Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1. Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

KARAKTERISTIK FAKTOR RESIKO ISPA PADA ANAK USIA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU KRAKITAN, BAYAT, KLATEN. Suyami, Sunyoto 1

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Ratih Wahyu Susilo, Dwi Astuti, dan Noor Alis Setiyadi

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Gerontik

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BAWAH LIMA TAHUN DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (0-12 BULAN) (STUDI KASUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015)

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

ARTIKEL. Oleh : CANDRA TARISKA FAJAR ROMLANI NIM a005 PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

Margareta Pratiwi STIKes Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Korespondensi Penulis :

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

KARAKTERISTIK PETUGAS DENGAN CAKUPAN PNEUMONIA PADA BALITA CHARACTERISTICS OF OFFICERS COVERAGE OF PNEUMONIA IN CHILDREN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBERADAAN ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : ATIKA FEBRIYANI PUTRI J 210.130.085 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

HUBUNGAN ANTARA KEBERADAAN ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO *Atika Febriyani Putri, **Irdawati *Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS **Dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS ABSTRAK Latar Belakang : Pneumonia merupakan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak di Indonesia. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kejadian pneumonia menjadi 63,45% dibandingkan pada tahun sebelumnya dimana kejadian pneumonia hanya berkisar antara 20%-30%. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit diagnosis utama di pelayanan rawat jalan puskesmas. Pneumonia merupakan salah satu varian ISPA yang penting diperhatikan terutama pada balita. Kebiasaan anggota keluarga merokok di dalam rumah merupakan masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia. Keberadaan anggota keluarga yang merokok di dalam rumah juga menjadi faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan di dalam keluarga seperti gangguan pernafasan dan dapat meningkatkan serangan ISPA khususnya pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian penumonia pada anak usia 1-4 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Sukoharjo. Metode Penelitian : Deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 80 responden dan diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Data diolah secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil : Hasil Uji statistik antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian Pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di Puskesmas I Tawangsari Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil signifikansi dengan nilai 0,018 dimana p value 0,05 yang berarti H0 diterima. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Sukoharjo. Kata Kunci : anak usia 1-4 tahun, keluarga, merokok, pneumonia ABSTRACT Background : Pneumonia is a disease that causes death in children in Indonesia. In 2015 there was an increase in the incidence of pneumonia to 63.45% compared to the previous year where the incidence of pneumonia only ranged between 20% -30%. Acute respiratory tract infection is a major diagnosis disease in outpatient care at puskesmas (primary health care). Pneumonia is one of the variants of Upper Respiratory Tract Infection that important to noticed especially on toddler. Habits of family members smoke in the home is an alarming problem in Indonesia. 1

The existence of a family member who smokes inside the house is also a factor contributing to the health problems in the family such as respiratory problems and can increase Upper Respiratory Tract Infection attacks especially in infants. The purpose of this study is to determine correlation between the presence of family members who smoke with the incidence of pnumonia in children with aged 1-4 years in Work Area Puskesmas (primary health care) Tawangsari Sukoharjo. Method : This research using correlative with Cross Sectional approach. The number of samples is 80 respondents and taken using purposive sampling technique. Data prosessed by using univariate and bivariate Chi-Square test with significance level α = 0,05. Result: The result of statistic test between the the presence of family member who smoke with the incidence of pneumonia in children aged 1-4 years in Puskesmas I Tawangsari Sukoharjo regency obtained significant result with value 0,018 where p value 0,05, which means that Ho is accepted. Conclusion: There is a relationship between the presence of family members who smoke with the incidence of pneumonia in children aged 1-4 years in the work area of Puskesmas (Primary health care) Tawangsari Sukoharjo. Keyword: children aged 1-4 years, family, smoke, pneumonia 1. PENDAHULUAN Pneumonia merupakan penyakit infeksi terbesar penyebab kematian pada anakanak di seluruh dunia. Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, yaitu diperkirakan sebanyak 922.000 balita di tahun 2015. Pneumonia menyerang semua umur di semua wilayah, namun terbanyak terjadi di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara (Kemenkes RI, 2016). Di Indonesia sendiri pneumonia termasuk penyakit yang menyebabkan kematian pada anak. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kejadian pneumonia menjadi 63,45% dibandingkan pada tahun sebelumnya dimana kejadian pneumonia hanya berkisar antara 20%-30%. (Kemenkes RI, 2016). Penyakit infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit diagnosis utama di pelayanan rawat jalan puskesmas. Pneumonia merupakan salah satu varian ISPA yang penting diperhatikan terutama pada balita. Pada tahun 2014 jumlah kasus pneumonia balita dilaporkan sebanyak 134 kasus (1,6%) dari 8.610 perkiraan jumlah kasus (Dinkes Sukoharjo, 2015). 2

Dari data yang didapatkan di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa data tahun 2015 terdapat 103 kasus pneumonia. Dari 103 kasus tersebut 95 kasus terdiri dari anak usia 1-4 tahun dan 8 kasus terdiri dari anak usia kurang dari 1 tahun yang menderita pneumonia. Sedangkan data pada tahun 2016 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah penderita pneumonia menjadi 111 kasus pneumonia. Dari 111 kasus tersebut 87 kasus terdiri dari anak usia 1-4 tahun dan 24 kasus terdiri dari anak usia kurang dari 1 tahun. Kebiasaan anggota keluarga merokok di dalam rumah merupakan masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia. Keberadaan anggota keluarga yang merokok di dalam rumah juga menjadi faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan di dalam keluarga seperti gangguan pernafasan dan dapat meningkatkan serangan ISPA khususnya pada balita. Anak-anak yang orang tuannya merokok lebih rentan terkena penyakit pernafasan seperti flu, asma, pneumonia dan penyakit saluran pernafasan lainnya (Wardani, Winarsih & Sukini, 2015). Menurut Riskesdas tahun 2013 rerata proporsi perokok di Indonesia adalah 29,3 persen. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen, umur 35-39 tahun sebesar 32,2 persen, sedangkan proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok perempuan yaitu 47,5 persen banding 1,1 persen (Kemenkes RI, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wijaya & Bahar (2014) menunjukkan bahwa balita yang memiliki keluarga dengan kebiasaan merokok mempunyai peluang mengalami Pneumonia sebanyak 1,269 kali dibanding balita yang tidak memiliki keluarga dengan kebiasaan merokok. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Wardani, Winarsih & Sukini (2015) menunjukkan hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian ISPA pada balita. Dari 42 responden yang diteliti 2 balita menderita pneumonia berat yang mendapat paparan asap rokok, 3 balita menderita pneumonia yang mendapat paparan asap rokok, dan sisanya merupakan kejadian tidak ISPA yang sebagian besar terjadi pada balita yang tidak mendapatkan paparan asap rokok. 3

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara Keberdaan Anggota Keluarga yang Merokok dengan Kejadian Pneumonia Pada anak usia 1-4 Tahun di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. 2. METODE Metode penelitian ini adalah metode deskriptif korelatif yaitu bermaksud menjelaskan hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-4 tahun. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mendapatkan data keberadaan anggota keluarga yang merokok dan kejadian pneumonia dalam satu kali pengambilan data. Populasi penelitian ini adalah semua anak usia 1-4 tahun di desa Watubonang, Tawangsari, Sukoharjo yang berjumlah 382 anak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 anak. Teknik pengambilan sampel dalam peneliian menggunakan Purposive Sampling. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk keberadaan anggota keluarga yang merokok dan kejadian pneumonia menggunakan data yang di dapatkan dari Puskesmas Tawangsari, Sukoharjo. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis mengguanakan analisis Chi- Square. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok No Karakteristik Frekuensi Presentase (%) 1. Usia Orang Tua 20-30 tahun 26 32,5% 4

31-40 tahun 41-50 tahun Lebih dari 51 tahun 2. Pendidikan terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3. Pekerjaan PNS Wiraswasta Swasta Ibu Rumah Tangga Lain-lain 4. Usia Anak 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5. Jenis Kelamin Anak Laki-laki Perempuan 36 14 4 45,0% 17,5% 5,0% % 16 21 39 4 20,0% 26,3% 48,8% 5,0% % 2 20 17 29 12 2,5% 25,0% 21,3% 36,3% 15,0% 10 19 27 24 12,5% 23,8% 33,8% 30,0% 43 53,8% 37 46,3% 6. Berat Badan Saat Lahir Lebih dari 2500-4000gr Kurang dari 2500gr 7. Kelahiran Normal Prematur SC 75 93,8 5 6,2 66 4 10 82,5 5,0 12,5 100 100 Karakteristik responden menurut usia orang tua menunjukkan distribusi tertinggi adalah berumur 31-40 tahun sebanyak 36 responden (45%), pendidikan orang tua menunjukkan distribusi tertinggi adalah SMA sebanyak 39 responden (48,8%), selanjutnya pekerjaan orang tua 5

