BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sirosis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenerative. Etiologi dari sirosis hepatis di negara barat yang tersering akibat alkoholik sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B maupun C. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50%, dan virus hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui dan termasuk kelompok virus bukan B dan C. Dibeberapa negara Asia dan Afrika, penyebab utama dari sirosis adalah hepatitis kronis. Lebih dari 40% pasien sirosis hepatis asimtomatis, pada keadaan ini sirosis ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsi. Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO,2007), sirosis hepatis atau kanker hati menempati urutan kelima tertinggi penyakit kanker yang ada di Dunia. Lebih dari 600.000 kasus baru didiagnosis secara global setiap tahun (19.000 penderita di Amerika Serikat, 32.000 pasien di Uni Eropa). Pada tahun 2002 sekitar 600.000 orang meninggal karena sirosis hepatis (Kompas, 2007). Dari kejadian sirosis hepatis yang ada, pria lebih mudah terkena sirosis hepatis dibandingkan dengan perempuan. Di Amerika Serikat dan Eropa
penderitanya rata-rata berusia 60 tahun, sedangkan orang Asia dan Afrika didiagnosis terkena sirosis hepatis pada usia lebih muda yaitu 20-50 tahun. Di Indonesia angka kejadian penyakit akibat infeksi virus hepatitis sekitar 20 juta. Perhitungan prevalensi penderita infeksi hepatitis B di Indonesia 5-10% dan hepatitis C sekitar 2-3%. Sedangkan hepatitis menahun (bukan hepatitis B dan C) 10-20%. Sebanyak 20-40% dari 20 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis menahun akan menjadi sirosis atau pengerutan hati (Kompas, 2008). Melihat kondisi seperti di atas maka penulis beranggapan bahwa angka kejadian penyakit sirosis hepatis di Dunia maupun jumlah penderita hepatitis di Indonesia sangatlah besar dan jika angka kejadian tersebut tidak ditekan dan masalah tidak segera ditangani maka akan timbul masalah masalah meliputi peningkatan jumlah penderita sirosis hepatis yang akhirnya akan menambah angka kematian. Untuk itu perawat sebagai tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menangani pasien dengan sirosis hepatis. Berdasarkan fenomena seperti yang tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan kasus sirosis hepatis di Rumah Sakit karena alasan tersebut diatas agar kelak bila penulis telah benar-benar menjadi tenaga kesehatan, telah mempunyai pengetahuan dalam penanganan secara umum terhadap pasien sirosis hepatis di Rumah Sakit. Sebagai tenaga kesehatan penulis dapat menentukan langkah yang tepat untuk menangani pasien dengan kasus tersebut, dengan sistem rujukan sebagai langkah kolaborasi. Untuk lebih jelasnya, akan ditulis pada bab berikutnya.
B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan pada Tn.F dengan Sirosis Hepatis di IRNA C3 Lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis diharapkan mampu : a. Mengetahui pengkajian data pada pasien yang menderita sirosis hepatis. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien sirosis hepatis. c. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan sirosis hepatis. d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan sirosis hepatis e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang telah dilakukan kepada Tn.F f. Menganalisa hasil Asuhan Keperawatan pada Tn.F dengan Sirosis Hepatis di IRNA C3L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang. C. PENGUMPULAN DATA Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam bentuk narasi. Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Adalah rangkaian kegiatan tanya jawab yang dilakukan pada klien dan keluarga untuk mendapatkan data dan keterangan. 2. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang ada (data obyektif). 3. Studi Pustaka Dalam membuat karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan berbagai buku sebagai sumber pustaka. 4. Studi Dokumentasi Adalah mencari dan mempelajari data mengenai hal-hal berupa catatan resmi, buku atau laporan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan pasien untuk mendukung pelaksanaan studi kasus. 5. Observasi Penulis menggunakan pengamatan dan turut serta dalam melakukan tindakan pelayanan keperawatan. D. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI, meliputi : Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Penatalaksanaan,
Komplikasi, Pengkajian Fokus, Pathway Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional. BAB III TINJAUAN KASUS, meliputi: Pengkajian, Analisa Data, Pathway Keperawatan Kasus, Diagnosa Keperawatan, Nursing Care Plan (NCP), Implementasi dan Evaluasi. BAB IV BAB V PEMBAHASAN KASUS PENUTUP, meliputi: Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA