BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara lain memberantas kemiskinan dan kelaparan, mewujudkan pendidikan dasar yang merata dan universal, memajukan kesetaraan gender, mengurangi tingkat mortalitas anak, memperbaiki kualitas kesehatan ibu hamil, mengurangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain, menjamin kelestarian lingkungan dan menjalin kerjasama global bagi kesejahteraan. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada hakikatnya merupakan perilaku pencegahan manusia dari berbagai penyakit. Kesehatan merupakan dambaan dan kebutuhan setiap orang sehingga prinsip PHBS menjadi salah satu landasan dan program pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu sasaran penerapan program PHBS adalah tatanan rumah tangga, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga dan produktivitas kerja setiap anggota keluarga. Adapun beberapa penyakit yang muncul akibat rendahnya PHBS di lingkungan rumah tangga antara lain penyakit cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dll. Akhirnya akan mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan dan rendahnya kualitas hidup sumber daya manusia [1] PHBS dalam rumah tangga di Kota Semarang diterjemahkan dalam 16 indikator PHBS yang terdiri dari 10 indikator Nasional dan 6 indikator Lokal Jawa Tengah. Adapun 10 indikator nasional diantaranya : Persalinan oleh tenaga kesehatan, ASI eksklusif, Gizi, Air Bersih, Jamban, Kepadatan penduduk, Lantai rumah kedap air, Aktifitas fisik, Tidak merokok, dan JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan). Sedangkan 6 indikator Lokal Jawa Tengah meliputi: Penimbangan balita, Membuang 1
2 sampah pada tempatnya, Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB, Menggosok gigi minimal 2x sehari, Tidak minum miras dan menggunakan narkoba, serta melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) minimal seminggu sekali. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kota semarang dilakukan oleh Dinas Kesehatatan bermitra dengan Tim Penggerak PKK dan instansi terkait melalui kegiatan penyuluhan, pengkajian strata, bahkan Lomba Pelaksana PHBS. Dengan mengkaji PHBS melalui 16 indikator diharapkan masyarakat mampu mengetahui jumlah rumah tangga yang ber-phbs dan yang belum, serta prioritas masalah perilaku yang berpotensi mempengarui derajat kesehatannya sehingga sesegera mungkin dilakukan upaya mengatasinya. Dari hasil pengkajian PHBS tahun 2013 yang dilakukan oleh Dinas kesehatan bersama PKK, secara total populasi rumah tangga (total covered ) diperoleh jumlah rumah tangga berphbs (strata Utama dan paripurna) sebesar 88,87 % terdiri dari strata utama 69,16% dan strata paripurna 19,71 % sementara jumlah rumah tangga yang belum BerPHBS sebanyak 9,8 % terdiri dari strata pratama 1,62% dan madya 9,5%. [2] Setiap tahun Dinas Kesehatan Kota Semarang mengundang para kader PHBS kelurahan untuk dilatih cara mendata PHBS di lingkungan Kelurahan. Setelah dilakukan pelatihan diharapkan para kader PHBS segera melakukan pemetanan PHBS di kelurahan masing masing, kegiatan pemetan diharapkan juga diikuti dengan langkah pengkajian prioritas masalah yang muncul dari hasil pemetaan. Kegiatan pemetaan ini diharapkan mencakup semua populasi rumah tangga di kota Semarang sehingga dapat diketahui gambaran perilaku kesehatan masyarakat di kota Semarang terkait dengan 16 indikator PHBS. Untuk itu informasi yang begitu banyak dikumpulkan oleh para kader hendaknya dapat dimaksimalkan untuk mengatasi masalah kesehatan di kota Semarang. Informasi yang dihasilkan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen atau lebih dikenal dengan nama SIM merupakan suatu sistem
3 yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi. Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah, standar dan situasi sekarang. Sistem informasi juga dapat memberikan cara yang sulit atau kompleks dapat menghasilkan dengan cepat dan akurat informasi yang diperoleh. Sistem pengelolaan data tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam bentuk Sistem Informasi Geografis (SIG) dirasa sangat perlu untuk diterapkan, guna untuk monitoring dan memproses data hasil evaluasi PHBS dalam tampilan geografis. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis kita dapat langsung meninjau wilayah/kecamatan mana di kota Semarang yang jumlah populasi rumah tangganya paling banyak memiliki tingkat kesadaran ber-phbs paling rendah terutama dalam hal sarana sanitasi yang meliputi penggunaan jamban sehat, pemanfaatan air bersih, pembuangan sampah dan pembuangan air limbah sehingga instansi terkait dapat sesegera mungkin melakukan upaya untuk mengatasinya. Namun Sistem Informasi Geografis tentang PHBS belum diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Maka pada penelitian untuk tugas akhir dan magang ini mengangkat judul Sistem Informasi Geografis Monitoring Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di kota Semarang tahun 2013.
4 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut ini : Bagaimana merancang dan membuat sistem informasi yang mampu digunakan untuk monitoring dan memproses data hasil evaluasi PHBS dalam bentuk Sistem Informasi Geografis sehingga menghasilkan laporan hasil dari evaluasi petugas kesehatan. 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian batasan pembahasan akan dibatasi sebagai berikut : a. Pemetaan tentang PHBS di kota Semarang b. Pemberian informasi PHBS akan dipersempit, hanya informasi sarana sanitasi yang ada di kota Semarang 1.4 Tujuan Tugas Akhir Tujuan tugas akhir yang dicapai mahasiswa adalah menghasilkan sistem informasi geografis yang mampu digunakan untuk monitoring Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kota Semarang 1.5 Manfaat Tugas Akhir Diharapkan mampu memberikan informasi bagi penulis, bagi akademik, bagi pengguna. 1. Bagi Penulis a. Penambah pengalaman penulis dalam membuat sebuah karya. b. Dapat menjadi tolak ukur kemampuan penulis dalam menguasai materi yang diberikan di bangku perkuliahan. 2. Bagi Akademik a. Dapat menjadi tolak ukur sampai dimana keberhasilan akademik melakukan visi dan misi dalam proses belajar mengajar serta penelitian diperkuliahan.
5 b. Dapat menambah bahan referensi dan koleksi maupun bahan pertimbangan yang berhubungan dengan tugas akhir maupun tugas dalam perkuliahan. 1.6 Metode Pengumpulan Data 1.5.1 Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut ini : a. Wawancara Tahap wawancara ini dilakukan pada pihak Dinas Kesehatan kota Semarang untuk mendapatkan gagasan dan data yang diinginkan. b. Literatur/Buku Tahap ini dilakukan dengan mencari buku-buku referensi yang berhubungan dengan apa yang akan dibuat oleh penulis 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir yang baik, sangat diperlukan suatu sistematika penulisan yang menjadi pedoman dalam penyusunan sebuah tugas akhir. Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini dijelaskan berbagai hal mengenai teori-teori yang bersifat mendukung dan membantu dalam perancangan sistem informasi geografis dalam tugas akhir ini.
6 BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN Bab ini berisikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen, serta objek yang menjadi penelitian di Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK). BAB IV PERANCANGAN, DESAIN DAN IMPLEMENTASI Bab ini menjelaskan secara rinci mengenai hal-hal yang harus dipersiapakan dan diperhatikan dalam membangun sebuah sistem informasi geografis sehingga dapat menghasilkan sebuah sistem informasi geografis yang sesuai dengan kebutuhan, dan menjelaskan secara rinci cara penggunaan serta cara pemanfaatan sebuah system informasi yang telah selesai. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan penutup bab yang berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.
1 DepkesRI, 2006 2 Profil Kesehatan Kota Semarang, 2013 7