menunjukkan distribusi tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 29 responden (36,6%). Karakteristik anak menunjukkan bahwa distribusi usia anak terbanyak terdapat pada usia 3 tahun sebanyak 27 anak (33,8%) dan sebagian besar anak dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 anak (53,8%). Ditribusi Berat Badan Saat lahit didominasi dengan lebih dari 2500-4000 gram sebanyak 75 anak (93,8%). Diatribusi proses kelahiran anak didominasi dengan proses kelahiran Normal sebanyak 66 anak (82,5%). 3.1.2 Analisa Univariate 3.1.2.1 Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok Distribusi subjek penelitian berdasarkan keberadaan anggota keluarga yang merokok dapat dilihat pada table 2 dibawah ini. Tabel 2 Distribusi Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok No Keberadaan anggota keluarga yang merokok Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak ada 34 42,5% 2 Ada 46 57,5% Berdasarkan table 2 diatas, menunjukkan bahwa keberadaan anggota keluarga yang merokok lebih besar di bandingkan dengan keberadaan anggota keluarga yang tidak merokok dengan persentase sebesar 57,5% atau sebanyak 46 orang. 3.1.2.2 Aktivitas Merokok Di Rumah Distribusi subjek penelitian berdasarkan aktivitas merokok keluarga di rumah dilihat pada tabel 3 berikut. 6

Tabel 3 Distribusi Aktivitas Merokok Keluarga Di Rumah No Aktivitas Merokok Keluarga Di Rumah Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak 42 52,5% 2 Ya 38 47,5% Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa keluarga yang tidak melakukan aktivitas merokok dirumah lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang melakukan aktivitas merokok di rumah dengan persentase 52,5% atau sebanyak 42 orang. 3.1.2.3 Mengkonsumsi Rokok di sekitar Anak Distribusi subjek penelitian berdasarkan Konsumsi Rokok di sekitar anak dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4 Distribusi Mengkonsumsi Rokok di sekitar Anak No Mengkonsumsi Rokok Di sekitar Anak Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak 49 61,3% 2 Ya 31 38,8% % Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa keluarga yang tidak mengkonsumsi rokok disekitar anak lebih besar dibandingkan keluarga yang mengkonsumsi rokok di sekitar anak dengan persentase 61,3% atau sebanyak 49 orang. 3.1.2.4 Merokok Ketika Berkumpul Dengan Keluarga Distribusi subjek penelitian berdasarkan aktivitas merokok saat berkumpul dengan keluarga dilihat pada tabel 5 berikut ini. 7

Tabel 5 Distribusi Aktivitas Merokok Saat Berkumpul Dengan Keluarga No Aktivitas Merokok Saat Berkumpul Dengan Keluarga Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak 41 51,3 2 Ya 39 48,8 Berdasarkan tabel 5 diatas, menunjukkan bahwa keluarga yang tidak merokok ketika berkumpul dengan keluarga lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang meokok saat berkumpul dengan keluarga dengan persentase 51,3 % atau sebanyak 41 orang. 3.1.2.5 Kebiasaan Membuka Jendela Distribusi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan membuka jendela dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 Distribusi Aktivitas Merokok Saat Berkumpul Dengan Keluarga No Kebiasaan Membuka Persentase Frekuensi Jendela (%) 1 Tidak 39 48.8 2 Ya 41 51,3 Berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki kebiasaan membuka jendela lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang tidak memiliki kebiasaan membuka jendela dengan presentase 51,3% atau sebanyak 41 orang. 3.1.2.6 Kejadian Pneumonia Distribusi subjek penelitian berdasarkan kejadian pneumonia dilihat pada tabel 7 dibawah ini. 8

3.1.3 Analisa Bivariate Tabel 7 Distribusi Kejadian Pneumonia No Kejadian Pneumonia Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak Pneumonia 56 70 2 Pneumonia 24 30 Berdasarkan tabel 7 diatas, menunjukkan bahwa kejadian tidak pneumonia lebih tingi dibandingkan dengan kejadian pneumonia dengan presentase 70% atau sebanyak 56%. Tabel 8 Ringkasan Uji Chi Square Hubungan Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok Dengan Kejadian Pneumonia Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok Total Tidak Ada Ada N % N % N % Kejadian Tidak 19 55,9% 37 80,4% 56 70% Pneumonia Pneumonia Pneumonia 15 44,1% 9 19,6% 24 30% Total 34 100% 46 100% 80 100% x 2 hitung = 5,612 p-value = 0,018 Keputusan = H0 di tolak 3.2 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian pneumonia pada keluarga yang merokok sebesar 19,6% atau sebanyak 9 responden. Sedangkan kejadian pneumonia pada keluarga yang tidak merokok sebesar 44,1% atau sebanyak 15 responden. Hasil Uji statistik antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian Pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil signifikan 9

