dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA MAGELANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

FORUM KOMUNIKASI STATISTIK DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN 2016

PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

1 of 5 02/09/09 11:07

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2002

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Dukungan Data yang akurat dan tepat waktu sangat diperlukan. dan telah dilaksanakan serta merupakan indikator kinerja pembangunan

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 NOMOR 3 TAHUN 2003 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR: 8 TAHUN : 1990 SERI: B.6.

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI MAMASA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nomor 162 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 162 TAHUN 2009

PERATURAN BUPATI PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009 BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 10 TAHUN 2017

PEDOMAN SURVEI KARKAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 102 TAHUN 2001 SERI D.99 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Bab 4 P E T E R N A K A N

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN (DICABUT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Survei / Laporan Triwulanan Rumah Potong Hewan dan Keurmaster (RPH 2009), 2010

PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 17 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tahun 1985 Seri B No. 2 Pada tanggal 21 Januari 1985 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PETERNAKAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

KETENTUAN PERIZINAN USAHA DIBIDANG PETERNAKAN DAN PENGENAAN RETRIBUSI ATAS PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN SERTA DAGING DALAM WILAYAH KOTA MAKASSAR

Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH), 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH), 2015

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR. 15 TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,


PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 13 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMOTONGAN HEWAN DAN LALU LINTAS HEWAN DI KABUPATEN SANGGAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik D.I

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 35 TAHUN 2012 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

MATERI DAN METODE. Materi

RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN DAN PEMOTONGAN HEWAN

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN HEWAN DAN PENANGANAN DAGING

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Transkripsi:

Statistik Tanaman Holtikultura Kabupaten Pinrang 2016 i

Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 i

STATISTIK PEMOTONGAN TERNAK KABUPATEN PINRANG 2016 Nomor Publikasi : 73153.007 Katalog BPS : 5302002.7315 Ukuran Buku : 21 x 15 cm Jumlah Halaman : vii + 38 Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang Penyunting : Sulthoni Syahid Sugito, SST Gambar Kulit : Sulthoni Syahid Sugito, SST Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang Dicetak oleh : - Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 ii

KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanawata ala karena berkat Rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan publikasi Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 yang merupakan penerbitan pertama dan insyaallah kedepanya akan terus dilanjutkan serta disempurnakan. Publikasi ini disusun berdasarkan laporan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang dikumpulkan oleh petugas BPS rutin setiap triwulanya, namun untuk pemotongan yang dilakukan di luar RPH tidak tercatat. Dimana cakupan penyajian publikasi ini adalah mengenai jumlah ternak yang dipotong, rata-rata harga produksi dan jumlah sapi ataupun kerbau yang dipotong menurut alasanya Akhirnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini. Saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. serta besar harapan kami semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi konsumen data. Pinrang, 23 Desember 2016 BPS Kabupaten Pinrang Kepala, Ir. H. Y U N U S NIP : 19650317 199301 1 001 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 iii

DAFTAR ISI Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang Hal KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Metode Pengumpulan Data... 2 1.3 Data Yang Dikumpulkan... 3 1.4 Cakupan dan Periode Pengumpulan Data... 3 BAB II KONSEP DAN DEFINISI... 5 BAB III ULASAN SINGKAT... 8 LAMPIRAN TABEL... 9 LAMPIRAN GRAFIK... 30 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 iv

DAFTAR LAMPIRAN TABEL Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang No Nama Tabel Hal 1 Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015... 10 2 Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015... 11 3 Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015... 12 4 Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015... 13 5 Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015... 14 6 Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015... 15 7 Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015... 16 8 Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015... 17 9 Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015... 18 10 Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015... 19 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 v

DAFTAR LAMPIRAN TABEL lanjutan No Nama Tabel Hal 11 Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015... 20 12 Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015... 21 13 Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015... 22 14 Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015... 23 15 Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015... 24 16 Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015... 25 17 Jumlah Ternak Berdasarkan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015... 26 18 Jumlah Ternak Berdasarkan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015... 27 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 vi

