untuk DPD RI (hasil wawancara dengan Dedi Iskandar Batu Bara, Agustus 2014), alasan ini yang menjadi pendorong anak muda ini coba mencari dukungan. Sekaligus asal mula berbagai issu tentang pribadi Rijal Sirait yang status quo, anti regenerasi, hingga transaksi kepentingan untuk kelanjutan kepemimpinan atau suksesi Hasbullah Hadi menjadi ketua Alwashliyah Sumatera Utara pada tahun 2015. Tetapi peneliti tidak terlalu jauh masuk kepersoakan internal Alwashliyah, fokus penelitian selanjutnya, pada keputusan mantan Sekretaris Alwashliyah dan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, yang akhirnya mengalahkan keinginan pribadi untuk kepentingan Alwashliyah, berikut petikan wawancaranya:

88 Kata yang membuat saya luruh itu adalah ketika diucapkan oleh adik saya, kesempatan tidak datang dua kali, itu yang membuat saya akhirnya memutuskan mengiyakan maunya kawan-kawan baik di Alwashliyah maupun pengurus PPP Sumatera Utara yang selama ini diberikan secara lisan. Kronologis pencalonan diri Rijal Sirait, merupakan dukungan dari kawankawan dan keluarga. Ada syarat tertentu yang diinginkan oleh senator Sumatera Utara ini untuk masa bakti 2014-2019, termasuk tentang dukungan semua pihak untuk mau dan mampu bekerja keras untuk mensosialisasikan, memperjuangkan dan memenangkan dirinya, ketika ia sudah memutuskan untuk mau menjadi calon DPD dari Al-washliyah. Permintaan tersebut disampaikan beberapa kali oleh beberapa kader yang selama ini menjadi rekan beliau di organisasi Islam tersebut. Termasuk dukungan yang secara pribadi disampaikan oleh saudara Makmur Ritonga, yang dalam perjalanan DPD 2014 menjadi sekretaris tim pemenangan, dan juga dukungan dari saudara Darwin Marpaung sebagai kader Al-washliyah dan sekaligus pengurus PPP Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 2009-2014. Dukungan keluarga juga menjadi bagian penting ketika memutuskan untuk ikut dalam pencalonan DPD tahun 2014 lalu, seperti yang dilakukan oleh adik kandung beliau, saudara Ali Munjar, yang disebut mampu menjadikan keinginan pensiun dari hiruk pikuk dunia politik berubah, karena kesempatan tidak datang dua kali, dan kader masih menginginkan tokoh Al-washliyah dan politikus PPP ini menjadi calon DPD Provinsi Sumatera Utara. Dukungan keluarga juga termasuk kesiapan untuk menerima apa pun resiko dari perjuangan menjadi wakil masyarakat dalam partai juga termasuk dalam pemilihan DPD lalu, ungkapan ini disampaikan dengan terbuka tentang

89 kesadaran segala konsekuensi dari memperebutkan hati rakyat. Berikut petikan kutipan wawancara penulis: Saya sadar segala kemungkinan bisa terjadi, makanya, saya ketika mengiyakan sebagai wujud kesediaan maju mewakili Al-washliyah dalam Pemilu DPD 2014, tetap menceritakan segala kemungkinan kepada keluarga, terutama istri saya. Siap kerja keras, dan siap tidak terpilih. Satu hal yang selalu saya minta terlebih dahulu sebelum maju menjadi calon legislatif, restu dari orang tua, ibu saya, dukungan penuh dari beliau menjadi semangat luar biasa, termasuk sholat istikharah, meminta keyakinan diri dengan Allah swt. Keluarga, dan kekuatan doa menjadi bagian penting dari kesediaan senator Sumatera Utara ini pada pencalonan DPD lalu. Keterbukaan atas segala konsekuensi logis yang bisa dialami dalam perjalanan tersebut terhitung dari 23 Maret 2013 (Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah) hingga Pemilu DPD 9 April 2014 dibuka kepada seluruh keluarga, terutama istri. Perjalanan internal untuk mendapat dukungan penuh dari Al-jam iyatul Washliyah bukan tanpa perjuangan. Kalau ada dinamika yang terjadi tutur bapak satu anak ini, adalah karena adanya anggapan yang miring tentang saya yang dilakukan sebagai manuver politik oleh pihak-pihak yang saya juga tidak tahu maunya apa. Berikut penjelasannya: Bahwa Keputusan Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan, merupakan ajang jual beli (money politik) dukungan terhadap saya, saya tegaskan itu tidak benar. Saya tidak mampu membayar mereka dengan berbagai kepentingan pribadi, kalau ada yang berpikir seperti itu, menunjukkan bahwa ia bukan kader Al-washliyah, karena pada saat ini, ormas Islam ini hanya digunakan layaknya perusahaan, karyawan, dan mereka harus dibayar. Tetapi sebagai ormas kader, orientasinya adalah washilah (persaudaraan, yang semuanya diusahakan bersama, sambil memperlihatkan perubahan raut muka menahan kemarahan) puluhan tahun Al-washliyah dengan kekuatan kader, disertai dengan keikhlasan diri mampu menjadikan organisasi ini disegani dan tidak dibayar oleh kepentingan apa pun.

