PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Disajikan pada Kongres Internasional Pendidikan Dasar OLEH DR. ISAH CAHYANI, M.PD. 08122232220
Assalamualaikum
Konstruktivisme Refleksi Pemodelan Penilaian Autentik Pendekatan Kontekstual Bertanya Inkuiri Masyarakat Belajar
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman dikembangkan melalui belajar bermakna. Strategi memperoleh pengetahuan (learning how to learn) lebih penting daripada banyak memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Dalam pembelajaran di kelas biasanya dinyatakan dalam bentuk: merancang pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, merealisasikan ide.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: menggali informasi baik administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Dalam pembelajaran di kelas biasanya diterapkan sebagai: bertanya antar siswa ke siswa, bertanya dari guru ke siswa, bertanya dari siswa ke guru, bertanya antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri. Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka memahami konsep. Siklusnya terdiri dari kegiatan mengamati (observation), bertanya (question), menduga (hiphotesis), mengumpulkan data (data gathering), dan menyimpulkan (conclusion) baik secara individu maupun bersama teman-teman lainnya. Mengembangkan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis (penalaran).
Dalam pembelajaran di kelas diterapkan sebagai aktivitas: merumuskan masalah, bagaimana menyusun silsilah raja-raja atau bagaimana melukiskan suasana nikmatnya makan ikan bakar di sawah, dan sebagainya, mengamati, membaca buku tertentu, dan mengumpulkan data tentang suatu objek tertentu, dan sebagainya, menganalisis dan menyajikan hasil (tulisan, gambar, laporan, tabel, atau karya lainnya), membuat suatu paragraf deskripsi, membuat peta kota tertentu, dan sebagainya, mengkomunikasikan hasil kepada orang lain (pembaca, teman, guru, audien lain), bertanya jawab dengan teman, menempelkan karya, menerbitkan tulisan pada koran sekolah, dan sebagainya.
Konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen.
Dalam pembelajaran di kelas dapat diterapkan sebagai aktivitas: pembentukan kelompok kecil atau besar, mendatangkan nara sumber (ahli) ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya atau di bawahnya, bekerja dengan masyarakat.
Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru. Misalnya, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. Berpikir sambil mengucapkan proses berpikir Anda. Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan siswa belajar. Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan. Guru bukan satu-satunya model.
Dalam pembelajaran di kelas biasanya diterapkan sebagai berikut: guru memberi contoh membaca puisi, guru mendatangkan veteran untuk bertanya jawab dengan siswa tentang kemerdekaan, guru mendemonstrasikan cara menggunakan kamus, guru bahasa Indonesia memperlihatkan teks suatu jenis karangan dari koran.
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apaapa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Dalam pembelajaran di kelas dapat direalisasikan sebagai: pertanyaan langsung tentang apa yang diperoleh saat itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan atau saran tentang pembelajaran, diskusi, hasil karya seni.
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Hakikat penilaian yang sebenarnya adalah kemajuan belajar yang dinilai dari proses bukan dari hasil.
Karakteristik authentic assesment di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk formatif atau sumatif, yang diukur keterampilan dan performansi bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dapat digunakan sebagai feed back.
Pikiran Perbuatan Berbicara: menyampaikan secara lisan Perasaan Gagasan/ fakta
Pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu. Misalnya 1.menyimak cerita menulis ringkasan cerita, 2. menyimak berita dari radio atau televisi, dialog, dan acara menulis ringkasan laporan.
Kegiatan menyimak, membaca, dan menulis dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara. Misalnya 1. menyimak dan bercerita, 2. menyimak dan bercakapcakap, serta 3. menyimak dan diskusi.
Kegiatan secara terpadu antara membaca dengan berbicara banyak sekali ragamnya, di antaranya membaca puisi dan berdiskusi masalah tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat
Terima kasih Wassalamu alaikum