DAFTAR LAMPIRAN TABEL lanjutan No Nama Tabel Hal 19 Jumlah Ternak Berdasarkan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015... 28 20 Jumlah Ternak Berdasarkan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015... 29 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 vii

DAFTAR LAMPIRAN GRAFIK No Nama Grafik Hal 1 Perkembangan Jumlah Ternak Sapi yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 31 2 Perkembangan Jumlah Ternak Kerbau yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 32 3 Perkembangan Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 33 4 Perkembangan Rata-rata Harga Ternak Hidup Sapi dan Kerbau Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 34 5 Perkembangan Rata-rata Harga Produksi Hasil Pemotongan Ternak Sapi Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 35 6 Perkembangan Rata-rata Harga Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kerbau Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015. 36 7 Perkembangan Jumlah Ternak Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 37 8 Perkembangan Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau yang Dipotong Berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015... 38 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 viii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan keharusan bagi setiap daerah, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi masyarakat namun jauh dari itu sebagai mata pencahariaan dalam upaya peningkatan taraf ekonomi masyarakat setempat. Peningkatan produksi ternak dan hasilhasilnyanya juga bertujuan swasembada protein dan juga meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat. Dalam upaya peningkatan produksi daging ternak belum maksimal dilakukan karena masih terdapat beberapa kendala yaitu diantaranya adalah banyaknya pemotongan ternak tidak tercatat yang umumnya dilakukan oleh rumah tangga. Selain itu beragamnya jenis daging yang dihasilkan menyebabkan juga semakin sulitnya dilakukan pencatatan dan RPH atau petugas kerumaster belum melakukan pencatatan kegiatan pemotongan ternak besar/kecil menggunakan perlaporan data dengan daftar yang baru. Oleh karena kendala-kendala diatas, dilakukan pengumpulan data Statistik Rumah Potong Hewan yang dilakukan oleh petugas BPS setiap triwulan yang merupakan upaya untuk mendapatkan parameter pemotongan ternak sebagai dasar membuat proyeksi populasi ternak sehingga akan mendapatkan perkiraan angka produksi daging dan juga mendapatkan angka perkiraan konsumsi ternak secara keseluruhan. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 1

1.2 Metode Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan secara rutin setiap triwulannya yaitu menggunakan dua pendekatan antara lain: 1. Rumah Potong Hewan (RPH/TPH) yaitu dilakukan pada RPH/TPH Paleteang sebagai objek pengumpulan dengan responden ialah petugas RPH/TPH. 2. Keurmaster yaitu petugas dinas peternakan yang tidak secara khusus menanganai langsung/tidak langsung di RPH/TPH tetapi mempunyai tugas pokok antara lain: Mencatat pemotongan ternak oleh rumahtangga berdasarkan laporan kepala desa setempat; Memeriksa daging ternak potong, apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak; Memungut retribusi yang berkaitan dengan pemotongan dan sebagainya; Di Kabupaten Pinrang sendiri Rumah Potong Hewan (RPH) berada di Kecamatan Paleteang tepatnya di Desa Laleng Bata, dimana dalam pencatatanya menggunakan pendekatan dalam bentuk daftar isian yang agak berbeda yang telah disesuaikan dengan sumber dan jenis informasi yang tersedia. Untuk daftar isian yang digunakan adalah: Daftar RPH/TPH, untuk mencatat pemotongan ternak di RPH/TPH yang dilaporkan pada RPH/TPH tersebut; Daftar Keurmaster, untk mencatat pemotongan ternak di RPH/TPH yang dilaporkan ke Keurmaster/desa setempat. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 2