90 Keinginan kuat dari putra Asahan ini, melihat dinamika mentalitas di internal Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara. Gambaran kekecewaan terhadap mentalitas kader Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara, terhadap adanya tujuan bayaran dalam setiap kesempatan untuk menunjukkan jati diri sesungguhnya dari ormas yang selalu menjaga washilah (tali persaudaraan) di atas kepentingan sesaat dan ditujukan untuk kepentingan tertentu. Hingga dukungan Al-washliyah Sumatera Utara ini ditindaklanjuti dengan Rakerwil Al-Jam iyatul Washliyah. Di satu sisi dinamika yang terjadi di dalam internal organisasi Alwashliyah menunjukkan perubahan dinamis, positif, akan tetapi perlu disadari ada perubahan tujuan dan cara pandang yang menjadikan organisasi sebagai alat kekuasaan bukan sebagai alat perjuangan. Rijal Sirait merupakan pilihan terakhir dari kader Al-washliyah yang ada di Sumatera Utara untuk maju mewakili organisasi, karena kader-kader terbaik sudah menentukan pilihan, dan tidak ada yang ingin maju menjadi DPD. Fakta ini terekam dalam data wawancara berikut:... kejadian sebenarnya adalah karena saya diminta mewakili Aljam iyatul Washliyah untuk maju perseorangan, non partai, karena pada waktu itu, kader-kader terbaik Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara seperti Ketua Al-Washliyah Sumatera Utara, saudara Hasbullah Hadi, memilih menggunakan kendaraan politik Partai Demokrat untuk DPR RI, dan saudara Hardi Mulyono, menjadi utusan Partai Golkar, untuk DPR RI (Hasil wawancara dengan Rijal Sirait, Senin, 24 Mei 2004, pukul 19.00 WIB 21.00 WIB). Legalisasi dari dukungan organisasi Al-washliyah Sumatera Utara ini merupakan penunjukan dan penugasan kepada seluruh kader agar mensosialisasikan, memperjuangkan, dan memenangkan calon independen non partai yang belum terwakili diorganisasi massa Sumatera Utara ini, kaena kaderkader terbaik mereka lebih memilih menjadi calon dari Parpol sebagai tempat politik mereka saat pencalonan. Berdasarkan pada dukungan penuh yang

