SISTEM RAK BERTINGKAT PADA BUDIDAYA CACING TANAH ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Yulius,Najib Asmani, Idham Alamsyah, Laila Husin, Henny Malini Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BUDIDAYA CACING TANAH

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memudahkan hewan tanah khususnya cacing untuk hidup di. sebagai pakan ayam dan itik. Para peternak ikan juga memanfaatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman semusim dari Divisio Spermathophyta dengan

BUDIDAYA CACING TANAH SEBAGAI USAHA ALTERNA TIF DI MASA KRISIS EKONOMI

Analisis Usaha Ternak Cacing dan Pupuk Kascing (Bekas Cacing)

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

I. PENDAHULUAN. banyak ditemukan pada 0 sampai 10 cm (Kuhnelt et al, 1976). Kelompok hewan

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5

BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai pendegradasi sampah organik, pakan ternak, bahan baku obat,

BAB I PENDAHULUAN. hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ditanam pada lahan tersebut. Perlakuan pengolahan tanah diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

VERMIKOMPOS. Oleh Suharyanto (Staf pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

ni. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

BAB I PENDAHULUAN. glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3).

KHADIMUL UMMAH. Journal of Social Dedication. Use Etica, Lutfy Ditya Cahyanti * e-issn: ISSN:

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Organisme Tanah JASAD HIDUP TANAH DALAM STRUKTUR EKOSISTEM. Komposisi Tanah PRODUSEN (TANAMAN) KONSUMEN (HEWAN, MANUSIA) PEROMBAK (JASAD HIDUP TANAH)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pesat hal ini ditandai dengan besarnya permintaan pasar akan jamur, bahkan bisnis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai fungsi penting dari ekosistem darat yang menggambarkan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

PEMANFAATAN SERBUK SABUT KELAPADANAMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA-PAKAN CACING TANAH (Lumbricus Rubellus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA BEKICOT

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cara Menanam Cabe di Polybag

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

PENYULUHAN PENANAMAN SAYURAN DENGAN MEDIA POLYBAG

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Transkripsi:

SISTEM RAK BERTINGKAT PADA BUDIDAYA CACING TANAH Rr. Aulia Qonita 1, dan Nur Her Riyadi Parnanto 2 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2Program Studi Ilmu & Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : auliaqonita@yahoo.co.id ABSTRAK Cacing Tanah merupakan hewan tingkat rendah yang biasa dikenal sebagai penyubur tanah, namun sebenarnya cacing tanah bisa digunakan untuk bahan pakan ternak, bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit, bahan baku kosmetik, dan makanan manusia. UKM mitra dalam program IbM (Ipteks bagi Masyarakat) adalah UKM Bambang Sutejo dan UKM Mardi. Kedua UKM memiliki permasalahan yang sama tentang tempat media yang digunakan untuk budidaya cacing tanah. Kegiatan pengabdian ini bertujuan megintroduksikan tempat media cacing tanah dengan sistem bertingkat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa introduksi tempat media dengan sistem bertingkat dapat memberikan dampak positif bagi kedua UKM, yaitu lebih efisien waktu dan tempat dalam pemberian pakan, pergantian media maupun pemanenan cacing tanah. Kata kunci: cacing tanah, rak bertingkat, tempat media PENDAHULUAN Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata) (Bappenas, 2000). Cacing tanah merupakan organisme tanah heterotrof, bersifat hermaprodit biparental dari filum Annelida, kelas Clitellata, ordo Oligochaeta, dengan famili Lumbricidae dan Megascolecidae yang banyak dijumpai dan penting untuk pertanian. Cacing tanah mampu hidup 1 10 tahun dan dalam proses hidupnya dapat hidup melalui fragmentasi ataupun reproduksi dengan melakukan kopulasi membentuk kokon (Subowo, 2018). Menurut Bappenas (2000) dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Menurut Mubarok dan Zalidar (2003), kegunaan/fungsi cacing tanah adalah sebagai berikut: 203