1.3 Data Yang Dikumpulkan Untuk daftar isian RPH/TPH data terdiri dari tiga blok pertanyaan yaitu: Blok III Jumlah ternak yang dipotong di rinci menurut jenis kelaminya. Blok IV Rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil pemotongan. Blok V Rata-rata harga ternak hidup dan produksi hasil pemotongan. Blok VI Jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong menurut alasan pemotongan. Blok VII Keterangan asal ternak yang dipotong. Blok VIII Jumlah ternak yang dipotong menurut kepemilikan ternak. Blok IX Jumlah pemotongan ternak di luar RPH/TPH berdasarkan hasil wawancara. 1.4 Cakupan dan Periode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada RPH/TPH Paletang merupakan TPH/RPH satu-satunya yang ada di Kabupaten Pinrang, dimana pengumpulan datanya secara triwulanan dengan tahapan pengumpulan lapangan adalah sebagai berikut: Triwulan I Periode data yang dikumpulkan adalah untuk kegiatan RPH/TPH Bulan Januari Maret dimana pengumpulan datanya dilakukan pada awal April. Triwulan II Periode data yang dikumpulkan adalah untuk kegiatan RPH/TPH Bulan April Juni dimana pengumpulan datanya dimana pengumpulan datanya dilakukan pada awal Juli. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 3

Triwulan III Triwulan IV Periode data yang dikumpulkan adalah untuk kegiatan RPH/TPH Bulan Juli September dimana pengumpulan datanya dilakukan pada awal Oktober. Periode data yang dikumpulkan adalah untuk kegiatan RPH/TPH Bulan Oktober Desember dimana pengumpulan datanya dilakukan pada awal Januari tahun berikutnya. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 4

Bab II Konsep dan Definisi Ternak adalah hewan piara yang kehidupanya (tempat dan perkembangbiakan serta manfaatnya) diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai penghasil bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia. Hewan Adalah semua binatang yang hidup di darat maupun di laut baik yang dipelihara mapun yang hidup secara liar. Hewan Piara Adalah hewan yang sebagian cara hidupnya di tentukan oleh manusia untuk maksud tertentu. Binatang Adalah makhluk bernyawa dan tidak berkal budi. Unggas Adalah hewan yang tubuhnya berbulu, mempunyai dua kaki, dua sayap dan berparuh. Rumah Potong Hewan (Rph) Adalah semua tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang secara khusus digunakan untuk tempat pemotongan hewan /ternak dan terlah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Rumah Potong Hewan. Dimana RPH meliputi RPH milik Pemerintah maupun milik swasta. Keurmaster Adalah petugas (biasanya pegawai Dinas Peternakan atau Pemda setempat) yang diberi wewenang untuk Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 5

memeriksa kesehatan ternak sebelum dipotong (ante mortem), memeriksa daging setelah ternak dipotong apakah cukup layak untuk dikonsumsi (post mortem), memungut retribusi, pajak potong dan sebagainya. Pada Kecamatan yang tidak ada RPH biasanya terdapat petugas Keurmaster. Wilayah tugas Keurmaster mencakup satu kecamatan atau beberapa kecamatan. Keurmaster di luar RPH bertugas mendatangi warga yang akan memeotong ternak berdasarkan informasi/laporan kepala desa yang bersangkutan. Karkas Adalah seluruh daging atau tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan dan kaki bagian bawah. Karkas Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Adalah tubuh ternak sehat yang telah dipotong/disembelih setelah dikuliti, dikurangi Kambing, kepala, kaki bagian bawah, isi rongga dada, isi Domba/Biri-Biri rongga perut, dan alat kelamin ternak jantan atau kelamin ternak betina. Karkas Ternak Babi Adalah tubuh ternak sehat yang telah dipotong/disembelih, setelah dikurnagi isi rongga dada dan isi rongga perut. Karkas Unggas Adalah unggas yang dipotong setelah dibuang bulunya, dikurangi kepala, leher, kaki, bagian bawah, isi rongga dan isi rongga perut dan lemak abdominalnya. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 6