91 diberikan dari Keputusan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara, tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan. Petikan Rekomendasi Rakerwil IV sebagai berikut: 1) Meminta kepada penyelenggara Pemilu dan segenap masyarakat Sumatera Utara untuk bersama-sama mengawal dan memastikan semua tahapan Pemilu tahun 2014 berjalan dengan baik dan benar sesuai peraturan dan perundangundangan yang belaku. 2) Meminta kepada seluruh masyarakat Sumatera Utara khususnya warga Alwahsliyah yang mempunyai hak pilih/hak suara untuk dapat menggunakan hak pilihnya, dalam Pemilu 2014 yang akan datang. 3) Al-washliyah Sumatera Utara dalam Pemilu tahun 2014 tetap bersifat independen, netral, dan tidak berpihak kepada salah satu partai politik manapun sesuai dengan Amanah Rakerwil III Al-washliyah Tanggal 1-2 Desember 2012 laludi Hotel Garuda Plaza Jalan Sisingamangaraja Medan. 4) Seluruah jajaran Al-washliyah se Sumatera Utara diinstruksikan untuk memilih dan memenangkan kader Al-washliyah yang dicalonkan oleh partai politik manapun pada Pemilu tahun 2014 untuk semua tingkatan (DPDR Kab/Kota, DPRD-SU dan DPR-RI). 5) Khusus untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) telah diputuskan dan disepakati saudara Rijal Sirait sebagai satu-satunya utusan dari Al-washliyah Sumatera Utara menjadi calon Dewan Perwakilan Daerah utusan Sumatera Utara. 6) Diinstruksikan kepada warga Al-washliyah se Sumatera Utara untuk mensosialisasikan, memperjuangkan dan memenangkan saudara Rijal Sirait menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu 2014 yang akan datang. 7) Bagi kader Al-washliyah yang mencalonkan diri sebagai sebagai anggota DPD RI di luar keputusan Rakerwil IV Al-washliyah tanggal 23 Maret 2013, tidak dibenarkan menggunakan atribut/lambang/logo/nama lembaga dan seluruh potensi yang dimiliki Al-washliyah. 8) Apabila kader dan pengurus organisasi Al-washliyah se Sumut melakukan pelanggaran terhadap keputusan Rakerwil IV ini, akan diberikan sanksi organisasi berupa pemberhentian dan pembekuan (Dokumen Pribadi Rijal Sirait, Keputusan Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara Tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan, dicopy kembali tahun 2015). Butir-butir petikan rekomendasi Rakerwil Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara ini mengikat seluruh kader organisasi agar mensosialisasikan, memperjuangkan dan memenangkan Rijal Sirait sebagai satu-satunya utusan dari Al-washliyah untuk menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu tahun 2014. Bahkan,

92 pada butir ke-8 disebutkan bahwa ada sanksi pemberhentian dan pembekuan bagi kader dan pengurus organisasi Al-washliyah se Sumut. Kekuatan massa dengan bukti keberhasilan menghantarkan Alm. Abdul Halim, Hrp, tahun 2004 menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2009 mendukung keberhasilan Bapak Rahmat Sah dan Ibu Darmayanti Lubis menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2014, berhasil mengantarkan Rijal Sirait menjadi anggota DPD dari Alwashliyah. Berikut hasil wawancara tentang kekuatan suara massa Alwashliyah Sumatera Utara: Suara Al-washliyah itu bisa dilihat dari hasil perolehan suara DPD pada tahun 2004-2009, di mana pada waktu itu wakil Al-washliyah, Alm. Ustaz Alim (sebutan untuk Alm. Abdul Halim Hrhp) memperoleh suara sekitar 800 ribu suara, pada pemilu DPD 2009-2014, suara Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara terbagi pada dua kandidat yang secara resmi suara kepada saudara Rahmadsyah dan dukungan suara juga kepada ibu Darmayanti Lubis, sementara itu, pada Pemilu DPD 2014 lalu, tidak dapat dipungkiri walau secara resmi berdasar pada hasil Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara, saya satu-satunya calon yang diusung, akan tetapi faktanya, Muslimat Alwashliyah walau secara pribadi-pribadi kader atau karyawan sebutan untuk mereka, masih ada yang menjadi tim pemenangan ibu Darmayanti Lubis, bahkan secara pribadi-pribadi juga sebagian organisasi bagian Al-washliyah juga memberikan suara kepada adinda Dedi Iskandar Batu Bara, itu tidak bisa dipungkiri, dan itu menjadi bagian dari dinamika yang terjadi. Sangat sulit mengukur akurasi data tentang berapa besar suara Alwashliyah yang sesungguhnya pada Pemilu DPD lalu, akan tetapi berdasarkan hitungan tim pemenangan Rijal Sirait, dan dibenarkan oleh beliau, saat dukungan untuk beliau Alwashliyah Sumatera Utara menyumbang sebesar 200 ribu suara, selebihnya adalah suara di luar organisasi ini. Berikut paparan hasil wawancaa penulis:

