Oleh: Sri Adi Sumiwi PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
PENGERTIAN : PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR): Apabila Pasien menerima pengobatan
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL, WHY? Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat sebagai salah satu upaya cost effective medical interventions Mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat dengan harga terjangkau Mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien Meningkatkan kepercayaan masyarakat (pasien) terhadap mutu pelayanan kesehatan
POR MEMENUHI PRINSIP TEPAT DIAGNOSIS TEPAT INDIKASI SESUAI DENGAN INDIKASI PENYAKIT TEPAT PEMILIHAN OBAT TEPAT DOSIS TEPAT CARA PEMBERIAN TEPAT INTERVAL WAKTU PEMBERIAN TEPAT LAMA PEMBERIAN WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING OBAT TEPAT INFORMASI TEPAT PENILAIAN KONDISI PASIEN MEMBUTUHKAN INFORMASI OBAT YANG BENAR DAN LENGKAP OBAT YANG DIBERIKAN HARUS EFEKTIF DAN AMAN DENGAN MUTU TERJAMIN SERTA TERSEDIA SETIAP SAAT DENGAN HARGA TERJANGKAU TEPAT TINDAK LANJUT (FOLLOW UP) TEPAT PENYERAHAN OBAT (DISPENSING) PASIEN PATUH TERHADAP PERINTAH PENGOBATAN YANG DIBUTUHKAN 4
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Proses Pelayanan Pasien Suatu metode yang sistematik dan komprehensif - Mengidentifikasi, - Menyelesaikan, - Mencegah problema-problema dalam terapi obat.
Problema Terapi Obat Suatu aspek terapi obat pada pasien yang mengganggu hasil terapi pasien yang positif dan yang diinginkan
Proses Pelayanan Pasien Melakukan asesmen terhadap kebutuhan pasien akan obat pembuatan rencana pelayanan yang memenuhi kebutuhan pasien akan obat melakukan evaluasi tindak lanjut untuk menentukan apakah hasil terapi positif telah diperoleh.
Asesmen Kebutuhan Pasien akan Obat Mengidentifikasi kebutuhan pasien akan obat -mengoleksi, -menyusun dan -mengintegrasikan informasi tentang pasien, obat dan penyakit pasien Pasien merupakan sumber informasi primer; - menanyakan apa yang diinginkan - seberapa jauh pasien mengerti terapi obat yang diberikan
PASIEN anggota keluarga Informasi orang yang merawat catatan/rek am medik.
TIPE-TIPE INFORMASI YANG RELEVAN 1. INFORMASI TENTANG PASIEN Demografi dan latar belakang, (umur, jenis kelamin, bobot, dan tinggi badan.) Riwayat sosial : (life-style, pekerjaan, dan kebutuhan-kebutuhan spesifik.) Riwayat keluarga, (riwayat kesehatan orang-tua dan saudaranya). Asuransi yang dipunyai, (dokter yang memberikan pelayanan kesehatan.)
2. INFORMASI TENTANG PENYAKIT Riwayat penyakit yang lalu Problema medik yang dialami sekarang Riwayat Penyakit sekarang informasi yang berhubungan dengan system review, - test fisik (physical exam), - hasil laboratorium, - hasil X-ray. Dagnosis
3. INFORMASI TENTANG OBAT Alergi terhadap obat, efek obat yang tidak dikehendaki (termasuk nama obat dan reaksi yang terjadi), Obat-obat yang diresepkan, Bagaimana obat tersebut diresepkan, Bagaimana pasien menggunakan obatnya, Efektivitas dan efek samping obat-obat yang digunakan, Obat-obat tanpa resep, vitamin-vitamin, dan terapi alternatif yang digunakan, Obat-obat dengan dan tanpa resep yang pernah digunakan (yang telah dihentikan penggunaannya dalam 6 bulan terakhir).
Informasi tersebut, disusun, dianalisis, dan diintegrasikan untuk keperluan: Penentuan apakah terapi obat telah rasional (sesuai, efektif, aman, dan menyenangkan pasien), Identifikasi problema terapi obat yang mengganggu tujuan terapi, Identifikasi problema potensial dalam terapi obat pada pasien.
5 KUNCI KEBUTUHAN PASIEN AKAN OBAT
Kebutuhan pasien tentang obat dapat menimbulkan problema bila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi. Kerasionalan pemberian obat pada pasien dapat dicapai dengan memenuhi segala kebutuhan pasien tentang obat tersebut. Bila kebutuhan pasien tentang obat tidak dipenuhi maka problema terapi obat pada pasien akan timbul.
Problema terapi obat dikategorikan menjadi 8 tipe utama: 1.Indikasi yang tidak diberi terapi. Memerlukan terapi obat untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya. 2. Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau toksis. 3. Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu kecil. 4. Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.
5. Pasien tidak memperoleh obat. tidak meminum atau tidak menerima obat. 6. Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). memperoleh suatu kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki. 7. Interaksi obat. -Obat obat; -Obat makanan -Obat minuman -Obat penyakit -Obat bahan dari lingkungan. 8. Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. memperoleh obat tetapi tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut.