Jeroan Kulit Adalah organ tubuh bagian dalam dari lemak yang dipotong serta dimanfaatkan (termasuk hati). Adalah organ tubuh bagian luar (kecuali Babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah. Kulit (Sapi, Kerbau, Adalah bagian dari kulit sapi, kerbau, Kambing/Domba,) Mentah Kering kambing/domba yang telah di awetkan melalui penjemuran sedemikian rupa sehingga kadar air kulit tersebut menjadi berkurang dari batas kebutuhan minimum air yang diperlukan untuk hidup dan berkembangbiaknya bakteri pembusuk. Produksi Lainya Adalah produksi dari ternak yang dipotong selain karkas, jeroan dan kulit, misalnya kepala, tanduk dan darah. Tidak Adalah ternak yang tidak dapat memeroleh Produktif/Majir keturunan, baik secara alami atau buatan. Brucellosis Adalah jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular, serta dapat mengakibatkan kemandulan pada ternak yang terjangkit (ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan medis). Sebab-Sebab Lainya Misalnya sakit mendadak, keracunan dan sebagainya. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 7

Bab III Ulasan Singkat Data statistik pemotongan ternak menggambarkan angka produksi ternak untuk ketersediaan kebutuhan daging di Kabupaten Pinrang selama Tahun 2015 tecatat jumlah ternak yang dipotong RPH sebanyak 1.701 ekor. Jumlah pemotongan paling banyak pada triwulan IV yang mencapai 475 ekor, dimana keseluruhan merupakan jenis ternak sapi. Jika dirinci berdasarkan jenis ternaknya didominasi oleh jenis ternak sapi mencapai 1.699 ekor atau mencapai 99,88 persen dari total ternak dan hanya 2 ekor kerbau saja atau kurang dari satu persen yang dipotong. Untuk perkembangan harga ternak sapi cukup berfluktuatif dimana harga rata-rata per ekor di Rumah Potong Hewan (RPH) Paleteang selama kurung waktu Tahun 2015 tercatat triwulan I 7 juta rupiah, terus mengalami kenaikan sampai triwulan II yang mencapai 8,5 juta rupiah dan sedikit mengalami penurunan pada triwulan terakhir dengan rata-rata harga 8 juta rupiah saja. Namun untuk ternak kerbau rata-rata harga hanya tercatat pada awal triwulan yaitu 8,5 juta rupiah. Ternak yang dipotong di Kabupatan Pinrang seratus persen berasal dari dalam provinsi sendiri, kondisi ini mencerminkan tidak terdapatnya aktifitas impor ternak dari luar Provinsi Sulawesi Selatan. Perkembangan setiap triwulanan selalu terjadi peningkatan jumlah ternak berasal dari dalam provinsi sendiri, triwulanan I tercatat 377 ekor, trus meningkat di triwulan II menjadi 427 ekor dikarenakan adanya momen lebaran idul fitri dan libur sekolah. Dan triwulan III mengalami penurunan menjadi 422 ekor saja dan kembali naik di triwulan IV menjadi 475 ekor diakhir tahun. Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 8

Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 9

Tabel 1. Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015 Jumlah ternak yang dipotong pada bulan pemotongan (ekor) Jenis Ternak Triwulan I (Januari - Maret) Bulan Januari Bulan Februari Bulan Maret Total Triwulan I Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Sapi 132 38 111 40 16 38 259 116 375 2. Kerbau 2 2 2 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 132 38 111 40 18 38 261 116 377 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 10

Tabel 2. Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015 Jumlah ternak yang dipotong pada bulan pemotongan (ekor) Jenis Ternak Triwulan II (April - Juni) Bulan April Bulan Mei Bulan Juni Total Triwulan II Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Sapi 130 20 130 25 110 12 370 57 427 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 130 20 130 25 110 12 370 57 427 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 11

Tabel 3. Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015 Jumlah ternak yang dipotong pada bulan pemotongan (ekor) Jenis Ternak Triwulan III (Juli - September) Bulan Juli Bulan Agustus Bulan September Total Triwulan III Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Sapi 115 21 132 20 117 17 364 58 422 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 115 21 132 20 117 17 364 58 422 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 12

Tabel 4. Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015 Jumlah ternak yang dipotong pada bulan pemotongan (ekor) Jenis Ternak Triwulan IV (Oktober - Desember) Bulan Oktober Bulan November Bulan Desember Total Triwulan IV Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Sapi 138 17 85 65 142 28 365 110 475 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 138 17 85 65 142 28 365 110 475 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 13

Tabel 5. Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015 Jenis Ternak Berat Ternak Hidup (Kg) Produksi (Kg) Karkas Jeroan Kulit Basah Lainya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 200 116 50 14 20 2. Kerbau 250 145 62 18 25 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 450 261 112 32 45 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 14

Tabel 6. Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015 Jenis Ternak Berat Ternak Hidup (Kg) Produksi (Kg) Karkas Jeroan Kulit Basah Lainya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 200 112 28 13 19 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 200 112 28 13 19 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 15

Tabel 7. Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015 Jenis Ternak Berat Ternak Hidup (Kg) Produksi (Kg) Karkas Jeroan Kulit Basah Lainya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 150 87 21 11 14 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 150 87 21 11 14 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 16

Tabel 8. Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015 Jenis Ternak Berat Ternak Hidup (Kg) Produksi (Kg) Karkas Jeroan Kulit Basah Lainya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 130 75 19 9 12 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Total 130 75 19 9 12 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 17

Tabel 9. Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015 Jenis Ternak Ternak Hidup (per erkor) Karkas (per Kg) Harga (Rp) Jeroan (per Kg) Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 7.000.000 90.000 90.000 3.000 35.000 2. Kerbau 8.500.000 90.000 90.000 3.000 35.000 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 18

Tabel 10. Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015 Harga (Rp) Jenis Ternak Ternak Hidup (per erkor) Karkas (per Kg) Jeroan (per Kg) Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 7.500.000 90.000 90.000 3.000 35.000 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 19

Tabel 11. Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015 Harga (Rp) Jenis Ternak Ternak Hidup (per erkor) Karkas (per Kg) Jeroan (per Kg) Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 8.500.000 95.000 95.000 6.000 40.000 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 20

Tabel 12. Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015 Harga (Rp) Jenis Ternak Ternak Hidup (per erkor) Karkas (per Kg) Jeroan (per Kg) Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sapi 8.000.000 95.000 95.000 6.000 40.000 2. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Domba 6. Babi Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 21

Tabel 13. Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015 Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sapi 102 14-116 2. Kerbau - - - - Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 22

Tabel 13. Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015 Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sapi 44 13 57 2. Kerbau - - - - Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 23

Tabel 15. Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015 Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sapi 47 11 58 2. Kerbau - - - - Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 24

Tabel 16. Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015 Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sapi 41 69 110 2. Kerbau - - - - Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 25

Tabel 17. Jumlah Ternak Berdasakan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan I Tahun 2015 Jenis Ternak Dari Provinsi Dari Provinsi Dari Kab/Kota Dari Kab/Kota Berasal Lain (I) Lain (II) Lain (II) Lain (II) Jumlah dari Nam Nam kol dalam Nama Nama Jumlah a Jumlah a Jumlah Jumlah (3+5+7 Provinsi Kab/K Kab/K (ekor) Provi (ekor) Provi (ekor) (ekor) +9) (ekor) ota ota nsi nsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Sapi 375 - - - - 375 2. Kerbau 2 - - - - 2 3. Kuda - - - - - 0 4. Kambing - - - - - 0 5. Domba - - - - - 0 6. Babi - - - - - 0 Jumlah 377 0 0 0 0 0 0 0 0 377 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 26

Tabel 18. Jumlah Ternak Berdasakan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan II Tahun 2015 Jenis Ternak Dari Provinsi Dari Provinsi Dari Kab/Kota Dari Kab/Kota Berasal Lain (I) Lain (II) Lain (II) Lain (II) Jumlah dari Nam Nam kol dalam Nama Nama Jumlah a Jumlah a Jumlah Jumlah (3+5+7 Provinsi Kab/K Kab/K (ekor) Provi (ekor) Provi (ekor) (ekor) +9) (ekor) ota ota nsi nsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Sapi 427 - - - - 427 2. Kerbau - - - - 0 3. Kuda - - - - 0 4. Kambing - - - - 0 5. Domba - - - - 0 6. Babi - - - - 0 Jumlah 427 0 0 0 0 0 0 0 0 427 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 27