93... kalau menunjuk para perolehan suara saya secara pribadi, saya mengatakan, dari perolehan suara lebih kurang 400 ribu suara, saya mengakui sekitar 50% yakni 200 ribu suara disumbangkan dari Alwashliyah Sumatera Utara, terutama daerah-daerah pesisir, seperti Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Batubara, Padang Lawas Utara (Paluta), Padang Lawas Selatan, dan Labuhan Batu, termasuk sumbangan suara dari Kabupaten dan Kota lainnya di Sumatera Utara. Saya menyadari dari awal, harus ada usaha dan upaya lain untuk perolehan suara dari luar Al-washliyah dengan segala dinamika yang terjadi di dalamnya. Si Lobe Putih meyakini dari hasil Rekomendasi Rakerwil IV Al-washliyah Sumatera Utara yang secara menyeluruh hanya mampu mengikat suara Alwashliyah sebesar 200 ribu suara. Data ini menunjukkan bahwa sikap kader-kader Aljam iyatul Washliyah terhadap Rekomendasi Rakerwil pada tanggal 9 April 2014 lalu di Sumatera Utara ditafsirkan secara rasional dan irasional, inilah yang selanjutnya disebut oleh kandidat sebagai mentalitas kader dan mentalitas pekerja. Kalau dilihat melalui perspektif komunikasi, pesan yang disampaikan melalui keputusan Rakerwil, terhambat dengan interpretasi berbeda oleh kader Alwashliyah. Kewajiban mensosialisasikan, memperjuangkan, dan memenangkan saudara Rijal Sirait menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu 9 April 2014, tidak secara menyeluruh mengikat kader. Kondisi yang merugikan Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara jika beradaptasi dari kemampuan mengorganisir suara kader, terpecah menjadi dukungan informal yang diberikan kepada kader Alwashliyah di luar hasil Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara. Al-washliyah menjadi organisasi pragmatis, tidak mampu mengedepankan kepentingan bersama. Padahal suara kader Al-wahsliyah hanya tinggal di kelola mau jadi apa, mau jadi Bupati, Walikota, DPR bahkan DPD, silahkan gunakan untuk kepentingan organisasi, gambaran ini diberikan berulang kali oleh narasumber tentang kekuatan Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara.

94 Al-washliyah Sumatera Utara jika mengacu pada perolehan suara pada tahun 2004 mampu mengantarkan kader terbaiknya, Alm. Abdul Halim Harahap mewakili organisasi. Kalau sekarang dikatakan organisasi ini mengalami kemunduran, tentu harus secara menyeluruh melihatnya, tentang hal ini berikut petikan wawancaranya:...suara Al-washliyah itu bisa dilihat dari hasil perolehan suara DPD pada tahun 2004 2009, di mana pada waktu itu wakil Alwashliyah, Alm. Ustaz Alim (sebutan untuk Alm. Abdul Halim Hrhp) memperoleh suara sekitar 800 ribu suara, pada pemilu DPD 2009 2014, suara Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara terbagi pada dua kandidat yang secara resmi suara kepada saudara Rahmadsyah dan dukungan suara juga kepada ibu Darmayanti Lubis. Saya satusatunya calon yang diusung, akan tetapi faktanya, Muslimat Alwashliyah walau secara pribadi-pribadi, masih ada yang menjadi tim pemenangan ibu Darmayanti Lubis, bahkan secara pribadi-pribadi juga sebagian organisasi bagian Al-washliyah juga memberikan suara kepada adinda Dedi Iskandar Batu Bara, itu tidak bisa dipungkiri, dan itu menjadi bagian dari dinamika yang terjadi. Klaim terhadap kekuatan massa Alwashliyah Sumatera Utara yang diutarakan bekas politisi PPP ini dengan dukungan dari Aljam iyatul Washliyah pada Pemilu DPD 9 April 2014 di Sumatera Utara, merupakan pernyataan yang mendua dari apa yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kader Alwashliyah secara organisatoris tunduk dengan aturan organisasi, akan tetapi merdeka dalam menentukan pilihan suara mereka di bilik suara. Penafsiran pribadi tentang kebenaran yang membedakan mereka dalam bentuk pemilih rasional dan irasional dengan mempertimbangkan atau tanpa mempertimbangkan keputusan politik pribadi dengan dan dalam bentuk loyalitas organisatoris kelembagaan di Alwashliyah.