Berbagai Penyebab Problema Terapi Obat Problema Terapi Obat (PTO) Terapi obat yang tidak diperlukan Penyebab PTO. Tidak ada indikasi medis. Obat yang adiktif/ obat rekreasional. Terapi non obat lebih sesuai. Terapi duplikasi. Terapi terhadap ADR yang dpt dihindari Pemilihan obat yang tidak tepat. Sediaan obat yang tidak sesuai. Adanya kontraindikasi. Kondisi refraktori thd obat. Obat tidak diindikasikan utk kondisi tertentu pasien. Adanya obat yang lebih efektif
Problema terapi obat (PTO) Dosis subterapi Penyebab PTO. Dosis keliru. Frekuensi pemakaian yang tidak tepat. Lama pemakaian yang tidak tepat. Penyimpanan tidak benar.cara/rute penggunaan yang tidak benar Interaksi obat. Interaksi obat-obat. Interaksi obat-makanan. Interaksi obat-minuman. Interaksi obat-nutrisi. Interaksi obat-penyakit. Interaksi obat-bahan dari lingkungan
Problema terapi obat (PTO) Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD) (Adverse drug reaction (ADR) Penyebab PTO. Obat tidak aman untuk pasien. Reaksi alergi. Pemakaian tidak benar. Kenaikan/penurunan dosis terlalu cepat. Efek tidak dikehendaki Dosis terlalu besar. Dosis keliru. Frekuensi pemakaian tidak tepat. Lama pemakaian tidak tepat
Problema terapi obat (PTO) Komplians tidak terpenuhi Penyebab PTO. Produk obat tidak tersedia. Tidak mampu menebus obat. Tidak dpt menelan/memakai obat. Tidak mengerti aturan pemakaian. Pasien memilih tidak memakai obat Memerlukan tambahan terapi obat. Kondisi pasien yang belum ditangani. Terapi sinergistik. Terapi profilaktik
Problema Terapi Obat Aktual Problema yang telah terjadi dan problema itu harus diupayakan untuk dibenahi. Contoh: Seorang pasien diketahui pernah mendapat reaksi hipersensitivitas terhadap amoksisilin. Kemudian mendapat amoksisilin dengan resep dokter
Problema terapi obat potensial Problema yang sangat mungkin dapat terjadi dan pasien yang mendapat terapi itu mempunyai risiko untuk memperoleh problema terkait bila intervensi tidak dilakukan. Contoh: Penggunaan INH akan menyebabkan neuritis perifer. Bila ada intervensi dengan penambahan Vitamin B6 problema dapat diatasi
Contoh Problema Terapi Obat Pemakaian bersama ciprofloxacin dan sucralfat: jumlah ciprofloxacin yang diabsorpsi dari saluran cerna jauh berkurang sehingga kegagalan terapi dapat terjadi. Menggunakan kontrasepsi oral dan obat lain yang menginduksi enzim pemetabolisme obat. Kehamilan dapat terjadi. Interaksi antara digoxin dan verapamil. Verapamil dapat meningkatkan kadar digoxin dalam darah sebesar 44%; karena verapamil menurunkan eksresi digoxin melewati saluran empedu. Penggunaan obat felodipine dan meminum jus jeruk, kadar felodipine dalam darah meningkat 3 kalinya. Menggunakan terfenadin dan meminum jus jenis jeruk 2 3 kali tiap minggunya, kematian, diakibatkan oleh toksisitas terfenadin
Obat diuretika dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetika, karena diuretika meningkatkan kadar gula darah. Obat diuretika dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, karenanya penggunaan obat untuk mengurangi kadar asam urat darah perlu dilakukan penyesuaian. Meninggalnya beberapa pasien yang memperoleh terapi dengan obat MAOI setelah pasien itu menghentikan pemakaian obat fluoxetin Direkomendasikan bahwa paling tidak perlu waktu 5 minggu antara penghentian fluoxetin dan inisiasi terapi dengan MAOI.
Contoh Kajian Rasionalitas Obat:
KRITERIA GYSSENS 2001 0 : penggunaan tepat /rasional I : timing tidak tepat IIA : tidak tepat dosis IIB : tidak tepat interval IIC : tidak tepat cara pemberian IIIA : pemberian yang terlalu lama IIIB : pemberian yang terlalu singkat IVA : ada antibiotika lain yang lebih efektif IVB : ada antibiotik lain yang kurang toksik IVC : ada antibiotik lain yang lebih murah IVD : ada antibiotik lain yang lebih spesifik V : penggunaan antibiotik tanpa ada indikasi VI : rekam medik tidak lengkap untuk dievaluasi
Golongan 0 : termasuk kategori rasional. Golongan I-V : termasuk kategori tidak rasional HASIL a. Rasional b. Tidak
Kesimpulan 1. Penggunaan obat menjadi rasional bila terapi obat memenuhi kebutuhan pasien tentang terapi obat itu. 2. Penggunaan obat menjadi rasional bila pasien tidak mendapat problema yang berhubungan dengan terapi obat tersebut. 3. Penggunaan obat secara rasional akan menghasilkan terapi dengan keuntungan maksimal dan resiko minimal bagi pasien. 4. Penggunaan obat secara rasional akan meningkatkan kualitas hidup pasien. 5. Tenaga kesehatan harus secara terus menerus mengusahakan peningkatan positive outcome bagi pasien.
TERIMAKASIH