Tabel 19. Jumlah Ternak Berdasakan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan III Tahun 2015 Jenis Ternak Dari Provinsi Dari Provinsi Dari Kab/Kota Dari Kab/Kota Berasal Lain (I) Lain (II) Lain (II) Lain (II) Jumlah dari Nam Nam kol dalam Nama Nama Jumlah a Jumlah a Jumlah Jumlah (3+5+7 Provinsi Kab/K Kab/K (ekor) Provi (ekor) Provi (ekor) (ekor) +9) (ekor) ota ota nsi nsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Sapi 422 - - - - 422 2. Kerbau - - - - 0 3. Kuda - - - - 0 4. Kambing - - - - 0 5. Domba - - - - 0 6. Babi - - - - 0 Jumlah 422 0 0 0 0 0 0 0 0 422 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 28

Tabel 20. Jumlah Ternak Berdasakan Asal Daerah Ternak Yang Dipotong di Kabupaten Pinrang Triwulan IV Tahun 2015 Jenis Ternak Dari Provinsi Dari Provinsi Dari Kab/Kota Dari Kab/Kota Berasal Lain (I) Lain (II) Lain (II) Lain (II) Jumlah dari Nam Nam kol dalam Nama Nama Jumlah a Jumlah a Jumlah Jumlah (3+5+7 Provinsi Kab/K Kab/K (ekor) Provi (ekor) Provi (ekor) (ekor) +9) (ekor) ota ota nsi nsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Sapi 475 - - - - 475 2. Kerbau - - - - 0 3. Kuda - - - - 0 4. Kambing - - - - 0 5. Domba - - - - 0 6. Babi - - - - 0 Jumlah 475 0 0 0 0 0 0 0 0 475 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 29

Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 30

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Ternak Sapi yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 400 350 370 364 365 300 250 259 200 150 116 100 57 50 0 Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) 58 110 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 31

Grafik 2. Perkembangan Jumlah Ternak Kerbau yang Dipotong di RPH Paleteang Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 2 2 1 0 Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 32

Grafik 3. Perkembangan Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 500 450 400 300 200 100 0 261 200 150 130 112 112 87 28 75 32 45 21 13 19 19 11 1412 9 Berat Ternak Hidup Karkas Jeroan Kulit Lainya Produksi Ternak (Kg) Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 33

Grafik 4. Perkembangan Rata-rata Harga Ternak Hidup Sapi dan Kerbau Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 7,0 8,5 7,5 Triwulan I Triwulan II 8,5 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. 8,0 0,0 0,0 0,0 Triwulan III Triwulan IV Triwulanan Pemotongan Ternak) Harga (Rp Juta) Ternak Sapi Hidup (per erkor) Harga (Rp Juta) Ternak Kerbau Hidup (per erkor) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 34

Grafik 5. Perkembangan Rata-rata Harga Produksi Hasil Pemotongan Ternak Sapi Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 - Karkas (per Kg) Jeroan (per Kg) Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) Harga (Rp) Sapi Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 35

Grafik 6. Perkembangan Rata-rata Harga Produksi Hasil Pemotongan Ternak Kerbau Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 100.000 90.000 90.000 80.000 60.000 40.000 20.000 - Karkas Jeroan (per Kg) (per Kg) Triwulan I 35.000 Triwulan II Triwulan III 3.000 Triwulan IV Kulit Basah (per Kg) Lainya (per Kg) Harga (Rp) Kerbau Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 36

Grafik 7. Perkembangan Jumlah Ternak Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotonganya Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 120 100 102 80 69 60 40 20-44 47 14 13 11 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) 41 Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 37

Grafik 8. Perkembangan Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau yang Dipotong Berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Pinrang Per Triwulan Tahun 2015 490 470 475 450 430 410 390 377 370 350 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang (Lap. Triwulanan Pemotongan Ternak) 427 422 Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 38

Statistik Pemotongan Ternak Kabupaten Pinrang 2016 39