95 Jika dilihat dari Model DC 1 DPD yang diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara, Daerah Pemilihan Sumatera Utara, jumlah suara yang diperoleh pada masing-masing Kabupaten/Kota se Sumatera Utara adalah sebagai berikut di bawah ini: Tabel 4.1 Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPD Provinsi Sumatera Utara 9 April 2014 No No. Urut/Nama Calon Kota/Kabupaten Jumlah Suara Sah 1 Kota Medan 62.918 2 Kab. Deli Serdang 45.173 3 Kab. Ser. Bedagai 23.175 4 Kota Tebing Tinggi 5.320 5 Kab. Asahan 50.544 6 Kota Tanjung Balai 18.680 7 Kab. Batu Bara 17.944 8 Kab. Lab. Batu 28.248 9 Kab. Lab. Batu Selatan 14.738 10 Kab. Lab. Batu Utara 24.849 11 Kab. Tapanuli Selatan 11.549 12 Kota Padang Sidimpuan 7.941 20 13 Kab. Mand. Natal 19.351 Rijal Sirait 14 Kab. Padg. Lawas 11.701 15 Kab. Padg. Lawas Utara 13.953 16 Kab. Nias 235 17 Kab. Nias Selatan 555 18 Kab. Nias Utara 633 19 Kab. Nias Barat 235 20 Kota Gunung Sitoli 725 21 Kab. Tapanuli Tengah 6.990 22 Kota Sibolga 2.601 23 Kab. Tapanuli Utara 750 24 Kab. Hum. Hasundutan 487 25 Kab. Toba Samosir 1.456 26 Kab. Samosir 221 27 Kab. Simalungun 20.984 28 Kota Pematang Siantar 5.433 29 Kab. Dairi 3.118 30 Kab. Pakpak Bharat 1.082 31 Kab. Karo 3.267 32 Kota Binjai 8.131 33 Kab. Langkat 32.162 Jumlah Total Suara 445.059 Total Pemilih Sah 5.484.280 Persentase Suara Total (%) 8,11 Sumber: KPU Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015

96 Perolehan suara kandidat DPD No. 20 yang diusung Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara, Rijal Sirait, dari 33 Kabupaten Kota se Sumatera Utara, suara tertinggi itu di Kota Medan dengan perolehan suara 60.918 pemilih (13,68%), kemudian di Kabupaten Asahan sebanyak 50.544 suara pemilih (11,35%) dan Kabupaten Langkat dengan perolehan suara pemilih sebesar 32.162 orang (7,22%). Artinya, perolehan tertinggi untuk pemilih berada di Kota Medan, Alwashliyah Kota Medan turut andil besar dalam menggapai suara, melalui sosialisasi, perjuangan dan pemenangan yang dilakukan berdasarkan rekomendasi Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah. Ironi, ketika dibandingkan dengan perolehan suara DPD secara bulat pada tahun 2004-2009 yang menempatkan Alm. Abdul Halim Harahap dengan perolehan suara sebesar 800 ribu suara, kader Al-washliyah pada Pemilu 2014 hanya mampu mempertahankan suara mereka sebesar 200 ribu suara atau sama dengan 25% dari perolehan suara DPD tahun 2004 lalu. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kader Al-washliyah Sumatera Utara tidak percaya dengan keputusan organisasi se Sumatera Utara mencapai 600 ribu orang atau mencapai jumlah 75% dari perolehan suara terbesar yang selama ini diakui oleh Al-washliyah Provinsi Sumetara Utara. Sangat sulit bagi pengurus organisasi Al-washliyah Sumatera Utara dan para kader untuk mengklaim bahwa suara organisasi ini juga terbagi kepada kandidat lain, menunjuk pada perolehan suara Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis, dengan perolehan suara total 531.228 dan Dedi Iskandar, S.Sos, S.H, M.S.P, dengan perolehan suara 370.340, karena faktanya, Al-washliyah hanya mendukung Rijal Sirait, sebagai satu-satunya utusan dari organisasi tersebut.

