1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Pendidikan dasar mempunyai. tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menatap masa depan yang lebih terbuka, matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, kita ingin mengahasilkan manusia yang berkualitas dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hayat. Belajar adalah kunci utama dari pendidikan. Pendidikan ini penting bagi manusia untuk menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompetitif. Pendidikan akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga manusia memperoleh bekal untuk bertahan dalam jaman yang semakin berkembang. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No. 20 Tahun 2003. Undang-Undang memuat bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat diwujudkan melalui lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai visi dan misi yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional. Sekolah berupaya menciptakan pembelajaran yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Pembelajaran yang berkualitas akan mampu membuat siswa mendapatkan makna pembelajaran yang sesungguhnya, kemudian dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah pada saat ini diharapkan lebih berpusat kepada siswa (student centered). Menurut Radno (2007, hlm. 18) menyatakan bahwa : proses pembelajaran tidak seharusnya memosisikan siswa sebagai pendengar, sementara guru aktif berceramah laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang sesuai agar pembelajaran lebih berpusat kepada siswa. Selain itu, siswa juga perlu memahami bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Peran guru adalah sebagai fasilitator, sehingga siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran. 1 Salah satu cara mengaktifkan siswa dalam belajar yaitu guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Maka seorang guru akan

merasakan kemudahan dalam melaksanakan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran akan tercapai sesuai yang diharapkan. Dalam pemilihan model pembelajaran, guru harus memperhatikan faktor siswa sebagai subjek belajar dan karakteristik materi. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Persoalan yang dihadapi, guru masih menerpakan model konvensional atau hanya sekedar memberikan ceramah. Dalam hal ini guru belum mengkolaborasikan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas X SMK Pasundan 4 menunjukkan bahwa pembelajaran ekonomi bisnis yang terlaksana masih berpusat kepada guru (teacher centered). Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran kooperatif belum pernah diterapkan dalam pembelajaran ekonomi bisnis. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah kemudian memberikan latihan soal kepada siswa. Pembelajaran yang monoton seperti ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil observasi awal yaitu 30 siswa atau 80% siswa kurang aktif dalam mengeluarkan pendapat maupun bertanya. Rendahnya tingkat keaktifan siswa yang hanya terbatas pada medengarkan, mencatat kemudian menghafal, kurangnya keberanian siswa dalam mnegeluarkan ide, rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Selama pembelajaran berlangsung, siswa terlihat kurang memperhatikan penjelasan guru. Mereka mengobrol dengan teman sebangku bahkan teman lain bangku. Akibatnya, siswa tidak paham dan kebingungan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa yang aktif bertanya sebanyak 4 siswa atau 10% siswa dan siswa yang aktif dalam hal menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 2 siswa atau 5 % siswa. Tabel 1.1 Persentase Keaktifan Kelas X AP Pada Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis No Keaktifan Peserta Didik Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Aktif bertanya 4 10% 2 Mengungkapkan pendapat/ide 2 5% 3 Aktif menjawab pertanyaan guru 2 5%

4 Siswa yang pasif 28 80% Jumlah 36 100% Hal lain yang menjadi masalah di SMK Pasundan 4 bandung adalah Kurangnya bukubuku pelajaran yang tersedia di perpustakaan mengakibatkan siswa hanya tergantung kepada materi yang diberikan oleh guru. Siswa tidak mencari materi dari sumber-sumber lain. Berdasarkan hasil observasi di atas, masalah yang mendesak serta perlu dipecahkan adalah masalah kurangnya aktivitas belajar siswa pembelajaran ekonomi bisnis. Masalah kurangnya aktivitas belajar siswa ini perlu segera dipecahkan agar siswa mendapatkan manfaat dari proses pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan mendapatkan manfaat yang lebih banyak daripada siswa yang memiliki aktivitas rendah. Manfaat yang didapatkan siswa akan sangat berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut Oemar Hamalik (2011, hlm. 91) menyatakan bahwa manfaat aktivitas belajar diantaranya adalah dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, memupuk kerjasama, memupuk kedisiplinan serta mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis. Aktivitas belajar siswa yang optimal dapat dicapai dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih memacu aktivitas belajar siswa. Menurut Martinis Yamin (2009, hlm. 31) menyatakan bahwa guru perlu menguasai strategi untuk mengaktifkan siswa yaitu salah satunya dengan belajar secara berkelompok. Siswa dapat bertukar pendapat dengan teman serta berlatih untuk mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah dengan belajar secara berkelompok. Guru perlu mengurangi intensitas model pembelajaran konvensional dengan ceramah dan mulai menerapkan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa lebih aktif. Alternatif solusi untuk mengatasi masalah aktivitas belajar ekonomi bisnis siswa yang kurang optimal adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang merangsang tumbuhnya aktivitas. Model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok. Menurut Miftahul Huda (2012, hlm. 33) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif dan melalui kelompoknya dapat membangun komunitas belajar yang saling membantu satu sama lain. Pembelajaran seperti ini mengharuskan siswa lebih aktif diantaranya bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok, melatih siswa dalam mengemukakan pendapat atau bertanya, serta melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih untuk mengatasi masalah kurangnya Aktivitas Belajar Ekonomi Bisnis di kelas X SMK Pasundan 4 adalah tipe Group Investigation (GI).