1) sebagai pengurai bahan organik di dalam pengolahan limbah padat; 2) sebagai penghasil pupuk limbah organik. 3) Sebagai bahan baku sumber protein hewani (64-72%) dan asam amino esensial untuk berbagai hal, diantaranya: a. Bahan baku pembuatan pakan ternak, ikan, dan udang; b. Bahan baku pembuatan pangan; c. Bahan baku pembuatan obat-obatan dan kosmetik. UKM yang telah melakukan budidaya cacing tanah adalah UKM Bambang Sutejo dan UKM Mardi. UKM Bambang Sutejo terletak di Dukuh Kestalan, Dusun Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. UKM Mardi terletak di Dukuh Lebak, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. UKM Bambang Sutejo memiliki lahan yang cukup luas untuk budidaya cacing tanah. Selama ini UKM menggunakan media cacing tanah yang berasal dari serbuk gergaji dan nasi wadang atau nasi basi. Serbuk gergaji diperoleh dengan cara membeli ke pengrajin kayu. Diberi pakan nasi basi jika ada nasi yang tersisa dari konsumsi keluarga. Nasi wadang dan serbuk gergaji memerlukan waktu yang lama untuk membuat cacing menjadi gemuk dan besar. Bibit cacing diperoleh dengan cara menyisakan dari panen sebelumnya. Gambar 1. Cacing Tanah Gambar 2. Media Cacing yang Digunakan Tempat media cacing tanah yang digunakan tidak efisien karena menggunakan kotak-kotak yang belum seragam dengan ukuran 2 m x 2 m dan 2 m x 4 m. Media cacing ada yang diletakkan di luar rumah dan ada yang diletakkan di dalam rumah. Kalau yang diletakkan di luar rumah, untuk kondisi saat ini tidak ada naungan, karena naungan tersebut telah rusak dan berlubang-lubang di sana-sini. Juga terlihat kotor karena tidak terjaga kebersihannya. Hal tersebut menyebabkan apabila terjadi hujan maka kotak yang digunakan sebagai media akan tergenang air hujan sampai air meluap 204

dari kotak, sehingga cacing bisa keluar dari media pertumbuhannya. Berhubung kotak media cacing tanah diletakkan di tanah, maka terkadang diserang oleh hama yang berupa kutu berwarna putih dan semut. Semut akan memakan pakan cacing tanah padahal pakan diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Gambar 3. Kondisi Media Cacing di UKM Bambang Sutejo Gambar 4. Kondisi Media Cacing di UKM Mardi Berdasarkan hasil analisis situasi diketahui bahwa UKM Bambang Sutejo dan UKM Mardi memiliki permasalahan dalam tempat budidaya cacing tanah. Tempat budidaya yang selama ini digunakan masih menggunakan kotak-kotak yang belum berukuran seragam, ada yang masih tidak diberi naungan, ada yang masih menggunakan bambu, terkadang diserang oleh hama yang berupa semut. Dengan melihat kondisi tersebut, maka dibutuhkan berupa tempat media cacing tanah dengan sistem bertingkat. Melalui kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tahun 2017 ini, sangat diharapkan oleh pemilik UKM dalam rangka membantu transfer teknologi tempat media cacing tanah dengan sistem bertingkat. 205

METODE PELAKSANAAN Materi Cacing tanah merupakan salah satu jenis fauna yang ikut melengkapi khasanah hayati fauna Indonesia dan termasuk ke dalam kelompok hewan tingkat rendah, tidak bertulang belakang (invertebrata) dan merupakan kelompok annelida atau cacing bersegmen. Hewan ini ditemukan pada lingkungan terrestrial basah di Indonesia (Brata, 2008). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Jenisjenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing kascing ) serta tidak banyak bergerak (Yulius et. al., 2015). 206

Metode Secara garis besar urutan metodologi pengabdian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi, untuk memberikan informasi tentang program kegiatan yanag akan dilakukan. 2. Tim Pengabdi mengidentifikasi tempat media yang selama ini digunakan oleh UKM. 3. Tim Pengabdi mendesain rak bertingkat yang disesuaiakan dengan ukuran dari tempat media yang diintroduksikan pada kedua UKM mitra. Desain yang dirancang adalah rak yang bertingkat dengan bahan dari besi berukuran panjang 270 cm x lebar 70 cm x tinggi 135 cm. Rak memiliki 6 sap yang bisa ditata dengan tempat wadah (media) cacing tanah berbahan plastik. Wadah plastik yang digunakan memiliki ukuran panjang 38 cm x lebar 35 cm x tinggi 9 cm dan berjumlah 84 buah. 4. Hasil desain rancangan Tim pengabdi didiskusikan dengan kedua UKM untuk menyelaraskan ide dan keinginan UKM. 5. Setelah desain rancangan jadi maka Tim Pengabdi akan memesan pada bengkel rekayasa untuk membuat rak bertingkat sesuai desain. 6. Setelah rak jadi maka Tim Pengabdi mengintroduksikan kepada UKM mitra. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan oleh Tim Pengabdi adalah melakukan sosialisasi tentang kegiatan pengabdian yang akan dilakukan. Kemudian membuat perencanaan tentang jadwal kegiatan yang dijalankan. Pada saat membuat perencanaan disertai dengan melakukan identifikasi tentang tempat media yang selama ini digunakan oleh kedua UKM. Gambar 5. Kegiatan Sosialisasi 207

Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan di kedua UKM didapatkan kondisi sebelum pengabdian bahwa : - Tempat media semula masih menggunakan tempat dari bambu, sehingga rawan kerusakan karena media cacing tanah cenderung selalu lembab. - Tempat (wadah) media memerlukan tempat yang luas karena tidak bertingkat sehingga terjadi tidak efisien tempat. - Kesulitan dalam proses pemberian pakan dan penggantian media cacing, karena harus berpindah tempat. - Tempat media cacing tanah rawan akan serangan semut. Karena semut akan memakan pakan cacing tanah padahal pakan diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. - Proses pemanenan cacing yang memerlukan waktu yang lama karena harus memilah cacing dengan media dan harus berpindah tempat dari satu wadah (media) yang satu dengan media yang lain. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantauan di kedua UKM didapatkan kondisi sesudah pengabdian bahwa : - Tempat media menggunakan bahan dari plastik yang bisa dialasi dengan karung plastik sehingga lebih awet. - Tempat (wadah) media sudah bertingkat sehingga lebih efisien dalam tempat budidaya. - Lebih mudah dalam pemberian pakan dan menggantian media cacing. - Lebih aman dari serangan semut karena pada bagian kaki-kaki rak tempat media bisa diberikan atau diolesi dengan kapur semut, sehingga pakan cacing tanah tetap terjaga. - Dengan jarak antar sap satu dengan yang lain sekitar 25 cm maka membuat tempat media cacing tanah menjadi minim cahaya sehingga cacing menjadi lebih cepat gemuk dan besar, namun sirkulasi udara juga tetap terjaga dengan baik. - Proses pemanenan cacing lebih cepat karena wadah (tempat media) plastik tinggal dibawa ke tempat yang terkena sinar matahari maka cacing-cacing akan 208

berkumpul jadi satu sehingga lebih mudah dan cepat dalam pemanenan. Adanya perbaikan teknologi dengan tempat media cacing tanah dengan sistem bertingkat, diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kedua UKM. Usaha cacing tanah di Desa Nepen sudah bisa menggerakkan perekonomian, dan menambah penghasilan bagi pelaku UKM, walaupun dampaknya belum besar. Namun, jika usaha ini terus ditumbuh kembangkan, maka dapat mengurangi jumlah pengangguran di lingkungan sekitar tempat budidaya cacing. Selain itu usaha cacing tanah merupakan salah satu usaha pemberdayaan masyarakat yang dapat menambah pendapatan bagi warga sekitar dan dapat menimbulkan multiflier effect lainnya. Gambar 6. Rak Bertingkat yang Masih Kosong Gambar 7. Rak Bertingkat yang Sudah Di isi Media Cacing Tanah 209

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat pada UKM Bambang Sutejo dan UKM Mardi di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali merupakan solusi yang tepat supaya proses budidaya yang dilakukan menjadi lebih mudah, lebih efisien tempat budidaya, lebih efisien waktu dalam pemberian pakan atau pergantian media cacing, meminimalkan terjadinya serangan hama semut dan lebih efisien waktu dalam proses pemanenan; sehingga bisa menambah penghasilan bagi pelaku UKM dan UKM bisa memperbesar skala usahanya. Saran Kedua UKM masih memerlukan pendampingan, penyuluhan dan pelatihan dalam kegiatan budidaya yang baik dan benar sehingga bisa mendukung UKM untuk mengembangkan usahanya. DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2000. Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus sp.). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340. http://www.ristek.go.id Brata, B. 2008. Kualitas Eksmecat dari Beberapa Spesies Cacing Tanah pada Tingkat Penyiraman dan Pengapuran yang Berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1. Hal. 43 48. Mubarok, A. dan Zalidar, L. 2003. Budidaya Cacing Tanah Sebagai Usaha Alternatif di Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Dedikasi. Vol. 1. No. 1. Hal. 129 135. Subowo, G. 2008. Prospek Cacing Tanah untuk Pengembangan Teknologi Resapan Biologi di Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian, Vol 27. No.4. Hal. 146 150. Yulius, Asmani, N., Alamsyah, I., Husin, L., dan Malini, H. 2015. Introduksi Tehnik Budidaya Cacing Lumbricus rubelus dengan Media Kotoran Ternak untuk Mendukung Desa Mandiri Lestari Pangan di Desa Pelabuhan dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. Vol. 3. No. 1. Hal. 229 240. 210