97 Kegelisahan kuat terpancar dari wajah tokoh Al-washliyah Sumatera Utara ini ketika berbicara tentang masa depan organisasi yang diakui secara pribadi oleh beliau sebagai bagian dari hidupnya. Alwashliyah adalah saya, saya adalah Alwashliyah, ungkapan sederhana penuh makna yang menunjukkan rasa tanggung jawab dan sekaligus kegelisahan yang selama ini dipendam dalam mencermati dinamika organisasi tersebut. Pembiaran keadaan ini tentu pada waktu yang datang akan berbahaya dalam perkembangan dan keberadaan organisasi, tidak ada sanksi organisasi berupa pemberhentian dan pembekuan yang secara umum dimaklumi sebagai dinamika organisasi yang membedakan individu Al-washliyah sebagai kader dan pekerja. Berikut hasil wawancara di bawah ini: Sekali lagi saya katakan sulit untuk mengukur akurasi dari perolehan suara yang ada. Inilah kerahasiaan itu, ketika di dalam bilik suara. Apa saja bisa terjadi. Tapi saya tetap katakan tidak ada satu pun pernyataan pengingkaran atau penolakan dari organ bagian Al-washliyah dari hasil Rakerwil IV Al-jam iyatul Washliyah Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 2013, yang ditanda tangani oleh pimpinan sidang Ketua Edi Zuhrawardi Pane, SH, Sekretaris Drs. H. Dariansyah Emde, diketahui Ketua PW Al-washliyah Sumut Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, M.Kn,inilah hak pribadi itu. Tetapi saya yakin, kader Al-washliyah mereka yang terpilih dari segi kepribadian dan taat aturan. Kalau pun memang benar, ini menjadi bagian dinamika yang harus diperkuat sebagai bagian pembangunan karakter diri kader, bukan menciptakan pekerja, karena Al-washliyah bukan organisasi pekerja, tetapi merupakan organisasi kader yang taat kepada aturan organisasi. Secara terbuka mantan Sekretaris DPW Aljam iyatul Washliyah ini mengakui bahwa sudah terjadi dinamika sebagai perubahan orientasi organisasi yang dialami Al-jam iyatul Washliyah, menjadi pekerja yang berpikir pragmatis, hari ini dengan segala kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan jangka panjang organisasi yang diisi oleh kader yang tidak mempertanyakan apa yang ia

98 dapat secara materialistis, karena menurut informan kunci, pada waktunya setiap orang sudah memiliki rezeki masing-masing (hasil wawancara dengan Rijal Sirait, Senin, 25 Mei 2015, pukul 19.00 WIB-21.00 WIB), bukan menjadi pribadipribadi yang hanya mengejar keuntungan sesaat dalam organisasi kader ini. Tentang dukungan suara PPP Sumatera Utara, sebagai bagian lumbung suara beliau ketika masih menjadi politisi partai Ka bah ini, diakui sulit dipisahkan, tentang pilihan masyarakat Sumatera Utara terhadap Rijal Sirait sebagai pribadi, Al-washliyah, dan PPP. Pribadi yang sudah dikenal kader PPP ini mudah bergaul dengan sesama kader dan bahkan mendapat dukungan dari kader partai lain seperti Sofyan Tan (PDI P) pada Pemilu DPD lalu. Berikut petikan wawancaranya: Alhamdulillah, modal pertemanan selama ini di DPRD Provinsi Sumatera Utara memudahkan saya mensosialisasikan diri. Beberapa kawan di PPP misalnya, dengan sukarela membawa kartu nama dan atribut DPD saya untuk diperkenalkan kepada pemilih di daerah mereka, termasuk caleg PDIP. Menunjukkan tentang pentingnya setiap bagian dalam keberhasilan diri seorang senator. Pribadi yang dikenal luas di daerah pemilihan pada Pemilu DPRD Provinsi Sumatera Utara secara berturut-turut sejak tahun 1999-2004 di Labuhan Batu, kemudian tahun 2004-2009 di Siantar-Simalungun, kemudian tahun 2009-2014 di Kota Medan, memberikan dukungan suara yang kuat kepada si Lobe Putih. Sosok yang sudah dikenal sebagai politisi PPP dan putra daerah Asahan, Tanjung Balai. Hubungan pertemanan diakui juga memberikan manfaat besar pada Pemilu DPD lalu, termasuk dengan pribadi Parpol seperti PDI P, Sofyan Tan, disetiap kampanyenya membawa kartu nama Rijal Sirait sebagai calon DPD Provinsi Sumatera Utara. Termasuk beberapa kader PPP yang juga