dengan nilai 0,018 dimana p value 0,05. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keberadaan anggota keluarga yang merokok memiliki pengaruh yang tidak signifikan pada kejadian pnumonia pada anak. Pada penlitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian pneumonia pada anak selain dari keberadaan anggota keluarga yang merokok. Menurut penelitian Jones et all (2011) menyebutkan bahwa kebiasaan merokok oleh orangtua atau anggota keluarga lainya secara significan meningkatkan risiko infeksi saluran pernafasan: rasio odds (OR) di dapatkan 1,22 untuk kebiasaan merokok yang dilakukan oleh ayah, 1,62 untuk kebiasaan dilakukan oleh kedua orang tua, dan 1,54 untuk setiap anggota keluarga yang merokok. Namun, menurut penelitian yang diakukan oleh Jackson et all (2013) yang menyatakan adanya hubungan yang tidak konsiten antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian infeksi saluran nafas bawah akut dalam penelitiannya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian pneumonia pada anak diantaranya berat badan lahir rendah, malnutrisi, kekurangan vitamin A, kurangnya pemberian ASI esklusif, status skonomi yang buruk, keluarga besar (padat), memiliki riwayat bronkitis, polusi udara dan usia (Varghese & Susmitha, 2015). Dalam penelitian yang di lakukan oleh Wonodi et al (2012) menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penumonia adalah polusi udara dalam ruangan, malnutrisi, kurangnya pemberian ASI, pendidikan ibu yang rendah, status ekonomi yang rendah, akses terhadap perawatan yang buruk serta riwayat penyakit lain. 10

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.1.1 Terdapat anggota keluarga yang merokok dengan prosentase 57,5% atau sebanyak 46 orang. 4.1.2 Terdapat kejadian Pneumonia pada anggota keluarga yang merokok dengan presentase 19,6% atau sebanyak 9 anak. 4.1.3 Hasil analisis Chi-Square diperoleh p value 0,018 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan ada hubungan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di Puskesmas Tawangsari kabupaten Sukoharjo. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Puskesmas Puskesmas Tawangsari diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan Pneumonia dan bahaya dari asap rokok dengan melibatkan tokoh masyarakat. 4.2.2 Bagi Masyarakat Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dari paparan asap rokok terutama bagi masyarakat yang memiliki balita. 4.2.3 Bagi penelitian lain Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti variabelvariabel lain yang diduga dapat menyebabkan terjadinya Pneumonia pada anak dengan metode dan desain penelitian yang berbeda. 11

DAFTAR PUSTAKA Dinkes Sukoharjo. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo. Jackson, Stewart et al. (2013). Risk Factors For Severe Acute Lower Respiratory Infections In Children- A Systemic Review And Meta Analysis. Croat Med J. Vol 54 Hal 110-21. Jones, Laura L et al. (2011). Parental And Household Smoking And The Increased Risk Of Bronchitis, Bronchiolitis And Other Lower Respiratory Infections In Infancy: Systematic Review And Meta-Analisis. Respiratory Research. Volume 12 (5). Hal 1-11. Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Varghese, Susamma & Susmitha, Anupama. (2015). Textbook Of Pediatric Nursing. India: Jaypee Brothers Medical Publisher. Wardani, Neni Kusuma,. Winarsih, Sri., & Sukini, Tuti. (2015). Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Desa Pucung Rejo Kabupaten Magelang. Jurnal Kebidanan. Vol. 4 (8). Hal 18-26. Wijaya, IGK., & Bahar, Herawanti. (2014). Hubungan Kebiasaan Merokok, Imunisasi Dengan Kejadian Penyakit Pnumonia Pada Balita Di Puskesmas Pabuaran Tumpeng Kota Tanggerang. Forum Ilmiah. Volume (11) No.3. Hal 375-385. Wonodi, Chizoba B Et Al. (2012). Evaluation Of Risk Factor For Severe Pneumonia In Children: The Pneumonia Etiology Research For Child Health Study. Clinical Infections Diseases. Vol 52 (S2). Hal S124-S131. 12