Menurut Miftahul Huda (2012, hlm. 124) menyatakan bahwa dalam Group Investigation (GI) siswa akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas seperti membuat ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) secara umum adalah guru merancang sebuah topik yang cakupannya cukup luas kemudian membaginya menjadi subtopik. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 5-6 orang siswa. Kelompok ini dapat dibentuk berdasarkan minat yang sama atau keakraban. Siswa diberi kebebasan untuk membentuk kelompok sendiri. Setiap kelompok memilih topik kemudian melakukan investigasi terhadap topik tersebut. Sebagai bagian dari investigasi, siswa mencari informasi dari berbagai sumber yang menawarkan berbagai gagasan, opini, data ataupun solusi yang berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari. Hasil investigasi 6 siswa kemudian dibuat laporan dan dipresentasikan di depan kelas. Guru dalam pembelajaran ini berperan sebagai narasumber dan fasilitator. Penerapan Group Investigation (GI) dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Group Investigation (GI) mengharuskan siswa untuk aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga siswa tidak hanya mengandalkan guru sebagai sumber informasi. Melalui Group Investigation (GI) siswa diharapkan lebih aktif yaitu dalam hal mencatat materi, kerjasama dalam kelompok, mengeluarkan pendapat atau bertanya, menjawab pertanyaan, partisipasi dalam pembuatan laporan dan presentasi, serta antusias terhadap pembelajaran. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Smk Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2016-2017 (studi kasus pada mata pelajaran ekonomi bisnis dalam teori kebutuhan dikelas X jurusan administrasi perkantoran) Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat di identifikasikan berbagai masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran yang terlaksana masih berpusat kepada guru. 2. Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. 3. Pembelajaran yang monoton dengan ceramah dan latihan soal mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

4. Rendahnya keaktifan, motivasi dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau ide. 5. Buku-buku pelajaran di perpustakaan jumlahnya terbatas. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung? 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4 Bandung. Manfaat Penelitian Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan khusunya dalam penerapan model pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi bisnis. Secara Praktis Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk memberikan wawasan mengenai masalah-masalah yang ada di sekolah. Peneliti berlatih untuk menemukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran. Bagi Siswa Siswa memperoleh pengalaman belajar baru yaitu menggunakan model pembelajaran yang belum pernah diterapkan sebelumnya. Aktivitas Belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis dapat meningkat sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih berkualitas. Bagi Guru 1) Mendorong guru untuk menggunakan model pembelajaran yang lain agar siswa lebih aktif. 2) Sebagai tambahan referensi bagi guru dalam penerapan model pembelajaran di kelas. Bagi Pihak Sekolah Sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam mengembangkan guru dan siswa. Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis agar sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan makna serta penegasan istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Maka penulis mendefinisikan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut : Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk pelajar (2011, hlm. 550) pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda atau orang) yang ikut membentuk watak. Hasil kerja dari memahami atau sesuatu hal yang dipahami dan dimengerti dengan benar. Model pembelajaran Menurut Agus Suprijono di http://www.seputarpendidikan.com/2016/04/5pengertianmodel-pembelajaran-menurut-para-ahli.html menyatakan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan pendidik sebagai pedoman pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Slavin (2010,) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaraan kooperatif Depdiknas (2003, hlm. 5) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooferative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Slavin Isjoni (2011, hlm. 15) In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Group Investigation (GI) Wahyudin (2015, hlm. 50) menyatakan bahwa model pembelajaran GI menuntut semua anggota kelompok untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan penyelesaian masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya serta bagaimana perencanaan penyajian di depan kelas. Model pembelajaran kooperatife tipe GI dikembangkan oleh Sharan pada tahun 1976. Sejalan dengan dhani menurut Eggen & Kauchak (2005, hlm. 21) mengemukakan bahwa Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Aktivitas Belajar Menurut sadirman (2016, hlm. 96) menyatakan bahwa aktivitas belajar peserta didik adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang optimal. Dalam aktivitas belajar ini peserta didik haruslah aktif mendominasi dalam mengikuti proses proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan kata lain dalam beraktivitas peserta

didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang dijumpai di sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Menurut Anton M. Mulyono (2001, hlm. 26) dalam https://skripsipekanbaru.wordpress.com/2013/04/29/teori-aktivitas-belajar-danpembelajaran/ menyatakan bahwa Aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sejalan dengan sudjana (2013 hlm. 28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tersebut merupakan hasil dari proses belajar, dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap, tingkah lakunya, keterampilannya, kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspekaspek yang ada pada individu. Sistematika Skripsi Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang mengu-raikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Latar Belakang Masalah Memuat tentang latar belakang yang membelakangi terjadinya masalah di sekolah yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. Identifikasi Masalah Berisi masalah-masalah yang terjadi dan yang akan diteliti oleh peneliti berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. 1) Rumusan Masalah Berisi pertanyaan umum tentang apa yang diteliti oleh peneliti berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. 2) Tujuan Penelitian

Memuat tentang rumusan tujuan penelitian memperlibatkan pertanyaan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian dan harus sejalan dengan rumusan maslah oleh peneliti dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. Manfaat Penelitian Berisi manfaat-manfaat yang dilakukan peneliti saat melakukan penelitian. Manfaat penelitian menjelaskan hal-hal berikut : 1) Manfaat teoritis, yakni manfaat hasil penelitian terhadap pengembangan dan keajegan ilmu atau teori pada satu bidang ilmu. 2) Manfaat praktis, yakni manfaat hasil penelitian untuk para pengguna ilmu/teori dalam satu bidang ilmu. Definisi Operasional Berisi mengenai teori-teori yang mendukung peneliti dalam melakukan penelitian, dan berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. Sistematika Skripsi Bagian ini memuat sistematika penulisan skripsi, yang menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka utuh skripsi. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Kajian Teori Berisi teori-teori yang mendukung penelitian yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas belajar peserta didik. 1) Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation a) Belajar b) Pembelajaran c) Model pembelajaran d) Pembelajaran kooperatif e) Macam-macam pembelajaran kooperatif f) Keuntungan dan keterbatasan model pembelajaran kooperatif g) Tipe group investigation

2) Aktivitas Belajar a) Teori aktivitas belajar b) Indikator aktivitas belaljar c) Cara meningkatkan aktivitas belajar d) Manfaat aktivitas belajar Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan dengan variabel penelitiam yang akan diteliti. Kerangka Pemikiran dan skema paradigma penelitian Menggambarkan pemikiran peneliti antara hubungan variabel X dan Y Asumsi dan hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian Bab III metode penelitian Bab III ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Bab ini berisi hal-hal yaitu metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal b. Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek SMK Pasundan 4 Bandung. 2) Objek Kelas X AP SMK Pasundan 4 Bandung c. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1) Observasi 2) Angket 3) Studi dokumentasi 4) Studi pustaka d. Teknik Analisis Data, harus disesuaikan dengan rumusan masalah dan jenis data penelitian yang diperoleh, baik data kualitiatif maupun kuantitatif. e. Prosedur Penelitian 1) Persiapan penelitian 2) Pelaksanaan penelitian

3) Tahap pengolahan data 4) Tahap kesimpulan Bab IV hasil penelitian dan pembahasan Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahsan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab V simpulan dan saran Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan. a. Simpulan Berisi tentang kesimpulan peneliti dan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan berdasarkan masalah-masalah yang telah diteliti dan kesimpulan hasil dilakukannya penelitian. b. Saran Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.